Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI BELAJAR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Metode Strategi Belajar PAI

Disusun Oleh :

Ahmad Faisol Haq : D01209116

Vivi indah Rosita: D01209114

Maristatul mutiah : D01209113

Dosen Pembimbing :

Drs. Syaifuddin.Mpd.i

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

SURABAYA

2010
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penyusun panjatkan kehadirat Allah Yang


Maha Pengasih lagi Penyayang karena atas limpahan taufik, hidayah serta inayah-
Nya makalah Model Strategi Belajar PAI yang berjudul teori belajar ini dapat
terselesaikan dengan sangat baik, meskipun masih banyak kekurangan
dikandunganya.

Makalah yang dibuat adalah makalah yang mengulas tentang latar


belakang tentang teori belajar menurut aliran behaviorisme dan aliran kognitif.
Untuk lebih lanjut akan dijelaskan dalam makalah ini.

Dengan rasa hormat yang tinggi dan rasa menghargai yang tumbuh dengan
indah penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yang terhormat Drs. Masyhud Kholil .Mag selaku dosen pembimbing


mata model strategi pembelajaran PAI yang telah memberi bimbingan
serta pengetahuannya dalam mata kuliah ini.

2. Yang terhormat Bapak / ibu Dosen Fakultas Tarbiyah, yang telah


memberikan dorongan / motivasi yang besar kepada penyusun.

3. Semua pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan makalah


ini

Demikianlah yang dapat penyusun sampaikan kepada para pembaca.


Apabila ada kesalahan dalam penulisan penyusun mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Dan semoga apa yang penyusun buat dapat bermanfaat bagi para
pembaca serta dapat digunakan sebagai referensi. Penyusun sangat berharap ada
diantara pembaca ada yang mau memberikan saran dan kritiknya.

Surabaya, 10 Januari 2011

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses mendidik untuk menjadikan siswa lebih


baik, dalam kegiatan belajar mengajar untuk mentranfer suatu pengetahuan agar
dapat diterimah oleh siswa dengan baiak dibutuhkan suatu teori dalam hal ini
adalah teori belajar.

Dalam psikologi , teori belajar terdapat banyak sekali teori dan banyak
aliran - aliran didalamnya diantaranya aliran behaviorisme dan aliran kognitif,
dalam kedua aliran tersebuat mempunyai teori belajar yang sangat beragam ,
aliran behaviorisme menekankan aspek mekanis sedangakan aliran kognitif
menekankan unsur – unsur bawaan seperti minat, bakat dan lain – lain dalam diri
siswa.

Dalam amakalah ini akan membahas kedua aliaran tersebuat dan teori –
teori belajar yang diusung oleh kedua aliran tersebut.

B. Rumusn Masalah.
1. Mengetahuai tentang teori belajar menurut aliaran behaviorisme
2. Mengetahui tentang teori belajar menurut aliaran kognitif
C. Tujuan Penulisan
1. Siswa mengetahui tentang teori belajar menurut aliran behaviorisme
serta mengimplentasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Siswa mengetahui tentang teori belajar menurut aliran kognitif serta
mengimplentasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB II

PEMBAHASAN

TEORI BELAJAR

A. Pengertian teori belajar

Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau
kumpulan prinsip yang saling berkaitan dan merupakan penjelas atas sejumlah
fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Diantara skian
banyaknya teori tang berdasarkan ekperiment terdapat beberapa teori yang paling
menonjol, diantaranya Connectiontism, Classsical Conditioning, dan Operant
Conitioning. Teori – teori tersebut mendorong para ahli untuk melakukan
eksperiment – eksperiment yang lainya untuk menggembangkan teori – teori baru
yang berkaitan dengan belajar seperti Contigious Conditioning, Sign Learning,
Gestalt Theory dan lain – lain.

B. Teori – teori belajar


1. Koneksionisme (Connectiontism)

Teori Koneksionisme (Connectiontism) adalah teori yang dikemukakan dan


dikembangkan oleh Edward L. Thondike ( 1874 / 1949 ). Thondike melakukan
eksperiment mengunakan hewan kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
Seekor kucing yang sangat lapar ditempatkan dalam sangkar yang berbentuk
kotak jeruji yang dilengkapi dengan peralatan, seperti pengukit, gerendel, pintu
dan tali yang menghubungkan pengukit dengan gerendel tersebut. Peralatan
peralatan tersebut ditata sedimikian rupa sehingga memungkinkan kucing tersebut
memperoleh makanan yang tersedia didepan makanan tadi.

Keadaan bagian dalam sangkar disebut puzzle box ( peti teka – teki )itu
merupakan situasi stimulus yang merangsang kucing untuk brekasi untuk
melepaskan diri dan mendapatkan makanan.
Berdasarkan ekperiment diatas, thorndike berkesimpulan bahwa belajar
adalah hubungan antara stimulus dan respons itulah sebabnnya bahwa teori
koneksionisme disebut juga teori “ S – R Bond Theory.

