Anda di halaman 1dari 47

KAJIAN MANAJEMEN BUKÊT KOFFEE + JAZZ

Disusun oleh :

Aida Astuti Cahyaningwidi Rahayu Sutopo 26020210120044

Septi Nur Fajarin 26020210110046

Muhammad Chusnul Marom 26020210120047

Yusuf Jati Wijaya 26020210110048

Vera Chandra Puspitasari 26020210120050

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011
PENGESAHAN

Judul Paper : Kajian Manajemen Bukêt Koffee + Jazz

Nama Mahasiswa (NIM) : Aida Astuti Cahyaningwidi Rahayu Sutopo (26020210120044)

Septi Nur Fajarin (26020210110046)

Muhammad Chusnul Marom (26020210120047)

Yusuf Jati Wijaya (26020210110048)

Vera Chandra Puspitasari (26020210120050)

Mengesahkan :

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc

NIP. 196104131988031002
KATA PENGANTAR

Puji syukur selayaknya kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena hanya

oleh berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan dasar-dasar manajemen.

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-

dasar manajemen. Adapun penulis memilih tema ini dengan tujuan untuk memahami lebih

dalam mengenai manajemen pada perusahaan kecil menengah.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunanlaporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini

masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun dari segi penyajian. Namun penulis

berharap laporan ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi pembaca.

Semarang, 3 Mei 2011

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 1

1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................ 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN.................................................................................3

2.2 DEFINISI MANAJEMEN ......................................................................................... 3

2.3 SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN ...................................................... 4

2.4 PERKEMBANGAN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU ...........................................7

2.5 PENTINGNYA MANAJEMEN ................................................................................18

2.6 MANAJEMEN DAN MANAJER .............................................................................18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 PEMILIHAN SUBJEK .............................................................................................. 25

3.2 DESAIN DAN PENDEKATAN PENELITIAN ....................................................... 25

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA ........................................................................25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PENGENALAN BUKÊT KOFFEE + JAZZ ............................................................. 26

4.2 KEGIATAN MANAJEMEN ..................................................................................... 26

4.3 PERTANGGUNGJAWABAN DAN LAPORAN MANAJEMEN .......................... 27


4.4 RAPAT MANAJEMEN DAN FUNGSINYA ........................................................... 28

BAB V. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN ..........................................................................................................29

5.2 SARAN ...................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa

adanya manajemen diri yang baik, kehidupan yang selaras dan tercapainya tujuan akan

sulit tercapai. Demikian pula dengan kehidupan sebuah organisasi dan badan usaha.

Tanpa manajemen yang baik, menyelaraskan isi kepala yang ada di dalam organisasi

atau badan usaha tersebut akan sangat sulit dan tercapainya tujuan dari organisasi atau

badan usaha tersebut pun nyaris mustahil.

Kafe merupakan salah satu bagian dari gaya hidup mahasiswa Universitas

Diponegoro dewasa ini, namun manajemennya jarang diketahui oleh para

pengunjungnya. Mahasiswa pada umumnya hanya mengenal manajemen unit kegiatan

kemahasiswaan di universitas. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengetahui bagaimana manajemen dari sebuah kafe di daerah Tembalang, bernama

Bukêt Koffee + Jazz.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu Bukêt Koffee + Jazz?


1.2.2 Bagaimana struktur dan fungsi bagian manajemen Bukêt Koffee + Jazz?

1.2.3 Apa kegiatan manajemen Bukêt Koffee + Jazz?

1.2.4 Bagaimana alur pertanggungjawaban manajemen Bukêt Koffee + Jazz?

1.2.5 Bagaimana jadwal serta fungsi rapat manajemen Bukêt Koffee + Jazz?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengenal Bukêt Koffee + Jazz secara umum.

1.3.2 Mengetahui struktur dan fungsi bagian manajemen Bukêt Koffee + Jazz.

1.3.3 Mengetahui kegiatan manajemen Bukêt Koffee + Jazz.

1.3.4 Mengetahui alur pertanggungjawaban manajemen Bukêt Koffee + Jazz.

1.3.5 Mengetahui jadwal serta fungsi rapat manajemen Bukêt Koffee + Jazz.
BAB I I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen

Ditinjau dari asal usul kata atau secara etimologi managemen berasal dari bahasa

latin yaitu : ”manmanua" yang artinya menunggang kuda. Dalam bahasa inggris

manajemen berasal dari kata dasarnya yaitu “to manage" yang artinya mengatur,

mengelolah, mengurus. Dan kata lain ini menjadi “management" yaitu : pengelolaan,

pengendalian dan penatalaksanaan.

Dalam bahasa indonesia manajemen adalah ketatalaksanaan dan pengelolaan.

Ketatalaksanaan adalah manajemen yang bersifat menata, mengatur pelaksanaan,

melaksanakan keputusan. Pengelolaan adalah manajemen dari pada sumber daya

misalnya pengelolaan personil, pengelolaan keuangan, pengelolaan material.

2.2 Definisi Manajemen

Menurut definisi para ahli manjemen mengemukakan pendapat yang berbeda-

beda satu sama lainnya :

2.2.1 Harold Koontz dan Cyrill Donnel mengemukakan “management is involves

getting thing done through and with people".


2.2.2 Mary Parker Follett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain . Ini mengandung arti bahwa para

manajer mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan-pengaturan orang lain

untuk melaksanakan berbagai pekerjaan. Dengan kata lain tidak melaksanakan

sendiri.

2.2.3 George Terry mengemukakan “management is the accomplishing of predetermined

odjectives through the effors of other people”. Management is distined process

consisting of planning, organizing, actuating and controlling. Jadi manajemen

adalah kegiatan yang berkaitan dengan beroleh hasil melalui dan dengan bantuan

orang lain. Kegiatan ini dimulai dengan, perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan.

2.2.4 Jhon F. Mee mengemukakan manajemen adalah seni, kemahiran, kelihaian, untuk

mencapai hasil.

Dari definisi tersebut diatas dapatlah dikatakan bahwa manajemen adalah membahas

tentang bagaimana orang/ manajer mengelolah sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya dalam organisasi sehingga tujuan organisasi akan tercapai.

