Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai beikut:
Adanya kepadatan penduduk membawa dampak positif dan dampak negatif dalam pembangunan
perumahan di kecamatan tondano selatan
Adanya perubahan daerah areal pertanian menjadi areal permukiman di kecamatan tondano
selatan
Adakak lahan yang berubah fungsi dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman ?
Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada beberapa identifikasi masalah tersebut maka dalam penelitian ini
Akan di kaji faktor – faktor penyebab perubahan pemanfaatan lahan pertanian di kecamatan
tondano selatan.
Rumusan masalah
1. Mengacu pada pembatasan masalah tersebut maka masalah dalam penelitian ini di
rumuskan sebagai berikut:
2. Apakah bertambahnya penduduk dapat mempengaruhi lahan pertanian ?
3. Mengapa lahan pertanian di mafaatkan sebagai lahan permukiman ?
4. Apakah dengan adanya perubahan lahan pertanian menjadi lahan permukiman dapat
memberikan keuntungan (ekonomi) terhadap masyarkat ?
5. Bagaimana motivasi pemerintah terhadap perubahan lahan pertanian menjadi lahan
permukiman masayarakat
Tujuan penelitian
Tujuan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui sampai sejauh mana perubahan lahan pertanian menjadi lahan permukiman
Agar dapat mengetahui dampak perubahan lahan pertanian menjadi lahan permukiman
Untuk mengetahui kelancaran pemabangunan mengakibatkan sempitnya lahan pertanian
Manfaat Penelitian
Manfaat yang di peroleh dengan diadakannya penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan
a. manfaat praktis.
Dimana manfaat teoritis adalah menamba wawasan pengetahuan peneliti tentang faktor-faktor
perubahan lahan pertanian menjadi lahan permukiman di Kabupaten Minahasa kec. Minahasa
selatan terlebih khusus kelurahan Tataaran dan Perum Unima.
1. Manfaat Praktis:
Memberikan gambaran terhadap masyarakat minahasa selatan, khusunya Warga Tataran dan
Perum Unima mengenai pentingya lahan pertanian dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah untuk dapat memperhatikan dalam
pembangunan permukiman di kecamatan tondano selatan.
A. Pengertian lahan
Hampir semua aktivitas manusia melibatkan penggunaan lahan, dan kearena jumlah dan
aktivitas manusia bertambah dengan cepat, maka lahan menjadi sumber yang langkah.
mengubah pola penggunaan lahan mungkin memberikan keuntungan atau kerugian yang besar
baik dari segi ekonomi maupun terhadap perubahan lingkungan . Jadi manfaat kegunaan lahan
adalah memberikan pengertian tentang hubungan – hubungan antara kondisi lahan dan
penggunaannya serta memberikan kepada perencanaan serta berbagai perbandingan dan
alternatif pilihan penggunaan yang dapat di harapkan berhasil.
Lahan sebagai satu kesatuan adalah sumber daya alam yang tepat dan terbatas mengharuskan
para perencana pembangunan dapat mengatur penggunaan lahan secara proporsional, agar
dapat di ciptakan kualitas lingkungan hidup yang optimal. Apabila penggunaan laha tidak di atur
secara proporsional maka lahan pertanian berkurang bahkan sangat terbatas akibatnya “land
man ratio” mengecil atau menipis bahkan banyak penduduk di pedesaan tidak lagi memiliki
lahan garapan. (Ambar, dalam Suoth G. F. E, 2001)
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (lansdscape) yang mencakup pengertian lingkungan
fisik termasuk iklim, topografi/relief , hidrologi bahkan keadaan vegetasi alami (natural
vegetation) yang semuanya secara potensial akan berperang terhadap penggunaan lahan. Lahan
dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah di pengaruhi oleh aktivitas manusia baik
di masa lalu maupun pada masa sekarang. Aktivitas dalam penggunaan lahan pertanian
reklamasi lahan rawa pasang surut, atau tindakan konsumsi tanah.
Mangunsukardjo (1995) mengemukakan bahwa lahan meliputi segalah hubungan timbal balik
aspek-aspek faktor biofisik di permukaan bumi yang dapat di pandang dari segi ekologika. Lebih
lanjut di kemukakan, lahan adalah merupakan sumber daya (resources) bagi manusia karena
dapat menyediakan bahan/material, tanah, air, zat-zat yang dapat menumbuhkan tanaman,
ataupun sebagai tampak (site) untuk jalan, permukiman, industri, perairan maupun rekreasi dan
sebagainya.
