Anda di halaman 1dari 18

Berikut merupakan contoh dari penulisan laporan dari kuesioner dan bagaimana

tata cara membuat laporan tersebut. Contoh laporan ini merupakan bentuk dari
contoh yang berupa kuesioner dari jenis kuesioner untuk lembaga organisasi/
ABA/ Dll. Semoga apa yang saya berikan ini bisa bermafaat atau bisa dengan
cepat mengetahui bagaimana membuat laporan yang berupa data dari kuesioner
tersebut.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan puji serta syukur serta atas rahmat dan hidayah dari Allah SWT yang
telah memberikan kita begitu banyak nikmat yang tak ternilai harganya dengan
apapun. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita kembali kejalan yang di ridhoi oleh
Allah SAW. Rasa syukur juga kami limpahkan karena telah menyelesaikan
laporan kuesioner (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) yang fungsinya untuk
mengetahui seberapa besar kualitas dan kuantitas ABA YPKK dari pandangan
para Mahasiswa/I (Nama Kampus,,,,,,,,,,) Tak lupa juga ungkapan terima kasih
kepada pudir/Dekan/Purek Bapak ,,,,,,,,,,,,,, dan dukungan dari Direktur ,,,,,,,,,,,,,,
Bapak ,,,,,,,,,,,,,,,, yang telah mengizinkan untuk menyelenggarakan kuesioner
tersebut. 

Alhamdulillah kuesioner ini telah selesai berikut dengan laporannya, sehingga


bisa membantu ,,,,,,,,,,,,,,, untuk bisa mempertimbangkan dari hasil kuesioner
tersebut yang mutlak berasal dari pernyataan para Mahasiswa/I ,,,,,,,,,,,,,,,,,,.
Proses kuesioner tersebut memang tidaklah terlalu sulit karena kami pertama-tama
memberikan kuesioner kepada Mahasiswa/I ,(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
lalu setelah selesai dikumpulkan datanya dan setelah dikumpulkan data tersebut di
olah atau di presentasekan di masing-masing pernyataan sehingga bisa
menghasilkan data-data tersebut. Keakuratan data tersebut 98% valid dan hanya
2% yang invalid. Mohon kiranya setelah itu proses peningkatan dan perbaikan
mutu perkuliahan di(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) bisa segera ditingkatkan.

Semoga apa-apa yang telah kita perbuat senantiasa mendapatkan ridhoa dari Allah
SWT, serta bermanfaat bagi kita di kemudian hari. Karena sesuatu yang baik
adalah milik Allah SWT dan sesuatu yang kurang baik senantiasa tak luput dari
kesalahan manusia yang tenpatnya salah dan lupa. Mudah-mudahan  hasil ini
memcerminkan kita kearah yang lebih baik lagi dan terus berusaha semampu kita
untuk memberikan yang terbaik. Amin

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Pondok cabe, Januari 2009


LAPORAN PENELITIAN KUESIONER

(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)

LATAR BELAKANG

Kualitas dan kuantitas sangat penting dalam sebuah akademi untuk menjadikan
para Mahasiswa/I menjadi lebih berkualitas yang bisa diterapkan baik itu masih
dalam masa Kuliah atau setelah lulus nantinya. Untuk membangun itu semua
tentunya tidaklah mudah bahkan memerlukan waktu yang cukup lama dan harus
sejalan dengan Visi dan Misi Akademi. Banyak sekali upaya yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan hal tersebut salah satunya melalui Kuesioner yang berisikan
masukan serta saran dari Mahasiswa/I itu sendiri. Hal ini sangat diperlukan agar
kedepannya sebuah Akademi ini bisa menjadi lebih baik lagi dan untuk
kepentingan bersama. Sebaliknya pihak akademi sangat terbantu dengan adanya
kuesioner dari Mahasiswa/I untuk mengetahui apa saja yang menjadi kekurangan
di dalam Akademi itu sendiri. Dengan dasar itu kami menyelenggarakan
kuesioner tentang peningkatan kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,)yang dinilai dari pandangan Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) yang selama ini dirasakan.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas secara mutlak menjadi tanggungjawab


pihak (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) akan tetapi (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) tidak bisa berbuat sendirian dan dengan adanya Kuesioner ini tentu bisa
diupayakan agar semua yang didapat dari kuesioner ini menjadikan bahan dan
hasil yang diinginkan bisa terwujud. Kuesioner ini mutlak dari hasil apa yang
selama ini Mahasiswa/I rasakan selama kuliah di (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) dan tidak adanya paksaan atau sejenisnya sehingga timbul karena
adanya rasa paksaan. Hal itu tidak benar dan hasilnya nanti adalah 100% suara
dari Mahasiswa/I yang terangkum dalam poin-poin yang mewakili perasaan itu
semua.

Dalam pelaksanaan kuesioner tersebut para Mahasiswa/I menyambut dengan


senang hati atas diselenggarakan kuesioner ini dan sangat membantu tentang apa-
apa yang dirasakan oleh Mahasiswa/I itu sendiri. Penerapan kuesioner ini
dilaksanakan secara global tanpa menerangkan nama Dosen ataupun nama dari
koresponden atau Mahasiswa/I yang ikut memberikan penilaian dalam kuesioner
tersebut. Banyak hal yang didapat dari hasil kuesioner tersebut dan akan sangat
baik jika penerapannya dan dapat direalisasikan dalam waktu yang tidak lama
sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh Mahasiswa/I itu sendiri.

TUJUAN DAN MANFAAT

Kuesioner ini mempunyai tujuan yang sangat baik dan membantu (Nama
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dalam pelaksanaan perkuliahan dan juga menjadikan
salah satu cara untuk memperbaiki itu semua. Secara umum kuesioner ini sangat
baik untuk dengan segera meningkatkan mutu pembelajaran di (Nama
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Adapun manfaat yang didapat dari Mahasiswa/I yaitu
menjadikan bahan masukan untuk (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) selama
kuliah di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan juga sebagai aspirasi yang selama
ini mereka rasakan dengan kata lain untuk kepentingan bersama dengan hal
tersebut. Sedangkan manfaat bagi (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) merupakan
hal yang sangat baik agar senantiasa meningkatkan mutu pembelajaran dan
pelayanan serta membangun (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ini menjadi lebih
baik dan berusaha agar menjadi yang terbaik.

SASARAN

Sasaran utama dari kuesioner ini adalah bagaimana cara mengetahui hal-hal apa
saja yang menurut Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) sangat kurang
atau yang menurut mereka perlu peningkatan dan kemajuan yang lebih baik lagi.
Dengan adanya kuesioner ini diupayakan agar terciptanya hal-hal yang positif
untuk membangun A(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)menjadi lebih baik lagi.
Sekaligus menjadikan kualitas dan kuantitas yang senantiasa memberikan yang
terbaik untuk Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) yang nanti setelah
mereka lulus bisa menerapkan keahliannya di kehidupan yang nyata baik dalam
lingkungan rumah maupun dalam dunia kerja, yang umumnya menggunakan
keahlian yang dimiliki. Sasaran ini tertuju pada seberapa baik penilaian tentang
A(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) selama ini dari segi kaca mata Mahasiswa/I
(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan juga sebagai tolak ukur akan kualitas dan
kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) melalui kuesioner tersebut.

WAKTU PELAKSANAAN

Adapun pelaksanaan kusioner ini yaitu pada hari Senin, 15 Desember 2008 pada
saat hari terakhir dalam Ujian Tengah Semester. Dalam tata pelaksanaannya yaitu
dimulai dari pemberian izin dari (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) untuk
memberikan waktu agar dalam kegiatan ini para dosen yang mengawas jalannya
UTS tidak terganggu dan juga mendapat rekomendasi dari Direktur (Nama
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Dalam pemberian kuesioner ini Mahasiswa/I diberikan
terlebih dahulu kuesionernya dan diserahkan kembali setelah menyelesaikan UTS
terlebih dahulu, baru setelah itu mengisi kuesioner tersebut.

