Anda di halaman 1dari 3

Juli 2010

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia

Equity Market
Indeks saham Indonesia terus membukukan kenaikan yg kuat pada bulan Juli dan memecahkan rekor level
indeks tertinggi selama ini, didorong oleh hasil 2Q yang baik, penurunan suku bunga yang berlanjut dan
perbaikan indeks saham global. IHSG naik 5.3% menjadi 3069 di bulan Juli, karena kenaikan yang signifikan
di sektor-sektor telekomunikasi/infrastruktur dan semen/industri dasar. Indeks saham regional (MSCI Asia
Pacific ex-Japan) naik 5.4% dan indeks saham dunia (MSCI World Index) naik 8%. Berkurangnya
kekhawatiran akan pertumbuhan global membantu kenaikan indeks saham global dan harga komoditas.
Harga minyak mentah naik 4.4% di bulan Juli, sedangkan harga nikel dan tembaga masing-masing naik 7.1%
dan 12%. Selama tahun ini, IHSG telah naik sebesar 21%, sementara indeks saham regional dan global
bergerak mendatar, masing-masing hanya bergerak sebesar 1.4% dan -3.3%.

Perusahaan-perusahaan sedang mengeluarkan laporan keuangan mereka di kuartal kedua dan data yang
telah dikeluarkan selama ini cukup baik, bertumbuh puluhan persen. Tetapi, level pertumbuhan laba usaha
dan laba bersih di kuartal kedua ini tidak sebaik pertumbuhan yang luar biasa di 2 kuartal sebelum ini. Sektor
perbankan, yang merupakan seperempat dari total kapitalisasi pasar, sepertinya akan tumbuh sebesar 26%
di laba usaha (berdasarkan hasil dari 4 bank terbesar).

Angka inflasi Juli yang dikeluarkan setelah akhir bulan, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 6.2%. Sama seperti
bulan lalu, penyebabnya adalah harga-harga bahan makanan yang berfluktuasi. Inflasi inti tetap rendah di
level 4%, yang menurut kami dalah indikasi yang lebih tepat untuk momentum harga. Meskipun indeks
saham bereaksi negatif terhadap pengumuman inflasi, setelah itu indeks saham menguat kembali setelah BI
mengumumkan akan menahan suku bunga di level yang sama. Meskipun inflasi diperkirakan akan terus naik
dalam 2 bulan mendatang, karena tekanan inflasi dari Ramadan dan biaya pendidikan di tahun ajaran baru,
menurut kami, BI masih enggan untuk menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga akan semakin
mempersulit BI untuk mengontrol penguatan Rupiah.

Indikator ekonomi terbaru masih menunjukkan momentum yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan perseroan. Pertumbuhan kredit terus meningkat dengan cepat sebesar 17% pada bulan Mei dari
tingkat pertumbuhan yang rendah yaitu 5% pada bulan November tahun lalu. Volume penjualan mobil dan
sepeda motor terus bertumbuh kuat sebesar 78% untuk mobil dan 35% untuk sepeda motor pada bulan Juni.
Pertumbuhan konsumsi semen domestik tercatat datar pada bulan Juni. Pertumbuhan telah melambat sejak
bulan Maret ketika pertumbuhan tercatat sebesar 27%. Sementara itu, foreign direct investment (FDI)
meningkat lebih dari 160% pada periode Januari-Juni dari tahun yang lalu, mencapai angka $11 miliar. Impor
bulan Juni bertumbuh 48% dari bulan sebelumnya, namun masih lebih rendah dari pencatatan dua bulan
yang lalu. Pertumbuhan ekspor berlanjut melambat menjadi 31% pada bulan Juni. Hal ini menghasilkan
surplus hanya $580 juta pada bulan Juni dibandingkan dengan surplus rata-rata sekitar $1,77 miliar per
bulannya pada tahun ini.

Kami menjadi lebih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat bergerak lebih cepat dari rentang
5,5% ke level 6% seperti yang diprediksi oleh sebagian besar ekonom. Yields obligasi pemerintah terus turun,
bahkan setelah keluarnya angka inflasi yang sangat tinggi pada bulan Juli. Dengan biaya modal yang lebih
rendah, kami mengharapkan peluang pembangunan infrastruktur publik akan semakin besar. Hal ini tentunya
akan merangsang investasi pada bidang manufaktur. Sejauh ini, kami telah melihat adanya realisasi investasi
pada bidang manufaktur dan juga relokasi pabrik ke Indonesia. Melihat hal-hal ini, kami terus berpandangan
positif pada pasar ekuitas. Percepatan pertumbuhan investasi dan penurunan biaya modal menjadi pertanda
baik bagi pasar ekuitas di Indonesia.