2.3 Sejarah Perkembangan Manajemen

2.3.1 Manajemen Tradisional

Manajemen bertumbuh seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan

peradaban manusia. Kegiatan manajemen sudah ada sejak suatu usaha dikerjakan
oleh lebih dari satu orang, namun sifatnya masih sangat konvensional, dan bekerja

menurut tradisi ³ begitu ayah bekerja begitu pula aku akan bekerja (manajemen

serba tradisi) .

Pertumbuhan dan perkembangan manusia mempengaruhi perkembangan

manajemen yang tadinya dilaksanakan secara sederhana dan seba tradisi lama

±kelamaan makin maju seiring dengan kemajuan pola piker manusia yang setiap

aat memutar otaknya sehingga mencapai kemajuan dan makin berkembang sejalan

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan akhirnya manajemen diakui sebagai ilmu.

Revolusi industry pada abad ke-18 mempengaruhi cara pengelolahan perusahaan

dimana manajemen konvensional yang serba tradisi diganti dengan manajemen

sistematis.

2.3.2 Manajemen Sebagai Ilmu

Manajemen sebagai ilmu adalah manajemen yang berisi ilmu dan

dilaksanakan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan metode keilmuan.

Manajemen sebagai ilmu berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang -

orang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Mangapa manajemen dikatakan

sebagai ilmu? Karena telah memahami unsur-unsur suatu ilmu yaitu mempunyai

obyek kajian, sistematis, memiliki metode kerja, dan universal. Adapun yang

menjadi objek kajian utama dari manajemen adalah kerjasama kelompok

(teamwork).

Tokoh perintis manajemen sebagai ilmu yaitu :


2.3.2.1 Robert Owen (1771-1858)

Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa

pabrik permintalan kapas di New Lanark Scotlandia, menekankan

pentingnya unsur manusia dalam produksi, dia membuat perbaikan-

perbaikan dalam kondisi kerja sepertibpengurangan hari kerja standar,

pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun

perumahan yg lebih baik bagi karyawan dan menjual barang-barang dengan

murah, dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah

yang akan menaikan produksi dan keuntungan dan investasi yang paling

menguntungkan adalah karyawan.

2.3.2.2 Charles Babbage (1792-1871)

Charles Babbage, seorang professor matematika dari inggris, ia adalah

penganjur pertama prinsip pembagian kerja sesuai dengan keahlian. Charles

Babbage sebagai peletak dasar manajemen ilmiah. Pada tahun 1832 ia

menulis buku yang berjudul : The Economic Of Machinary Of Manufacture.

Ia mengadakan time observasion, yaitu menyelidiki berapa kali dalam

jangkah waktu tertentu setiap operasi berulang. Titik berat perhatian adalah

efesiensi para pekerja dan efesiensi dalam proses produksi. Saying teorinity

dan mendapat sambutan dari orang-orang masa itu. Baru ¾ abad kemudian

muncul seorang yang melanjutkan usaha Charles Babbage yang kini

suaranya mendapat perhatian umum yaitu Fredrick Winslow Taylor.


2.3.2.2 Fredrick W Taylor (1856-1915)

Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Fredrick Winslow

Taylor sekitar tahun 1900-an.Karena karya tersebut,Taylor disebut sebagai

“bapak manajemen ilmiah". Penganjur pertama dengan serba system

2.3.2.3 Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol dilahirkan di Perancis pada tahun 1841. Bukunya yang

terkenal adalah Administration Industrielle at Generale yang di

terjemahkan dalam bahasa inggris yaitu General and Industrial

Management.

2.4 Perkembangan Manajemen Sebagai Ilmu

Ada tiga aliran yang sangat terkenal dalam perkembangan manajemen sebagai ilmu.

Aliran Klasik ( Teori Manajemen Klasik ) 1903-1906 yang dikenal dengan

pendekatan ekonomi yang dipelopori oleh Fredrick Winslow Taylor, Henry Fayol

dan Max Webber.

Aliran Neoklasik ( pendekatan Kemanusiaan ) 1924 yang di pelopori oleh Elton

Mayo.

Aliran Modern
2.4.1 Aliran Klasik

2.4.1.1 Aliran Klasik oleh Frederick Winslow Taylor

Aliran klasik dipelopori oleh Fredrick Winslow Taylor ( 1865-1915)

di Amerika Serikat. Taylor adalah seorang insinyur yang bekerja pada

perusahaan baja, sebagai kelompok pekerja. Taylor melakukan studi atau

penelitian mengenai efesiensi manusia pekerja dan mesin-mesin dengan

melakukan penelitian tentang gerak dan waktu ( Time and Motion Study ).

Jadi tekanan ajarannya adalah pada efesiensi dan produktifitas.

Menurutnya pekerja yang produktif harus dibayar lebih tinggi dari orang

lain. Pekerja yang melebihi standar sebelumnya akan digaji lebih tinggi.

Pemberian upah / gaji didasarkan pada sistem upah deferensial. Hasil

penelitiannya dimuat dalam buku yang sangat terkenal yaitu The Principle

of Scientific Management yang diterbitkan pada tahun 1911.

2.4.1.2 Aliran Klasik oleh Henry Fayol

Henry Fayol adalah seorang insinyur yang semasa hidupnya

pernah menjabat direktur perusahaan tambang logam di Prancis. Ia

dilahirkan pada tahun 1814 dan memperoleh gelar insinyur pertambangan

pada tahun 1861. Semula ia sebagai pekerja biasa tetapi oleh kecakapannya
maka pada tahun 1888 ia diangkat menjadi presiden direktur perusahaan

tersebut. Sebagai seorang presiden direktur diperhadapkan pada masalah

besar yaitu bagaimana mengatasi perusahaan yang di ambang kebangkrutan.

Ia melakukan penelitian tentang penyelenggaraan administrasi / manajemen

di perusahaan tersebut. Fayol berpendapat bahwa usaha industry dapat

dibagi dalam 6 golongan :

1. Teknis ( produksi )

2. Komersial ( penjualan, pembelian, penukaran )

3. Keuangan ( Mengusahakan adanya modal dan menggunakan modal

sebaik-baiknya ).

4. Jaminan ( proteksi terhadap milik dan tenaga manusia )

5. Akuntansi

6. Manajemen ( perencanaan, pengorganisasian, komanding / memimpin,

koordinasi dan pengawasan.

Hasil penelitian dan pengalaman dalam memimpin perusahaan

dimuat dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et

Generale (General and Industrial Management) yang ditulis pada tahun

1916. Fayol yang pertama-tama menyelidiki perilaku manajerial dan yang

membuat pertama kali menjadi sebuah sistem. Jadi tekanan/fokus ajarannya

adalah pada manusia/pekerja sebagai bagian mekanis organisasi. Fayol

mengemukakan kualitas yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Fayol

menyebutnya sifat-sifat sebagai berikut:

1. Sehat jasmani dan giat

2. Sehat rohani (cakap belajar, mengerti, menimbang dan menyesuaikan

diri)
3. Moral (tegas, bertanggung jawab, inisatif, jujur, setia dan bermartabat)

4. Erudisi (latar belakang pendidikan yang luas baik yang mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan fungsinya maupun yang diluar fungsinya ).

5. Pengalaman yang luas dalam dibidang usaha industri.

Selanjutnya Fayol mengemukakan prinsip-prinsip umum

administrasi/manajemen. Ada 14 prinsip yaitu :

1. Pembagian kerja

2. Wewenang dan tanggung jawab ( kekuasaan dan tanggung jawab )

3. Disiplin.

4. Kesatuan perintah ( komando )

5. Kesatuan tujuan

6. Kepentingan individu harus tunduk kepada kepentingan umum

7. Keadilan (adil dalam pembayaran upah dan gaji )

8. Sentralisasi ( sentralisasi kekuasaan )

9. Hirarhi ( jabatan yang tertinggi turun kebawah )

10. Tata tertib ( penempatan sesuai tempatnya )

11. Keadilan dari pada manajemen memperlakukan bawahan.

12. Stabilitas jabatan ( dalam kepegawaian )

13. Prakarsa / inisiatif dalam melaksanakan pekerjaan.

14. Esprit de Corps (jiwa bersatu dan kesetiakawanan dalam suatu

perusahaan)
2.4.1.3 Aliran Klasik oleh Max Weber

Max Webber adalah orang yang terkenal sebagai penganjur teori

birokrasi dalam suatu organisasi. Karyanya adalah “ Bureaucrcy “ (1911)

sebagai suatu organisasi yang efisien. Max Webber adalah seorang sosiolog

ia menulis tentang pentingnya suatu organisasi yang efisiensi dengan nama

birokrasi. Adapun pokok-pokok pikiran yang menjadi permasalahan

menurut Webber adalah :

1. Masalah birokrasi dan efisiensi

2. Masalah birokrasi dan demokrasi,

3. Masalah birokrasi dan kekuasaan

4. Masalah kewenangan hirarhis dan kewenangan teknis

Hal-hal diatas menyebabkan birokrasi terkesan formal, lambat dan

berbelit-belit, kaku, dan kurang efisien. Namun demikian organisasi model

birokrasi telah diterapkan di banyak negara untuk organisasi skala besar.

Birokrasi dalam organisasi yang diatur rapih dimaksudkan agar supaya

tidak terjadi kekacauan karena orang yang melakukan tugas organisasi

secara sentral.

Keunggulan-keunggulan dari teori birokrasi yang dikemukakan oleh

Max Webber :

1. Administrasi yang di kelolah efiensi, jelas, dan pasti segala tindakannya

karena berdasarkan peraturan ( rule of law )

2. Segala tindakan dalam daministrasi birokrasi didekomentasikan.


3. Adanya kesatuan kebijaksanaan dalam administrasi yang bersumber dari

top eksekutif.

4. Cara bertindak yang rasional berdasarkan realita.

2.4.1.4 Kelebihan Teori Klasik

Kelebihan dari teori klasik yaitu sebagai berikut

1. Spesialisasi dan pembagian kerja

2. Efisiensi dan produktifitas

3. Pendidikan dan latihan penting

4. Sumbangan terbaru adalah munculnya otomatisasi dan penggunaan robot

dalam pekerjaan.

2.4.1.5 Kelemahan Teori Klasik

Kelemahan dari teori klasik adalah sebagai berikut:

1. Tingkat sentralisasi terlalu besar

2. Revolusi mental yaitu penekanan pada pencapaian tingkat produktifitas

yang tinggi mengakibatkan pemberhentian pekerja (membawa

konsekuensi negative terhadap karyawan/pekerja)

3. Manusia dianngap sebagai factor produksi belaka (sebagai robot)


4. Manusia itu rasional didorong oleh ingin memperoleh keuntungan

material tetapi mengabaiakan kebutuhan social dan psikologis pekerja.

5. Pekerja tingkat level bawah diasumsi sebagai pekerja kasar (budak)

6. Organisasi dipandang beda pada lingkungan yang stabil.

2.4.2 Aliran Neo-Klasik

Aliran Neoklasik dikenal dengan pendekatan kemanusiaan (Human

Relation Movement) yang dipelopori oleh Elton Mayo dan Robert Roethlistberger.

Fokus perhatiaannya adalah pada kondisi pekerja.

Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran klasik yang lebih

manekankan pada efisiensi dan produktifitas tenaga kerja dalam mencapai tujuan

dan mengabaikan kebutuhan social dan psikologis pekerja. Unsur manusiawi

diabaikan. Pada hal unsur manusia dalam organisasi perlu diperlakukan sebagai

manusia yang memiliki martabat, keinginan- keinginan dan harapan- harapan.

Ada tiga pendekatan dalam aliran Neoklasik yaitu pendekatan hubungan

kemanusiaan, pendekatan teoritis, pendekatan empiris/pengalaman. Pada

hakekatnya setiap orang itu berbeda, setiap orang mempunyai keunikan tersendiri

dengan keadaan, sikap, kepercayaan dan motivasi hidupnya. Manusia memiliki

keunikan yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Setiap orang

mempunyai harapan dan keinginan dalam hidupnya dan setiap keunikan dapat

dipenuhi lewat organisasi/perusahaan dimana dia bekerja. Pada hakekatnya

manusia mengalami kelemahan, merasa lelah perlu penghiburan dan penghargaan.


