BLOK 405090223 SISTEM RESPIRASI FK UNTAR 2009 RHINITIS ALERGI DEFINISI • Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersentasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986)
• Kelainan pada hidung dengan gejala bersin bersin,
rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE (WHO ARIA 2001) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI GAMBARAN HISTOLOGIK • Dilatasi pembuluh darah • Pembesaran sel goblet dan sel pembentuk mukus • Pembesaran ruang interseluler • Penebalan membran basal • Infiltrasi sel eosinofil pd jaringan mukosa dan submukosa hidung • Jika persisten proliferasi jar ikat dan hiperplasia mukosa (ireversibel)
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI ALERGEN • Alergen inhalan – masuk bersama pernapasan, mis : tungau debu rumah, kecoa, serpihan epitel kulit binatang, rumput, jamur, dsb • Alergen Ingestan – Masuk ke sal.cerna, mis : susu, sapi, telur, coklat, ikan laut, kepiting, udang, dsb • Alergen Injektan – Masuk melalui suntikan/tusukan. Mis: penisilin, sengatan lebah • Alergen kontaktan – Masuk melalui kontak kulit atau jar mukosa. Mis: kosmetik, perhiasan, dsb Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI REAKSI TUBUH • Respons Primer – Eliminasi dan fagositosis antigen. Non-spesifik • Respons sekunder – Spesifik. Bisa selular, humoral, atau keduanya. • Respons tertier – Tidak menguntungkan tubuh. Bisa sementara atau menetap
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI KLASIFIKASI • Menurut WHO ARIA 2001 – Intermiten / kadang-kadang • Kurang dari 4hari/minggu ATAU kurang dari 4 minggu – Persisten / menetap • Lebih dari 4hari/minggu ATAU lebih dari 4 minggu • Menurut tingkat beratnya penyakit – Ringan • Tidak ada gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja, dll – Berat • Terdapat satu atau lebih Bukugangguan di atas Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI DIAGNOSIS • ANAMNESIS • PEMERIKSAAN FISIK – Bersin berulang – Rinoskopi anterior : mukosa – Rinore encer dan banyak edema, basah, pucat, mukosa inferior hipertrofi – Hidung tersumbat – Nasoendoskopi jika tersedia (paling sering dikeluhkan) – Allergic shiner – Hidung dan mata gatal – Allergic sallute – Lakrimasi – Facies adenoid – Cobblestone appearance – Geographic tongue
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI DIAGNOSIS PEMERIKSAAN PENUNJANG • IN VITRO • IN VIVO – Hitung eosinofil darah tepi – Tes cukit kulit meningkat – Skind End-point Titration – IgE total sering normal, (SET) alergen inhalan, kecuali terdapat lebih dr 1 bisa menentukan derajat penyakit alergi – Sitologi hidung : – Alergi makanan • eosinofil banyak alergi inhalan Intracutaneus Provocative • basofil banyak alergi Dilutional Food Test makanan (IPDFT), golden standard • PMN infeksi bakteri challenge test Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI TATA LAKSANA • Menghindari kontak dg alergen • Medikamentosa – Antagonis histamin H-1, kombinasi dg dekongestan – Antihistamin • Gen 1 : menembus sawar darah otak dan plasenta, efek kolinergik, mis : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin, azelastin (topikal) • Gen 2 : sulit menembus sawar otak, antiadrenergik, tdk ada efek kolinergik, non sedatif – Kardiotoksik : astemisol dan terfenadin – Non kardiotoksik : loratadine, setirisin, fexofenadin, desloratadine, levosetirisin • Antihistamin : efektif utk rinore, bersin gatal, tdk efektif utk obstruksi hidung Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI TATA LAKSANA – Simpatomimetik gol agonis adrenergik alfa sbg dekongestan hidung, bisa kombinasi dg antihistamin – Kortikosteroid jika sumbatan hidung tdk bisa teratasi dg obat lain, sering dipakai topikal (beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason, dsb) – Sodium kromoglikat topikal menstabilkan mastosit – Antikolinergik topikal (ipratropium bromida) utk mengatasi rinore – Anti-leukotrien (zafirlukast/montelukast) – Anti IgE – DNA rekombinan Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI TATA LAKSANA • Operatif – Konkoktomi parsial – Konkoplasti atau multiple outfractured – Inferior turbinoplasty, jika konka inferior hipertrofi tidak teratasi dg kauterisasi dg AgNo3 25% atau triklor asetat • Imunoterapi – Utk alergi inhalan yg berat dan lama, dan terapi lain tdk memberi hasil – Ada 2 metode : intradermal atau sublingual Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI KOMPLIKASI • Polip hidung • Otitis media efusi, sering pada anak • Sinusitis Paranasal
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI ALGORITMA
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS VASOMOTOR DEFINISI • Keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat • Disebut juga – Vasomotor cattarh – Vasomotor rinorhea – Nasal vasomotor instability – Non-allergic perennial rhinitis
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI • Neurogenik – Simpatis : vasokonstriksi dan penurunan sekresi hidung – Parasimpatis : vasodilatasi dan peningkatan sekresi hidung – Ketidakseimbangan impuls saraf otonom di mukosa hidung dg bertambahnya aktivitas parasimpatis • Neuropeptida – Rangsangan thd saraf sensoris serabut C meningkat peningkatan pelepasan neuropeptida peningkatan permeabilitas vaskular dan sekresi kelenjar • Nitric Oksida – NO tinggi dan persisten rusak/nekrosis epitel peningkatan reaktifitas serabut trigeminal dan recruitment refleks vaskular dan kelenjar mukosa hidung • Trauma – Komplikasi jangka panjang dariBuku trauma hidung Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI GEJALA KLINIS • Dicetuskan rangsangan non-spesifik, mis: asap rokok, bau menyengat, parfum, alkohol, pedas, udara dingin, stress, emosi, dsb • Mirip rinitis alergi, gejala dominan hidung tersumbat gantian kiri / kanan. Rinore bisa mukoid atau serosa, JARANG ada gejala mata • Memburuk pada pagi hari • Dibagi menjadi 3 golongan – Golongan bersin (sneezers) • Antihistamin dan glukokortikoid topikal – Golongan rinore (runners) • Anti kolinergik topikal – Golongan tersumbat (blockers) Buku Ajar Ilmuoral • Glukokortikoid topikal dan vasokonstriktor Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI DIAGNOSIS • Cara eksklusi, menyingkirkan adanya rinitis alergi, infeksi, okupasi,hormonal, dan obat • Dicari faktor pencetus • Rinoskopi anterior : edema mukosa hidung, konka merah gelap/tua/pucat • Konka bisa licin atau berbenjol • Sekret rongga hidung, jika – Mukoid : sedikit – Serosa : banyak • Terkadang ditemukan sedikit eosinofil • Tes cukit kulit negatif • IgE spesifik tidak meningkat Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI TATA LAKSANA • Menghindari faktor • Operasi pencetus – Bedah-beku • Pengobatan simtomatis – Elektrokauter – Dekongestan oral – Konkoktomi parsial – Cuci hidung konka inferior – Kauterisasi konka • Neurektomi N.vidianus – Kortikosteroid topikal – Bisa komplikasi sinusitis, – Antikolinergik topikal buta, diplopia, gangguan lakrimasi, anastesis – Terapi desentisasi infraorbita dan palatum
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI PROGNOSIS • Lebih baik pada golongan obstruksi daripada golongan rinore karena golongan rinore sangat mirip dengan rinitis alergi, sehingga membutuhkan anamnesis dan pemeriksaan yang teliti utk memastikan diagnosis
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS MEDIKAMENTOSA DEFINISI • Gangguan respons normal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor lokal dalam waktu lama dan berlebihan yang menyebabkan sumbatan hidung yang menetap
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI PATOFISIOLOGI • Pemakaian topikal vasokonstriktor berulang fase dilatasi berulang setelah vasokonstriksi gejala obstruksi lebih sering pakai kadar agonis alfa adrenergik meningkat dan sensitivitas reseptor menurun toleransi Aktivitas tonus simpatis hilang • Kerusakan yang terjadi pd mukosa hidung – Silia rusak – Sel goblet berubah ukuran – Membran basal menebal – Pembuluh darah melebar – Stroma tampak edema – Hipersekresi kelenjar mukus dan perubahan pH sekret – Lapisan submukosa menebal – Lapisan periostium menebal Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI GEJALA DAN TANDA • Hidung tersumbat terus menerus dan berair • Edema/hipertrofi konka dengan sekret hidung berlebih • Apabila diberi tampon adrenalin, edema konka tidak berkurang
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI TATA LAKSANA • Hentikan pemakaian obat • Untuk mengatasi sumbatan berulang – Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek, tappering off, atau – Kortikosteroid topikal minimal 2 minggu • Dekongestan oral • Jika tidak membaik setelah 3 minggu, rujuk ke dokter spesialis THT
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS SIMPLEKS • Disebut juga common cold, salesma, flu • Etiologi : rhinovirus, bisa juga myxovirus, coxsackie virus, ECHO virus • Sangat menular, gejala muncul jika kekebalan tubuh rendah • Gejala : panas, gatal dan kering pada hidung, bersin berulang, hidung tersumbat, ingus encer, hidung merah dan bengkak, jika disertai infeksi bakteri ingus mukopurulen • Terapi : istirahat, obat simtomatik (analgetik, antipiretik, dekongestan), antibiotika jika ada infeksi senkunder bakteri
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS HIPERTROFI • Perubahan mukosa hidung pada konka inferior yang mengalami hipertrofi krn proses inflamasi kronik krn infeksi bakteri atau krn lanjutan dr rhinitis alergi dan vasomotor • Gejala : sumbatan hidung, mulut kering, nyeri kepala, gangguan tidur, sekret banyak dan mukopurulen • Pemeriksaan : konka hipertrofi dan berbenjol2, sekret mukopurulen di antara konka inferior dan septum dan di saar rongga hidung • Terapi : simtomatis utk sumbatan hidung, kaustik konka dg zat kimia atau dg elektrokauterasi. Jika gagal, luksasi konka, frakturasi konka multipel, konkoplasti, atau konkoktomi parsial
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS ATROFI • Infeksi hidung kronis, atrofi progresif pd mukosa dan tulang konka • Mukosa menghasilkan sekret kental dan cepat mengering krusta bau busuk. • Lebih sering terkena pd wanita dewasa muda, dan masyarakat dg tingkat sosial ekonomi rendah dan sanitasi buruk • Histopatologik : metaplasia epitel torak bersilia epitel kubik atau gepeng berlapis, silia hilang, lapisan submukosa menipis, kelenjar2 degenerasi atau atrofi Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS ATROFI • Etiologi – Infeksi kuman spesifik, sering ditemukan klebsiella ozaena, stafilococcus, streptococcus, pseudomonas aeruginosa – Defisiensi Fe – Defisiensi Vit A – Sinusitis kronik – Kelainan hormonal – Penyakit kolagen, mis: autoimun • Gejala : napas berbau, ingus kental hijau, ada krusta hijau, gangguan penghidu, sakit kepala, hidung tersumbat
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS ATROFI • Pengobatan : – Konservatif : • antibiotika spektrum luas sesuai dg uji resistensi kuman • Obat cuci hidung, larutan garam hipertonik • Vit A 3x50.000 unit • Preparat Fe selama 2 minggu – Operatif • Penutupan / penyempitan lubang hidung utk mengurangi turbulensi udara • Bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF) pengangkatan tulang yg mengalami osteomielitis infeksi tereradikasi, ventilasi dan drainase sinus kembali normal regenerasi mukosa Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS DIFTERI • Etiologi : Corynebacterium diphteriae • Bisa terjadi primer pd hidung atau sekunder dari tenggorok • Gejala akut : demam, toksemia, limfadenitis, bisa terjadi paralisis otot pernapasan, ingus bercampur darah, mungkin ditemukan pseudomembran putih yg mudah berdarah, krusta coklat di nares anterior dan rongga hidung • Gejala kronik : lebih ringan, namun masih dapat menular • Diagnosis melalui pemeriksaan sekret hidung • Terapi : ADS, penisilin lokal dan intramuskuler