"This research report is prepared based on information from sources believed to be reliable by PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. The purpose
is to provide a general view and circulation only. No representation expressed or implied is made with respect to the accuracy, completeness or
reliability of the information or opinions in this report. No part of this report is or will be directly or indirectly considered as an offer to sell or a
solicitation of an offer to buy any securities. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia does not assume responsibility for any legal and financial
consequences arising, against or suffered by any person or parties whatsoever and howsoever as to be deemed resulting of acting in reliance upon
the whole or any part of this report"

Page 1 of 3
Juli 2010
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia

Fixed Income Market

Pada bulan Juli 2010, inflasi bulanan kembali naik tajam 1,57% sehingga inflasi tahunan menjadi 6,22%, naik
dari 5,05% y-o-y pada bulan sebelumnya. Inflasi lebih tinggi dari konsensus pasar yang memperkirakan
inflasi tahunan 5,73%. Inflasi yang lebih tinggi terutama dikarenakan kenaikan harga bahan makanan dan
harga rempah-rempah sejalan lewatnya masa panen dan kondisi cuaca yang buruk. Inflasi inti, yang tidak
termasuk harga makanan dan energi, juga meningkat menjadi 4,15% yoy dari 3,97% yoy pada bulan Juni.
Untuk tahun berjalan inflasi telah mencapai 3,98%. Ke depan, inflasi diperkirakan tetap tinggi sejalan dengan
efek kenaikan tarif listrik dan masuknya bulan puasa dan Lebaran.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar menguat sebesar 1,4% ke 8.949 dari 9.074 pada akhir Juni. Penguatan
Rupiah terjadi karena besarnya arus modal masuk dari investor asing dengan berlanjutnya sentimen positif
terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Dalam pertemuan bulanan Juli, Bank Indonesia mempertahankan
kebijakan bunga rendah di 6,5% dan meyakini kebijakan ini tidak akan membahayakan stabilitas harga. Bank
Indonesia menegaskan akan terus memperhatikan perkembangan inflasi. Bank Indonesia merencanakan
kebijakan yang menghubungkan aturan besaran Giro Wajib Minimum (GWM) dengan Rasio Pinjaman
Terhadap Simpanan (LDR). Bank komersial dengan LDR diluar 75~95% akan diharuskan menambah GWM
sebesar 0,5~1.0%. Kebijakan ini biasanya digunakan untuk mendorong perbankan memberikan pinjaman
sekarang ini sepertinya juga digunakan untuk meredam inflasi.

Berkaitan dengan ekspor, yang menyumbang sekitar 29% dari Produk Domestik Bruto, mengalami
perlambatan berhubung turunnya ekspor minyak dan gas. Pada bulan Juni, ekspor tumbuh sekitar 31,0% y-
o-y sedangkan impor naik tajam ke 47,6% y-oy, akibatnya surplus perdagangan turun dari US$ 2,5 Miliar di
bulan Mei menjadi 0,6 Miliar di bulan Juni.

Investor asing terus mengakumulasi obligasi pemerintah dengan kepemilikan mencapai Rp 170 triliun per
akhir Juli dan mendorong cadangan devisa ke titik tertinggi US$ 78,8 Miliar. Kenaikan cadangan devisa
sebesar US$ 2,5 Miliar berasal dari surplus neraca berjalan dan neraca modal. Pada bulan Juli, premi nilai
lindung kredit (Credit Default Swap, CDS) Indonesia 5-tahun turun ke 151 dari 186, sedangkan CDS 10-tahun
turun ke 174 dari 214, mengindikasi premi resiko yang semakin rendah.

Pada akhir bulan, pasar obligasi domestik Indonesia seperti diindikasikan oleh Indeks Obligasi HSBC, sebuah
indeks yang mengukur kinerja portofolio obligasi pemerintah berdenominasi rupiah, naik sebesar 2,56%.
Pemerintah juga berencana mengurangi defisit anggaran menjadi 1,5% PDB dari 2,1% PDB, sehingga
mengurangi penerbitan obligasi untuk pembiayaan defisit sekitar IDR 15,5 triliun. Hal ini menjadi sentimen
positif di pasar obligasi. Secara umum kurva imbal hasil obligasi menurun dan imbal hasil obligasi bertenor
panjang semakin mendatar (flattening).

Tabel dan grafik memperlihatkan pergerakan imbal hasil obligasi dari Juni sampai Juli 2010 :

Yield Juni 30 Juli 30

2yr 6.9 6.7


5yr 7.9 7.5
10yr 8.4 8.1
15yr 9.2 8.8
20yr 9.8 9.3
30yr 10.2 9.7

"This research report is prepared based on information from sources believed to be reliable by PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. The purpose
is to provide a general view and circulation only. No representation expressed or implied is made with respect to the accuracy, completeness or
reliability of the information or opinions in this report. No part of this report is or will be directly or indirectly considered as an offer to sell or a
solicitation of an offer to buy any securities. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia does not assume responsibility for any legal and financial
consequences arising, against or suffered by any person or parties whatsoever and howsoever as to be deemed resulting of acting in reliance upon
the whole or any part of this report"

Page 2 of 3
Juli 2010
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia

"This research report is prepared based on information from sources believed to be reliable by PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. The purpose
is to provide a general view and circulation only. No representation expressed or implied is made with respect to the accuracy, completeness or
reliability of the information or opinions in this report. No part of this report is or will be directly or indirectly considered as an offer to sell or a
solicitation of an offer to buy any securities. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia does not assume responsibility for any legal and financial
consequences arising, against or suffered by any person or parties whatsoever and howsoever as to be deemed resulting of acting in reliance upon
the whole or any part of this report"

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai