Anda di halaman 1dari 3

Tugas Sensor dan Aktuator Buyung Setya Negara

5 Mei 2011 08/269377/TK/34448

Sensor-sensor:

1. Sensor Kecepatan Angin


Sensor pengukur kecepatan angin dibuat dari kipas pendingin pada komputer yang telah diambil magnetnya untuk
meringankan hambatan putaran serta sensor optocoupler untuk pencacahan putaran kipas dalam waktu tertentu.
Optocoupler :

gbr. simbol octocoupler gbr. Octocoupler


Merupakan gabungan dari LED infra merah dengan fototransistor yang terbungkus menjadi satu chips. Cahaya infra
merah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak
oleh mata karena mempunyai panjang gelombang berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata manusia.
Sinar infra merah mempunyai daerah frekuensi 1 x 10 12 Hz sampai dengan 1 x 10 14 GHz atau daerah frekuensi dengan
panjang gelombang 1µm – 1mm.
LED infra merah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra merah dengan konsumsi
daya sangat kecil. Jika diberi prasikap maju, LED infra merah yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan
panjang gelombang sekitar 0,9 mikrometer.
Proses terjadinya pancaran cahaya pada LED infra merah dalam optocoupler  adalah sebagai berikut. Saat dioda
menghantarkan arus, elektron lepas dari ikatannya karena memerlukan tenaga dari catu daya listrik. Setelah elektron
lepas, banyak elektron yang bergabung dengan lubang yang ada di sekitarnya (memasuki lubang lain yang kosong).
Pada saat masuk lubang yang lain, elektron melepaskan tenaga yang akan diradiasikan dalam bentuk cahaya,
sehingga dioda akan menyala atau memancarkan cahaya pada saat dilewati arus. Cahaya infra merah yang terdapat
pada optocoupler tidak perlu lensa untuk memfokuskan cahaya karena dalam satu chip mempunyai jarak yang dekat
dengan penerimanya. Pada optocoupler yang bertugas sebagai penerima cahaya infra merah adalah fototransistor.
Fototransistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai detektor cahaya infra merah. Detektor
cahaya ini mengubah efek cahaya menjadi sinyal listrik, oleh sebab itu fototransistor termasuk dalam golongan
detektor optik.
2. Sensor Suhu dan Kelembapan
Untuk mengetahui suhu lingkungan dan setelah mengetahui suhu kita juga dapat mengetahui kelembapan relatif
(RH). Dengan rumus :

Misal: IC LM35 (Sensor Temperatur Solid- State), Sensirion


SHT-11.

Sensirion SHT-11 adalah sebuah modul sensor digital untuk mengukur suhu dan
kelembaban relatif yang memiliki output digital dan telah terkalibrasi. ”Sensirion
SHT-11 Sensor Module” memiliki antarmuka 2-wire sehingga akan menghemat port
pada mikrokontroler. Dengan Spesifikasi:
- Range suhu : -40 ºC sampai +123,8 ºC,
- Akurasi suhu : +/- 0,5 ºC pada suhu 25 ºC,
- Range kelembaban : 0 sampai 100% RH,
- Akurasi absolut RH : +/- 3,5% RH,
- Catu daya : typ. 5 VDC,
- Konsumsi daya : typ. 30 μW.

3. Sensor Keadaan Awan


Sensor untuk melihat kondisi awan (mengukur intensitas sinar matahari).
Misal: Photodioda, atau yang paling sering digunakan, LDR (Light Dependent Resistor).
Prinsip Kerja LDR:
Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam
keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang.
LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari
cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat,
artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. Jadi, semakin tinggi intensitas cahaya yang
mengenai LDR, resistansinya semakin mengecil, begitu pula sebaliknya.
LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar
cahaya otomatis, panel surya otomatis, dan alarm pencuri adalah beberapa contoh
alat yang menggunakan LDR. Akan tetapi karena responsnya  terhadap cahaya
cukup lambat, LDR tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah
secara drastis.

4. Sensor Kecepatan Aliran Air


Sensor menggunakan rangkaian dari blade, shaft dan pelampung (atau Turbine flow meter). Dapat juga
menggunakan pitot tube dengan piezometer untuk membaca perbedaan tekanan yang diberikan, atau menggunakan
Anemometer hot-wire dan hot-film, serta Current meter.

5. Sensor Penakar Hujan


Dengan sensor ini, hujan tidak perlu lagi dicatat setiap hari karena alat ini dilengkapi dengan pencatat jumlah
akumulasi hujan yang berupa sensor reed swicth. Ada tiga jenis alat penakar hujan otomatis: weighing bucket,
tipping bucket, dan float. Gambar alat penakar hujan tipe tipping bucket (bejana goyang) dapat dilihat pada gambar
berikut :

Penakar hujan tipe tipping bucket, nilai curah hujannya tiap


bucket berjungkit tidak sama, serta luas permukaan
corongnya beragam tegantung dari merk pembuatnya.
Misalnya ada yang 0.1 mm, 0.2 mm , 0.5 mm dan lain-lain.
Penakar curah hujan tipe tipping bucket ini memanfaatkan
sensor reed switch untuk memberikan masukan pada
mikrokontroller yaitu berupa perubahan tahanan ketika
bejana bergoyang.

6. Sensor Penentu Arah Angin


Sensor ini terdiri dari sirip penunjuk arah angin dan sensor rotary encoder. Sirip berfungsi untuk memutar rotary
encoder, sedangkan prinsip kerja dari sensor rotary encoder yakni dengan menghubungkan poros pada sebuah
piringan sensor dimana piringan sensor ini terdiri dari beberapa jalur (track yang berupa lingkaran-lingkaran yang
konsentris dan setiap jalur dihubungkan dengan sebuah sumber cahaya. Lalu cahaya dari sumber cahaya tersebut
akan mengkonduksikan detektor cahaya jika mengenai bagian transparan dari piringan tersebut. Sehingga keluaran
dari detektor cahaya akan berlogika rendah. Dimana fungsi detektor cahaya mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik. Sehingga, masing-masing jalur dapat diketahui MSB (Most Significant Bit) dan LSB (Low Significant Bit) pada
outputnya yang berupa bilangan biner yang menyusun sebuah sandi BCD.
Keluaran dari masing-masing detektor cahaya akan dikontrol dengan beban sebesar 10KΩ. Transistor ini berfungsi
sebagai saklar dan untuk menguatkan tegangan supaya keluaran dari sensor ini dapat genap +5V dan 0V. Hal ini
dikarenakan keluaran dari detektor cahaya tidak genap +5V atau 0V, tapi sekitar 2,7V untuk logika tinggi dan sekitar
1,6V untuk logika rendah. Jadi, keluaran dari transistor akan berlogika tinggi (+5V) jika masukan berlogika rendah dan
begitupun sebaliknya.
Sensor ini mempunyai keluaran 11 bit yang dihubungkan ke mikrokontroler dimana 8 bit LSB masuk melalui port 2.0-
2.2.pada aplikasinya sebagai penentu arah angin sensor rotary encoder yang digunakan mempunyai ketelitian
sampai 0,5ᵒ, hal ini disebabkan karena sensor ini mempunyai pulse/1 putaran sebesar 720 division.

gbr. sensor rotary encoder gbr. prinsip kerja sensor rotary encoder

Anda mungkin juga menyukai