Anda di halaman 1dari 6

Tinjauan Religi Atas Manusia Dan Lingkungan Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember

2007 294
TINJAUAN RELIGI ATAS MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Yedi Purwanto*
Abstract
Human as the God’s most noble creature was appointed as the leader in the world. With his
knowledge, man must understand his environment, and has a responsibility to take care of his
living environment in line with Commandment of God in the Quran.

Pentingnya lingkungan hidup


Segala sesuatu di alam semerta ini adalah makhluk hidup, dan hanya Allah-lah satu-satunya
Pencipta. Setiap makhluk hidup mempunyai sunnatullahnya sendiri. Sesuai dengan apa yang telah
ditetukan Allah terhadap terhadap mereka. Rotasi bumi, peluruhan bahan-bahan radioaktif,
kematian makhluk hidup, merupakan contoh-contoh sunnatullah yang sudah ada jauh sebelum
penciptaan manusia dan jauh sebelum Al-Quran diturunkan kepada manusia melalui Nabi
Muhammad SAW. Manusia hidup dalam satu dunia, yang penuh dengan ciptaan atau makhluk
dengan sunnatullah-nya.
Manusia adalah mahkluk Allah yang mempunyai bentuk fisik yang paling sempurna,
dilengkapai dengan jiwa yang memungkinkan ia dapat mencapai tingkat spiritualitas yang mulia.
Pada tempatnyalah ia memperoleh kedudukan sebagai leader (khalifah), pemimpin dibumi ini (QS
2: 30). Ia berhak memimpin dunia dengan satu motivasi yaitu sebagai Pengabdi (abid) pada sang
pencipta segenap alam semesta ini (lihat QS 51 : 56). Mengabdi kepada sang pencipta dengan cara
melakukan pengelolaan terhadap setiap sumber daya alamyang diamanatkan-Nya kepada manusia
dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan mahluk-mahluk lain di bumi
ini.
Agar tugas berjalan baik, manusia membutuhkan ilmu yang membahas tentang mahluk-mahluk
didunia ini. Penelitian ini, harus dilakukan dengan cara sisitimatis, berlangsung terus, dan tercatat
dengan baik sebagai kumpulan ilmu. Ilmu pengetahuan alam dan kehidupan sebenarnya terdapat
dalam pemahaman manusia terhadap dunia empiria, dunia yang tunduk pada pengamatan manusia.
Ilmu pengetahuan lalu dianggap sebagai pemahaman terhadap sunatulloh yang ada dialam semesta
ini. Masih banyak lagi sunatullah untuk dipelajari, seperti banyaknya dunia empiris yang harus
diamati. Ini merupakan tantangan bagi manusia. Manusia harus mempelajari seluruh lingkungan
hidup yang ada

