BAB I
PENDAHULUAN
bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial
yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat strategis dalam
kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas
Usaha yang dilakukan khususnya dalam sektor pendidikan telah banyak dilakukan
tetapi hasilnya belum cukup membesarkan hati. Di samping itu banyak pula masalah
yang muncul baik yang telah diperkirakan sebelumnya maupun masalah yang
Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini menyangkut masalah
kualitas pendidikan yang masih rendah dan kurang relevannya antara mutu hasil
terampil dalam jumlah memadai untuk mengisi kesempatan kerja yang terbuka
perbincangan bagi dunia industri, politisi, masyarakat, orang tua, dan pendidik.
Kalangan dunia industri misalnya mengeluhkan tentang mutu tamatan sekolah yang
pendidikan berupa tamatan/ lulusan dengan kapabilitas yang dikuasai sebagai buah
kejuruan ( SMK ) yang seharusnya menghasilkan calon calon tenaga kerja yang siap
(pendidikan model baru), ini menjadikan salah satu dasar bagi sekolah terutama
SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan
tenaga kerja tingkat menengah yang berpotensi untuk menghasilkan sumber daya
Lebih lanjut Indra Djati Sidi mengatakan kelemahan pendidikan model lama
2. Penerapan “ school- based model “ telah membuat anak didik tertinggal oleh
3. Pengajaran berbasis mata pelajaran telah membuat tidak jelas kompetensi yang
dicapainya;
Kedua, dilihat dari segi praktik, pendidikan kejuruan model lama banyak
lapangan kerja, tidak efisien, kurang mampu menjaga relevansi dengan perubahan
pasar kerja, kurang mutakhir, sukar berubah alias konservatif. Tamatan SMK sering
berikut:
kejuruan model konvensional kurang sesuai dengan tuntutan dunia usaha/ industri.
Perbedaan yang mendasar antara budaya sekolah dengan budaya industri ini tidak
harus terjadi sekiranya dunia usaha/ industri diikutsertakan secara aktif dalam
Keempat, dilihat dari tradisi, banyak kebiasaan salah yang dilakukan terus-
menerus oleh guru tanpa ada kesadaran bahwa apa yang dilakukan itu sebenarnya
adalah:
1. Pelajaran praktik dasar, tidak diajarkan sesuai dengan prinsip dasar yang benar;
dunia kerja akan memberikan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dunia kerja
yang tidak mungkin atau sulit didapat di sekolah, antara lain pembentukan wawasan
6
Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan sudah seharusnya dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan apa yang dapat dilakukan di tempat kerja yang diarahkan
kepada unjuk kerja sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan di dunia
kerja. Maka untuk mendapatkan kesesuaian atau relevansi dari apa yang dihasilkan
oleh dunia pendidikan dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja, salah satu
ganda/ dual system “. Salah satu kunci keberhasilan dan jaminan kualitas (quality
assurance) di dalam Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah kualitas yang relevan
satu upaya untuk meningkatkan kualitas tamatan agar lebih sesuai dengan tuntutan
pada khususnya, sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijakan Link and Match yang
kualitas lulusan SMK. Fenomena yang terjadi pembangunan sumber daya manusia
hampir di seluruh Indonesia saat ini belum mengarah kepada kondisi yang
SMK yang menghasilkan lulusan yang langsung diserap lapangan kerja belum
memenuhi harapan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/ DI). Perlu diakui bahwa
2001: 604)
Lulusan SMK cukup banyak, akan tetapi lulusan yang mampu mandiri dan
bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya masih sangat sedikit (terbatas) .
Tidak heran jika siswa-siswa SMK yang telah tamat/lulus banyak yang tidak bekerja
menciptakan lapangan kerja sendiri demikian juga mereka belum siap bekerja sesuai
dengan tuntutan dunia kerja. Kesiapan ini tampak dari mutu/ kualitas lulusan SMK
penalarannya. Lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang terampil, cerdas, dan
berkeperibadian yang siap diserap dunia usaha dan dunia industri. Untuk mencapai
tujuan tersebut tentu saja pendidikan yang diberikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Program pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang selama ini dilaksanakan di SMK ?
sekolah. Apa yang harus dipersiapkan oleh SMK agar dunia kerja memahami dan
mau mengambil bagian secara aktif dan terencana dalam program pendidikan sistem
ganda karena PSG merupakan bagian dari proses pendidikan yang implementatif
ditambah lagi bahwa keberhasilan sekolah menengah kejuruan diukur dari seberapa
banyak siswa yang telah tamat diterima dan bekerja sesuai dengan kompetensi yang
pasundan 1 Cimahi ?
antara lain;
1. Secara teoritis :
Ganda.
2. Secara praktis :
Bagi objek penelitian, dalam hal ini SMK Pasundan 1 Cimahi memberikan
Ganda.
10
(PSG).
BAB II
2.1.1 Kebijakan
Kata kebijakan berasal dari bahasa Inggris policy yang dapat didefinisikan
sebagai berikut:
action selected from among alternatives and in light of given conditions to guide
suatu kebijakan terdapat arahan tindakan yang memiliki maksud dan ditetapkan oleh
serangkaian tindakan atau metode dari berbagai alternatif sebagai panduan untuk
menentukan keputusan di masa kini dan masa depan. Pemerintah bertindak sebagai
12
pemberi pernyataan tentang apa yang mau dilakukan atau tidak dilakukan. Selain itu,
kebijakan dapat pula berupa arahan atau pegangan dalam bertindak yang diadopsi
tindakan yang melibatkan suatu jejaring putusan daripada putusan tunggal. Suatu
kebijakan bersifat dinamis yang berarti dapat saja berubah mengikuti perkembangan
arahan atau proses implementasi kebijakan masa kini. Sebuah kebijakan dapat pula
dilihat dari konteks rangkaian tindakan pada suatu periode tertentu tanpa melalui
putusan formal yang diambil sebelumnya. Di mana hal ini dapat saja terjadi apabila
kebijakan yang terbentuk merupakan output atau keluaran dari rngkaian tindakan
tersebut. Walaupun demikian suatu kebijakan tentunya tidak dapat menjadi suatu
bahwa apapun kebijakan pemerintah baik yang eksplisit maupun implisit merupakan
permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh
teknis operasional. Selain itu, dari sudut manajemen, proses kerja dari kebijakan
publik dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi (a) pembuatan
berasal dari kata kerja “to implement”. Menurut Webster’s Dictionary (dalam
Tachan, 2008: 29), kata to implement berasal dari bahasa Latin “implementum” dari
asal kata “impere” dan “plere”. Kata “implore” dimaksudkan “to fill up”,”to fill in”,
fill”,yaitu mengisi.
Dalam Webster’s Dictionary (dalam Tachan, 2008: 29) selanjutnya kata “to
provide with the means for carrying out into effect or fulfilling; to give practical
publik, maka kata implementasi kebijakan publik dapat diartikan sebagai aktivitas
merupakan tahapan yang bersifat praktis dan dibedakan dari formulasi kebijakan
yang dapat dipandang sebagai tahapan yang bersifat teoritis. Anderson (dalam
policy…and the consequences of the policy for the people whom it affects”.
makro menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau mikro. Sedangkan formulasi
kebijakan mengandung logika botton up, dalam arti proses ini diawali dengan
untuk ditetapkan.
a. Edward III (1980) menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang dibutuhkan
d. Van Meter dan Van Horn (1975) menyatakan bahwa ada 5 variabel bebas yang
insan yang kompeten dan memiliki produktivitas yang tinggi di bidangnya masing-
masing.
16
Kebijakan ini bergulir sejak tahun 1994 yang ditetapkan dengan Keputusan
pada SMK. Pada penelitian ini akan diteliti keberhasilan kebijakan pendidikan sistem
yang diterapkan di SMK Pasundan cimahi dapat diketahui dengan teori implementasi
kebijakan menurut Edward III (1980) yang menyatakan bahwa terdapat empat faktor
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan dan sasaran
program/ kebijakan . semuanya saling bersinergi dalam mencapai suatu tujuan dan
satu variabel akan sangat mempengaruhi variabel yang lain. Model dari George C
Komunikasi
Sumber daya
Implementasi
Disposisi
Struktur Birokrasi
Sumber: Edward III,1980: 48
Gambar 2.1
17
melibatkan seluruh komponen yang satu dengan lainnya saling mendukung akan
tercapainya tujuan dari kebijakan tersebut. Kebijakan pendidikan sistem ganda ini
sudah lama diterapkan dengan berbagai kendala teknis dan manajemen. Berbagai
ganda terhadap peningkatan kualitas siswa SMK. Teori ini menyebutkan bahwa ada
kebijakan, yaitu:
1. Struktur Birokrasi
hanya untuk menjalankan suatu kebijakan tertentu. Ripley dan Franklin dalam
hierarkinya.
e. Birokrasi mempunyai naluri bertahan hidup yang tinggi dengan begitu jarang
f. Birokrasi bukan kekuatan yang netral dan tidak dalam kendali penuh dari pihak
luar.
banyak pihak. Ketika strukur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi suatu
Menurut Edwards III dalam Winarno (2005:150) terdapat dua karakteristik utama
tuntutan internal akan kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan penyeragaman
dalam organisasi kerja yang kompleks dan luas”. (Winarno, 2005:150). Ukuran dasar
19
SOP atau prosedur kerja ini biasa digunakan untuk menanggulangi keadaan-keadaan
umum diberbagai sektor publik dan swasta. Dengan menggunakan SOP, para
pelaksana dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dan dapat berfungsi untuk
tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan fleksibilitas yang besar dan kesamaan
lembaga birokrasi. Hal ini akan menimbulkan konsekuensi pokok yang merugikan
(Budi Winarno,2005:153-154):
terbatas atas suatu bidang, maka tugas-tugas yang penting mungkin akan terlantarkan
”Kedua, pandangan yang sempit dari badan yang mungkin juga akan
dalam misi-misinya, maka badan itu akan berusaha mempertahankan esensinya dan
perubahan”.
2. Sumber Daya
land and supplies”. Edward III (1980:1) mengemukakan bahwa sumberdaya tersebut
dapat diukur dari aspek kecukupannya yang didalamnya tersirat kesesuaian dan
kejelasan; “Insufficient resources will mean that laws will not be enforced, services
sistem yang mempunyai implikasi yang bersifat ekonomis dan teknologis. Secara
21
ekonomis, sumber daya bertalian dengan biaya atau pengorbanan langsung yang
dikeluarkan oleh organisasi yang merefleksikan nilai atau kegunaan potensial dalam
a. Staf. Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf atau pegawai
mengimplementasikan kebijakan.
c. Wewenang. Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat
Ketika wewenang tidak ada, maka kekuatan para implementor di mata publik
Tetapi dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersedia, maka sering
3. Disposisi
para pelaksana mempunyai kecenderungan atau sikap positif atau adanya dukungan
sebaliknya, jika para pelaksana bersikap negatif atau menolak terhadap implementasi
Edward III tentang ”zona ketidakacuhan” dimana para pelaksana kebijakan melalui
23
Menurut pendapat Van Metter dan Van Horn dalam Agustinus (2006:162):
yang lebih atas. Karena itu, pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana
kebijakan. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan
dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi atau
organisasi.
4. Komunikasi
Implementasi yang efektif akan terlaksana, jika para pembuat keputusan mengetahui
mengenai apa yang akan mereka kerjakan. Infromasi yang diketahui para pengambil
keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik. Terdapat tiga indikator
yang dapat digunakan dalam mengkur keberhasilan variabel komunikasi. Edward III
harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau dijalankan. Jika perintah yang
pelaksana di lapangan.
25
(2005:127) Terdapat beberapa hambatan umum yang biasa terjadi dalam transmisi
komunikasi yaitu:
komunikasi? Proses implementasi kebijakan terdiri dari berbagai faktor yang terlibat
mulai dari manajemen puncak sampai pada birokrasi tingkat bawah. Komunikasi
tahap tadi. Jika terdapat pertentangan dari pelaksana, maka kebijakan tersebut akan
banyak lapisan atau aktor pelaksana yang terlibat dalam implementasi kebijakan,
isi kebijakan melalui proses komunikasi yang baik akan mempengaruhi terhadap
implementasi kebijakan. Dalam hal ini, media komunikasi yang digunakan untuk
Berikut ini adalah Aplikasi Konseptual yang dikemukakan oleh Edward III
Tabel 2.1
27
dalam bentuk Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Menengah Kejuruan adalah suatu
sekolah dan program pengusaan keahlian yang di peroleh melalui kegiatan langsung
di dunia kerja, terserah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu
(Pakpahan 1994:7). Hal ini juga senada dengan apa yang dikemukakan oleh Made
Wena (1996:16) bahwa : Pendidikan Sistem Ganda (magang) adalah suatu bentuk
sistematik dan sinkron pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu
sumber daya manusia SMK dengan mengintegrasikan pendidikan dan latihan secara
mempersiapkan peserta didik dengan bekal kecakapan hidup, baik untuk mengurus
masyarakat maupun kecakapan untuk bekerja yang dapat dijadikan sebagai sumber
penghidupan (Hari Suderadjat, 2003:21). Dalam hal ini juga pendidikan dituntut
learning how to unlearn, artinya siswa atau peserta didik di sekolah tidak hanya
belajar dari teori tetapi juga belajar praktik yang ada kaitanya lagsung dengan
Depdiknas,2000:7).
29
Dari beberapa definisi dan pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut,
1. Program Pendidikan Berbasis ganda (dual Based program) terdiri dari gabungan
kerja/industri.
professional.
sistematis dan sinkron sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan
setting nyata.
Berbasis Ganda ( Dual based Program ) ini terdapat dua pihak yang terlibat yaitu
lembaga pendidikan sekolah dan lapangan kerja ( industri, perusahaan atau instansi
dan pelatihan kejuruan. Kedua belah pihak tersebut secara sungguh-sungguh terlibat
dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap pelaksanaan,
sampai pada tahap evaluasi dan penentuan kelulusan peserta didik, serta upaya
pemasarannya.
30
No. 323/U/1997 tentang penyelenggaraan pendidikan Sistem Ganda pada SMK, dan
10,ayat(1)]
terutama dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam
Pemerintah, masyarakat, dan / atau keluarga peserta didik. (UUSPN, Bab VIII,
pasal 33)
7. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yangdiperlukan
dalam rangka pengembangan pendidikan menengah [ PP 29, Bab XIII, pasal 32,
ayat (2) ]
sebagai berikut:
Praktik Kerja Industri atau disingkat menjadi Prakerin adalah bentuk dari
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan Industri
2008) disebutkan:
32
Prakerin adalah suatu komponen praktik keahlian profesi, berupa kegiatan secara
terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap
diungkapkan bahwa Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah program wajib yang
memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali siswa dengan
Ganda adalah ”Suatu sistem pendidikan yang dikelola berdasarkan kemitraan antara
Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI) dengan Sekolah Menengah Kejuruan, program
bersama antara yang diorganisasikan melalui Majelis Sekolah (MS). Jadi disini
tertentu”.
terstruktur dan terprogram dengan tujuan agar siswa memperoleh suatu tingkat
2. Di dunia kerja (Praktik Kerja Industri) meliputi komponen praktik keahlian kerja,
industri. Dengan kata lain bahwa Praktik kerja industri adalah suatu strategi dimana
setiap siswa mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by doing)
pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan praktik kerja industri ini peserta didik
MODEL I
I II III
(1) (1) (1)
(2) (2)
(3) (3)
(5)
(4) (4)
Gambar 2.2
Model Pelaksanaan
Program Pendidikan Sistem Ganda
(Dual Based Program)
sekolah
MODEL II
I II III
(1) (1) (1)
(2) (2)
(3) (3)
(5)
(4) (4)
Gambar 2.3
Model Pelaksanaan
Program Pendidikan Sistem Ganda
(Dual Based Program)
35
mulai tahun ketiga, tapi industri sudah terlibat sejak tahun kedua untuk menangani
MODEL III
I II III
(1) (1) (1)
(2) (2)
(3) (3)
(5)
(4) (4)
Gambar 2.4
Model Pelaksanaan
Program Pendidikan Sistem Ganda
(Dual Based Program)
MODEL IV
I II III
(1) (1) (1) (1)
Gambar 2.5
Model-model Pelaksanaan
Program Pendidikan Sistem Ganda
(Dual Based Program)
sekolah
Based Program) yang dilaksanakan pihak SMK Pasundan I Cimahi adalah model I
dan model III, dimana pembekalan kemampuan produktif di Dunia Usaha dan Dunia
Kejuruan.
Pada dasarnya tujuan pokok pendidikan sistem ganda (PSG) adalah untuk
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja ).
b. memperkokoh " link and macth " antara sekolah dengan dunia kerja.
berkualitas profesional.
Hal tersebut di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Made Wena
( 1996 : 77 ) yang menjelaskan bahwa ada empat prinsip utama dari sistem ganda
a. Membuat setting dunia kerja dan masyarakat sebagai lingkungan belajar bagi
para siswa
c. Memberi peran para siswa secara konstruktif sebagai pekerja disertai tanggung
jawa riilnya, dan sebagai peserta didik dalam waktu yang bersamaan
d. Menanamkan hubungan masyarakat yang erat antara peserta didik dengan pekerja
Dilihat dari hal-hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran pada pendidikan kejuruan yang artinya usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan kejuruan secara maksimal. Dengan kata lain berusa untuk menghasilkan
Ganda pada SMK Pasundan Cimahi, telah memberikan pengalaman berharga bagi
seluruh pihak dan seluruh unsur yang terlibat dalam pengembangan dan
pelaksanaannya. Disatu sisi para pelaku dan pengelola program Sekolah Menengah
Kejuruan semakin yakin bahwa program Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu
Menengah Kejuruan.
prakerin ini menyadarkan semua pihak untuk keluar dari kebuntuan upaya
tradisional. Di sisi lain, masih menghadapi masalah berupa kelambanan gerak dan
bersumber dari pola pikir dan perilaku para pelaku dan pengelola program Sekolah
Sistem Ganda yang mempunyai misi mengejar mutu dan menciptakan keunggulan
39
menuntut keterbukaan kita menerima nilai-nilai aru dan menuntut keberanian berpola
pikir baru untuk mampu memahami program Pendidikan Sistem Ganda secara pas.
yang dapat diharapkan menjadi pedoman bagi para pengelola Pendidikan Sistem
Ganda.
meliputi:
Sistem Ganda
Ganda.
sebagai berikut:
1) Pengembangan kurikulum
tamatan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja (standar kemampuan tamatan),
menentukan dan pengalaman belajar yang harus dialami oleh peserta didik agar
terstruktur dan terarah yang merupakan salah satu dari program Pendidikan Sistem
dengan Institusi Pasangannya dengan tujuan untuk menyeleksi dan memilih calon
Ganda.
adalah suatu upaya dan usaha sekolah dan Dunia Usaha/Industri secara bersama-
sama menetapkan jenis hubungan nyata dari hasil pemahaman tersebut masing-
a) Monitoring
b) Evaluasi
c) Sertifikasi
Nilai inilah yang digunakan sebagai data hasil dari Prakerin selanjutnya
dibandingkan dengan nilai hasil Ujian Akhir Nasional Produktif pada tahun
2009/2010
meliputi:
1. Program Pelatihan
2004, yaitu program Keahlian Kelompok Bisnis dan Manajemen, yang meliputi
berikut :
Bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik,
dan teknologi.
kejuruan.
Komponen dan pokok bahasan dalam Pendidikan Sistem Ganda antara lain:
masing.
keahlian.
terbatas, untuk itu perlu dilakukan seleksi. Pada siswa dinyatakan diterima dan
a. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter
d. Mendapat ijin dari orang tua atau dan yang mewakilinya, dengan menandatangani
pelatihan/praktik.
antusias.
dipraktikan.
1. Pihak Sekolah
Ganda.
siswa Prakerin
meliputi:
siswa praktik
Praktik Industri.
e. Di Dunia Usaha/ Industri belum ada program kegiatan praktik sehingga siswa
lembaga tersebut, terlepas dari jadwal praktik yang ditetapkan oleh Majelis Sekolah
seperti di:
d. Pemkot Cimahi
e. Departemen Sosial
sesuai dengan persyaratan yang diminta. Khususnya di Ramayana Dept. Store, selain
lowongan pekerjaan khususnya bagi siswa yang telah melaksanakan praktik industri
di Perusahaan tersebut.
berbagai masalah dan perihal tentang Prakerin dalam Pendidikan Sistem Ganda.
2. Monitoring Kepala Sekolah dan Staf kelompok kerja Pendidikan Sistem Ganda
Menurut Goetsch dan Davis dalam Fandy Tjipto & Anastasia Diana,
2002:4, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan.
adalah segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan ke
3. Perbaikan berkelanjutan
pendidikan, kualitas atau mutu proses hasil belajar mengajar diartikan sebagai mutu
dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dan mutu aktivitas belajar yang
praktik ( DU/ DI ) dan di kancah belajar lainnya. Yang terwujud dalam bentuk hasil
belajar nyata yang dicapai oleh peserta didik berupa nilai rata-rata dari semua mata
dilihat dari perubahan perilaku itu sendiri. Dalam konteks pendidikan, Bloom
mengungkapkan tiga kawasan (domain) perilaku individu beserta sub kawasan dari
masing-masing kawasan, yakni : (1) kawasan kognitif; (2) kawasan afektif; dan (3)
kawasan psikomotor.
50
pendidikan, terutama kaitannya dengan usaha dan hasil pendidikan. Segenap usaha
pada tulisan Gulo (2005), di bawah ini akan diuraikan ketiga kawasan tersebut
beserta sub-kawasannya.
A. Kawasan Kognitif
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar.
Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek,
ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau
kesimpulan.
Dilihat dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan sebagai
berikut :
2. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan kegiatan
temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta
3. Penerapan (application)
4. Penguraian (analysis)
5. Memadukan (synthesis)
kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif dan
6. Penilaian (evaluation)
B. Kawasan Afektif
perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
1. Penerimaan (receiving/attending)
2. Sambutan (responding)
3. Penilaian (valuing)
52
Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki dan
menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi. Penilaian terbagi atas empat tahap
sebagai berikut :
4. Pengorganisasian (organization)
Pada tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai
tertentu seperti pada tahap komitmen, tetapi mulai melihat beberapa nilai yang
relevan untuk disusun menjadi satu sistem nilai. Proses ini terjadi dalam dua tahapan,
yakni :
5. Karakterisasi (characterization)
sistem nilai Kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem nilai sudah dapat
disusun, maka susunan itu belum konsisten di dalam diri yang bersangkutan. Artinya
mudah berubah-ubah sesuai situasi yang dihadapi. Pada tahap karakterisasi, sistem
itu selalu konsisten. Proses ini terdiri atas dua tahap, yaitu :
Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut
pandang tertentu.
C. Kawasan Psikomotor
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system)
dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan); (b) peniruan (imitation);
53
(origination).
menjawab pertanyaan.
itu.
dilaksanakan.
Belajar Mengajar
harus disampaikan dan dirasakan oleh siswa, guru, orang tua, masyarakat, dan para
pendidikan )
54
Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualita/ mutu
proses dan hasil belajar mengajar di kelas, yaitu faktor internal dan eksternal.
Adapun yang termasuk ke dalam faktor internal berupa: faktor psikologis, sosiologis,
dan fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru. Sedangkan yang termasuk ke dalam
faktor eksternal ialah semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar mengajar di
kelas selain faktor yang bersumber dari faktor guru dan siswa. Faktor-faktor
guru dan siswa jika proses pendidikan di kelas ingin berhasil dengan baik. (Bruner
dalam Abdul Hadis: 2010). Kesemua faktor tersebut merupakan kondisi – kondisi
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Gagne dalam Abdul Hadis: 2010).
pembelajaran di kelas dilihat dari perspektif komponen input, komponen proses dan
pembelajaran di kelas secara mikro dan mutu pendidikan secara makro ialah
komponen murid atau siswa sebagai peserta didik yang akan diproses dalam kegiatan
instrumental input yang mempengaruhi mutu proses dan hasil pembelajaran dan
belajar, media dan peralatan belajar, metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran.
55
proses pembelajaran dan pendidikan adalah komponen lulusan atau alumni dari suatu
institusi pendidikan.
Menurut pendapat penulis dalm kaitan dengan fokus kajian penelitian ini,
faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kualitas atau mutu hasil
pembelajaran dan pendidikan adalah komponen guru dan kepala sekolah. Guru
Seorang guru harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran kepada
peserta didik. Tanggung jawab guru tidak hanya sekedar menyampaikan bahan ajar
saja tetapi yang lebih penting adalah bagaimana seorang guru harus bisa menjadikan
nanti.
petunjuk ke arah mana pendidikan itu akan di bawa. Kepala sekolah merupakan
komando tertinggi yang harus memimpin dan merencanakan strategi apa yang harus
pembelajaran di sekolah dan mutu pendidikan secara umum sangat banyak, namun
jika dilihat dari faktor dominan yang berpengaruh terhadap mutu/ kualitas
56
lembaga pendidikan.
ketrampilan, secara kreatif dapat dikembangkan oleh siswa dan guru sehingga
menghasilkan pola pemikiran kearah masa datang yang disebut keunggulan. Siswa
membentuk sikap dan perilaku para siswa. Selama di sekolah siswa diperlakukan
sebagai anak oleh gurunya tetapi di tempat praktik siswa diperlakukan sebagai orang
dewasa sama seperti karyawan lainnya. Hal ini menjadikan siswa SMK lebih mandiri
Para siswa lebih merasa dihargai sehingga mereka lebih bebas berkreasi
berpengaruh akan terbentuknya aspek moral kerja sumber daya manusia sebab dalam
siswa, tetapi wajib mengikuti semua tata tertib/ peraturan kerja yang berlaku
untuk menemukan bidang karir, untuk melatih ketrampilan sikap, etos kerja, dan
dan konkrit.