HASIL YANG DIPEROLEH

Dari hasil penelitian yang berupa kuesioner untuk Mahasiswa/I (Nama


Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,), pernyataan yang didapat dan dirasakan oleh
Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ternyata banyak yang merasa
kurang dari apa yang diinginkan dan hal tersebut terbukti oleh table di bawah ini
yang menunjukan persentasi dari hasil kuesioner tersebut. Dari pernyatan dan
makna dari setiap angka tersebut yaitu 1= Sangat buruk, 2= Buruk, 3= Cukup
baik, 4= Baik, 5= Sangat baik. Table dibawah ini menunjukan hasil yang
diperoleh dalam penelitian dalam bentuk kuesioner di (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) tentang hal kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
dimata Mahasiswa dan Mahasiswi (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Ada banyak
hal yang perlu ditingkatkan dan diupayakan agar menjadi lebih baik lagi sehingga
para Mahasiswa/I menjadi lulusan yang professional dalam menghadapi dunia
kerja yang sebenarnya. Berikut contoh dari poin-poin dalam kuesioner tersebut:

Skala Penilaian
No Pertanyaan / Pernyataan
1 2 3 4
1 Dosen menjelaskan tujuan / sasaran dalam setiap perkuliahan 10% 19% 41% 27%
Dosen memberikan ringkasan materi pembelajaran dalam setiap kali 8% 31% 40% 16%
2
pembahasan materi perkuliahan
3 Dosen memberikan copy dari materi perkuliahan yang akan dibahas 17% 33% 18% 11%
Dosen dapat memberikan  materi perkuliahan dengan baik dan mudah 7% 20% 33% 23%
4
dimengerti
5 Dosen memberikan jawaban yang tepat dan memuaskan 5% 10% 42% 28%
Dosen memiliki alternative jawaban terhadap pertanyaan 11% 27% 39% 18%
6
Mahasiswa/I
Dosen sangat antusias dan menarik pada saat memberikan pelajaran 0% 26% 48% 24%
7
kuliah pada umumnya
8 Materi yang diberikan Dosen dapat dengan mudah dipaham 11% 16% 40% 12%
Bahasa yang digunakan Dosen pada saat memberikan pelajaran 7% 4% 48% 22%
9
mudah dimengerti
Cara Dosen memberikan perkuliahan yang dapat merangsang 7% 13% 24% 39%
10
keinginan dan ketertarikan untuk belajar
11 Dosen memberikan feedback pada saat perkuliahan 7% 11% 43% 28%
13 Dosen memberikan contoh aplikatif untuk pemahaman perkuliahan 8% 10% 29% 39%
14 Dosen bersikap ramah dan baik saat mengajar 9% 12% 23% 41%
15 Dosen sangat bergairah dalam mengajar 0% 9% 19% 51%
Dosen memberikan perkuliahan dengan baik dan diselingi humor atau 4% 11% 39% 27%
16
membuat keadaan menjadi tidak membosankan
Dosen memberikan masukan atau pujian saat diantara Mahasiswa/I 10% 17% 40% 25%
17
bisa menjawab pertanyaan dengan baik
18 Dosen menegur Mahasiswa/I yang menggangu jalanya perkuliahan 9% 17% 42% 11%
19 Dosen mengakhiri jam perkuliahan tepat waktu 3% 19% 47% 22%
Dosen selalu memdorong Mahasiswa/I untuk berperan aktif selama 0% 13% 39% 31%
20
perkuliahan
21 Dosen selalu masuk mengajar selama perkuliahan 0% 10% 44% 12%
Bagimanakah perubahan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) setiap 21% 43% 26%
22 0%
tahunnya
Bagaimanakah pelayanan Front Office (Nama Kampus/Skripsi 0% 10% 51% 24%
23
dll,,,,,,,,,,)
24 Mahasiswa merasa terbantu selama perkuliahan 0% 0% 48% 33%
25 Mahasiswa/I dapat memahami dan mengerti disetiap perkuliahan 0% 0% 55% 32%
Bagaimanakah kualitas pembelajaran dan pengajaran di (Nama 0% 6% 55% 20%
26
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah pelaksanaan perkuliahan di (Nama Kampus/Skripsi 0% 2% 43% 37%
27
dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah sistem perkuliahan di(Nama Kampus/Skripsi 0% 5% 62% 20%
28
dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah kepekaan Dosen dalam melihat kesulitan bagi 0% 3% 33% 43%
39
Mahasiswa/I yang mengalami kesukaran dalam perkuliahan
Bagaimanakah sikap Dosen dalam mengontrol keadaan di dalam 0% 0% 41% 47%
30
kelas selama perkuliahan
Bagaimanakah sikap dan sifat dosen sewaktu menerima saran dan 0% 0% 28% 51%
31
kritikan dari Mahasiswa/i
Bagaimanakah kemampuan Dosen dalam menyajikan ilustrasi/ 0% 0% 37% 56%
