Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap orang yang menderita suatu penyakit tentunya menginginkan kesembuhan, tak terkecuali
penderita ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS). Virus HIV yang selama ini dikenal merupakan
virus ganas yang tak dapat diobati dan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dapat
menurunkan kualitas hidup dari pengidap virus tersebut. Perkembangan zaman yang pesat
terutama perkembangan teknologi kedokteran zaman modern telah menemukan terapi-terapi
yang semula hanya sekedar wacana dan hanya angan-angan, ternyata telah ada dan terbukti
mampu dan efektif dalam menekan replikasi virus HIV di tubuh penderitanya sehingga dapat
meningkatkan kualitas serta usia harapan hidup pengidap HIV, itulah terapi Antiretroviral (ART)
( Lewthwaie, 2007).

Perkembangan zaman yang telah memasuki era globalisasi membuat penyebaran


virus HIV tidak lagi memandang batas kota, provinsi, bahkan negara. Virus HIV seakan-akan
telah menjadi momok bagi kelangsungan kehidupan manusia.Menurt data WHO, pada tahun
2004 virus HIV telah menginfeksi 40 juta orang diseluruh dunia dengan 4,9 juta kaus baru
dan 3,1 juta mengalami kematian ( Lewthwaie, 2007).

Penyebaran dan waktu penularan virus HIV yang begitu cepat serta efek virus
tersebut bagi kekebalan tubuh menjadikan upaya-upaya pencegahan dan pengobatan terhadap
virus tersebut menjadi subjek penelitian yang sangat diminati di awal abad ke-XXI.

Virus HIV di Indonesia seiring perkembangan zaman di khawatirkan akan menjadi


sebuah penyakit yang menjadi epidemi karena peningkatan kasus yang cukup signifikan dari
tahun ketahun. Apabila penanganan terhadap penyebaran HIV ini tidak dilakukan, maka
frekuensi penderita diperkirakan mencapai satu juta orang pengidap virus HIV dan seratus
ribu diantaranya menjadi pengidap AIDS (Severe. 2005).
Pemerintah senantiasa melakukan upaya-upaya pencegahan baik dari tingkat
primer, sekunder, maupun tersier. Pembahasan karya tulis ilmiah kami ini terfokus dalam
upaya pencegahan tersier, karena kami menganggap pencegahan tersier yang berupa
pengobatan dan upaya rehabilitatif terhadap penderita HIV merupakan upaya yang penting
dalam meningkatkan kualitas hidup ODHA dan bila dikelola secara tepat dapat menjadi
strategi yang jitu bagi penaggulangan dampak HIV-AIDS itu sendiri.

Penggunaan obat antiretroviral (ARV), sebagai terapi antiretroviral (ART) selama


ini masih menimbulkan anggapan pada ODHA tentang adanya efek samping yang
berkepanjangan selama obat tersebut digunakan, selain itu masih tingginya harga obat ARV
yang mencapai enam ratusribu rupiah per bulan untuk harga obat generik membuat tingkat
kepatuhan terhadap penggunaan obat tersebut semakin rendah, dan akibat dari ketidak
patuhan terhadap penggunaan obat tersebut, virus HIV menjadi lebih resisten dan
menimbulkan pengobatan yang lebih mahal. (Severe. 2005)

MANFAAT
1. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan medis mengenai treatment HIV-AIDS
sehingga dapat diterapkan sebagai acuan treatment HIV-AIDS bagi pasien HIV-AIDS
2. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi jurnal ilmiah kedokteran mengenai
HIV-AIDS.

TUJUAN

1. Megetahui metode pengobatan yang terbaik terhadap penderita virus HIV.


2. Mengetahui peranan ARV dalam meningkatkan kualitas dan usia harapan hidup pengidap
virus HIV.
3. Mengetahui efek yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan ARV.
DAFTAR PUSTAKA

Lewthwaite , Penny. et al. Natural History of HIV/AIDS. 34:17.

Severe, Patrice, et al. 2005. Antiretroviral Therapy in a Thousand Patients with AIDS in
Haiti. 353: 2325

Anda mungkin juga menyukai