ketrampilan secara kreatif dapat dikembangkan oleh siswa dan guru sehingga
sudah mempunyai keahlian profesional, ketrampilan, disiplin dan etos kerja sesuai
dengan tuntutan dunia kerja yang siap pakai sebagai Sumber Daya Manusia.
mempunyai keahlian profesional, ketrampilan, disiplin dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja/industri dalam hal ini dapat digunakan sebagai indikator
58
adalah:
4. Berdasarkan peta materi yang telah dipilah-pilah selanjutnya sekolah dan institusi
sudah dibekali kemampuan dasar sesuai dan ketrampilan dasar kejuruan dengan
b. Juru tik
c. Asiparis/Agendaris
e. Operator komputer
a. Pemegang Buku
b. Kasir/Teller
c. Operator Komputer
a. Pramuniaga
b. Tenaga pemasaran
d. Operator komputer
60
sistem ganda ( PSG ) menggunakan sistem Blok Release, dan sesuai dengan hasil
kesepakatan bersama antara SMK Negeri dan SMK Swasta se-Kota Cimahi, maka
didik, dan pendidik. Hasil dari proses pendidikan adalah kemampuan lulusan,
sedangkan kriteria mutu lulusan deskripsi kemampuan (kinerja) yang dituntut dunia
kerja.
juga turut dipersiapkan melalui sistem pendidikan yang disesuaikan untuk mampu
oleh sekolah, keahlian profesional hanya mungkin dicapai melalui kegiatan langsung
61
apa yang dapat dilakukan di sekolah dan apa yang apa yang seharusnya dilakukan di
dunia kerja.
kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya kerjasama banyak pihak. Ketika
strukur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka hal ini
kebijakan.
a. Komunikasi
b. Sumber daya
c. Disposisi
d. Struktur birokrasi
Sistem Ganda bergantung pada bagaimana keempat faktor di atas bersinergi dalam
62
dengan baik maka tujuan yang diharapkan pemerintah akan mutu lulusan SMK yang
2) Di dunia kerja (Praktik Kerja Industri) meliputi komponen praktik keahlian kerja,
Kejuruan siswa tidak hanya mendapat pengetahuan tetapi juga mendapat keahlian
dapat dilaksanakan di sekolah atau di DUDI dengan bekerja sama dalam program
PSG, namun komponen praktik keahlian profesi hanya dapat dilakukan di dunia
kemampuan profesional.
63
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta sehingga hasilnya dapat terukur
dibekali dengan pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan yang sesuai dengan bidang
ketrampilan, disiplin dan etos kerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang siap
keberhasilan tamatan SMK yang diukur dengan adanya perubahan perilaku dalam
konteks pendidikan, yakni perilaku dalam kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.
manusia yang produktif dalam hal ini diharapkan terjadinya peningkatan kualitas
Penjelasan :
komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi (Edward III:1980). Dalam
rangka implementasi kegiatan PSG di Dunia Usaha dan Dunia Industri sekolah
harus menerapkan empat faktor tersebut agar bersinergi satu dengan lainnya
sehingga dapat membangun kemitraan yang baik dengan pihak Dunia Usaha dan
Ganda ini, selain itu hal yang lebih utama dibutuhkan kesiapan siswa untuk mampu
Dengan kemitraan yang baik antara SMK dengan pihak Dunia Usaha dan
antara kualitas lulusan dengan relevansi kebutuhan kopetensi di dunia kerja. Kualitas
lulusan dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan perilaku dalam konteks pendidikan
yang menurut Bloom terbagi atas 3 kawasan, yaitu: kawasan kognitif, kawasan
2.3 Hipotesis
diteliti kemudian harus diuji kebenarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
masalah, dan tujuan penelitian serta kerangka berpikir penelitian maka hipotesis
secara efektif.
BAB III
METODE PENELITIAN
sendiri dan kualitas siswa dalam hal ini yang dijadikan fokus adalah tingkat
adalah SMK Pasundan 1 yang terletak di Jl. Encep Kartawiria No. 97/ A Kota
Cimahi.
diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah
yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
yang terdiri atas kolom-kolom: nomor, persyaratan yang berkaitan dengan indikator,
alternatif jawaban yang disediakan, nilai jawaban, dan jumlah nilai jawaban.
68
diartikan:
Sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antar variabel yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis
statistik yang akan digunakan.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksplanatoris, sedangkan jenis
hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan bias yang kecil dan
adalah suatu kegiatan penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu set,kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
Gambar 3.1
Paradigma penelitian
Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y
1. Variabel bebas (x) adalah variabel yang menunjukkan adanya gejala atau
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah implementasi kebijakan PSG.
2. Variabel terikat (y) adalah hasil yang terjadi karena variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kualitas siswa SMK.
suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
yaitu bebas dan variael terikat. Variabel bebas disebut variabel x yaitu variabel yang
diselidiki pengaruhnya. Sedangkan variabel terikat atau disebut juga variabel kontrol,
variabel ramalan atau variabel y adalah variabel yang meramalkan yang timbul
Untuk itu dalam penelitian inipun juga digunakan dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat atau variabel (x) dan variabel (y) antara lain:
b. Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah Kualitas Siswa SMK.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
NO. ITEM
NO VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
SOAL
dalam menginformasikan
kebijakan
Kemampuan implementator 8, 9, dan 10
dalam melaksanakan
kebijakan
Dukungan publik terhadap 12
kebijakan
13
Fasilitas
71
Keterampilan 18 dan 21
Kesiapan
(Teori Bloom) 19 dan 22
Kreativitas
20
Keterampilan dalam bekerja
72
angket yang disebarkan kepada obyek penelitian. Sedangkan data primer didapatkan
melalui wawancara dengan Ketua Pokja PSG dan pengurus Bimbingan dan
2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang langsung terjun ke lapangan dengan
seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil,
peneliti untuk mendapatkan data sekunder yaitu tentang nilai Ujian Produktif
para struktural terkait di Dunia Usaha dan Dunia Industri serta wawancara
Scale yaitu melakukan pengukuran pada tingkat skala ordinal atau berjenjang.
dahulu diuji validitas melalui construct validity dan reabilitas internal melalui
pearson.
bahwa:
1. Nilai indeks minimum, yaitu skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali
jumlah responden.
2. Nilai indeks maksimum, yaitu skor maksimum dikali jumlah pertanyaan dikali
jumlah responden.
3. Selisih antara nilai indeks maksimum dikurangi nilai indeks minimum, dengan
jenjang yang diinginkan yaitu sangat rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.
74
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
sampai dengan tidak setuju. Kemudian setiap jawaban diberi skor dari skor tertinggi
TABEL 3.2
BOBOT NILAI PERNYATAAN
3.2.5 Populasi
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa SMK Pasundan 1 Cimahi
Tahun Pelajaran 2010/ 2011, kelas XII jurusan/ kompetensi keahlian Administrasi
Perkantoran (AP) yang telah melaksanakan program PSG atau telah melaksanakan
Praktik Kerja Industri yaitu sebanyak 114 orang siswa yang terbagi atas 3 kelas yaitu
40 siswa pada XII AP 1, 38 siswa pada XII AP 2, dan 40 siswa pada XII AP 3.