32 memberikan contoh saat Mahasiswa/I mengalami kesulitan mengerti
akan perkuliahan
Bagaimanakah kualitas dan kuantitas Dosen (Nama Kampus/Skripsi 0% 0% 59% 22%
33
dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah sistem perkuliahan di (Nama Kampus/Skripsi 0% 5% 62% 20%
34
dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah sistem pengajaran perkuliahan di (Nama 0% 0% 51% 32%
35
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah pelayanan all officer/staf dalam melayani 0% 10% 44% 29%
36
Mahasiswa/I
Bagaimanakah kualitas lab bahasa di (Nama Kampus/Skripsi 0% 24% 44% 21%
37
dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah kualitas lab computer di (Nama Kampus/Skripsi 0% 21% 49% 23%
38
dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah kualitas dan kuantitas fasilitas ruang kelas seperti 0% 20% 50% 21%
39
katersediaan bangku, meja serta jam disetiap kelas
40 Bagaimanakah kebersihan di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) 0% 19% 56% 20%
Bagaimanakan fasilitas perpustakaan di (Nama Kampus/Skripsi 0% 29% 41% 27%
41
dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah fasilitas pendukung proses perkuliahan di (Nama 0% 0% 39% 32%
42
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
Bagaimanakah sikap dan respon serta keramahan staf (Nama 0% 0% 51% 35%
43
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
44 (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) 0% 0% 50% 41%
Secara umum bagaimakah pandangan anda tentang (Nama 0% 0% 63% 21%
45
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) selama ini
Apakah kriteria (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) sudah meningkat 0% 0% 45% 31%
46
untuk tingkat Akademi
47 Bagaimanakah respon pihak (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dalam 0% 0% 49% 28%
menghadapi komplain dari Mahasiswa/I
Secara keseluruhan apa yang anda rasakan selama kuliah di (Nama 0% 0% 54% 29%
48
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
49 Sudahkah Kebutuhan Akan Bahasa Inggris Anda terpenuhi 0% 0% 61% 31%
Bagaimanakah prospek (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) untuk masa 0% 0% 69% 25%
50
mendatang

Dari presentase pada table yang berisikan kuesioner pertanyaan dan pernyataan
tentang poin-poin akan kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
banyak sekali yang perlu diperhatikan dan dapat dilihat dari rata-rata presentase
ini lebih banyak dibawah 50% hal ini mengartikan bahwa pada umumnya
Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) masih merasa kurang puas akan
kualitas dan kuantitas yang ada di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,), berdasarkan
hasil dari keseluruhan koresponden dan dilihat secara keseluruhan dan pada
umumnya. Poin-poin dalam kuesioner yang menyatakan nilai sangat buruk poin
pertama (1) menyatakan rata-rata penilaian koresponden 5%, sedangkan ada juga
yang menilai dengan katagori Buruk yang dilihat dari poin dengan nilai (2) yaitu
sebesar 10% jika dilihat dari nilai keseluruhan. Untuk nilai dengan katagori cukup
baik dengan nilai (3) dan berdasarkan penilaian keseluruhan koresponden
menjawab sebesar kurang dari 40% dari total kuesioner di (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) sedang untuk katagori penilain baik dengan nilai (4) dari seluruh
koresponden menjawab dengan nilai kurang dari 28%, dan untuk katagori dengan
nilai sangat baik yang kami beri dengan poin (5) dari keseluruhan Mahasiswa/I
(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) memberikan penilaian yaitu kurang dari 15%.
Nilai untuk ketidaksesuai mencapai 2% dan menunjukkan bahwa hasil yang
diperoleh 98% valid serta validitas akan nilai kuesioner ini mengimplementasikan
akan dibutuhkannya peningkatan serta mencerminkan hasil yang berdasarkan
kuesioner sangat kurang dari kualitas dan kuantitas di (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,).

