Anda di halaman 1dari 2

Surat An-Nisaa ayat 59

Diposkan oleh islam is my life

juli 30, 2007

oleh: admin

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 59:

‫سو َل َوأُ ْولِي األَ ْم ِر ِمن ُك ْم‬


ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا أَ ِطي ُعو ْا هّللا َ َوأَ ِطي ُعو ْا ال َّر‬

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu”. (an-Nisaa:59)

Al Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan makna ayat di atas bahwasanya al-Bukhari
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata tentang firman Allah: “Taatilah Allah dan taatilah
Rasul(Nya) dan Ulil Amri diantara kamu”. Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin
Hudzafah bin Qais bin ‘Adi, ketika diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam di
dalam satu pasukan khusus. Demikianlah yang dikeluarkan oleh seluruh jama’ah kecuali Ibnu
Majah.

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
mengutus satu pasukan khusus dan mengangkat salah seorang Anshar menjadi komandan
mereka. Tatkala mereka telah keluar, maka ia marah kepada mereka dalam suatu masalah, lalu ia
berkata: “Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan kalian untuk
mentaatiku?” Mereka menjawab: “Betul”. Dia berkata lagi: “Kumpulkanlah untukku kayu baker
oleh kalian”. Kemudian ia meminta api, lalu ia membakarnya, dan ia berkata: “Aku berkeinginan
keras agar kalian masuk ke dalamnya”. Maka seorang pemuda diantara mereka berkata:
“Sebaiknya kalian lari menuju Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dari api ini. Maka
jangan terburu-buru (mengambil keputusan) sampai kalian bertemu dengan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Jika beliau perintahkan kalian untuk masuk ke dalamnya, maka
masuklah”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun bersabda kepada mereka:
‘Seandainya kalian masuk ke dalam api itu niscaya kalian tidak akan keluar lagi selama-
lamanya. Ketaatan itu hanya pada yang ma’ruf’. (Dikeluarkan dalam kitab ash-Shahihain dari
hadits al-A’masy)

Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Dengar dan taat adalah kewajiban seorang muslim,
suka atau tidak suka, selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika diperintahkan berbuat
maksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat”. (Dikeluarkan pula oleh Al-Bukhari
dan Muslim dari Yahya al-Qaththan)

Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit, ia berkata: “Kami dibai’at oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam untuk mendengar dan taat diwaktu suka dan tidak sukanya kami dan diwaktu sulit dan
mudahnya kami, serta diwaktu diri sendiri harus diutamakan dan agar kami tidak mencabut
kekuasaan dari penguasa, beliau bersabda:‘Kecuali kalian melihat kekafiran yang nyata dan
kalian memiliki bukti jelas dari Allah’. (Dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
berdabda: “Barangsiapa yang melihat pada pemimpinnya sesuatu yang tidak disukainya, maka
bersabarlah. Karena tidak ada seseorang yang keluar dari jama’ah sejengkalpun, lalu ia mati,
kecuali ia mati dalam keadaan jahiliyah”. (Dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan, niscaya
ia akan berjumpa dengan Allah pada hari kiamat tanpa hujjah. Dan barangsiapa yang mati
sedangkan di lehernya tidak ada bai’at, niscaya ia mati dengan kematian jahiliyyah”. (Muslim)

Didalam hadits shahih yang telah disepakati pula, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa
yang taat kepadaku, maka berarti ia taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang bermaksiat
kepadaku, maka ia berarti bermaksiat kepada Allah. Barangsiapa yang mentaati amirku, maka
ia berarti mentaatiku. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepada amirku, maka ia bermaksiat
kepadaku”.

Ibnu Katsir selanjutnya menjelaskan bahwa “ini semua adalah perintah untuk mentaati ulama dan
umara. Untuk itu Allah berfirman: “Taatlah kepada Allah”, yaitu ikutilah Kitab-Nya. “Dan
taatlah kepada Rasul”, yaitu peganglah sunnahnya. “Dan ulil amri di antara kamu”. Yaitu pada
apa yang mereka perintahkan kepada kalian dalam rangka taat kepada Allah, bukan dalam
maksiat kepada-Nya. Karena tidak berlaku ketaatan kepada mahluk dalam rangka maksiat
kepada Allah”.

[Dikutip dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 hal. 343,

Anda mungkin juga menyukai