Anda di halaman 1dari 18

RENDRA NURHUDA(085534013)

NURCAHYO JOKO (085534043)

ANTOK VIGIYANTO (085534037)

RISKI IRAWAN (085534029)


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kegiatan budidaya pertanian baik dalam pengembangan tanaman pangan,


hortikultura, peternakan maupun perkebunan; ketersediaan air merupakan faktor yang sangat
strategis. Tanpa adanya dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan
baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka
dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan
tidak optimal.
Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama yang
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pertanian,
industri, rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun
demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air masih
mengandalkan dari sumber air permukaan. Oleh karena itu sumber
air permukaan perlu dikelola dengan baik sehingga mampu
memberikan manfaat bagi pengembangan sektor pertanian.
Dengan adanya pedoman teknis ini diharapkan sumber air
permukaan dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan air permukaan adalah
a. Memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi ; air minum & sanitasi untuk
budidaya ternak
b. Meningkatkan ketersediaan air irigasi sehingga dapat menjamin pasokan air dalam berusaha
tani secara umum (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan);
c. Meningkatkan luas areal tanam, indeks pertanaman dan produktivitas usaha tani ;
d. Meningkatkan produksi pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani.

2. Sasaran

a. Terbangunnya pengembangan air permukaan sebagai irigasi untuk mengairi lahan pertanian;
sebagai sumber air minum dan sanitasi ternak
b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi untuk usaha tani
c. Meningkatnya luas areal tanam, IP dan produktivitas usaha tani ;
d. Meningkatnya produksi pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani.

C. Pengertian

1. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada


permukaan tanah (sungai, danau, mata air, terjunan air).
2. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuatan
bangunan air untuk menunjang usaha pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan
peternakan.
3. Sumber air adalah tempat/wadah air alami dan atau buatan
yang terdapat pada, diatas ataupun di bawah permukaan tanah.
4. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasarkan garis
lintang, garis bujur dan ketinggian diatas permukaan laut.
5. Kincir Air adalah alat yang terbuat dari besi berbentuk roda
dengan berputar dapat mengambil dan memindahkan air dari aliran air sungai.
6. Kincir angin adalah alat untuk menaikkan air dengan
menggunakan pompa yang digerakkan dengan tenaga angin.
II. PEMILIHAN LOKASI PETANI/KELOMPOK PETANI

Dalam pengembangan air permukaan, ada dua factor penting yang perlu
diperhatikan agar kegiatan ini dapat berhasil dengan baik. Faktor
tersebut adalah : (a) pemilihan lokasi dan (b) pemilihan petani.

A. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


- Mempunyai sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan irigasi air permukaan
- Sering mengalami kendala/kekurangan air irigasi terutama
pada musim kemarau (untuk usahatani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan)
- Merupakan kawasan pengembangan peternakan yang
memerlukan air sebagai air minum dan sanitasi ternak serta pengairan irigasi untuk hijauan
makanan ternak.
- Lokasi kegiatan agar dideliniasi dengan menggunakan Global
Positioning System (GPS), hal ini bertujuan untuk menentukan lokasi kegiatan secara akurat.

B. Pemilihan Petani/Kelompok Tani

Pemilihan petani/kelompok tani memperhatikan persyaratan sebagai berikut :


1. Petani di lokasi memerlukan air irigasi dan mampu/bersedia memanfaatkan serta merawat
infrastruktur irigasi air permukaan dengan baik.
2. Telah terbentuk Kelompok Tani/P3A atau segera akan membentuk Kelompok Tani/P3A.
3. Mampu dan bersedia menyediakan dana perasional & pemeliharaan secara berkelompok.
4. Petani/kelompok tani terpilih belum pernah mendapat bantuan sejenis.
5. Calon petani/kelompok tani mempunyai semangat partisipatif untuk melakukan ”sharing”
dalam bentuk tenaga kerja dan pembiayaan penyempurnaan pekerjaan pembuatan air permukaan.
6. tidak ada tuntutan ganti rugi pembebasan lahan yang dibuktikan dengan surat pernyataan
petani/kelompok tani.

