Syarat Tumbuh
Lahan yang cocok untuk kehidupan broccoli adalah daerah yang terletak pada ketinggian sekitar
1.000-2.000 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah liat berpasir dan
banyak mengandung bahan organik. Curah hujan harus berkisar antara 1.000-1.500 cm per tahun
dan harus merata sepanjang tahun. Pada umumnya broccoli menyukai iklim yang dingin atau
sejuk. Namun, ada beberapa varietas yang tahan pada iklim panas meskipun kuntum bunganya
membuka lebih awal dibandingkan varietas yang ditanam di daerah beriklim sejuk. Oleh karena
itu, kepala bunga varietas iklim panas cepat menjadi tidak kompak atau terpisah-pisah.
Pedoman Budidaya
Benih broccoli harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lahan yang tetap. Lahan persemaian
dibentuk bedengan dengan lebar sekitar 1 m dan panjang 3 m. Selanjutnya bedengan diberi
campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:2. Di dalam bedengan itu dibuatkan
baris-baris alur dengan jarak antaralur 5 cm dan kedalamannya sekitar 1,5-2 cm. Benih yang
akan disemai direndam dulu dalam air yang bersuhu 50°C selama 15 menit, kemudian diangin-
anginkan. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Orthocide. Dua hari setelah disemai, tanaman
akan mulai tampak di atas permukaan tanah. Setelah berumur sekitar 5 sampai 10 hari, bibit
dapat dipindahkan ke dalam bumbungan berupa daun kelapa. Media dalam bumbungan terdiri
dari campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Sebelum dibumbung harus
dilakukan pemilihan bibit yang baik dan sehat. Selain itu, harus dilakukan pula pencegahan
penyakit dengan cara bibit yang terpilih dicelupkan ke dalam larutan Agrimycin 1,2 g/1 air serta
dipupuk dengan pupuk majemuk NPK 1 atau 2 hari sebelum dibumbung. Sehari setelah
dibumbung, bibit disiram dengan pupuk NPK cair 40 g/I air selama seminggu. Selain itu,
diberikan pula pupuk daun sebanyak 1 g/1 air, CaCl2, MgS04, dan KN03 dengan konsentrasi 0,5
g/l air dengan selang waktu seminggu sekali. Untuk melindungi tanaman, diberikan pula Dithane
1,5 g/l air dan Basudin 1 cc/l air seminggu sekali. Bibit berada di bumbungan sekitar tiga
minggu, kemudian baru bisa dipindahkan ke lahan penanaman tetap. Penanaman Bibit broccoli
ditanam dengan jarak tanam 70 x 50 cm pada lubang tanam berdiameter 25 cm dan sedalam
kurang lebih 10 cm. Sebelum penanaman, tanah harus diolah dulu. Dan, untuk mencukupi
kebutuhan bahan organik, sebaiknya pengolahan tanah dibarengi dengan pemberian pupuk
kandang/kompos sebanyak kurang lebih 10 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan
dengan lebar sekitar satu meter dan tinggi sekitar 30-50 cm.
Pemeliharaan
Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore dan sore hari, terutama saat
tanaman mulai tumbuh. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun, penyiraman dapat dilakukan
sekali sehari. Namun, apabila tanah kelihatan sangat kering dan keras, penyiraman dapat
dilakukan lebih sering. Sebaliknya bila curah hujan sudah mencukupi, kita tidak perlu lagi
melakukan penyiraman. Pemupukan pada broccoli dilakukan tiga kali. Pemupukan pertama
dilakukan saat tanaman mulai tumbuh atau sekitar umur 5 hari setelah tanam, yaitu dengan
pemberian pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 1 g setiap tanaman. Pupuk diberikan
mengelilingi tanaman dengan jarak 3 cm dari tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 10 hari
setelah tanam, yaitu dengan penambahan pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 3 - 5 g. Pupuk
diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan
saat tanaman berumur 3-4 minggu. Pemberiannya mengelilingi tanaman dengan jarak 7-8 cm.
Setiap selesai memupuk, sebaiknya tanah di sekitar tanaman segera disiram.
Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang broccoli sama seperti hama dan penyakit yang menyerang
keluarga (famili) kubis lainnya. Sehingga pengendalian dan pencegahannya pun sama.
Panen dan Pasca Panen
Broccoli dapat dipanen saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih kompak
atau sekitar 47-65 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Apabila panen
terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan kepala bunga menjadi longgar
sehingga mutu dan harganya akan merosot. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari setelah embun
menguap atau sore hari sebelum embun jatuh dengan cara dipotong pada tangkai kepala bunga.
Untuk tanaman yang diberi lindungan atau naungan plastik, panen dapat dilakukan tanpa perlu
memperhatikan jatuhnya embun.
Top of Form
Go!
Bottom of Form
• Home
• DOWNLOAD PERTANIAN
• DOWNLOAD PEST CONTROL
• DOWNLOAD PESTISIDA
BAWANG DAUN
September 24, 2008
Family Alliaceae
Deskripsi
Jenis bawang daun yang baik diusahakan adalah sebagai berikut: Bawang prei (Allium porum L)
Di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek Jenis ini tidak berumbi dan daunnya lebih lebar dari
jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya panjang dan liat, bagian dalam daun pipih, Kucai
(Allium schoercoprasum) Kucai adalah jenis bawang daun yang cukup terkenal sebagai bahan
sayuran. Daunnya kecil-kecil, panjang, pipih, dan berwama hijau tua. Daun berlubang kecil.
Berbeda dengan bawang prei yang tak berumbi, kucai berumbi meskipun kecil-kecil sekali.
Bawang semprong atau bawang bakung (Allium fistulos,sum) Daunnya berbentuk bulat panjang.
Berlubang seperti pipa. Kadangkadang berumbi juga, tetapi kecil. Varietas bawang semprong
yang banyak ditemukan di pasar antara lain sinyonya rarahan yang dapat menghasilkan bawang
daun 10,8 ton/ha di dataran rendah dan silih besar yang rata-rata produksinya di dataran rendah
11,0 ton/ha.
Manfaat
Aroma dan rasanya yang khas membuat sayuran ini banyak digunakan sebagai campuran
masakan.
Syarat Tumbuh
Bawang daun bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Dataran rendah yang terlalu dekat
pantai bukanlah lokasi yang tepat karena pertumbuhan bawang daun menginginkan ketinggian
sekitar 250-1.500 m dpl. Di daerah dataran rendah produksi anakan bawang daun juga tak
seberapa banyak. Curah hujan yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun. Daerah tersebut
sebaiknya juga memiliki suhu udara harian 18-25°C. Tanah dengan pH netral (6,5-7,5) cocok
untuk budi daya bawang daun. Bila tanah bersifat asam lakukan pengapuran pada saat
pengolahan tanah. Jenis tanah yang cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah
lempung yang mengandung pasir.
Pedoman Budidaya
Benih / bibit Bawang daun bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya petani
Indonesia menggunakan setek tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya.
Pilihlah induk yang sehat dan bagus pertumbuhannya. Tetapi untuk jenis bawang daun impor
bibit yang digunakan adalah dari biji yang dibeli di toko pertanian. Umumnya jenis bawang daun
introduksi ini tergolong hibrida yang memang tak baik diperbanyak dengan tunas anakan atau
dari biji hasil penanaman sendiri. Kelemahan bibit asal biji ialah panen bisa lebih lama l bulan
daripada dengan bibit asal tunas anakan. Kebutuhan setek untuk 1 ha areal penanaman bawang
daun ialah 200.000 setek. Benih asal biji kebutuhannya sebanyak 1,5-2 kg/ha. Bibit asal setek
anakan bisa langsung ditanam ke lahan. Akan tetapi, terlebih dahulu kurangi perakaran dan
potong sebagian daun untuk mengurangi penguapan. Apabila menggunakan biji, lakukan
persemaian untuk mendapatkan bibit. Caranya, cangkul tanah persemaian sampai gembur.
Tambahkan pupuk kandang sepertiga bagian lapisan olah. Kemudian taburkan benih secara
merata, tak perlu dalam cukup 0,5-1 cm dari permukaan tanah. Tutupi dengan lapisan tanah tipis-
tipis. Seminggu kemudian bibit tumbuh. Biarkan hmgga memiliki 2 atau 3 helai daun, baru
dipindah ke lahan, Penanaman Bawang daun memerlukan daerah perakaran yang gembur. Jadi,
sebaiknya tanah dicangkul dahulu sedalam 30-10 cm. Tambahkan pupuk kandang. Buat
bedengan selebar 1,5-2 m. Panjangnya sesuai kondisi lahan. Antar bedengan dibuat parit sedalam
25-30 cm dengan lebar sekitar 30 cm. Gunakan jarak tanam 20 x 25 cm atau 20 x 30 cm. Bibit
asal biji yang sudah disiapkan maupun tunas anakan bisa ditanam dengan cara dipendam. Buat
lubang kecil, masukkan bibit ke dalamnya dalam posisi tegak lurus. Tutupi dengan tanah. Tekan
sedikit tanah di sekeliling batang agar sedikit padat. Selesai ditanam basahi tanah dengan
penyiraman. Saat musim hujan cocok melakukan penanaman bawang daun karena sayur ini
toleran terhadap curah hujan tinggi. Awal musim penghujan atau awal musim kemarau juga tak
jadi masalah. Yang penting di musim kemarau ada air untuk menyiram,
Pemeliharaan
Gulma yang tumbuh di areal pertanaman harus disiangi. Sambil melakukan penyiangan lakukan
pendangiran. Tanah digemburkan karena mungkin terjadi pemadatan akibat penyiraman air dan
proses pengeringan oleh sinar matahari. Bila terlihat tanah kekurangan air maka perlu dilakukan
penyiraman. Lakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pertanaman cukup basah dan merata.
Selain langkah pemeliharaan di atas kita perlu pula menimbun bagian bawah batang. Naikkan
tanah di sekitar batang agar pangkalnya tertutup. Penimbunan memberikan wama putih pada
batang bagian bawah sehingga memberikan penampilan yang menarik dan kualitas yang prima.
Pemupukan: Dosis pupuk kandang yang ditambahkan saat melakukan pengolahan tanah ialah
10-15 ton/ha. Selain itu, tambahkan pupuk yang mengandung unsur nitrogen tinggi, seperti Urea,
dengan dosis 200 kg/ha. Urea diberikan pertama kali saat tanaman berumur 21 hari sebanyak
setengah dosis. Sisanya yang 100 kg diberikan lagi saat tanaman berumur 42 hari. Pupuk
diberikan di dalam,larikan 5 cm di kiri dan kanan batang.
Hama dan Penyakit
Hama yang sering diternukan di areal penanaman bawang daun antara lain ulat tanah (Agrotis
ipsilon). Hama ini bisa membuat tanaman rebah. Pangkal batang yang diserang akan
memperlihatkan bekas gigitannya. Bisa juga batang sampai terpotong hingga putus.
Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida Dursban 20 EC dengan dosis 2-3
ml/i air. Daun-daun yang berlubang sering disebabkan oleh ulat penggerek daun (Spodoptera
eaygua). Saat tanaman masih kecil imagonya meletakkan telur di daun, dan ulatnya yang
menetas memakan daun terutama dari bagian pinggir dan bawah. Pengendaliannya dengan
menyemprotkan insektisida Azodrin 2-3 cc/1 air atau Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/1 air.
Adapun penyakit yang merusak tanaman bawang daun ialah busuk batang lunak. Penyebabnya
ialah cendawan Erwinia carotovora. Cirinya batang yang terserang busuk, basah, dan
mengeluarkan bau tak enak. Penyakit yang berbahaya ini belum ditemukan cara pengendaliannya
yang tuntas. Pergiliran tanaman diharapkan dapat memutus daur hidup penyakit. Begitu pula
pemeliharaan lahan sayuran agar tidak kotor atau terlalu lembap.
Panen dan Pasca Panen
Sekitar umur 2 bulan, bawang daun sudah layak dikonsumsi. Bila menggunakan bibit asal biji
maka waktu dihitung sejak tanaman mulai dipindahkan ke lahan. Satu hektar lahan mampu
menghasilkan sekitar 100 kwintal sayur segar. Bawang daun biasanya dicabut semua bagiannya,
termasuk akar. Bila anakan hendak ditanam lagi sisakan sebagian di lahan. Buang sebagian akar
dan bagian daun yang layu atau busuk. Gabungkan rumpun yang daunnya besar dengan yang
besar. Rumpun yang berdaun kecil digabungkan dengan yang kecil. Bila hendak diikat dalam
suatu ikatan besar, beri alas terlebih dahulu di bagian luar. Alas inilah yang diikat bukan daun
bawangnya langsung. Bawang daun tak dapat disimpan berlama-lama. Oleh karena itu, harus
sesegera mungkin dibawa ke pasar agar mutunya masih baik ketika dijajakan ke hadapan
konsumen.
BAWANG DAUN
Deskripsi
Jenis bawang daun yang baik diusahakan adalah sebagai berikut: Bawang prei (Allium porum L)
Di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek. Jenis ini tidak berumbi dan daunnya lebih lebar dari
jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya panjang dan liat, bagian dalam daun pipih, Kucai
(Allium schoercoprasum) Kucai adalah jenis bawang daun yang cukup terkenal sebagai bahan
sayuran. Daunnya kecil-kecil, panjang, pipih, dan berwama hijau tua. Daun berlubang kecil.
Berbeda dengan bawang prei yang tak berumbi, kucai berumbi meskipun kecil-kecil sekali.
Bawang semprong atau bawang bakung (Allium fistulos,sum) Daunnya berbentuk bulat panjang.
Berlubang seperti pipa. Kadangkadang berumbi juga, tetapi kecil. Varietas bawang semprong
yang banyak ditemukan di pasar antara lain sinyonya rarahan yang dapat menghasilkan bawang
daun 10,8 ton/ha di dataran rendah dan silih besar yang rata-rata produksinya di dataran rendah
11,0 ton/ha.
Manfaat
Aroma dan rasanya yang khas membuat sayuran ini banyak digunakan sebagai campuran
masakan.
Syarat Tumbuh
Bawang daun bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Dataran rendah yang terlalu dekat
pantai bukanlah lokasi yang tepat karena pertumbuhan bawang daun menginginkan ketinggian
sekitar 250-1.500 m dpl. Di daerah dataran rendah produksi anakan bawang daun juga tak
seberapa banyak. Curah hujan yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun. Daerah tersebut
sebaiknya juga memiliki suhu udara harian 18-25°C. Tanah dengan pH netral (6,5-7,5) cocok
untuk budi daya bawang daun. Bila tanah bersifat asam lakukan pengapuran pada saat
pengolahan tanah. Jenis tanah yang cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah
lempung yang mengandung pasir.
Pedoman Budidaya
Benih / bibit Bawang daun bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya petani
Indonesia menggunakan setek tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya.
Pilihlah induk yang sehat dan bagus pertumbuhannya. Tetapi untuk jenis bawang daun impor
bibit yang digunakan adalah dari biji yang dibeli di toko pertanian. Umumnya jenis bawang daun
introduksi ini tergolong hibrida yang memang tak baik diperbanyak dengan tunas anakan atau
dari biji hasil penanaman sendiri. Kelemahan bibit asal biji ialah panen bisa lebih lama l bulan
daripada dengan bibit asal tunas anakan. Kebutuhan setek untuk 1 ha areal penanaman bawang
daun ialah 200.000 setek. Benih asal biji kebutuhannya sebanyak 1,5-2 kg/ha. Bibit asal setek
anakan bisa langsung ditanam ke lahan. Akan tetapi, terlebih dahulu kurangi perakaran dan
potong sebagian daun untuk mengurangi penguapan. Apabila menggunakan biji, lakukan
persemaian untuk mendapatkan bibit. Caranya, cangkul tanah persemaian sampai gembur.
Tambahkan pupuk kandang sepertiga bagian lapisan olah. Kemudian taburkan benih secara
merata, tak perlu dalam cukup 0,5-1 cm dari permukaan tanah. Tutupi dengan lapisan tanah tipis-
tipis. Seminggu kemudian bibit tumbuh. Biarkan hmgga memiliki 2 atau 3 helai daun, baru
dipindah ke lahan, Penanaman Bawang daun memerlukan daerah perakaran yang gembur. Jadi,
sebaiknya tanah dicangkul dahulu sedalam 30-10 cm. Tambahkan pupuk kandang. Buat
bedengan selebar 1,5-2 m. Panjangnya sesuai kondisi lahan. Antar bedengan dibuat parit sedalam
25-30 cm dengan lebar sekitar 30 cm. Gunakan jarak tanam 20 x 25 cm atau 20 x 30 cm. Bibit
asal biji yang sudah disiapkan maupun tunas anakan bisa ditanam dengan cara dipendam. Buat
lubang kecil, masukkan bibit ke dalamnya dalam posisi tegak lurus. Tutupi dengan tanah. Tekan
sedikit tanah di sekeliling batang agar sedikit padat. Selesai ditanam basahi tanah dengan
penyiraman. Saat musim hujan cocok melakukan penanaman bawang daun karena sayur ini
toleran terhadap curah hujan tinggi. Awal musim penghujan atau awal musim kemarau juga tak
jadi masalah. Yang penting di musim kemarau ada air untuk menyiram,
Pemeliharaan
Gulma yang tumbuh di areal pertanaman harus disiangi. Sambil melakukan penyiangan lakukan
pendangiran. Tanah digemburkan karena mungkin terjadi pemadatan akibat penyiraman air dan
proses pengeringan oleh sinar matahari. Bila terlihat tanah kekurangan air maka perlu dilakukan
penyiraman. Lakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pertanaman cukup basah dan merata.
Selain langkah pemeliharaan di atas kita perlu pula menimbun bagian bawah batang. Naikkan
tanah di sekitar batang agar pangkalnya tertutup. Penimbunan memberikan wama putih pada
batang bagian bawah sehingga memberikan penampilan yang menarik dan kualitas yang prima.
Pemupukan: Dosis pupuk kandang yang ditambahkan saat melakukan pengolahan tanah ialah
10-15 ton/ha. Selain itu, tambahkan pupuk yang mengandung unsur nitrogen tinggi, seperti Urea,
dengan dosis 200 kg/ha. Urea diberikan pertama kali saat tanaman berumur 21 hari sebanyak
setengah dosis. Sisanya yang 100 kg diberikan lagi saat tanaman berumur 42 hari. Pupuk
diberikan di dalam,larikan 5 cm di kiri dan kanan batang.
Hama dan Penyakit
Hama yang sering diternukan di areal penanaman bawang daun antara lain ulat tanah (Agrotis
ipsilon). Hama ini bisa membuat tanaman rebah. Pangkal batang yang diserang akan
memperlihatkan bekas gigitannya. Bisa juga batang sampai terpotong hingga putus.
Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida Dursban 20 EC dengan dosis 2-3
ml/i air. Daun-daun yang berlubang sering disebabkan oleh ulat penggerek daun (Spodoptera
eaygua). Saat tanaman masih kecil imagonya meletakkan telur di daun, dan ulatnya yang
menetas memakan daun terutama dari bagian pinggir dan bawah. Pengendaliannya dengan
menyemprotkan insektisida Azodrin 2-3 cc/1 air atau Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/1 air.
Adapun penyakit yang merusak tanaman bawang daun ialah busuk batang lunak. Penyebabnya
ialah cendawan Erwinia carotovora. Cirinya batang yang terserang busuk, basah, dan
mengeluarkan bau tak enak. Penyakit yang berbahaya ini belum ditemukan cara pengendaliannya
yang tuntas. Pergiliran tanaman diharapkan dapat memutus daur hidup penyakit. Begitu pula
pemeliharaan lahan sayuran agar tidak kotor atau terlalu lembap.
Panen dan Pasca Panen
Sekitar umur 2 bulan, bawang daun sudah layak dikonsumsi. Bila menggunakan bibit asal biji
maka waktu dihitung sejak tanaman mulai dipindahkan ke lahan. Satu hektar lahan mampu
menghasilkan sekitar 100 kwintal sayur segar. Bawang daun biasanya dicabut semua bagiannya,
termasuk akar. Bila anakan hendak ditanam lagi sisakan sebagian di lahan. Buang sebagian akar
dan bagian daun yang layu atau busuk. Gabungkan rumpun yang daunnya besar dengan yang
besar. Rumpun yang berdaun kecil digabungkan dengan yang kecil. Bila hendak diikat dalam
suatu ikatan besar, beri alas terlebih dahulu di bagian luar. Alas inilah yang diikat bukan daun
bawangnya langsung. Bawang daun tak dapat disimpan berlama-lama. Oleh karena itu, harus
sesegera mungkin dibawa ke pasar agar mutunya masih baik ketika dijajakan ke hadapan
konsumen.