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS JAMUR • Bisa terjadi bersama sinusitis • Ada 2 sifat – Non invasif : rinolit dg inflamasi mukosa yg lebih berat. Rinolit gumpalan jamur. Tidak terjadi destruksi kartilago dan tulang. Terapi dg pengangkatan seluruh gumpalan jamur – Invasif : invasi jamur submukosa perforasi septum atau hidung pelana disertai jaringan nekrotik kehitaman dan Sekret mukopurulen. Terapi dengan anti jamur oral dan topikal, cuci hidung, olesan gentian violet, kadang diperlukan debridement. Jika jar nekrotik luas debridement + rekonstruksi Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS TUBERKULOSA • Termasuk tuberkulosa ekstra pulmoner • Berbentuk noduler atau ulkus, mengenai tulang rawan septum perforasi • Pemeriksaan : sekret mukopurulen dan krusta hidung tersumbat. BTA pada sekret hidung, dan ditemukan sel datia langhans dan limfositosis • Terapi : pengobatan tuberkulosis dan cuci hidung
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINITIS SIFILIS • Etiologi : Treponema Pallidum • Gejala : primer dan sekunder bercak putih pada mukosa. Pada rhinitis sifilis tersier gumma atau ulkus pada septum nasi perforasi septum • Pemeriksaan : sekret mukopurulen berbau dan krusta, bisa ditemukan perforasi septum, diagnosis dg pemeriksaan mikrobiologi dan biopsi • Pengobatan : penisilin dan obat cuci hidung utk membersihkan krusta scr rutin Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINOSKLEROMA • Etiologi : Klebisella rhinoscleromatis • Endemis di Indonesia timur • Perjalanan penyakit – Tahap kataral atau atrofi : tidak spesifik, ingus purulen berbau dan krusta – Tahap granulomatosa : jaringan ikat destruksi tulang dan tulang rawan deformitas puncak hidung dan septum, epistaksis jar ikat meluas ke nares anterior, sinus paranasal, nasofaring, faring, sal. Napas bawah – Tahap sklerotik atau sikatriks : pergantian jaringan granulasi fibrotik dan sklerotik penyempitan saluran napas Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI RHINOSKLEROMA • Diagnosis : gambaran klinis, pemeriksaan bakteriologik, gambaran histopatologik (sel mikulicz) • Tata laksana : – antibiotika jangka panjang (tetrasiklin, kloramfenikol, trimetoprim-sulfametoksazol, siprofloxacin, klindamisin, sefalosporin) – Bedah : mengangkat jaringan granulasi, terkadang bedah plastik memperbaiki obstruksi saluran napas • Penyakit jarang bersifat fatal namun rekurensinya tinggi Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI MYASIS HIDUNG • Infestasi larva lalay Chrysomia bezziana dalam rongga hidung • Faktor predisposisi : rhinitis atrofi dan keganasan • Gejala Klinis : hidung dan muka bengkak dan merah, meluas ke dahi dan bibir, obstruksi hidung, suara sengau, epistaksis, bisa ulat keluar dr hidung • Pemeriksaan : rinoskopi : jar nekrotik, ulserasi membran mukosa, perforasi septum, sekret purulen bau busuk, pd kasus lanjut sumbatan duktus nasolakrimalis, perforasi palatum. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI MYASIS HIDUNG • Terapi : antibiotik spektrum luas atau sesuai kultur. Lokal kloroform : minyak terpentin = 1:4 ditetes ke hidung, lalu ulat diangkat scr manual • Komplikasi : hidung pelana, perforasi septum, sinusitis paranasal, radang orbita, perluasan ke intrakranial, kematian karena sepsis atau meningitis