III. BENTUK-BENTUK SUMBER AIR PERMUKAAN DAN JENIS


KEGIATAN

A. Sumber Air Permukaan

Beberapa contoh sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan


sebagai sumber air irigasi, adalah :
1. Air Bekas Galian Tambang/Air Kolong

Bekas aktivitas galian tambang biasanya meninggalkan lubanglubang


besar yang setelah selesainya penggalian ditinggal
begitu saja. Bekas galian ini pada musim hujan akan penuh
terisi air yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
air irigasi. Di Propinsi Bangka Belitung bekas galian tambang
timah dapat mencapai ukuran 80 x 40 x 5 meter. Sehingga air
yang tertampung di dalam galian ini sebesar 16.000 m3,
jumlah yang cukup untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber
air irigasi. Salah satu contoh air kolong yang terdapat di
Propinsi Bangka Belitung seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Sumber air permukaan bekas air kolong penambangan timah di Bangka
Belitung yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi.
2. Terjunan Air

Terjunan air (gambar 2) merupakan air permukaan yang


sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai air irigasi.
Terjunan air seperti ini pada umumnya belum termanfaatkan
secara optimal. Dengan sedikit sentuhan teknologi
(pembuatan bak penampung, pembuatan saluran terbuka
(open chanel) atau saluran tertutup/pipa (close chanel), maka
air ini dapat dimanfaatkan untuk mengairi tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan maupun untuk memenuhi kebutuhan
air untuk pengembangan peternakan
Gambar 2. Air permukaan yang belum dimanfaatkan dan sangat berpotensial
untuk dikembangkan sebagai sumber air irigasi melalui pembuatan
bak penampung dan pemasangan pipa distribusi

3. Aliran Sungai

Pada daerah daerah tertentu banyak dijumpai aliran sungai


yang belum dimanfaatkan dengan optimal (gambar 3). Melalui
pengembangan air permukaan (misalnya dengan pembuatan
kincir air, pembuatan saluran pembawa ataupun pemasangan
pipa) maka sumber air ini dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan).
Gambar 3. Aliran sungai/anak sungai yang dapat disadap sebagai sumber air irigasi
melalui pembuatan saluran air

B. Jenis-Jenis Kegiatan

Disadari bahwa kondisi lapangan sangat bervariasi, dengan


demikian jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan
pengembangan air permukaan sangat beragam sesuai dengan
kondisi dan potensi yang ada di daerah. Beberapa contoh kegiatan
yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan air permukaan
adalah sebagai berikut :
1. Kincir Air
Pembangunan kincir air (gambar 4) dimaksudkan untuk
menaikkan air sungai dengan memanfaatkan tenaga dari
aliran/arus air. Pada umumnya kincir air terdiri poros, lingkaran
roda yang dilengkapi dengan tabung dan sudut-sudut yang
dipasang disekeliling roda.
Gambar 4. Penggunaan kincir air untuk irigasi yang telah dipakai masyarakat tani di
Sumatera Barat.

2. Kincir Angin

Pembangunan kincir angin (gambar 5) dimaksudkan


untuk menaikkan air permukaan dengan menggunakan
pompa yang digerakkan dengan tenaga angin. Teknologi
ini sangat cocok dipergunakan pada daerah-daerah
“remote” dimana sumberdaya lainnya (listrik, BBM)
belum tersedia. Teknologi ini disamping tidak
memerlukan biaya operasional yang besar juga tidak
menghasilkan polusi. Pompa air dengan memanfaatkan
tenaga angin (kincir angin) sudah banyak dilakukan oleh
petani-petani di wilayah pantai utara Pulau Jawa.
Gambar 5 Pengembangan air permukaan dengan menggunakan
pompa yang digerakkan oleh tenaga angin

4. Pembuatan Saluran/Pembawa

Pengembangan air permukaan dapat pula digunakan


mengalirkan air sungai dengan membangun saluran irigasi
baru (gambar 6). Dengan adanya pembuatan saluran
tersebut, diharapkan diperoleh penambahan luas areal tanam,
peningkatan indeks pertanaman maupun peningkatan
produktivitas tanaman.
Gambar 6. Pembangunan jaringan irigasi kuarter merupakan salah satu aspek
pengembangan air permukaan

5. Pembuatan Bak Penampung dan Pemasangan Pipa Distribusi

Pemanfaatan air permukaan (terjunan air) sebagai sumber air


irigasi dapat dilakukan dengan pembuatan bak penampung
yang dilengkapi dengan pemasangan pipa-pipa untuk
mendistribusikan air. Selanjutnya air tersebut digunakan untuk
mengembangakan usaha budidaya pertanian baik tanaman
pangan, hortikultura maupun peternakan.

6. Pompanisasi

Sistem pompanisasi dalam pengembangan irigasi air


permukaan adalah upaya mengambil air dari sumber air
permukaan (sungai, danau dll), yang diangkat dan
didistribusikan dengan mempergunakan pompa air. Termasuk
dalam kegiatan ini adalah : pengadaan pipa/selang hisap,
pipa/selang buang serta saluran distribusi ke lahan yang akan
diari. Saluran distribusi ini dapat berupa saluran terbuka
ataupun saluran tertutup/pipa paralon (gambar 7)
IV. PELAKSANAAN
A. Survai, Investigasi dan Desain Sederhana

Survai, Investigasi dan dimaksudkan untuk mendapatkan calon


lokasi dan calon petani yang sesuai untuk pengembangan air
permukaan. Desain Sederhana dilaksanakan secara swakelola oleh
Dinas Kabupaten/Kota. Beberapa kriteria dari pembuatan desain
sederhana tersebut adalah :
- Survey investigasi dan desain sederhana dilaksanakan secara
swakelola dengan melibatkan kelompok petani. Biaya/dana
yang diperlukan dalam pembuatan desain agar disediakan dari
anggaran pemerindah daerah kabupaten/kota. Dana SID tidak
boleh diambil dari dana kegiatan pembuatan irigasi air
permukaan.
- Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi persyaratan
ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Laporan SID setidaknya memuat informasi tentang:
1. Keadaan umum lokasi
2. Petani/Kelompok Tani calon penerima kegiatan
3. Desain Sederhana
Rancangan/desain irigasi permukaan sederhana sekurangkurangnya
mencakup luas lahan yang akan diairi/daerah
oncoran dan rancangan jaringan irigasi yang akan dibangun.
Satu hal yang perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain
air permukaan yaitu menetapkan jenis peralatan dan atau
bangunan yang diperlukan untuk mendistribusikan /
mengangkat sumber air permukaan ke lahan oncoran
(Command Area).
4. Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Mesin dan Rancangan
Anggaran Biaya (RAB)
Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui kebutuhan bahan,
peralatan dan mesin serta biaya yang diperlukan dalam
bentuk rancangan anggaran dan biaya (RAB).
5. Rencana Pengembangan Usaha Tani
Mencakup jenis komoditas yang akan diusahakan, pola tanam
dan pola pengusahaan.

B. Pengadaan Bahan dan Peralatan

1. Pengadaan bahan dan peralatan dilaksanakan setelah SID


selesai dilaksanakan.
2. Bahan dan peralatan yang diadakan berdasarkan kebutuhan
sesuai hasil SID.
3. Bahan, peralatan dan mesin yang diadakan mudah dalam
perawatan dan tersedianya suku cadangnya serta relative
sesuai dengan kondisi setempat.

C. Prinsip, Kebijakan dan Strategi

1. Prinsip
a. Pemanfaatan air permukaan merupakan bagian tak
terpisahkan dalam pengelolaan sumber daya air yang
mengacu kepada pola pengelolaan sumber daya air yang
didasari wilayah sumber daya air.
b. Pengelolaan air permukaan dilaksanakan berdasarkan
pada wilayah sungai.
2. Kebijakan
a. Pemanfaatan air permukaan dilaksanakan secara terpadu
untuk memanfaatkan sumber daya tersebut secara
optimal dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat berdasarkan asas kemanfaatan
umum, keseimbangan, kelestarian, dan keadilan.
b. Pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai keperluan
diutamakan dari sumber air permukaan. Dalam hal air
permukaan tidak mencukupi, air tanah digunakan sebagai
tambahan pasokan air.
c. Pemanfaatan air permukaan dikenakan pajak dan atau
iuran.
3. Strategi
a. Menyusun perencanaan alokasi air didasarkan pada
potensi air permukaan dan kebutuhan berdasarkan
wilayah sumberdaya air.
b. Menyusun Sistem Informasi sumberdaya air (SISDA)

c. Menyelenggarakan perizinan yang terkait dengan


perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan air
permukaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
d. Melaksanakan konservasi air permukaan.
e. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian (binwasdal) pemanfaatan air permukaan.
f. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama antarlembaga
pengelola sumber daya air, baik air permukaan maupun
air tanah.

D. Pembiayaan

Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan ini dibebankan pada


anggaran tugas pembantuan dengan memperhatikan mata
anggaran yang tercantum pada DIPA/POK.
Dana pembuatan irigasi air permukaan dimaksudkan untuk
pengadaan material/bahan, alat mesin yang diperlukan serta upah
tenaga kerja.
Pada kasus dimana pembuatan irigasi air permukaan ini harus
dilaksanakan melalui pihak ketiga (kontraktual), maka dana yang
tersedia dipergunakan untuk membiayai keseluruhan pekerjaan
pembuatan irigasi air permukaan.
Pemanfaatan dana dengan mata anggaran bantuan sosial agar
dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada ”Pedoman
Pengelolaan Bantuan Sosial” yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.
Jadwal pelaksanaan kegiatan dan bobot dari masing-masing tahap
pelaksanaan pada Lampiran 1
V. MONITORING DAN EVALUASI
A. Indikator Kinerja
Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai ukuran
untuk menilai kinerja kegiatan pengembangan air permukaan
adalah sebagai berikut :
1. Output : Tersedianya prasarana irigasi dari
pembuatan sumber air permukaan
sebanyak 235 unit di 26 Propinsi 97
Kabupaten. Perincian per kabupaten
seperti pada Lampiran 2
2. Outcome : Petani dapat mengusahakan
lahannya untuk usaha pertanian
3. Benefit : Adanya harapan petani untuk
meningkatkan produksi dan
produktivitas usaha taninya.
4. Impact : Tersedianya kebutuhan bahan
pangan utama untuk petani dan
masyarakat pedesaan disekitarnya
serta meningkatnya pendapatan
petani melalui usaha diversifikasi
usaha tani
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2009
20
Disadari bahwa pencapaian indikator tersebut diatas bukan hanya
sebagai akibat kegiatan pembuatan sumber air permukaan saja
melainkan merupakan akumulasi dampak dari kegiatan-kegiatan
lainnya maupun faktor-faktor internal dan eksternal.
Namun demikian hendaknya indikator ini dijadikan patokan dalam
melakukan penilaian terhadap hasil kinerja, sehingga seluruh
proses kegiatan harus mengacu pada sasaran indikator tersebut.
B. Monitoring
1. Monitoring pengembangan irigasi air permukaan dilakukan
secara swakelola oleh Dinas
Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota
2. Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat pelaksanaan dan setiap
akhir masa pelaksanaan kegiatan.
C. Pelaporan
1. Perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan air
permukaan agar dilaporkan secara kontinu. Laporan yang
disusun terdiri dari laporan perkembangan (bulanan) dan
laporan akhir .
2. Laporan perkembangan pelaksanaan disusun dan disampaikan
setiap bulan, berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai
bulan berjalan. Laporan perkembangan disusun mengacu pada
form Lampiran 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2009
21
3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan pengembangan air
permukaan permukaan selesai, berisi seluruh rangkaian
kegiatan pelaksanaan. Agar lebih informatif dan komunikatif,
Laporan Akhir agar dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi
dari setiap tahap kegiatan (sebelum kegiatan, dalam
pelaksanaan dan setelah selesai kegiatan). Laporan akhir agar
mengikuti outline seperti pada Lampiran 4.
4. Laporan perkembangan dan laporan akhir disampaikan kepada
Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan Dan Air c.q Direktur
Pengelolaan Air dengan alamat Direktorat Pengelolaan Air Jl.
Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta
Selatan, dengan tembusan kepada Kepala Dinas tingkat
Propinsi.

Anda mungkin juga menyukai