2.4.2.1 Teori X dan Y dari Dauglas McGregor

Menurut Mc Gregor dalam bukunya The Human Side the Enterprise

yaitu manusia digolongkan pada 2 tipe yaitu : tipe X dan Y. Manusia yang

tergolong sebagai tipe X adalah mereka yang menunjukan berbagai cirri

seperti :

1. Pada dasarnya manusia malas

2. Tidak suka menerima tanggung jawab

3. Memerlukan pengawasan terus-menerus

4. Cenderung mementingkan diri sendiri

Sebaliknya manusia yang tergolong tipe Y memiliki ciri-ciri yang

merupakan kebalikan tipe X seperti :

1. Pada dasarnya manusia rajin

2. Senang menerima tanggung jawab yang lebih besar

3. Tidak memerlukan terlalu banyak pengarahan dan dorongan karena yang

timbul dari dalam diri sendiri besar

4. Mementingkan kebersamaan dalam kehidupan organisasional.

Kalau seorang menerima klasifikasi manusia seperti diatas berarti

menerima pendapat yang mengatakan bahwa salah satu tugas terberat dari

seorang manajer adalah mengetahui bakat, kecenderungan berpikir dan

bertindak, keahlian dan potensi yang dimiliki oleh bawahannya.


2.4.2.2 Teori Hugo Mustenberg (Psychology and Industrial Efficiency)

Menurut Hugo orang berbeda satu Sama lain tapi dalam hal terentu mereka

akan sama yaitu secara psikologis. Orang akan bekerja Dengan senang hati

kalau ada manfaat yang diperlehnya dari pekerjaan tersebut. Supaya orang

Senang dalam bekerja maka hambatan psikologis seperti takut, tekanan

perasaan, dll. harus dihilangkan. Olehnya perlu menciptakan ketenangan

kerja, keharmonisan dan kepuasan.

2.4.2.3 Teori Chester Barnard (Balance Theory)

Organisasi adalah kerjasama kelompok untuk mencapai tujuan Bersama.

Organisasi bukan hanya mencari keuntungan semata tapi lebih luas lagi

yaitu memberi kepuasan dan kesejahteraan bagi seluruh anggota organisasi.

Dengan demikian seseorang tidakmerasa terpaksa bekerja karena tujuan

organisasi juga tujuan pribadinya. Situasi seperti ini tidak menimbulkan

konflik dalam organisasi melainkan terciptanya keseimbangan.

2.4.2.4 Teori Roethlisberger dan Dickson

Bila Chester Barnard melihat organisasi informal dari segi positif maka

Roethlisberger melihat segi negative yaitu : bahwa organisasi informal

dapat menyebabkan organisasi formal tak berfungsi sebab menciptakan

tindakan demontrasi, mogok, dsb.


2.4.2.5 Teori Argyris

Teori ini menyatakan bahwa manusia sejak kecil sampai dewasa

berkembang aktif dan bebas tapi organisasi formal membatasinya sehingga

timbul ketidakpuasan.

Baik pendekatan maupun segi teoritisnya secara empiris diteliti

oleh beberapa ahli diantaranya oleh Elton Mayo ahli dari Universitas

Pensylvania. Ia tertarik pada situasi yang dialami oleh perusahaan tekstil di

Philadelphia yang setting pekerjaannya pada bagian spinning 25 % pertahun

tyerjadi perpindahan pekerjaan. Dibagian lain 5-6 % perpindahan pertahun.

Elton Mayo berasumsi bahwa terjadi penyakit solitary (Kesendirian) pada

perusahaan tersebut. Karena tak adanya kontak/hubungan diantara para

Pekerja sehingga mereka tidak asing menghiraukan. Dampak situasi ini

terjadinya perpindahan.

Kesimpulan hasil riset yang dilakukan oleh Elton Mayo ialah

bahwa produktifitas kerja tidak hanya ditentukan oleh norma-norma

pimpinan tetapi oleh norma social dari kelompok organisasi formal dan

informal yang saling menunjang. Hipotesa Argylis bahwa semakin dewasa

manusia semakin ingin bebas. Tetapi organisasi menjadikannya pasif,

penurut dan tergantung. Inilah penyebabnya timbulnya organisasi informal


2.4.3 Aliran Modern

Teori modern memiliki beberapa karakteriastik yakni :

2.4.3.1 Titik pandang sistem

Memandang organisasi dan manajemen sebagai suatu system yang terdiri

dari input 5 proses 5 output 5 feedback dan lingkungan

2.4.3.2 Dinamis

Kalau teori klasik melihat struktur secara statis maka teori modern

menekankan pada proses interaksi yang terjadi dalam struktur organisasi

secara dinamis.

2.4.3.3 Multidimensi dan multilevel

Bahwa organisasi mempunyai efek yang synergistic yaitu kemauan suatu

organisasi bisa berbeda dengan kemauan organisasi secara keseluruhan.

Untuk hal demikian teori modern menyelesaikan dengan melakukan

integrasi organisasi.

2.4.3.4 Probabistik

Teori klasik memandang prinsip organisasi adalah pasti. Tapi teori modern

mengakui bahwa banyakvariable yang dapat diperkirakan menjadi

kepastian.

2.4.3.5 Multidisiplin

2.4.3.6 Multivariable
2.4.3.7 Deskriptif

2.4.3.8 Adaptif

Organisasi adalah sebagai suatu system yang adaptif karenanya

berkembang dalam penyesuaian dengan lingkungan.

2.5 Pentingnya Manajemen

Mengapa manajemen diperlukan atau dibutukan dalam suatu organisasi/perusahaan dan

siapa sebenarnya yang membutukan manajemen. Secara harfiah manajemen

memudahkan terwujudnya/tercapainya tujuan organisasi/perusahaan, karyawan. Dengan

manajemen daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen dapat di tingkat dengan

manajemen dapat dipastikan adanya maksud untuk mencapai tujuan dari

organisasi/kelompok yang bersangkutan.

2.6 Manajemen dan Manajer

2.6.1 Tingkatan Manajemen

2.6.1.1 Manajer Lini-Pertama

Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan

mengawasi tenaga-tenaga operasional, disebut manajemen lini/garis-


pertama (first-line atau first-level). Para manajer disebut kepala atau

( leader), mandor (foreman), dan penyelia (supervisors).

2.6.1.2 Manajer Menengah

Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu

organisasi. Para manajer menengah membawahi dan kadang-kadang juga

karyawan opeasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer

departemen, kepala pengawas (superindents), dsb.

2.6.1.3 Manajer Puncak

Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif.

Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen

organisasi. Sebutan khas bagi manajer puncak adalah direktur, presiden,

kepala devisi, wakil presiden senior.

2.6.1.4 Manajer Fungsional

Manajer fungsional mempunyai tanggung jawab hanya atas suatu

kegiatan organisasi,seperti produksi, pemasaran, keuangan,

kepegawaian,(personalia), atau akuntansi.


2.6.1.5 Manajer Umum

Manajer umum yaitu, mengatur, mengawasi, dan bertanggung jawab atas

satuan kerja keseluruhan atau devisi operasi yang mencakup semua atau

beberapa kegiatan-kegiatan fungsional satuan kerja.

2.6.2 Fungsi Manajemen

2.6.2.1 Fungsi Utama Manajemen

2.6.2.1.1 Manajemen Administratif

Manajemen administratif lebih berurusan dengan penetapan tujuan

dan kemudian perencanaan, penyusunan kepegawaian, dan

pengawasan kegiatan- kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai

tujuan.

2.6.2.1.2 Manajemen Operatif

Manajemen operatif lebih mencakup kegiatan memotivasi,

supervisi, dan komunikasi dengan para karyawan unutk

mengarahkan mereka mencapai hasil secara efektif.


2.6.2.2 Fungsi Manajemen

2.6.2.2.1 Perencanaan

Perencannan (planning), adalah pemilihan atau penetapan

tujuan-tujuan organisasi dan penentuan srategi , kebijaksanaan,

proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan

standar yang dibutukan untuk mencapai tujuan.

Dimulai oleh Frederick W. Taylor pada akhir tahun 1800- an,

ada kecenderungan untuk mengalihkan fungsi perencanaan dari

karyawan operasi ke para manajer. Pada dasarnya perencanaan

kreatif merupakan pekerjaan penentuan faktor-faktor, kekuatan,

pengaruh dan hubungan- hubungan dalam pencapain tujuan

yang telah ditetapkan. Sesuai dengan tingkatan manajemen,

dalam perencanaan ada tiga macam perencanaan :

- Perencanaan tingkat atas

- Perencanaan tingkat menengah

- Perencanaan tingkat bawah


2.6.2.2.2 Pengorganisasian

Pengorganisasian (organizing) adalah penentuan sumber daya-

sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutukan untuk

mencapai tujuan organisasi. Perancangan dan pengembangan

suatu organisasi atau kelompok kerja yang dapat membawa

hal -hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab

tertentu dan kemudian pendelegasian wewenang yang

diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas

-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana

pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang

mengelolah orang dan memberikan tugas, menjalankan tugas

misi. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk

mengembangkan (kemudian memimpin) tipe organisasi yang

sesuai dengan tujuan dan rencana yang ditetapkan.

2.6.2.2.3 Penyusunan Personalia

Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment),

latihan pengembangan,serta penempatan dan pemberian orientasi

para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungka dan

produktif . Fungsi ini ditempatkan pada satu bagian dengan fungsi

pengorganisasian untuk menekankan bahwa sebenarnya kedua

fungsi tersebut saling berkaitan erat pengorganisasian


merancang wadahnya, dan fungsi staffing memberi isinya´.

Staffing merupakan fungsi manajemen untuk menyeleksi,

menempatkan melatih (training) dan mengembangkan pegawai.

2.6.2.2.4 Pengarahan

Sesuai rencana yang dibuat, organisasi di bentuk dan disusun

personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan

untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi

pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat

atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang

diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan

kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan -kegiatan

kepemimpinan, motivasi, dan disiplin. Fungsi leading sering

disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading,

directing, motivating, actuating atau lainya. Pengarahan

merupakan manajemen untuk menyeleksi, dan memberikan

perintah.

2.6.2.2.5 Pengawasan

Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara

dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah ditetapkan.

Hal ini dapat positif ataupun negatif. Pengawasan positif

mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai


dengan efisien dan afektif. Pengawasan negatif mencoba untuk

menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau

dibutukan tidak terjadi atau terjadi kembali.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur,

yaitu

- Penetapan standar pelaksanaan

- Penentuan ukuran -ukuran pelaksana

- Penentuan pelaksanaan nyata dan membandingkannya

dengan standar yang telah ditetapkan

- Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila

pelaksanaan menyimpang dari standar


BAB III

M E TO D O L O G I P E N E L I T I A N

3.1 Pemilihan Subjek

1. Populasi : Kafe

2. Sampel : Bukêt Koffee + Jazz

3. Teknik : Wawancara

3.2 Desain dan Pendekatan Penelitian

1. Waktu Penelitian : April 2011

2. Alat dan Bahan Penelitian : a. Buku

b. Internet

c. Komputer

d. Kamera digital

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penulis melakukan wawancara terhadap pendiri dan manager in charge Bukêt

Koffee + Jazz serta mengobservasi langsung kegiatan Bukêt Koffee + Jazz.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengenalan Mengenai Bukêt Koffee + Jazz

Bukêt Koffee + Jazz ini pada awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi

sang pendiri. Sang pendiri memiliki hobi minum kopi dan senang nongkrong. Ide sang

pendiri pada mulanya hanya bagaimana memenuhi kesenangan sambil meraih

keuntungan. Dengan membuat Bukêt Koffee + Jazz sang pendiri bisa tetap nongkrong,

bisa minum kopi ramai-ramai, dan sang pendiri “dibayar” untuk itu.