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI SINUSITIS DEFINISI • Inflamasi mukosa sinus paranasal • Disebut juga rhinosinusitis • Mengenai bbrp sinus multisinusitis • Mengenai semua sinus pansinusitis • Paling sering : sinus etmoid dan maksila
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI • ISPA akibat virus • Kelaianan imunologis • Rhinitis, terutama • Diskinesia silia rhinitis alergi • Penyakit fibrosis kistik • Polip hidung • Hipertrofi adenoid • Kelainan anatomi • Polusi • Sumbatan Kompleks • Udara dingin dan kering Ostio-meatal • Kebiasaan merokok • Infeksi tonsil atau gigi
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI PATOFISIOLOGI • Organ pembentuk KOM edema mukosa saling bertemu silia tdk dpt bergerak dan ostium tersumbat tekanan negatif ronga sinus meningkat transudasi serosa bisa sembuh atau menetap, jika menetap tumbuh bakteri sekret purulen hipoksia bakteri anaerob timbul mukosa bengkak (kembali ke siklus awal) kronik : hipertrofi, polipoid, polip dan kista Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI KLASIFIKASI DAN MIKROBIOLOGI • Menurut konsensus 2004 – Akut : < 4 minggu – Sub-akut : 4 minggu – 3 bulan – Kronik : > 3 bulan • Bakteri penyebab – Streptococcus pneumonia (30-50%) – Hemophylus Influenzae (20-40%) – Moxarella catarrhalis (4%) pd anak (20%)
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI SINUSITIS DENTOGEN • Akibat penyebaran infeksi gigi melalui pembuluh darah atau limfe • Ciri khas : hanya pd satu sisi, ingus purulen, napas bau busuk
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI GEJALA • Gejala akut : hidung tersumbat, nyeri/rasa tekanan di muka, ingus purulen sering turun ke tenggorok, terkadang disertai demam, lesu. Gejala lain : sakit kepala, hiposmia/anosmia, post nasal drip, halitosis • Nyeri/rasa tekanan : – Nyeri pipi : sinus maksila – diantara/dibelakang bola mata : sinus etmoid – dahi/seluruh kepala : sinus frontal – Verteks, oksipital, belakng bola mata : sinus sfenoid • Gejala kronis : tidak khas, hanya sedikit, mis : nyeri kepala kronik, post-nasal drip, batuk kronik, gangguan tenggorok, gangguan telinga, bronkitis, bronkiektasis, asma, gastroenteritis pd anak Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI DIAGNOSIS • Anamnesis • Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan Fisik – Foto polos posisi waters, – Rinoskopi anterior dan PA, lateral posterior – CT Scan (gold standard) – Naso-endoskopi – Mikrobiologik – Ditemukan pus di – Sinuskopi • meatus medius (maksila, etmoid anterior, frontal) • Meatus superior (etmoid oisterior, sfenoid) – Mukosa edema dan hiperemis
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI TERAPI • Antibiotik, amoksisilin, • Alergi berat amoksisilin-klavulanat, antihistamin gen 2 sefalosporin • Imunoterapi • Dekongestan oral dan • Bedah Sinus Endoskopi topikal Fungsional (BSEF) • Analgetik – Indikasinya : sinusitis • Mukolitik kronik yg tidak membaik • Steroid oral/topikal setelah terapi, sinusitis kronik disertai • Cuci hidung kista/kelaian ireversibel, • Diatermi polip ekstensif, komplikasi Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI Komplikasi • Kelainan Orbita • Kelainan Intrakranial Pada Keadaan Kronis • Osteomielitis dan abses subperiostal • Kelainan paru
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI SINUSITIS JAMUR • Infeksi jamur pd sinus paranasal • Terapi : • Faktor predisposisi : – Invasif : pembedahan, – Diabetes melitus debrideman, anti-jamur – Netropenia sistemik, pengobatan thd – AIDS penyakit mendasari. Obat – Perawatan lama di RS standard : amfoterisin B, • Paling sering disebabkan bisa + rifampisin atau Aspergillus dan Candida flusitosin • Ada 2 bentuk – Invasif – Non-Invasif : bedah, • Invasif akut fulminan membersihkan masa • Invasif kronik indolen jamur, menjaga drainase – Non Invasif dan ventilasi Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI