Anda di halaman 1dari 1

Hari Bahagia buat Si Koruptor

Koruptor akan berpesta pora, bagaimana tidak jika revisi tentang RUU Tipikor benar – benar di sahkan
oleh DPR. Hal ini di karenakan ada beberapa poin yang akan membuat semakin langgengnya kasus
korupsi yang ada di negeri ini. Hal tersebut terjadi karena DPR secara diam – diam akan merevisi UU No
30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Salah satu poin yang akan membuat koruptor tersenyum lebar adalah menghilangnya hukuman mati bagi
para koruptor seperti yang tercantum dalam pasal 2 ayat (2) UU No 31/1999. Jika hal ini terjadi maka
korupsi akan semakin merajalela karena para koruptor tersebut akan semakin berani atau terang –
terangan mengambil uang rakyat. Apalagi jika institusi dan penegak hukum negara kita masih belum
kebal virus suap. Apalagi ditambah dengan hilangnya hukuman minimal serta, menurunnya ancaman
hukuman minimal satu tahun, padahal sebelumnya antara satu sampai empat tahun sesuai dengan tindak
kejahatan yang di lakukan. Jika hal ini dilaksanakan, harus sampai kapan lagi Indonesia terbebas dari
korupsi…???

Sebagai wakil rakyat yang bijak, tentunya anggota DPR kita tahu akan kelemahan / akibat yang akan di
timbulkan jika poin – poin tersebut di hilangkan. Tidak adanya transparansi membuat banyak pihak
menanyakan landasan mengapa DPR merevisi UU tersebut. (Indonesian Corruption Watch (ICW)
melaporkan sampai saat ini, bahwa KPK sudah memproses 42 anggota DPR yang tersangkut delapan
kasus korupsi. Jika kedelapan kasus ini diproses hingga tuntas, ICW memperkirakan ada lebih dari 100
anggota DPR terjerat). Jika laporan itu memang benar, maka ada ketidakberesan dalam internal DPR.
Apakah anggota DPR takut dengan adanya lembaga pimpinan Busyro Muqoddas tersebut..???

Hal itu bukan tidak beralasan karena DPR juga akan menghapus beberapa kewenangan yang dimiliki
KPK dalam memberantas korupsi, seperti kewenangan penuntutan dan kewenangan penyadapan. Bukan
hanya itu saja, keanehan juga terjadi pada Prolegnas (Program Legislasi Nasional) 2011, RUU KPK itu
tiba – tiba terdaftar di nomor empat yang seharusnya berada di nomor urut 79. Ini menandakan bahwa
DPR memiliki upaya tersembunyi dalam membubarkan KPK secara perlahan, salah satunya melalui cara
menghapus beberapa kewenangan KPK tersebut.

Jika nantinya revisi UU Tipikor tersebut memang benar – benar disahkan, maka lagi – lagi kita
memperparah penyakit bangsa ini, berikut juga mempersubur lahan korupsi para tikus – tikus berdasi di
negeri ini. Yang tentunya akan disambut suka – cita oleh koruptor – koruptor negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai