Anda di halaman 1dari 4

Osha Ombasta 0706275731

E-Waste

A. Definisi
E-waste adalah singkatan dari electronic waste atau limbah elektronik dan merupakan
bagian dari limbah instrumen elektrikal dan elektronik atau Waste Electrical and Electronic
(WEEE). Yang termasuk didalamnya adalah semua instrumen-instrumen elektronik tua
dan/atau sudah tidak terpakai seperti komputer pribadi, komputer jinjing, telepon seluler,
lemari pendingin, TV, Pemutar DVD dan VCD, USB Flashdrive, dan lain-lain yang telah
dibuang oleh pemilik aslinya.

B. Sumber
Inovasi teknologi dan daur hidup produk yang relatif pendek dari perangkat-perangkat
elektronik ditambah dengan pertumbuhan yang cepat dari aplikasi mereka telah menghasilkan
timbulan WEEE (termasuk e-waste) dengan jumlah yang sangat banyak dan diperkirakan
meningkat 3-5% per tahun. Kondisi seperti ini menjadikan e-waste sebagai salah satu
masalah lingkungan yang paling cepat perkembangannya, dikarenakan minimisasi e-waste
dari sumbernya sulit untuk dilakukan.
Secara umum, sesuai dengan WEEE Directive, instrumen elektrikal dan elektronik yang
berpotensi menjadi e-waste dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Perangkat rumah-tangga besar (lemari pendingin, mesin cuci, peralatan masak, dll)
2. Perangkat rumah-tangga kecil (penyedot debu, jam dinding, dll)
3. Peralatan teknologi informasi dan telekomunikasi (komputer pribadi, printer, telepon,
telepon seluler, dll)
4. Peralatan konsumen (TV, radio, kamera video, pengeras suara, dll)
5. Peralatan pencahayaan (lampu pijar, CFL, kampu sodium, dll)
6. Perkakas elektronik (bor listrik, gergaji listrik, mesin jahit, dll)
7. Perlengkapan waktu senggang (komputer/konsol game, kereta listrik, dll)
8. Perangkat medis (kardiologi, dialisis, nuclear medicine, dll)
9. Intrumen kontrol dan pengawasan (detektor asap, pengatur panas, thermostat, dll)
10. Anjungan mandiri (mesin penjual minuman, Anjungan Tunai Mandiri, dll)
Osha Ombasta 0706275731

C. Dampak
D. Regulasi
Terkait dengan permasalahan e-waste, beberapa regulasi telah dikembangkan untuk
mengatur dan mengelola permasalahan limbah elektronik ini. Peraturan-peraturan tersebut
sebagian besar dikembangkan di Eropa, yang antara lain:
1. WEEE Directive.
2. RoHS Directives
3. EuP
4. REACH Directives

WEEE Directive. Dikembangkan selama 10 tahun bersama dengan RoHS Directives,


WEEE Directive merupakan salah satu bagian dari peraturan mekanisme di dalam European
Comission dalam upaya mengenalkan Producer Responsibility (tanggung-jawab produsen).
WEEE Directive mengontrol secara langsung pembuangan perangkat yang telah habis masa
pakainya dan persentase yang akan masuk ke landfill serta menentukan target persentase
untuk produk yang dapat di daur-ulang atau direfurbikasi. Tujuannya secara umum adalah
mengurangi volume limbah elektronik dan elektrikal yang dibuang ke landfill, meningkatkan
daur-ulang dan recovery serta meminimisasi daur hidup dampak lingkungan dari perangkat
elektronik. Tujuan dasar dari WEEE Directive dapat dirangkum sebagai berikut:

 Pengumpulan yang terpisah untuk WEEE (4 kg per kepala)


 Pengolahan berdasarkan standar yang telah disetujui
 Recovery dan daur ulang untuk memenuhi target yang telah ditetapkan
 Produsen membiayai pengumpulan didepan (retail)
 Pilihan kepada para pelaku bisni untuk membayar sebagian atau keseluruhan biaya
 Para pedagang eceran menawarkan pengambilan kembali perangkat yang telah habis
masa pakainya
 Pengembalian WEEE oleh konsumen bebas biaya

Dengan mengenalkan panduan dan kebutuhan, seperti informasi tempat daur ulang dan
disain produk guna ulang, termasuk pula disain recovery dan daur ulang, WEEE Directive
dalam upayanya meningkatkan kinerja lingkungan berusaha melibatkan semua pihak yang
terkait dengan daur hidup perangkat elektronik dan elektrikal, yaitu produsen, konsumen,
dan pendaur-ulang.
Osha Ombasta 0706275731

RoHS Directive. Adalah singkatan dari ‘Restriction of the use of certain Hazardous
Substances in electrical and electronic equipment’, dan pada awalnya merupakan satu
dokumen dengan WEEE Directive. Tujuan utamanya adalah perlindungan terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan melalui pelarangan penggunaan senyawa berbahaya tertentu,
material yang termasuk dalam kategori ini adalah timah, merkuri, cadmium, hexavalent
chromium, polybrominated biphenyls dan polybrominated biphenyls ethers tertentu.
RoHS menjadi hukum di Inggris sejak Agustus 2005 dan mulai dilaksanakan Juli 2006.
Peraturan ini memiliki dampak signifikan kepada produsen, penjual, distributor, dan pendaur-
ulang perangkat elektronik dan elektrikal. Produsen harus memastikan bahwa produk yang
mereka hasilkan tidak mengandung material-material yang disebutkan, tidak mengindahkan
larangan ini akan menyebabkan produsen tersebut harus menarik kembali produk yang telah
mereka edarkan. RoHS mencakup semua kategori produk yang dijelaskan pada WEEE
Directive, kecuali pada kategori perangkat medical dan kontrol pengawasan. Kendati RoHS
hanya diterapkan pada pasar Eropa, namun ia memicu regulasi-regulasi serupa pada negara-
negara lain, antara lain ‘China RoHS’ yang mencakup material yang sama dengan European
RoHS namun dengan implementasi yang cukup berbeda. Kemudian ‘Prohibition of Certain
Hazardous Substances in Consumer Products’ atau biasa disebut ‘super-RoHS’ yang
diterapkan oleh Norwegia, diberi tambahan nama ‘super’ dikarenakan mencakup 18 material,
jauh diatas RoHS yang hanya mencakup 6 material.

EuP Directive. Energy using Product Directive adalah arahan kerangka kerja yang
mengharmonisasi kebutuhan terhadap disain sebuah perangkat. Komponen Eco-design dari
arahan ini mengharuskan manufaktur untuk mempertimbangkan keseluruhan daur-hidup dari
sebuah produk spesifik dan melakukan studi kelayakan dari profil ekologi perlengkapan
manufaktur tersebut. Hal ini meliputi analisis daur-hidup dari perlengkapan dengan
mempertimbangkan:

 Bahan baku
 Akuisisi
 Proses manufaktur
 Pengemasan, transport, dan distribusi
 Instalasi dan perawatan
 Kegunaan
Osha Ombasta 0706275731

 Akhir masa pakai

Untuk setiap bagian dari proses ini, produsen harus melakukan studi konsumsi material
dan energi, emisi ke udara dan air, polusi, limbah yang diperkirakan dan proses daur dan
guna ulang. EuP Directive mendorong industri elektronik untuk mengadopsi pendekatan
holistik kepada cara ia memanufaktur produknya, yang

E. Pengelolaan

Anda mungkin juga menyukai