Konsep kafe ini untuk mengakomodasi orang-orang yang suka kopi sekaligus

musik jazz. Konsep ini disesuaikan dengan pemenuhan kebutuhan sang pendiri yang

seorang penikmat dan pemain musik jazz.

4.2 Kegiatan Manajemen

Bukêt Koffee + Jazz mengadakan rapat reguler setiap dua minggu sekali. Rapat

awal bulan membahas segala hal yang terjadi di bulan sebelumnya sementara rapat

tengah bulan mengevaluasi jalannya operasional bulan itu. Dalam rapat ini dibahas hasil

yang telah diperoleh, kendala-kendala operasional, efektifitas kerja, training yang sedang

berlangsung, serta rencana selanjutnya. Dalam rapat yang dilibatkan hanya manager in

charge yang harus memberi laporan pertanggungjawaban.


Acara yang ada di Bukêt Koffee + Jazz secara umum dapat dibagi menjadi dua

bagian besar yaitu acara regular dan acara insidentil. Acara reguler itu waktunya sudah

pasti dan diadakan secara rutin setiap bulan. Acara-acara reguler dibuat oleh program

director (PD) dari manajemen pusat. Contoh acara reguler yaitu Jazz Sore-Sore, Nonton

Film Bareng, Senin Bercerita, dan Bukêt for Us.

4.3 Pertanggungjawaban dan Laporan Manajemen

4.3.1 Mas dan Mba Kopi kepada Manager in Charge

Buket memiliki acara briefing reguler, biasanya sebulan dua kali. Dalam acara itu

diadakan review operasional, mencakup kendala operasional dan laporan jumlah

cup, atau jumlah gelas minuman yang terjual. Kalau ada hal dari rapat dengan

manajemen pusat yang perlu disampaikan ke Mas dan Mba Kopi, maka

disampaikan juga dalam briefing reguler tersebut.

4.3.2 Penanggung Jawab Acara kepada Manager in Charge

Penanggung Jawab Acara Bertugas memastikan publikasi acara berjalan lancar

dan membuat selebaran atau menulis di papan pengumuman. Penanggung jawab

acara harus menyiapkan tempat dan peralatan, seperti mengatur susunan kursi,

memilih film, dan menyiapkan proyektor saat Nonton Bareng. Manager in charge

hanya mengontrol jalannya acara.


4.3.3 Manager in Charge kepada manajemen pusat

Manager in charge memberikan laporan lisan dan tertulis kepada manajemen pusat

sesuai dengan bagiannya masing-masing, misalnya pengeluaran dan pemasukan

dari Bukêt dilaporkan kepada bagian accounting.

4.4 Rapat Manajemen dan Fungsinya

Buket mengadakan rapat reguler setiap dua minggu sekali. Rapat awal bulan membahas

segala hal yang terjadi di bulan sebelumnya sementara rapat tengah bulan mengevaluasi

jalannya operasional bulan itu. Dalam rapat ini dibahas hasil yang telah diperoleh,

kendala-kendala operasional, efektifitas kerja, training yang sedang berlangsung, serta

rencana selanjutnya. Dalam rapat yang dilibatkan hanya manager in charge yang harus

memberi laporan pertanggungjawaban.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Manajemen adalah seni, kemahiran, kelihaian, untuk mencapai sebuah hasil.

2. Manajemen adalah kegiatan yang berkaitan dengan memperoleh hasil melalui dan

dengan bantuan orang lain.

3. Kegiatan manajemen dimulai dengan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

dan pengawasan.

4. Sebuah rapat dalam suatu organisasi dibutuhkan untuk memberikan pengarahan untuk

mengevaluasi rencana kerja dan mendapatkan hasil yang maksimal.

5.2 Saran

1. Pewawancara hendaknya lebih sopan dan ramah dalam melakukan wawancara agar

suasana saat wawancara nyaman.

2. Manajemen harus dapat mengakomodir kebutuhan pasar dan kebutuhan pemilik.

3. Dalam sebuah manajemen hendaknya pembagian dan penjabaran tugas jelas.

4. Manager perantara antara karyawan dengan manajemen pusat hendaknya dapat

menjadi perantara yang mampu mempertemukan keinginan kedua belah pihak.


DAFTAR PUSTAKA

Baron, Robert A., Dan Gerald Greenberg. Behavior In Organizations: Understanding and

Managing The Human Side of Work. 3th Ed. Boston: Allyn And Bacon, Inc. 1990.

Brown, Warren B. Organization Theory and Management: Toronto: John Wiley & Sons,

Inc., 1982

Flippo, Edwin B. Personnel Management. 6th Ed. Singapore: Mcgraw-Hill, Inc., 1984.

Stoner, James A.F., dan R. Edward Freeman. Management. 4th Ed. Englewood Cliffs:

Prentice Hall International, Inc., 1989.


L

N
LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Pendiri Bukêt Koffee + Jazz

Pendiri Bukêt Koffee + Jazz bernama Gatot Hendraputra, akan diwakili oleh huruf G.

Sementara pewawancara akan diwakili oleh huruf M.

M : Selamat malam, Mas Gatot.

G : Selamat malam.

M : Kami mendapat informasi dari karyawan Bukêt Koffee + Jazz bahwa Mas adalah

pendiri sekaligus pemilik dari Bukêt Koffee + Jazz ini. Untuk itu ada beberapa hal

yang ini kami tanyakan kepada Mas.

G : Ya, silahkan. Pegawai kami tolong jangan disebut karyawan, tolong sebut saja Mas

dan Mba Kopi.

M : Bagaimana awal mula sampai Bukêt Koffee + Jazz ini dapat berdiri?

G : Kafe ini pada awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi saya. Saya senang

minum kopi dan saya senang nongkrong. Dulu yang ada di pikiran saya adalah

bagaimana memenuhi kesenangan saya sambil meraih keuntungan. Dengan membuat

kafe seperti ini, saya bisa tetap nongkrong, bisa minum kopi ramai-ramai, dan saya

“dibayar” untuk itu.

M : Bagaimana konsep dari Bukêt Koffee + Jazz ini?

G : Cukup jelas dari namanya, Bukêt Koffee + Jazz. Kafe ini mengakomodasi orang-

orang yang suka kopi dan musik jazz. Sekali lagi, ini merupakan pemenuhan

kebutuhan saya. Saya adalah seorang penikmat dan pemain musik jazz.
M : Bagaimana dengan manajemen dari Bukêt Koffee + Jazz ini?

G : Karena awalnya kafe ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan saya, maka segala

aturan dan ukuran di sini sangat subjektif. Istilahnya, apa yang saya senangi, apa yang

saya butuhkan, itulah yang saya terapkan di sini. Bukêt sendiri merupakan bagian dari

usaha yang saya lakukan, jadi manajemen Bukêt ada di bawah manajemen perusahaan

itu. Dari manajemen pusat, kami membantu dalam bidang promosi, riset, quality

control, dan accounting. Sementara untuk operasional sehari-hari di sini, diserahkan

kepada seorang manager in charge.

M : Apakah tidak ada pembagian tugas di dalam manajemen internal Bukêt?

G : Oh, ada. Sub bagian di dalam manajemen Bukêt yaitu stocker, penanggung jawab

acara, dan perawatan. Stocker biasanya bergantian, tapi mengenai jadwal nanti dapat

ditanyakan kepada manager in charge. Penanggung jawab acara dipegang oleh satu

orang, dan bertanggungjawab terhadap acara-acara yang diadakan di Bukêt, baik acara

rutin maupun acara insidental. Perawatan dilakukan oleh semua Mas dan Mbak Kopi,

dengan penanggung jawab bergilir.

M : Bagaimana sistem perekrutan Mas dan Mbak Kopi di Bukêt Koffee + Jazz?

G : Kami biasanya pasang pengumuman, nanti para pendaftar akan diseleksi oleh

manager in charge, lalu pendaftar yang lolos seleksi awal akan mengikuti training,

setelah itu ia akan mengikuti trial. Saat masa percobaan ini, calon Mas dan Mba Kopi

sudah mendapatkan hak sebagai Mas dan Mbak Kopi tapi masih di bawah

pengawasan penuh trainer-nya.

M : Seleksi seperti apa yang harus dilalui calon Mas dan Mba Kopi sebelum bisa

mengikuti training?
G : Wah, kalau itu tanggung jawab dari manager in charge. Manajemen pusat

memberikan kewenangan penuh kepada dia.

M : Jadi manajemen pusat tidak ikut campur dalam perekrutan Mas dan Mba Kopi?

G : Ya, bisa dibilang begitu. Semua Mas dan Mba Kopi di sini kan harus kerja dalam tim

dan tim itu di bawah kendali manager in charge, jadi calon Mas dan Mba Kopi ini

harus cocok dengan manager in charge.

M : Apa manajemen Bukêt memiliki rapat rutin? Apa saja yang biasanya menjadi agenda

rapat?

G : Ya, kami mengadakan rapat reguler setiap dua minggu sekali. Rapat awal bulan

membahas segala hal yang terjadi di bulan sebelumnya sementara rapat tengah bulan

mengevaluasi jalannya operasional bulan itu. Dalam rapat ini dibahas hasil yang telah

diperoleh, kendala-kendala operasional, efektifitas kerja, training yang sedang

berlangsung, serta rencana selanjutnya. Dalam rapat yang dilibatkan hanya manager

in charge yang harus memberi laporan pertanggungjawaban.

M : Bagaimana bentuk dan alur pertanggungjawaban manager in charge?

G : Manager in charge memberikan laporan lisan dan tertulis kepada manajemen pusat

sesuai dengan bagiannya masing-masing, misalnya pengeluaran dan pemasukan dari

Bukêt dilaporkan kepada bagian accounting.

M : Bagaimana manajemen operasional sehari-hari di Bukêt?

G : Sebaiknya kalau itu langsung ditanyakan kepada manager in charge saja, bagian saya

sudah selesai (tertawa). Manager in charge kami bernama Hari Rudianto. Kalian

setelah ini bisa ganti wawancara dia.


M : Oh ya Mas... Terima kasih banyak untuk wawancaranya, nanti kalau ada lagi yang

harus kami tanyakan kepada Mas, boleh kami bertemu lagi dengan Mas?

G : Boleh, boleh sekali. Saya senang bisa membantu, saya juga pernah jadi mahasiswa

dulu soalnya (tertawa lagi). Hubungi nomor saya saja, boleh diminta sama Mas Hari

nanti.

M : Selamat malam, Mas.

G : Selamat malam.
LAMPIRAN 2 Wawancara dengan Manager In Charge Bukêt Koffee + Jazz

Manager in charge Bukêt bernama Hari Rudianto, diwakili oleh huruf H. Pewawancara

diwakili oleh huruf M.

M : Selamat malam, Mas Hari.

H : Selamat malam.

M : Mas, kami mendapat tugas untuk menganalisis manajemen suatu organisasi, badan

usaha, atau instansi, dan kami memilih Bukêt Koffee + Jazz ini. Tadi kami sempat

berbincang-bincang dengan Mas Gatot dan dapat gambaran umum mengenai

manajemen Kafe Bukêt. Tapi mengenai manajemen operasional Mas Gatot

menyarankan kami untuk berbicara dengan Mas Hari langsung sebagai manager in

charge Bukêt Koffee + Jazz. Boleh kami minta waktunya sebentar?

H : Oh, boleh, boleh. Apa yang bisa saya bantu?

M : Oke, pertama-tama, bisa dijelaskan tugas dan wewenang Mas sebagai manager in

charge?

H : Saya bertanggung jawab terhadap operasional Bukêt sehari-hari. Tugas saya

memastikan segala hal berjalan dengan baik. Saya yang mengetahui langsung

operasional sehari-hari dari Bukêt, kendala-kendala operasional, kinerja Mas dan Mba

Kopi, tanggapan customer terhadap Bukêt. Saya juga bertanggung jawab memastikan

ketersediaan stock bahan dan perawatan Bukêt ini.