Dari ekperiment yang oleh thorndike menghasilkan hukum – hukum


belajar :

1. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat.
Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
2. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar
(conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang
mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
3. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan
Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.1

2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Ivan Pavlov dalam eksperimenya menggunakan anjing, anjing ketika waktu


makan dibunyikan sebuah bel, ketika waktu makan bel dibunyikan, ketika waktu
makan bel dibunyikan dan ajing diberi makakan, reksi dari anjing ketika
mendengarkan bel, anjing mengeluarkan liur , dan begitu seterusnya. Pada suatu
ketika waktu makan, bel dibunyikan dan tidan diberkakan, dan ternyata reaksi dari
anjing tetap mengeluarkan air liur. Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov
terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut.


Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya
berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan
meningkat.
2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut.
Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu
1
Muhibbin syah, psikologi pendidikan, Remaja Rosdakarya, (Bandung, 1995) 103 - 104
didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya
akan menurun.2

3..Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory


motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. 
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. 
Guru  hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.

BAB III

2
Muhibbin Syah, psikologi pendidikan, 105
ALIRAN PSIKOLOGI BELAJAR

1. Aliran Behaviorisme.

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai


akibat dari adannya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar
metupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuanya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon. Seseoran dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukan
perubahan tingkah lakunya. Sebagai contoh, anak belum dapat berhitrung
perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunyapun sudah
mengajarkanya dengan tekun, namun jika anak tersebut belum dapat
mempraktekan pehitungan perkalian, maka ia belum dianggap belajar. Karna ia
belum dapat menunjukan suatu perubahan peilaku sebagai hasil belajar.3

2. Aliran psikologi kognitif


Psikologi kognitif adalah kajian ilmiah mengenai proses – proses mental
atau pikiran bagaimana informasi tersebut diperoleh, dipresentasikan,
ditramfermasikan, sebagai ilmu pengetahuan, psikologi kognitif juga disebut
pemprosesan informasi.4

Perbedaan teori kognitif dengan teori Behaviorisme :

Teori Behaviorisme Teori Kognitif

1. Mementingkan faktor lingkungan 1. Mementingkan factor pembawaan


2. Menekankan pada factor bagian 2. Menekankan pada keseluruhan
3. Menekankan pada tingkah laku 3. Menekankan pada factor yang
Yang Nampak dengan memper – tidak Nampak, oleh karenanya
gunakan metode objektif penafsiranya agak subjektif.
4. Sifatnya mekanis 4. Sifatnya dinamis

3
http://jcruyf77.wordpress.com/2009/11/22/teori-belajar-behavioristik-dan-
aplikasinya/

4
http://mathedu-unila.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-psikologi-kognitif.html
5. Mementingkan masa lalu 5. Mementingkan masa sekarang.5

BAB IV
PENUTUP

5
Prof. Drs. Dakir, Dasar Dasar psikologi, pustaka belajar (Yogyakarta, 1993) 128
A. Kesimpulan
1. Aliran Behaviorisme.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adannya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar metupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuanya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Seseoran dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukan perubahan tingkah lakunya.
Adapun teori belajar yang menganut alaran ini diantaranya :
A. Koneksionisme (Connectiontism)
Teori Koneksionisme (Connectiontism) adalah teori yang dikemukakan
dan dikembangkan oleh Edward L. Thondike ( 1874 / 1949 ). Thondike
melakukan eksperiment mengunakan hewan kucing untuk mengetahui
fenomena belajar. Dari eksperiment tersebut menghasilkan hukum belajar :
 Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat.
Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
 Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar
(conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang
mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
 Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan
Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilate
B. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan


hukum-hukum belajar, diantaranya :

 Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang


dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan
(yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan
stimulus lainnya akan meningkat.
 Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang
dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan
reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
C. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dari eksperimentnya
ter sebut menghasilkan hukum belajar

 Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan


stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
 Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah
diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat,
maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
2. Aliran Kognitif

Psikologi kognitif adalah kajian ilmiah mengenai proses – proses mental atau
pikiran bagaimana informasi tersebut diperoleh, dipresentasikan,
ditramfermasikan, sebagai ilmu pengetahuan. Adapun teori belajar dalam aliran
ini diantaranya :

1) Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor;
(2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. 
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. 
Guru  hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.

B. Saran dan Kritik


Alhamdulillah makalah ini telah selesai dengan segala kekurangan dan
kelebihanya, oleh karena itu makalah ini masih perlu dibenahi lagi, bagi segenap
pembaca penulis memohon saran dan kritiknya terhadat makalah ini, baik itu
dalam bentuk menambahi atau mengkritisi karena manusia tidak ada yang
sempurnah , yang sempurnah hanyalah tuhan semesta alam..

Wasalam.

DAFTAR PUSTAKA

syah, Muhibbin ,psikologi pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995


Prof. Drs. Dakir, Dasar Dasar psikologi, pustaka belajar ,Yogyakarta, 1993
http://jcruyf77.wordpress.com/2009/11/22/teori-belajar-behavioristik-dan-
aplikasinya/

http://mathedu-unila.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-psikologi-
kognitif.html

Anda mungkin juga menyukai