B.Teori Perubahan Penggunaan Lahan
Perubahan guna lahan secara umum artinya adalah menyangkut transformasi dalam
pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Namun dalam
kajian land economics, pengertiannya difokuskan pada proses dialihgunakannya lahan dari lahan
pertanian atau perdesaan ke penggunaan non pertanian atau perkotaan.
Ada empat proses utama yang menyebabkan terjadinya perubahan guna lahan yaitu (Bourne,
dalam Suberlian, 2003:42):
Perluasan batas kota
Peremajaan di pusat kota
Perluasan jaringan infrastruktur terutama jaringan transportasi
Tumbuh dan hilangnya pemusatan aktivitas tertentu.
Proses terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian disebabkan oleh
beberapa faktor. Kustiwan (1997) dalam Supriyadi (2004) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga faktor
penting yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian yaitu:
1. Faktor Eksternal. Merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhan perkotaan
(fisik maupun spasial), demografi maupun ekonomi.
2. Faktor Internal. Faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi rumah tangga
pertanian pengguna lahan.
3. Faktor Kebijakan. Yaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang
berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian.
Pasandaran (2006) menjelaskan paling tidak ada tiga faktor, baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama yang merupakan determinan konversi lahan pertanian, yaitu:
pertumbuhan kebutuhan lahan untuk industri, pertumbuhan sarana pemukiman dan sebaran lahan
pertanian.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian di tingkat petani, sebagaimana
dikemukakan oleh Rusastra (1994) dalam Munir (2008) adalah sebagai pilihan alokasi sumber daya
melalui transaksi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi petani seperti tingkat pendidikan,
pendapatan dan kemampuan ekonomi secara keseluruhan serta pajak tanah, harga tanah dan lokasi
tanah. Sehingga diperlukan kontrol agar sesuai dengan Rencana Tata Ruang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Munir (2008) di Desa Candimulyo, Kecamatan
Kertek, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, dapat diketahui bahwa ada faktor-faktor yang
berhubungan dengan konversi lahan. Faktor- faktor tersebut meliputi faktor internal petani dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah karakteristik petani yang mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki, dan tingkat ketergantungan terhadap lahan. Sedangkan
faktor eksternal mencakup pengaruh tetangga, investor, dan kebijakan pemerintah daerah dalam hal
pengembangan pertanian.
Tiga kebijakan nasional yang berpengaruh langsung terhadap alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian
ialah:
1. Kebijakan privatisasi pembangunan kawasan industri sesuai Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1989
yang telah memberikan keleluasaan kepada pihak swasta untuk melakukan investasi dalam
pembangunan kawasan industri dan memilih lokasinya sesuai dengan mekanisme pasar. Dampak
kebijakan ini sangat berpengaruh pada peningkatan kebutuhan lahan sejak tahun 1989, yang telah
berorientasi pada lokasi subur dan menguntungkan dari ketersediaan infrastruktur ekonomi.
2. Kebijakan pemerintah lainnya yang sangat berpengaruh terhadap perubahan fungsi lahan pertanian
ialah kebijakan pembangunan permukiman skala besar dan kota baru. Akibat ikutan dari penerapan
kebijakan ini ialah munculnya spekulan yang mendorong minat para petani menjual lahannya.
3. Selain dua kebijakan tersebut, kebijakan deregulasi dalam hal penanaman modal dan perizinan sesuai
Paket Kebijaksanaan Oktober Nomor 23 Tahun 1993 memberikan kemudahan dan penyederhanaan
dalam pemrosesan perizinan lokasi. Akibat kebijakan ini ialah terjadi peningkatan sangat nyata dalam
hal permohonan izin lokasi baik untuk kawasan industri, permukiman skala besar, maupun kawasan
pariwisata.
Pertanian merupakan akivitas ekonomi dunia yang paling penting .ia menggunakan satu pertiga dari
pada permukaan bumi dan 45% dari pada jumlah penduduk dunia terlibat dengan akivias pertanian .