M : Apakah perekrutan Mas Kopi dan Mba Kopi juga termasuk wewenang manager in

charge?

H : Ya, karena mereka merupakan bagian dari tim kerja saya jadi saya harus memastikan

bahwa mereka sesuai dengan tim yang telah ada dan konsep tim yang saya bentuk.

M : Apa saja tahapan dalam perekrutan Mas dan Mba Kopi?

H : Seleksi awalnya ialah semacam wawancara. Perlu diketahui tujuan dan motivasinya

melamar menjadi Mas dan Mba Kopi. Selain itu kami juga perlu mengetahui

kegiatannya di luar pekerjaan ini, itu juga jadi bahan pertimbangan. Setelah itu

penampilan. Kami bukan mencari yang cantik atau ganteng, tapi good looking, atau

enak dilihat.

M : Setelah lolos seleksi pertama itu?

H : Yang lolos akan mengikuti training selama delapan hari. Materi training hari pertama

eksplorasi tempat kerja, suasana kerja, setting ruangan, dan perkenalan ke keluarga

Bukêt. Hari kedua calon Mas atau Mba Kopi belajar jadi server, tugasnya mencatat

dan mengantar pesanan, clearing area, dan menerima pembayaran. Hari ketiga

sampai keenam, mereka kami ajarkan membuat minuman. Hari ketujuh membuat

makanan dan hari kedelapan review dari semua hari sebelumnya.

M : Jika sudah selesai mengikuti training, apa sudah sah menjadi Mas atau Mba Kopi?

H : Bisa dibilang sudah, bisa dibilang belum. Mereka sudah bertugas sebagai Mas atau

Mba Kopi dan sudah dapat gaji, tapi mereka masih berada dalam pengawasan penuh

saya sebagai manager in charge dan manajemen pusat. Masa trial ini berlangsung

selama satu atau dua bulan, tergantung kinerja dan perkembangan dari calon Mas dan

Mba Kopi itu sendiri.


M : Ada kemungkinan gagal?

H : Oh ada. Kalau selama dua bulan dilihat perkembangannya sangat buruk, bisa jadi

mereka gagal.

M : Untuk masa training, siapa yang jadi trainer?

H : Trainer di masa training adalah manager in charge dan dua Mas atau Mba Kopi aktif

yang ditunjuk untuk menjadi trainer.

M : Dapat dijelaskan mengenai acara-acara yang ada di Bukêt?

H : Acara yang ada di Bukêt secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu

acara regular dan acara insidentil. Acara reguler itu waktunya sudah pasti dan

diadakan secara rutin setiap bulan. Acara-acara reguler dibuat oleh program director

(PD) dari manajemen pusat. Contoh acara reguler yaitu Jazz Sore-Sore, Nonton Film

Bareng, Senin Bercerita, dan Bukêt for Us.

M : Bagaimana dengan acara insidentil? Dibuat oleh penanggung jawab acara atau oleh

manajemen pusat juga?

H : Acara insidentil bisa dibuat oleh kami sendiri atau dari manajemen pusat. Tapi lebih

banyak dari kreatifitas manajemen internal Bukêt. Misalnya seperti waktu Hari

Kartini ada dresscode tertentu untuk Mas dan Mba Kopi. Atau saat ada pertandingan

sepak bola, kami mengadakan acara nonton bareng.

M : Lalu apa tugas dari penanggung jawab acara?

H : Dia bertugas memastikan publikasi acara lancar, dengan membuat selebaran atau

menulis di papan pengumuman. Penanggung jawab acara juga harus menyiapkan


tempat dan peralatan, seperti mengatur susunan kursi, memilih film, dan menyiapkan

proyektor saat Nonton Bareng. Manager in charge hanya mengontrol saja.

M : Bagaimana alur pertanggungjawaban manager in charge kepada manajemen pusat?

H : Kami ada rapat rutin sebulan dua kali seperti yang mungkin telah disebutkan oleh Mas

Gatot. Laporannya ditujukan kepada bagian yang berbeda, tergantung isi laporannya.

Laporan acara ditujukan kepada program director. Laporan mengenai operasional

ditujukan kepada quality control. Laporan keuangan ditujukan ke bagian accounting.

Untuk laporan acara, kondisional, biasanya dua hari setelah acara berlangsung. Yang

lainnya mengikuti jadwal rapat rutin.

M : Adakah rapat di antara manager in charge dan Mas dan Mba Kopi?

H : Kami memiliki acara briefing reguler, biasanya sebulan dua kali. Dalam acara itu

diadakan review operasional, mencakup kendala operasional dan laporan jumlah cup,

atau jumlah gelas minuman yang terjual. Kalau ada hal dari rapat dengan manajemen

pusat yang perlu disampaikan ke Mas dan Mba Kopi, maka disampaikan juga dalam

briefing reguler tersebut.

M : Apa ada laporan harian?

H : Ya, laporan harian berisi laporan pendapatan sehari.

M : Apa saja peraturan yang diberlakukan kepada Mas dan Mba Kopi?

H : Aturan yang berlaku di sini merupakan aturan yang berlaku secara umum di manapun.

Mas dan Mba Kopi harus berpakaian rapi, tidak boleh mengenakan celana sobek, jika

rambut gondrong bagi pria harus diikat rapi; tidak merokok di bar; menjaga

kebersihan; dan menjaga etika.


M : Baiklah Mas, saya rasa informasi yang saya peroleh sudah memadai. Terima kasih

banyak atas kerjasamanya.

H : Sama-sama. Saya senang bisa membantu.


LAMPIRAN 3 . STRUKTUR ORGANISASI BUKÊT KOFFEE + JAZZ

Owner

Central Management
(incl. Accounting, QC,
Program Director,
Advertising)

Manager In Charge

Employee
LAMPIRAN 4 . FOTO-FOTO KEGIATAN BUKÊT KOFFEE + JAZZ

Kegiatan Karyawan

Kegiatan Training Calon Karyawan

Kegiatan Pengunjung

Pemilik Bukêt Koffee + Jazz

Anda mungkin juga menyukai