75
Mengingat populasi yang akan diteliti adalah seluruh kelas XII AP, maka
teknik yang digunakan adalah teknik sensus, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel/
responden penelitian.
sebagai berikut:
a. Editing, yaitu penulis meneliti secara rinci terhadap angket yang akan disebarkan
kepada populasi yang ada. Hal ini dilakukan agar angket terhindar dari kesalahan
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur cocok mengukur apa yang
ingin diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur maka alat
(alat) ukur yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian, maka rumus
2. Uji Reliabilitas
instrumen penelitian. Teknik uji yang digunakan teknik korelasi belah dua dari
Sperman Borwn ( split half ) yang dikutip Sugiyono (2004:178) dengan persamaan
2 rb
sebagai berikut: r i=
1−r b
Keterangan :
ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb : Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Suatu instrumen variabel dikatakan reliabel jika nilai koefesien reliabilitas
bernilai positip. Makin besar nilai koefesien reliabilitas menunjukkan makin handal
Likert adalah data yang bersipat ordinal sedangkan syarat agar dapat diolah melalui
analisis jalur maka terlebih dahulu data dikonversikan ke dalam skala interval dengan
77
2. Untuk setiap item pernyataan atau pertanyaan, tentukan berapa banyak responden
responden
Keterangan :
8. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scala value yang nilainya terkecil
model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih
variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya
Y^ = a + bX
n . ∑ XY −∑ X . ∑ Y ∑ Y −b . ∑ X
b= 2 a=
n . ∑ X −¿ ¿ ¿¿ ¿ n
n . ∑ XY −∑ X . ∑ Y ∑ Y −b . ∑ X
b= 2 a=
n . ∑ X −¿ ¿ ¿¿ ¿ n
JK Reg ( a)=¿¿ ¿¿
Langkah 8. Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi RJK Reg [ a] dengan rumus
Langkah 9. Mencari Rata-rata jumlah Kuadrat Regresi RJK Reg [ b|a ] dengan rumus
Langkah 10. Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu ( RJK Res ) dengan rumus
JK Res
RJK Res =
n−2
t unstandadized beta
hitung=
standard error
t tabel=¿ t❑ {¿¿ ¿
BAB IV
97/A Cimahi yang berlokasi di bekas SGO Pasundan Cimahi, yang pada waktu itu
sudah berubah menjadi SMA Pasundan 3 Cimahi Pada tahun 1999 SMEA Pasundan
bawah pimpinan Dr. H. Edi Djarkasih sejak tahun 1970- 1993 selanjutnya , SMK
Pasundan, berpindah ke Cimahi dan dipimpin oleh Drs. H. E. Komarudin dari tahun
1993-1996 yang kemudian jabatan kepala sekolah ini diteruskan oleh Drs. Dedy .PH,
dari tahun 1994 – 1995 dan pada tahun 1995 – 1996 dipimpin oleh Ali Hidayat , BA.
sejak tahun 1996 sampai 2005 Jabatan Kepala Sekolah dijabat oleh Aan Saprani,
Bc.Ak, Kemudian sejak Januari tahun 2006 sampai dengan Juli 2006 Jabatan PLt
Kepala Sekolah dipegang Drs. Djoehana I Widjaksana, PH, yang selanjutnya mulai
tahun pelajaran 2006/2007 sampai sekarang Jabatan Kepala Sekolah dipegang oleh
Drs. Rusyamsi, M.Pd. Mulai tahun pelajaran 2010 – 2011 SMK Pasundan Cimahi
SMK Pasundan I Cimahi yang saat ini berjenjang akreditasi A, saat berdiri
hanya mempunyai satu Bidang Studi Kealian yaitu Bisnis dan Manajemen dengan
satu Program Keahlian yaitu Penjualan , yang pada saat ini berkembang menjadi
82
Mulai tahun pelajaran 2008 – 2009 SMK Pasundan Cimahi membuka Bidang Studi
Keahlian baru yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan satu program
studi keahlian yaitu Teknik Komputer dan Jaringan. Mulai Tahun Pelajaran 2010/
2011 SMK Pasundan Cimahi berubah nama menjadi SMK Pasundan 1 Cimahi,
Sejak berdiri sampai dengan saat ini SMK Pasundan Cimahi telah
meluluskan lebih dari 10.000 orang siswa yang sebagian besar sudah diserap di
dunia kerja. Bidang dunia kerja yang menyerap lulusan SMK Pasundan ini bervariasi
Berikut ini gambaran keadaan siswa dan guru di SMK Pasundan 1 Cimahi:
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Keadaan Guru
III PRODUKTIF
39 Ayi Hendayani,SE S1/UNJANI/Akuntansi/1998 Produktif Akuntansi
40 Noor Patriani E,S.Pd S1/UNLA/Akuntansi/1995 Produktif Akuntansi
41 Maria Sari, ST S.1/UPI/Pend.Akuntansi/2007 Produktif Akuntansi
42 Drs.A.Saeful Hidayat S1/IKIP/Ekper/1982 Produktif Akuntansi
43 Dra.Yeni Kartini S1/IKIP/Adpen/1988 Produktif
Adm.Perkantoran
44 Dra.Hj.Tita Kospita S1/IKIP/Manajemen/1984 Produktif
Adm.Perkantoran
45 Betty Irawati,S.Pd S.1/IKIP/Ekonomi/2000 Produktif
Adm.Perkantoran
46 Dra.Kaesih S1/IKIP/Ekper/1984 Produktif
Adm.Perkantoran
47 Drs.Djafar S1/IKIP/Manajemen/1983 Produktif
Adm.Perkantoran
85
Hariwidodo,S.Pd
49 Tiktik Kartika,SE S1/UNPAS/Ekonomi/1993 Produktif Perdagangan
50 Furry Detty Nurbakti UPI/Man.Pemasaran Pariwisata Produktif Perdagangan
51 Yudha Hermana Pratama S.1/PASIM/Komp.Informatika/2001 Produktif TKJ
52 Alip Syahrudin, ST,MM S.2/STIE/Manajemen SDM/2007 Produktif TKJ
53 Kicky Uceu Wardani, S.Si S.1/UPI/Kimia/2001 Produktif TKJ
54 Mulyo Sudarso,S.kom. S.1/UNIKOM/Teknik Produktif TKJ
Informatika/2008
IV MULOK
55 Dra.Hani Sumaryani S1/UNINUS/B.Indonesia/1987 B.Sunda
56 Drs.Uus Sutisna S1/IKIP/B.Jepang Bahasa jepang
V BP/BK
55 Maruti Puput Ismayanti, S.1/UNJANI/Psikologi/2008 BP/BK
S.Pd
Tabel 4.3
No PendidikanTertinggi/
Nama Jabatan
. Jurusan
1 Leili Malihatun Kepala Tata Usaha MAN/1993
2 Siti Suhaeni Bendaharawan SMEA/1987
3 Noor Zaina Tata Usaha SMAN/1993
4 Lenny Nurnawati Tata Usaha SMAN/1993
5 Yani Aryani Tata Usaha D.1/SEKRETARIS/1990
6 Yani Mulyani Pustakawan SMK/Man.Bisnis/2000
7 Lukman Adiputra Pemb. Bendahara SMEAN/1964
8 Iyus Yusman Caraka SD/1970
9 Abdul Adjid Caraka SD/1991
10 Yayan Tarkaya Caraka KPG/1986
11 Karsinah Caraka SD
86
. Jurusan
12 Muhamad Satpam SD/1957
13 Yusup Caraka MA/2003
KEPALA SEKOLAH
Drs.RUSYAMSI,M.Pd.
KOORD.BP/BK
NUNUNG N.,S.Ag.
PEMBINA OSIS
TAUFIQ F. S.Pd.
STAF.PEMB. OSIS
SUHANA NINGRAT,S.SN
WALI KELAS
SISWA
88
Bagan 4.1
pekerjaan sesuai dengan bidangnya pada masa kini maupun masa yang akan datang
Misi: Mengoptimalkan semua sumber daya yang ada di sekolah dan di luar sekolah
dalam upaya mewujudkan sekolah yang mandiri, menghasilkan lulusan yang mampu
berwirausaha dan berorientasi pada dunia kerja sesuai dengan perkembangan IPTEK
b. mampu berdikari
Kompetensi Keahlian yang paling banyak diminati siswa yang masuk ke SMK
Pasundan 1 Cimahi. Hal ini terbukti dengan jumlah siswa yang memilih Kompetensi
yang lainnya.
Tabel 4.4
ANGKATAN
90
item ).
masing instrumen pengukuran adalah reliabel dengan tingkat reliabilitas yang tinggi
(koefisien rata-rata di atas 0,8) dengan koefisien internal Spearman Brown sesuai
bawah ini :
mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor
item. Menurut Sugiyono (1999 : 46), item yang mempunyai korelasi positif dengan
skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
apabila korelasi antar item dengan skor total kurang dari 0,3 maka item dalam
Adapun hasil uji coba mengenai tingkat validitas butir pertanyaan disajikan
Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7, diperoleh infromasi mengenai tingkat
validitas item mana saja yang dinyatakan valid dan digunakan untuk penelitian.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Item Pertanyaan Instrumen
(X)
Kualitas Siswa (Y) 22 100 - - 22 100
Sumber : Lampiran pengujian validitas reliabilitas
variabel yang diteliti dalam penelitian. Secara garis besar variabel penelitian dibagi
menjadi dua bagian yaitu variabel independent ( variabel bebas ) dan variabel
Oleh karena itu pembahasan hasil penelitian akan diawali dengan variabel
Siswa SMK.
Pendidikan Sistem Ganda dengan kategori: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan
struktur birokrasi.
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Pendapat responden mengenai siswa yang akan melaksanakan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) harus diberikan penjelasan tentang kebijakan program PSG
Tabel 4.10
Pendapat responden mengenai sekolah mengundang Dunia Usaha/ Dunia Industri
(DU/DI) untuk mensosialisasikan PSG
3 Ragu-ragu 6 18 5.26
2 Tidak Setuju 2 4 1.75
1 Sangat Tidak Setuju 1 1 0.88
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori komunikasi di SMK Pasundan 1 Cimahi dalam sosialisasi PSG dengan
Tabel 4.11
Pendapat responden mengenai sebelum PSG siswa dibekali praktik perkantoran di
sekolah
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 94 470 82.46
4 Setuju 14 56 12.28
3 Ragu-ragu 5 15 4.39
2 Tidak Setuju 1 2 0.88
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
siswa SMK Pasundan 1 Cimahi yang akan melakukan PSG sudah dilaksanakan
dengan baik.
Tabel 4.12
Pendapat responden mengenai pengembangan model kerja sama dalam pelaksanaan
PSG dengan pihak DU/DI
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 80 400 70.18
4 Setuju 22 88 19.30
3 Ragu-ragu 11 33 9.65
2 Tidak Setuju 1 2 0.88
97
dari kategori komunikasi dalam pengembangan model kerja sama dengan pihak DU/
DI dalam pelaksanaan PSG di SMK Pasundan 1 Cimahi sudah berjalan dengan baik.
Tabel 4.13
Pendapat responden mengenai pembekalan sebagai persiapan PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 94 470 82.46
4 Setuju 11 44 9.65
3 Ragu-ragu 6 18 5.26
2 Tidak Setuju 2 4 1.75
1 Sangat Tidak Setuju 1 1 0.88
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.14
98
dari kategori komunikasi dalam kerja sama sekolah dengan pihak DU/ DI untuk
Tabel 4.15
Pendapat responden mengenai pembimbing PSG memiliki kemampuan yang baik
dalam menjelaskan program
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 55 275 48.25
4 Setuju 50 200 43.86
3 Ragu-ragu 3 9 2.63
2 Tidak Setuju 5 10 4.39
1 Sangat Tidak Setuju 1 1 0.88
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori sumber daya guru pembimbing PSG di SMK Pasundan 1 Cimahi
Tabel 4.16
Pendapat responden mengenai penetapan pelaksanaan PSG disesuaikan dengan latar
belakang bidang keahlian siswa
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 82 410 71.93
4 Setuju 22 88 19.30
3 Ragu-ragu 10 30 8.77
2 Tidak Setuju 0 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori sumber daya dalam penentuan guru pembimbing PSG di SMK
Pasundan 1 Cimahi sudah dilaksanakan sesuai latar belakang keahlian guru tersebut.
Tabel 17
Pendapat responden mengenai motivasi yang tinggi dimiliki pembimbing selama
mendampingi siswa dalam pelaksanaan PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 43 215 37.72
4 Setuju 52 208 45.61
3 Ragu-ragu 17 51 14.91
2 Tidak Setuju 1 2 0.88
1 Sangat Tidak Setuju 1 1 0.88
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori sumber daya guru pembimbing di SMK Pasundan 1 Cimahi memiliki
Tabel 4.18
Pendapat responden mengenai pembimbing siswa memiliki kemampuan yang baik
dalam menyelesaikan masalah siswa
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 78 390 68.42
4 Setuju 24 96 21.05
3 Ragu-ragu 12 36 10.53
2 Tidak Setuju 0 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori sumber daya guru pembimbing di SMK Pasundan 1 Cimahi dalam
Tabel 4.19
Pendapat responden mengenai pembimbing memiliki kemampuan yang baik dalam
mengarahkan siswa
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 74 370 64.91
4 Setuju 26 104 22.81
3 Ragu-ragu 10 30 8.77
2 Tidak Setuju 1 2 0.88
1 Sangat Tidak Setuju 3 3 2.63
101
dari kategori sumber daya guru pembimbing di SMK Pasundan 1 Cimahi memiliki
Tabel 4.20
Pendapat responden mengenai orang tua siswa ikut mendukung program PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 47 235 41.23
4 Setuju 56 224 49.12
3 Ragu-ragu 10 30 8.77
2 Tidak Setuju 1 2 0.88
1 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori sumber daya dalam dukungan orang tua siswa di SMK Pasundan 1
Tabel 4.21
Pendapat responden mengenai sekolah dan DU/DI menyediakan fasilitas untuk
pelaksanaan PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 55 275 48.25
4 Setuju 45 180 39.47
3 Ragu-ragu 10 30 8.77
2 Tidak Setuju 3 6 2.63
1 Sangat Tidak Setuju 1 1 0.88
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
102
dari kategori sumber daya dalam penyediaan fasilitas yang dibutuhkan selama
Tabel 4.22
Pendapat responden mengenai sekolah menginformasikan kepada siswa tentang tata
tertib yang harus dilaksanakan selama PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 60 300 52.63
4 Setuju 37 148 32.46
3 Ragu-ragu 15 45 13.16
2 Tidak Setuju 2 4 1.75
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori disposisi dalam menginformasikan tata tertib selama pelaksanaan PSG
Tabel 4.23
Pendapat responden mengenai sekolah dan DU/DI menunjuk dan menetapkan
pembimbing siswa selama melaksanakan PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
103
dari kategori disposisi dalam penetapan pembimbing siswa SMK Pasundan 1 Cimahi
Tabel 4.24
Pendapat responden mengenai sekolah memberikan kewenangan penuh kepada
DU/DI dalam pelaksanaan PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 51 255 44.74
4 Setuju 38 152 33.33
3 Ragu-ragu 18 54 15.79
2 Tidak Setuju 5 10 4.39
1 Sangat Tidak Setuju 2 2 1.75
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.25
Pendapat responden mengenai pembimbing siswa secara berkala melakukan evaluasi
dari kategori disposisi mengenai pengawasan dan evaluasi siswa yang sedang
Tabel 4.26
Pendapat responden mengenai sekolah menyusun struktur organisasi kelompok kerja
PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 28 140 24.56
4 Setuju 66 264 57.89
3 Ragu-ragu 15 45 13.16
2 Tidak Setuju 5 10 4.39
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
jelas.
Tabel 4.27
Pendapat responden mengenai DU/DI menetapkan aturan yang jelas tentang
keselamatan kerja
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 57 285 50.00
4 Setuju 38 152 33.33
3 Ragu-ragu 15 45 13.16
2 Tidak Setuju 4 8 3.51
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori struktur birokrasi dalam masalah aturan keselamatan kerja sudah
Tabel 4.28
Pendapat responden mengenai pembimbing memberitahu siswa tata tertib dan aturan
dalam kegiatan PSG di tempat praktik
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 70 350 61.40
4 Setuju 25 100 21.93
3 Ragu-ragu 17 51 14.91
2 Tidak Setuju 2 4 1.75
106
dari kategori struktur birokrasi mengenai tata tertib dan aturan PSG di DU/ DI sudah
Tabel 4.29
Pendapat responden mengenai siswa mendapatkan Raport Skill Journal kegiatan
PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 69 345 60.53
4 Setuju 45 180 39.47
3 Ragu-ragu 0 0 0.00
2 Tidak Setuju 0 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
dari kategori struktur birokrasi menyatakan bahwa semua siswa yang melaksanakan
Tabel 4.30
Pendapat responden mengenai petunjuk pelaksanaan PSG di tempat kerja/ praktik
terlebih dahulu diberitahukan kepada siswa
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 70 350 61.40
4 Setuju 25 100 21.93
3 Ragu-ragu 14 42 12.28
2 Tidak Setuju 4 8 3.51
107
dari kategori struktur birokrasi dalam petunjuk pelaksanaan PSG di SMK Pasundan 1
Tabel 4.31
Pendapat responden mengenai selalu memahami dalam melaksanakan seluruh
pekerjaan kantor sesuai prosedur yang benar
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 71 355 62.28
4 Setuju 24 96 21.05
3 Ragu-ragu 15 45 13.16
2 Tidak Setuju 2 4 1.75
1 Sangat Tidak Setuju 2 2 1.75
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.32
108
Tabel 4.33
Pendapat responden mengenai kemampuan menerima dan menyelesaikan tugas tepat
waktu sesuai rencana dengan kreativitas serta daya nalar pegawai merupakan cermin
kemampuan pegawai
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 56 280 49.12
4 Setuju 44 176 38.60
3 Ragu-ragu 14 42 12.28
2 Tidak Setuju 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.34
Pendapat responden mengenai penyelesaian tugas dilakukan secara efektif dengan
hasil yang optimal
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 54 270 47.37
4 Setuju 44 176 38.60
3 Ragu-ragu 10 30 8.77
2 Tidak Setuju 4 8 3.51
1 Sangat Tidak Setuju 2 2 1.75
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.35
Pendapat responden mengenai mampu mengelola dan mengolah dokumen kantor
dengan baik
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 60 300 52.63
4 Setuju 49 196 42.98
3 Ragu-ragu 5 15 4.39
2 Tidak Setuju 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.36
Pendapat responden mengenai kemampuan mengendalikan surat dengan prosedur
yang benar
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 70 350 61.40
4 Setuju 30 120 26.32
3 Ragu-ragu 14 42 12.28
2 Tidak Setuju 0 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.37
Pendapat responden mengenai aktivitas kantor selalu dilakukan dengan teliti dan
tepat
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 82 410 71.93
4 Setuju 22 88 19.30
3 Ragu-ragu 9 27 7.89
2 Tidak Setuju 1 2 0.88
111
Tabel 4.38
Pendapat responden mengenai bekerja sesuai prosedur dengan menerapkan sistem
kerja yang benar
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 68 340 59.65
4 Setuju 30 120 26.32
3 Ragu-ragu 13 39 11.40
2 Tidak Setuju 2 4 1.75
1 Sangat Tidak Setuju 1 1 0.88
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.39
Pendapat responden mengenai tanggap terhadap permasalahan dan selalu mencari
jawaban dalam memecahkan permasalahan adalah ciri pegawai yang aktif
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 62 310 54.39
4 Setuju 32 128 28.07
3 Ragu-ragu 15 45 13.16
2 Tidak Setuju 5 10 4.39
112
Tabel 4.40
Pendapat responden mengenai displin dan tepat waktu sebagai upaya penerapan
budaya di tempat kerja
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 72 360 63.16
4 Setuju 27 108 23.68
3 Ragu-ragu 15 45 13.16
2 Tidak Setuju 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
pasundan 1 Cimahi terhadap dimensi sikap dalam aspek penerapan budaya disiplin
Tabel 4.41
113
dengan baik.
