HUKUM TELEMATIKA
Oleh:
b. Content, yaitu Isi atau substansi Data dan/atau Informasi berupa input dan
output dari penyelenggaraan sistem informasi yang disampaikan pada
publik, mencakup semua bentuk data/informasi baik yang tersimpan dalam
bentuk cetak maupun elektronik, maupun yang disimpan sebagai basis
data (databases) maupun yang dikomunikasikan sebagai bentuk pesan
(data messages).
• hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa;
• hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
• hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
Mengenai hak cipta, kita bisa membagi dalam open source atau close source.
Pada open source, seseorang boleh menggunakan program yang sudah kita
buat dengan syarat dia mencantumkan nama pembuat software atau biasa
disebut dengan disclaimer. Versi yang lebih “free” dari open source adalah
free software. Dalam free software kita bebas memodifikasi tanpa harus
terikat dengan hak cipta. Sedangkan close source, berarti source code tidak
diberikan secara gratis sehingga user harus membayar.
Dari ayat tersebut kita sebagai pengguna alat elektronik dapat melihat
kesalahan dalam pendefinisian kata Dokumen Elektronik. Definisi Dokumen
Elektronik menggambarkan tampilan, bukan data. Dari kenyataan ini terlihat
jelas bahwa penyusun definisi ini belum memahami bahwa data elektronik
sama sekali tidak berupa tulisan, suara, gambar atau apapun yang ditulis
dalam definisi tersebut. Sebuah Data elektronik hanyalah kumpulan dari bit-
bit digital, yang mana setiap bit digital adalah informasi yang hanya memiliki
dua pilihan, yang apabila dibatasi dengan kata “elektronik” maka pilihan itu
berarti “tinggi” atau “rendah” dari suatu sinyal elektronik. Seharusnya kata
informasi elektronik diganti definisinya menjadi informasi digital adalah satu
atau sekumpulan data digital.
Selain itu adalah belum ada pembahasan detail tentang spamming. Dalam
pasal 16 UU ITE mensyaratkan penggunaan ’sistem elektronik’ yang aman
dengan sempurna, namun belum standar spesifikasi yang bagaimana yang
digunakan. Apakah mengoperasikan web server yang memiliki celah
keamanan nantinya akan melanggar undang-undang?
6. Semakin konvergennya (keterpaduan) perkembangan Teknologi Informasi dan
Telekomunikasi dewasa ini, telah mengakibatkan semakin beragamnya pula
aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yang ada, serta semakin
canggihnya produk-produk teknologi informasi yang mampu
mengintegrasikan semua media informasi. Dalam pandangan saudara, apa saja
kelemahan dan keunggulan transaksi model ini bila dilihat dari aspek hukum
dan/atau aspek telekomunikasi?
Jawab:
Integrated network tentu mempunyai sebuah resiko tersendiri. Kita
mengetahui bahwa hampir semua akun internet saling terhubung satu sama
lain. Misalnya kita dapat mengakses akun Youtube dengan terlebih dahulu
login ke akun Gmail. Atau lebih mudah lagi akses melalui youtube yang bisa
terhubung ke berbagai situs lain, seperti scribd dan banyak situs lainnya. Hal
ini bukannya tanpa resiko, bila akun tersebut diketahui oleh pihak lain atau di-
hack maka pelaku bisa mengakses akun-akun lain milik korban. Akibatnya,
seperti efek domino, satu jatuh semuanya akan jatuh. Kelebihan dari sistem
ini, tentu saja kita menjadi lebih praktis dalam melakukan login terhadap suatu
situs karena kita bisa menggunakan akun situs lain tanpa terlebih dahulu
mendaftar di situs yang kita tuju. Selain itu, pelacakan data dapat lebih mudah
karena terintegrasi jadi hanya dibutuhkan satu database.
Ekonomi berbasis jasa tergolong murah dan bisa cepat di update. Keuntungan
yang didapat juga berlipat ganda karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
membeli raw material. Bisnis ini sudah berlangsung sejak lama semenjak
bergantinya cadangan devisa negara dari emas menjadi selembaran kertas
yang mereka sebut uang. Amerika sebagai pemilik dollar tentu mengeruk
keuntungan yang fantastis dengan adanya sistem ini.
Tentunya saya akan memilih untuk melindungi hukum. Karena hukum bersifat
memaksa, olehs ebab itu harus ditopang dengan kekuatan di belakangnya.
Sebuah hukum hanya akan menjadi sebuah wacan basi jika tidak dibarengi
dengan tindakan penegakkan hukum. Hingga tak heram bila sekarang
masyarakat bisa berkata, “Aturan dibuat untuk dilanggar”.
8. Bila banyak orang Indonesia mulai tertarik kepada Internet untuk mengakses
informasi, maka masalah selanjutnya adalah ketersediaan informasi.
Informasi di Internet untuk masyarakat Indonesia belumlah banyak. Untuk
orang dewasa yang mencari informasi sesaat, ada banyak situs berita
(detik.com, mweb.co.id, Kompas, Tempo, dan sejenisnya). Namun informasi
untuk anak-anak SMU, SMP, dan SD belumlah banyak atau bahkan dapat
dikatakan tidak ada. Situs web untuk remaja kebanyak bersifat hura-hura atau
entertainment. Belum banyak situs yang berbicara tentang pelajaran atau
referensi. Bagaimana komentar saudara atas pernyataan demikian? Bagaimana
bila dikaitkan dengan ilmu komputer yang saat ini anda kaji, bagaimana
tanggapan saudara?
Jawab:
Informasi yang ada di situs-situs internet memang biasanya hanyalah
berupa entertaiment atau hiburan semata karena pada dasarnya orang-orang
pemakai internet mengggunakan internet hanya untuk hiburan semata,
kalaupun ada situs pendidikan masih sangat kurang baik dari segi pengembang
maupun pemakai situs itu sendiri. Hal ini didasari pada minat dari pemakai itu
sendiri.
Dalam dunia komputer sendiri, sudah banyak perlombaan yang digelar dalam
upaya mendapatkan media-media pembelajaran yang berkualitas. Salah satu
pemenangnya adalah pencipta permainan kuis pilihan ganda tentang indentitas
suatu daerahyang telah diterapkan pada jejaring sosial Facebook.
9. Bacalah undang-undang tentang Informasi dan Transfer Elektronik.
Tunjukkanlah pasal-pasal mana yang terkait dengan aspek perlindungan
konsumen di bidang teknologi informasi. Jelaskan mengapa saudara
menyatakan demikian?
Jawab:
Pasal-Pasal dalam UU ITE yang terkait dengan aspek perlindungan Konsumen
di bidang teknologi informasi yaitu:
a. Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus
menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat
kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.
b. Pasal 21
1) Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri,
melalui pihak yang dikuasakan olehnya, atau melalui Agen Elektronik.
2) Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam
pelaksanaan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sebagai berikut:
a. jika dilakukan sendiri, segala akibat hukum dalam pelaksanaan
Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab para pihak yang
bertransaksi;
b. jika dilakukan melalui pemberian kuasa, segala akibat hukum
dalam pelaksanaan Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab
pemberi kuasa; atau
c. jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum
dalam pelaksanaan Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab
penyelenggara Agen Elektronik.
3) Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya
Agen Elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap
Sistem Elektronik, segala akibat hukum menjadi tanggung jawab
penyelenggara Agen Elektronik.
4) Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya
Agen Elektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa layanan, segala
akibat hukum menjadi tanggung jawab pengguna jasa layanan.
5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam
hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau
kelalaian pihak pengguna Sistem Elektronik.
c. Pasal 28 ayat 1:
1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen
dalam Transaksi Elektronik.
d. Pasal 32 ayat 1:
1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan
transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang
lain atau milik publik.
10. Dimana relevansi pengaturan cyberporn dan tindak pidana lainnya di bidang
teknologi informasi dalam perspektif hukum?
Jawab:
Ada tiga definisi dari pornografi menurut Marra Lanot (Sita Aripurnami,
1994), yaitu:
1) Definisi pornografi dari sudut pandang konservatif yang menganggap
semua penggambaran telanjang adalah pornografi.
11. Secara teori pengaturan hukum di bidang teknologi informasi masih perlu
diperdebatkan baik relevansi, pihak yang berwenang maupun lingkup
pengaturannya. Menurut saudara mengapa pemerintah berkeras memberikan
pengaturan hukum di bidang teknologi informasi? Adakah
keuntungan/kerugian bila pemerintah mengatur dan atau tidak mengaturnya?
Jawab:
Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lain sangat memahami
pentingnya hukum internasional di bidang pengaturan e-commerce dan
dibuktikan dengan kesepakatan e-ASEAN Framework Agreement pada bulan
Nopember 2000 di Singapura yang antara lain mendesak negara-negara
anggota untuk menggembangkan kerangka hukum yang menumbuhkan
kepercayaan konsumen. Untuk maksud ini negara-negara ASEAN didesak
untuk membuat aturan dan kebijakan nasional di bidang transaksi secara
elektronik atas dasar hukum internasional.
Eksistensi teknologi informasi disamping menjanjikan sejumlah harapan, pada
saat yang sama juga melahirkan kecemasan-kecemasan baru antara lain
munculnya kejahatan baru yang lebih canggih dalam bentuk Cyber Crime.
Disamping itu, mengingat teknologi informasi yang tidak mengenal batas-
batas teritorial dan sepenuhnya beroperasi secara maya (virtual), teknologi
informasi juga melahirkan aktivitas-aktivitas baru yang harus diatur oleh
hukum yang berlaku saat ini. Kenyataan ini telah menyadarkan masyarakat
akan perlunya regulasi yang mengatur mengenai aktivitas-aktivitas yang
melibatkan teknologi informasi.
12. Sebagai sebuah hasil ciptaan, apakah semua program aplikasi komputer perlu
dilindungi secara hukum melalui perlindungan hak milik intelektual? Apa
komentar saudara terhadap penetapan kewajiban mempergunakan aplikasi
komputer berlisensi pada perkantoran dibandingkan dengan mempergunakan
aplikasi komputer non lisensi? Apa faktor pendukung dan penghambat
realisasi penerapan usulan tersebut?
Jawab:
Andi Hamzah (1993), Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Komputer, Sinar
Grafika, Jakarta.
http://hadisaputri.blogspot.com/2010/05/uu-ite-banyak-memiliki-kelemahan-
3.html diakses pada 31 maret 2011 pukul 12.12 WIB