*) Dosen KK-Ilmu Kemanusiaan ITBTinjauan Religi Atas Manusia Dan Lingkungan Jurnal
Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 295
disekelilingnya, karena ini adalah sunatullah, supaya ia mampu mengemban tugas sebagai
leader atau khalifah (pemimpin) dibumi ini.
Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Lingkungan Hidup
Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai sunatullah yang terdokumentasikan dengan
baik, yang ditemukan oleh manusia melalui pemikiran dan karyanya yang sistimatis. Ilmu
pengetahuan akan berkembang mengikuti kemajuan kualitas pemikiran dan aktivitas manusia.
Pertumbuhan ilmu pengetahuan seperti halnya bola salju, yaitu dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan manusia tahu lebih banyak mengenai alam semesta ini yang selanjutnya
meningkatkan kualitas pemikiran dan karyanya yang selanjutnya membuat ilmu pengetahuan
berkembang lebih pesat lagi.
Tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan hidup diulang berkali-kali, larangan
merusak lingkungan dinyatakan dengan jelas. Peranan dan pentingnya air dalam lingkungan hidup
juga ditekankan. Yang lebih penting lagi ialah peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup
yang terjadi karena pengelolaan bumi dengan mengabaikan lingkungan sekitar.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menginformasikan tentang ketidakpedulian manusia terhadap
lingkungan hidup antara lain sebagai berikut ;
“Dan apabila dikatakan pada mereka : ‘Janganlah kalian berbuat kerusakan dimuka bumi’ mereka
menjawab : ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS : 2 :11).
“Dan diantara mereka ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
diperselisihkannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hati, padahal ia adalah penantang yang paling
keras. Dan apabila ia berpaling (darimu) ia berjalan dibumi untuk mengadakan kerusakan padanya,
dia merusak tanam-tanaman dan binatang-binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”
(QS 2 : 204-205)
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut desebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan pada mereka sebagai dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan
yang benar)” (QS 30 : 40)
CSR Sebagi Bentuk Tanggung Jawab Moral
Mengacu pada firman Allah yang mengatakan bahwa manusia sebagai leader, khalifah, atau
pemimpin dimuka bumi ini, manusia dituntut untuk dapat memimpin dunia dengan didasari hati
nurani dan ajaran-ajaranilahiyah yang luhur. Ia tidak boleh memimpin hanya berdasarkan
pertimbangan logika dan emosi semata, apalagi demi mengejar kepentingan Tinjauan Religi Atas
Manusia Dan Lingkungan Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 296
pribadi dan kelompoknya tanpa memperhatikan kepentingan lingkungan dan masyarakat
banyak. Dalam hal ini Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan salah satu wujud kepedulian dalam membangun lingkungan sekitar yang
baik dan sejahtera.
Indonesia merupakan bagian dari negara-negara di dunia yang peduli terhadap pembangunan
lingkungan hidup. Dalam operasionalnya telah lahir beberapa peraturan yang mengatur tentang hal
tersebut antara lain : Peraturan Menteti BUMN tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap BUMN
wajib menyisihkan maksimal 3% dari laba bersih untuk UKM, pendidikan dan pelatihan, dan
tempat ibadah. Peraturan tersebut merupakan operasionalisasi dari UU lingkungan hidup yaitu UU
No 23 tahun 1997. Kemudian PP No 27 tahun 1999 tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) yang isinya mengatakan bahwa ”Setiap usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan
dapat menimbulkan dampak besar dan penting wajib memiliki AMDAL”.
Semua peraturan diatas akan berpulang kepada kesadaran dari setiap komponen masyarakat
yang ada; baik pengusaha, rakyat dan penguasa. Sudah saatnya kita peduli kepada ibu pertiwi ini,
yang telah lama ditinggalkan oleh para anaknya yang tidak tahu malu dalam mengekploitasi isi
perut bumi. Saatnya kita bertaubat, saatnya kita kembali kejalan yang benar. Peduli pada
lingkungan tempat kita berpijak
Dafar Pustaka
1. Sains dan Masyarakat Islam : Nasim Butt, Jakarta, Pustaka Hidayah. 1991.
2. Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat : Mehdi Nakosteen, Surabaya. Risalah Gusti.
1996.
3. Teknologi dalam Sejarah Isla : Ahmad Y. Al-Hasan dan Donal R. Hill, Bandung, Mizan.
1993.
4. Sain, Teknologi dan Pembangunan di Dunia Islam : iauddin Sardar, Bandung, Pustaka.
1989.
5. Sain Islam : Howard R.Turner, Bandung, Nuansa. 1997.
6. Filsafat Sains Menurut Al-Quran : Mahdi Ghulsyani, Bandung, Mizan. 1993.
7. Keruntuhan Teori Evolusi : Harun Yaha, Bandung, Dzikra 2001.
8. Keajaiban Pada Semut : Harun Yahya, Bandung, Dzikra, 2002.
9. Mujizat Al-Quran dan As Sunah Tentang IPTEK : B. J. Habibie dkk, Jakarta, Gema Insani
Press. 1995.
10. The True Power of Water : Massaru E. Moto, London, Mc Hill. 2000.
Apa tanggungjawab manusia terhadap lingkungan?

Pertanyaan tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen berkepentingan


dengan lingkungan telah populer pada tahun-
tahun terakhir ini. Agar kita mengerti tanggung
jawab kita terhadap lingkungan, kita perlu
memahami hubungan mula-mula antara
manusia dengan alam. Kejadian 1:26-28
menyatakan bahwa Allah menjadikan manusia
(laki-laki dan perempuan) menurut gambar dan
rupa Allah dan memberi mereka kuasa atas
seluruh bumi, termasuk semua binatang yang telah diciptakan Allah. Allah
juga meminta keturunan manusia untuk memelihara seluruh bumi (Kejadian
1:28). Bahkan setelah kutukan atas manusia, Allah tidak pernah melepaskan
mereka dari tanggung jawab ini. Kita harus memelihara dunia yang Tuhan
berikan kepada kita.
Kendati Firman Allah secara umum tidak bertentangan dengan pandangan
kelompok ekologi bahwa manusia bertanggung jawab atas lingkungan, orang
Kristen boleh tidak setuju dengan pandangan mereka tentang kenapa
lingkungan itu penting dan bagaimana memeliharanya. Misalnya, banyak
orang dalam kelompok pergerakan ekologi
berkata bahwa membersihkan lingkungan itu This article is also
penting karena masa depan manusia berada available in English:
dalam bahaya. Untuk mendukung What is man's
pendapatnya, mereka menunjuk pada isu-isu responsibility to the
seperti ozon yang semakin berkurang dan environment? English
Answer…
pemanasan global (kecurigaan yang berlebihan
menurut banyak orang). Akan tetapi, dalam
Alkitab jelas bahwa keberadaan manusia tidak dalam bahaya. Allah
mengendalikan nasib kita. Dia telah merencanakan masa depan manusia.
Alkitab berkata bahwa bumi pada suatu waktu akan dipulihkan oleh Kristus
(Roma 8:21) dan pada akhirnya akan dimusnahkan oleh Allah dengan api dan
menggantinya dengan bumi yang baru (2 Petrus 3:10). Alkitab dengan sangat
jelas menyatakan fakta bahwa pemulihan bumi dan penghancurannya kelak
adalah pekerjaan Allah dan tidak ada kaitannya dengan usaha manusia
“mengutak-atik” lingkungan.

Alasan lain kenapa banyak orang mendukung isu ekologi adalah karena
mereka kelihatannya memandang alam sebagai suatu bentuk Allah; kepedulian
mereka terhadap planet ini adalah untuk suatu pemujaan. Keseluruhan agama
“usia baru” menitikberatkan pada ekologi dan “kesatuan” dengan alam. Lagi-
lagi Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa itu bukan alasan yang sah untuk
peduli kepada dunia kita. Yesaya 45:5 berkata, "Akulah Tuhan dan tidak ada
yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah". Dari sini kita tahu bahwa hanya ada
satu Allah. Kita tahu bahwa Allah adalah pencipta, bukan yang diciptakan
(Kolose 1:16-17). Memuja alam sama dengan membuatnya sebagai idola.
Peduli terhadap lingkungan seperti diperintahkan Allah, merupakan kepatuhan
kepadaNya.

Barangkali satu alasan kenapa kita diperintahkan untuk peduli terhadap bumi
ialah sebagai gambaran dari tanggung jawab dan pelayanan (stewardship).
Allah menempatkan manusia di bumi sebagai mahkota dari ciptaanNya. Kita
harus menunjukkan kepedulian, perasaan iba dan tanggung jawab atas ciptaan
Allah. Dengan cara ini, kita dapat lebih menghargai hubungan khusus Allah
dengan manusia, makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Sebagai orang percaya, kita akan menunjukkan pelayanan yang baik dengan
menerima tanggungjawab yang telah diberikan sejak semula. Pengamatan
lebih lanjut harus dibuat tentang kepedulian kita atas ciptaan. Manusia harus
belajar bahwa tanggungjawabnya terhadap bumi tidak sepenting kepedulian
terhadap sesama manusia. Pelajaran ini digambarkan dalam Yunus 4:9-11.
Disini, Allah mengingatkan Yunus bahwa dia tidak punya hak untuk lebih
memperhatikan tanaman dan pohon dan ternak dari pada 120.000 manusia
yang hidup di Niniwe.

Sekarang, lebih dari yang lalu-lalu, manusia perlu mendapatkan perspektif


Allah tentang hal-hal yang paling penting kita perhatikan. Lingkungan itu
penting, tapi Allah lebih peduli dengan jiwa-jiwa manusia.

[ Jika informasi ini berguna, pertimbangkanlah dalam doa untuk memberi sumbangan
guna membantu menutupi biaya-biaya agar menjadikan pelayanan yang membangun
iman ini tersedia bagi Anda dan keluarga Anda! Sumbangan bersifat tax-deductible
(di Amerika). ]

Diterjemahkan oleh: Darwin Marpaung


Penulis: Mark Van Bebber of Eden Communications
Hak Cipta © 1995-2001, Eden Communications, Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang -
kecuali yang disebutkan pada “Usage and Copyright” terlampir yang memberikan hak kepada
peng-akses ChristianAnswers.Net untuk menggunakan halaman ini untuk pekerjaan di rumah,
kesaksian pribadi, di gereja maupun sekolah.
www.ChristianAnswers.Net/indonesian
Christian Answers Network
PO Box 200
Gilbert AZ 85299

Anda mungkin juga menyukai