Tabel 4.42
Pendapat responden mengenai sikap selalu berhati-hati dalam setiap pekerjaan pada
saat kerja sebagai bentuk kemampuan menjalankan prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 55 275 48.25
4 Setuju 50 200 43.86
3 Ragu-ragu 8 24 7.02
2 Tidak Setuju 1 2 0.88
1 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
pasundan 1 Cimahi terhadap dimensi sikap dalam aspek prosedur kesehatan dan
Tabel 4.44
Pendapat responden mengenai kerja sama tim/ kelompok selalu dilakukan dalam
melaksanakan PSG
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 50 250 43.86
4 Setuju 44 176 38.60
3 Ragu-ragu 11 33 9.65
2 Tidak Setuju 5 10 4.39
1 Sangat Tidak Setuju 4 4 3.51
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
pasundan 1 Cimahi terhadap dimensi sikap dalam aspek kerja sama tim/ kelompok
Tabel 4.46
Pendapat responden mengenai berkomunikasi dengan sesama dijalin dengan
harmonis dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 69 345 60.53
4 Setuju 40 160 35.09
3 Ragu-ragu 5 15 4.39
2 Tidak Setuju 0 0 0.00
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.47
Pendapat responden mengenai sikap keingintahuan, semangat kerja, dan motivasi
yang tinggi merupakan bentuk sikap mental seorang pegawai yang produktif
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 75 375 65.79
4 Setuju 29 116 25.44
3 Ragu-ragu 5 15 4.39
2 Tidak Setuju 3 6 2.63
1 Sangat Tidak Setuju 2 2 1.75
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
pasundan 1 Cimahi terhadap dimensi sikap dalam aspek semangat kerja dan motivasi
Tabel 4.48
Pendapat responden mengenai sikap bermalas-malasan, tak acuh terhadap
lingkungan, bukan merupakan bagian penting dari sikap pegawai
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 53 265 46.49
4 Setuju 38 152 33.33
3 Ragu-ragu 18 54 15.79
2 Tidak Setuju 0 0 0.00
116
pasundan 1 Cimahi terhadap dimensi sikap malas dan tak acuh terhadap lingkungan
Tabel 4.49
Pendapat responden mengenai selalu berpenampilan rapi dan menarik adalah cermin
dari seorang pegawai yang baik
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 69 345 60.53
4 Setuju 35 140 30.70
3 Ragu-ragu 7 21 6.14
2 Tidak Setuju 3 6 2.63
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.50
Pendapat responden mengenai pemanfaatan waktu dan penyelesaian tugas dilakukan
sesuai jadwal dengan capaian sesuai sasaran
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 68 340 59.65
4 Setuju 39 156 34.21
3 Ragu-ragu 5 15 4.39
2 Tidak Setuju 2 4 1.75
117
mampu dilakukan dengan tepat waktu dengan mencapai sasaran yang diinginkan.
Tabel 4.51
Pendapat responden mengenai mampu memperbaiki kesalahan pekerjaan yang
dilakukan sebagai cermin pegawai yang kreatif
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 68 340 59.65
4 Setuju 31 124 27.19
3 Ragu-ragu 10 30 8.77
2 Tidak Setuju 5 10 4.39
1 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.52
118
Tabel 4.53
Pendapat responden mengenai keceriaan dalam bekerja dan tidak mempersulit diri
dalam mengerjakan tugas sebagai cermin semangat kerja pegawai
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 48 240 42.11
4 Setuju 51 204 44.74
3 Ragu-ragu 10 30 8.77
2 Tidak Setuju 5 10 4.39
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0.00
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.54
Pendapat responden mengenai penanganan sendiri perbaikan ringan pada peralatan
kantor yang terjadi selama praktik merupakan bentuk kreativitas pegawai
Pendapat Frekuensi Skor Prosentase
5 Sangat Setuju 42 210 36.84
4 Setuju 58 232 50.88
3 Ragu-ragu 7 21 6.14
2 Tidak Setuju 4 8 3.51
1 Sangat Tidak Setuju 3 3 2.63
Jumlah 114 100 %
Sumber : data kuesioner, diolah
Tabel 4.55
Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation
Implementasi Kebijakan 114 4.4119 .19020
Pendidikan Sistem
Ganda
Kualitas Siswa 114 4.3892 .26875
Valid N (listwise) 114
Sumber : Hasil perhitungan statistik
Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda lebih tinggi dibandingkan Kualitas Siswa. Tabel
Ganda. Artinya dalam kondisi yang sebenarnya banyak siswa yang mempunyai
kualitas yang tinggi, tetapi juga banyak diantara mereka yang mempunyai kualitas
yang rendah.
Tabel 4.56
Kriteria penafsiran kondisi variabel penelitian
Rata-rata Skor Penafsiran
4,2 – 5,0 Sangat Baik/Sangat Tinggi
3,4 – 4,1 Baik/Tinggi
2,6 – 3,3 Cukup Baik/CukupTinggi
1,8 – 2,5 Buruk/Rendah
1,0 - 1,7 Sangat Buruk/Sangat Rendah
Tabel 4.57
Kriteria Ketercapaian Skor tiap Variabel
tinggi.
Tabel 4.58
Correlations
Sumber Struktur Kualitas
Komunikasi Daya Disposisi Birokrasi Siswa
0,434. Hubungan tersebut signifikan, dimana sig.= 0,000 > 0,05. Maka
kualitas siswa juga akan lebih baik, sebaliknya setiap penurunan kualitas
0,392. Hubungan tersebut signifikan, dimana sig.= 0,000 > 0,05. Maka
0,270 Hubungan tersebut signifikan, dimana sig.= 0,004 < 0,05. Maka
Kualitas Siswa.
sebesar 0,357 Hubungan tersebut signifikan, dimana sig.= 0,000 < 0,05.
Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda dengan Kualitas Siswa (korelasi aintara 0,200 –
0,399).
125
Berikut ini adalah perhitungan MSI untuk item nomor 1 utuk variabel
Proporsi Skala
No Skor Frekuensi Proporsi Density Nilai Z
Kumulatif Interval
1 2 4 0.035088 0.035088 0.077429 -1.81078 1
3 5 0.04386 0.078947 0.147183 -1.41219 1.616322
4 11 0.096491 0.175439 0.258185 -0.93289 2.056348
5 94 0.824561 1 0 3.519843
Cara mencari :
0 , 000−0,077429
SV 2 = =-2. 20671
0,035088−0,000
0,077429−0,147183
SV 3= =-1.59041
0,078947−0,035088
0,147183−0,258185
SV 4 = =-1 .15038
0,175439−0,078947
0,258185−0,000
SV 5 = =1 .105
1−0,175439
x2 = (-2,2067 + 3,2067 = 1)
x3 = (-1,59041 + 3,2067 = 1,615)
x4 = (-1,15038 + 3,2067 = 2,055)
x5 = (0,313118+ 3,2067 = 3,519)
Hasil perhitungan regresi melalui software SPSS 17, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Y = -0.053 + 0,366X1+2,05X2+0,257X3+0,231X4
Dimana :
Y = Kualitas Siswa
Ganda 1 satuan, maka akan menurunkan (karena nilainya positif) Kualitas Siswa
positif) Kualitas Siswa sebesar 0,205. Sebaliknya setiap penurunan Sumber Daya
satuan, maka akan meningkatkan (karena nilainya positif) Kualitas Siswa sebesar
Pendidikan Sistem Ganda 1 satuan, maka akan menurunkan (karena nilainya positif)
Sistem Ganda 1 satuan, maka akan menurunkan (karena nilainya positif) Kualitas
Ganda terhadap Kualitas Siswa perlu dilakukan pengujian statistik. Maka untuk
0,05.
Tabel 4.61
Hasil Pengujian Simultan Pengaruh Implementasi Kebijakan Pendidikan
Sistem Ganda terhadap Kualitas Siswa
ANOVAb
dan df2 (n-k-1)=114 – 4 – 1 = 109 dan pengujian dilakukan dengan dua sisi (2-tiled),
Oleh karena F hitung > F tabel (17,929> 2,45) dan probablity = 0,000 <
Kualitas Siswa.
berikut :
Dengan kriteria uji : tolak H0 jika nilai sig. < 0,05 (5%) atau t (1) hitung > t
tabel dan menerima H0 jika nilai sig. > 0,05 (5%) atau t (1) hitung < t tabel
Tabel 4.62
Hasil Pengujian Parsial Pengaruh Komunikasi dalam Implementasi Kebijakan
Pendidikan Sistem Ganda terhadap Kualitas Siswa
Koefisien Sig
t hitung t tabel Kesimpulan
regresi (Probability)
Ho ditolak, terdapat
0,366 5,024 1,988 0,000
pengaruh yang signifikan
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 17
130
Hasil perhitungan (pada lampiran) menunjukkan nilai t hitung adalah 5,024. Dengan
114 – 4 – 1 = 109 dan pengujian dilakukan dengan dua sisi (2-tiled), di peroleh t
Oleh karena t hitung > t tabel (5,024> 1,988) dan probablity = 0,000 <
Kualitas Siswa.
berikut :
Dengan kriteria uji : tolak H0 jika nilai sig. < 0,05 (5%) atau t (2) hitung > t
tabel dan menerima H0 jika nilai sig. > 0,05 (5%) atau t (2) hitung < t tabel
131
Tabel 4.63
Hasil Pengujian Parsial Pengaruh Sumber Daya dalam Implementasi
Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda terhadap Kualitas Siswa
Koefisien Sig
t hitung t tabel Kesimpulan
regresi (Probability)
Ho ditolak, terdapat
0,205 2,856 1,988 0,005
pengaruh yang signifikan
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 17
Hasil perhitungan (pada lampiran) menunjukkan nilai t hitung adalah 2,856. Dengan
114 – 4 – 1 = 109 dan pengujian dilakukan dengan dua sisi (2-tiled), di peroleh t
Oleh karena t hitung > t tabel (2,856 > 1,988) dan probablity = 0,005 <
0,05(5%), maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya dalam
Kualitas Siswa.
berikut :
Dengan kriteria uji : tolak H0 jika nilai sig. < 0,05 (5%) atau t (3) hitung > t
tabel dan menerima H0 jika nilai sig. > 0,05 (5%) atau t (3) hitung < t tabel
Tabel 4.64
Hasil Pengujian Parsial Pengaruh Disposisi dalam Implementasi Kebijakan
Pendidikan Sistem Ganda terhadap Kualitas Siswa
Koefisien Sig
t hitung t tabel Kesimpulan
regresi (Probability)
Ho ditolak, terdapat
0,157 2,902 1,988 0,004
pengaruh yang signifikan
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 17
Hasil perhitungan (pada lampiran) menunjukkan nilai t hitung adalah 2,902. Dengan
114 – 4 – 1 = 109 dan pengujian dilakukan dengan dua sisi (2-tiled), di peroleh t
Oleh karena t hitung > t tabel (2,902 > 1,988) dan probablity = 0,004 <
Kualitas Siswa.
133
berikut :
Dengan kriteria uji : tolak H0 jika nilai sig. < 0,05 (5%) atau t (4) hitung > t
tabel dan menerima H0 jika nilai sig. > 0,05 (5%) atau t (4) hitung < t tabel
Tabel 4.64
Hasil Pengujian Parsial Pengaruh Sturktur Birokrasi dalam Implementasi
Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda terhadap Kualitas Siswa
Koefisien Sig
t hitung t tabel Kesimpulan
regresi (Probability)
Ho ditolak, terdapat
0,231 2,899 1,988 0,005
pengaruh yang signifikan
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 17
Hasil perhitungan (pada lampiran) menunjukkan nilai t hitung adalah 2,899. Dengan
114 – 4 – 1 = 109 dan pengujian dilakukan dengan dua sisi (2-tiled), di peroleh t
Oleh karena t hitung > t tabel (2,899 > 1,988) dan probablity = 0,005 <
sebesar 0,397. Nilai tersebut memiliki makna bahwa variasi pada variabel Kualitas
Siswa dapat dijelaskan sebesar 39,7% oleh variasi variabel Komunikasi, Sumber
Sistem Ganda. Sisanya sebesar 61,3 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
4.3.5 Pembahasan
Cimahi
Sistem Ganda diperoleh skor rata-rata sebesar 4,4119 (tabel 4.55). Apabila skor
baik. Kondisi seperti ini jelas merupakan hal yang diharapkan oleh berbagai pihak
termasuk sekolah (instansi), karena akan berefek kepada kualitas siswa. Pelaksanaan
program Pendidikan Sistem Ganda ( Dual Based Program) yang dilaksanakan pihak
SMK Pasundan I Cimahi adalah model I dan model III, dimana pembekalan
kemampuan produktif di Dunia Usaha dan Dunia Industri dilaksanakan mulai tahun
sekolah dan model III, pembekalan kemampuan produktif dimulai sejak tahun
produktif sepenuhnya diberikan pada tahun ketiga di Dunia Usaha dan Dunia
Pendidikan Sistem Ganda yang baik, salah satunya adalah seperti yang dijelaskan
oleh Edward III dalam Indiahono (2009:33) bahwa Implementasi kebijakan yang
bersifat kompleks menuntut adanya kerjasama banyak pihak. Ketika strukur birokrasi
tidak kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka hal ini akan
2. Kualitas Siswa
diperoleh skor rata-rata sebesar 4,3892 (tabel 4.55). Apabila skor tersebut
maka dapat dikatakan bahwa tingkat kualitas siswa dapat dikategorikan sangat baik
(tinggi). Dengan demikian aspek-aspek perilaku dalam kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotor telah dapat diaktualisasikan oleh para siswa SMK Pasundan 1 Cimahi.
136
Pasundan 1 Cimahi baik secara simultan maupun secara parsial dengan resiko
dan Struktur birokrasi. Oleh karena itu efektif atau tidaknya pelaksanaan kebijakan
Ganda dikelola dengan baik maka tujuan yang diharapkan pemerintah akan mutu
Sementara itu Klaumeier, et al dalam Abdul Hadis (2010) menjelaskan secara garis
besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualita/ mutu proses dan hasil
belajar mengajar di kelas, yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun yang termasuk
ke dalam faktor internal berupa: faktor psikologis, sosiologis, dan fisiologis yang ada
137
pada diri siswa dan guru. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor eksternal ialah
semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar mengajar di kelas selain faktor yang
bersumber dari faktor guru dan siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut berupa faktor:
4.3.6 Keterbatasan
1. Generalisasinya lemah, dengan kata lain hasil studi ini tidak dapat
berbeda.
TEMUAN-TEMUAN DI LAPANGAN
pendidikan sistem ganda/ PSG dirasa masih belum efektif, penulis menemukan
kemitraan antara sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/
DI);
dahulu dikemukakan hasil uji veliditas dan reliabilitas angket penelitian. Dalam
reliabilitas alat ukur penelitian merupakan hal yang amat kritis. Valid dan tidaknya
alat pengumpulan data yang digunakan akan menentukan terhadap kualitas data yang
diperoleh. Karena itu, hal yang perlu diketahui sebelum data penelitian diolah dan
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab III, dalam penelitian ini ada 2
Ganda dan Kualitas Siswa SMK. Angket disebarkan pada siswa SMK Pasundan 1
Cimahi.
diisi langsung dikumpulkan kembali oleh peneliti. Melalui cara ini diperoleh tingkat
dalam lampiran.
140