EVALUASI

Dalam kuesioner ini banyak hal yang perlu diperbaiki dan terus ditingkatkan agar
apa yang menjadi visi dan misi dari (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) menjadi
terlaksana dan menjadi lebih baik lagi serta bisa menjadi yang terbaik. Hasil rata-
rata dari kuesioner ini membuktikan masih kurangnya kualitas dan kuantitas dari
sebuah lembaga khususnya (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Jelas sekali dari
hasil persentase kuesioner yaitu dibawah 50% semua hasil kuesioner tersebut
yang mengidentifikasikan rasa kurang puas akan kebutuhan secara global yang
dibutuhkan oleh para Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Selain itu
dari kuesioner tersebut banyak juga yang memberikan saran dan kritik didalam
kuesioner tersebut seperti, perlunya peningkatan Dosen pengajar, kekurangan
tenaga pengajar (Dosen), perlunya peningkatan fasilitas perkuliahan, ada juga
yang memberi komentar berupa peningkatan fasilitas lab computer dengan
penambahan fasilitas internet, karena sekarang ini internet sangat penting dalam
proses pembelajaran sebagai contoh bagaimana mencari data untuk tugas-tugas
perkuliahan, serta penggunaan bahasa inggris yang masih sedikit dalam
penyampaian perkuliahan karena bahasa inggris menjadi pilihan utama maka
alangkah baiknya kampus menjadi tempat yang syarat akan bahasa inggris dan
juga kurangnya pemasaran dari (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) sehingga dari
tahun ke tahun Mahasiswa (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) hanya sedikit saja
yang mau kuliah di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Dari komentar dan saran
tersebut banyak hal yang perlu dicatat oleh (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
untuk terus mengupayakan peningkatan yang berkelanjutan. Peningkatan secara
berkelanjutan bisa memberi harapan akan kemajuan dari (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) dan mampu memberikan yang terbaik pada saat para Mahasiswa/I
(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) setelah lulus yaitu menjadi lulusan yang
profesional.

KESIMPULAN

Hasil kuesioner ini bisa menjadi acuan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) untuk
senantiasa terus meningkatkan mutu perkuliahan di (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,), hal ini menjadi penting karena dari data presentase kuesioner ini sangat
membutuhkan perhatian dan tindak lanjut dari hasil ini. Ada indikasi bahwa rasa
kepuasan akan kepentinggan perkuliahan yang terus ditingkatkan, baik itu dari
kualitas materi pembelajaran perkuliahan sampai pada SDM dari dosen yang perlu
penambahan karena idealnya dalam perkuliahan satu mata perkuliahan diajarkan
oleh satu Dosen dan kualitas Dosen yang bisa ditingkatkan dengan memberikan
pelatihanan di luar dari perkuliahan dan bimbingan bagi terwujudnya visi dan misi
(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Hasil dibawah 50% dari total koresponden
kuesioner tersebut sangatlah hasil yang mengecewakan dan sangat jauh dari
perkiraan selama ini, data 50% diambil berdasarkan keseluruhan hasil kuesioner
dengan penghitungan total dari semua jumlah pada table diatas tersebut.

Poin-poin dalam kuesioner yang menyatakan nilai sangat buruk poin pertama (1)
menyatakan rata-rata penilaian koresponden 5%, sedangkan ada juga yang menilai
dengan katagori Buruk yang dilihat dari poin dengan nilai (2) yaitu sebesar 10%
jika dilihat dari nilai keseluruhan. Poin inilah walaupun nilainya tidak besar akan
tetapi dua katagori tersebut sangatlah menunjukan bahwa selama ini kualitas dan
kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) masih jauh dari baik. Jumlah
persentase tersebut memang tidak terlalu besar tapi jika kita perhatikan dengan
adanya hasil kuesioner tersebut maka nilai 5% untuk kategori sangat buruk bisa
mencerminkan adanya hal yang dimata Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) sangatlah buruk karena merekalah yang melihat dan merasakan dan
untuk poin 10% dengan kategori buruk jelas sekali adanya kekurangan standar
dari apa yang telah ada di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan mohon terus
diperhatikan agar untuk kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan hasilnya bisa
langsung dirasakan oleh Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Untuk
itu sangat diperlukan perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas di (Nama
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
PENUTUP

Kesempurnaan memang hanya milik Allah SWT dan kukurangan dan


ketiksempurnaan tempatnya manusia, dengan mengucap syukur Alhamdulillah
dan bersyukur akan Nikmat dari Allah SWT yang telah memberikan segalanya.
Dari itu semua maka selesai pula laporan kuesioner (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,) dan bisa menjadi pertimbangan dan perhatian yang harus segera
dilaksanakan agar menciptakan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) menjadi yang
terbaik. Banyak hal yang menjadi catatan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dari
hasil kuesioner ini dan juga membutuhkan tindakan yang nyata dari hasil
kuesioner tersebut. Sekiranya apa-apa yang telah menjadi acuan di (Nama
Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ini perlu peningkatan lagi sehingga apa yang semua
kita inginkan bisa terwujud dengan baik.

Demikianlah laporan kuesioner ini disusun dan kiranya bisa menjadi data yang
valid dari apa-apa yang dihasilkan kuesioner tersebut. Diharapkan untuk
kedepanya bisa menjadikan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ini terus
berkembang untuk menjadi yang terbaik li tingkat (Nama Kampus/Skripsi
dll,,,,,,,,,,). Segala apa-apa yang kita inginkan untuk kepentingan bersama tentunya
menjadu mimpi dan keinginan kita semua agar bisa terwujud dan terlaksana. Yang
perlu diperhatikan adalah menemukan bagaimana caranya agar bisa memperbaiki
apa yang telah terdata dari hasil kuesioner ini dan bersama-sama bisa
mewujudkannya.

Januari, 2009

Ttd

Ketua SENAT ,,,,,,,,,,,,,?

Rahman Faisal
Boleh percaya atau tidak klo tulisan ini hasil dari penelitian dari berbagai hal.
Mulai dari hasil pengamatan dari lingkungan atau nyata dan hasil pengamatan dari
jejaring sosial yang marak akhir-akhir ini

Alasan mengunduh judul dari “Tingkah Laku Pacaran Anak Muda Sekarang”.
Hal ini dikarenakan memang gaya pacaran anak muda sekarang ini jauh sekali
berbeda dari jaman Sebelum-sebelumnnya.. Nah ini die hasil pengamatan selama
ini..

Umumnya pada saat pertama kali atau pada saat baru Jadian rasa mereka akan
pasangannya sangat TINGGI dan intensifitas kegiatan mereka sangat aktif.

Mau pergi kemana-mana selalu berdua, kata orang mah mirip perangko NEMPEL
terusss euuiiyyy

Dimanapun mereka berada pasti selalu terlihat berdua dan tidak segan-segan
bergandengan tangan tapi ada juga yang klo didepan teman2 yang dikenal mereka
pura2 atau malu2 tapi pas berdua dan tidak ada orang yang dikenal wiiiihhh
actionnya langsung beraksi… Benar tidak …???

Saat menulis status di salah satu jejaring sosial mereka selalu mengumbar rasa
kedekatannya dan juga tidak kenal waktu dalam sehari bisa meng-update itu bisa
puluhan kali dalam sehari.
Akan tetapi ada juga pasangan yang berkomitmen untuk tidak mengumbar
perasaan mereka dijejaring sosial itu karena mereka sudah sepakat untuk tidak
mengumbarnya disana. Ada juga yang 50:50 artinya mereka suka mengumbar
kemesraannya di jejaring sosial tapi tidak terlalu sering hanya pada saat tertentu
saja.

Umumnya status mereka itu selalu penuh dengan rasa yang intim, ups awas
jangan salah kaprah yee intim disini maksudnya beda loch yee…. Kadang baru
bangun tidur saja mereka langsung meng-update status, misalnya “Kangen
ayanggzzz”, Duh baru semalem ketemu kok udah kangen lagi.. dan masih banyak
lagi euiyy…

Tidak sedikit dari mereka diawal masa “Jadian” ada sedikit masalah, yang paling
sering menimpa adalah masalah MANTAN nya yang bisa saja benar sudah jadi
mantan tapi tidak ada rasa sayang seperti dulu dan ada juga yang sudah jadi
mantan tapi masih ada rasa sayang yang sering diungkapkan bahkan
membanding-bandingkan pacar yang sekarang dengan mantannya, apakah anda
pernah mengalaminya..??? Tentu jika Iya, Kan..

Ada pengalaman dari hasil pengamatan bahwa saat sedang PDKT hendaklah
difokuskan satu target, ya walaupun ada baiknya juga kalau punya beberapa target
karna klo yang satu ga dapat masih ada yang lainnya.. TAPIIII… ini kenyataan
dan benar hasil dari pengamatan bahwa.. saat sedang PDKT memang lancar

Tingkah Laku Pacaran Anak Muda Sekarang

adanya dan semua sesuai dengan target dan dapat dipastikan saat menyatakan
CINTA kepada incerannya ternyata keduannya menerima  perasaan yang
diungkapkan.. Nah kalau begini gimana Hayooo…. Awalnya memang baik2 saja
menjalani keduanya secara bersamaan walaupun tanpa diketahui oleh pasangan
yang satunya tapi SEPANDAI-PANDAINYA TUPAI MELONCAT PASTI
TERJATUH JUGA dan ini terjadi….. dan akhirnya bisa diduga klo tidak mili
salah satunya ya paling tidak kehilangan keduannya dan benar satu memang yang
dipilih tapi setelah berjalan malah keduanya tidak didapat… Upsss benar tidak
yaa… but it’s real kokk…

Ada yang lebih extrem lagi.. padahal masih dalam tahap PACARAN loch..

Mereka tidak segan-segan atau malu2 memanggil pacarnya dengan sebutan


SUAMI atau ISTRI.. Sang Cewe sering panggil cowoknya Suami/ Papa/ Dady/
Papi atau apalah sedangkan sang cowo panggil cewenya Mami/ Mama/ My Wife
dll wah kacau nich padahal baru PACARAN aja udah kaya gitu panggil2nya
gimana klo dan resmi pasti yang ada rasa BOSAN kali ya karena dah keseringan..

Ada hal yang lain lagi, disalah satu jejaring sosial kan biasanya ada STATUS, nah
ini juga tidak luput dari pengamatan… HASILNYA: Banyak mereka yang
berpacaran dan menjalin hubungan ada yang benar statusnya hanya
BERPACARAN atau IN RELATIONSHIP with….. tapi tidak sedikit loch yang
mengganti statusnya menjadi Tunangan atau Engaged atau Married padahal belum
sama sekali… Wah motifnya apa ya tapi dari hasil pengamatan yaitu hal ini
merupakan salah satu luapan rasa SAYANG mereka terhadap pasangannya
sehingga begitulah jadinya..

Heeemmmm.. menarik memang Tingkah laku pacaran anak muda sekarang,,,


Tidak munafik memang peneliti juga masih muda dan bisa merasakan hal ini
dengan seksama dan dalam tempo yang sedekat-dekatnya… (Proklamator-Mode
On)..

Sekarang memang gaya pacaran anak muda zaman sekarang ini bukan main
euiiyyy.. Nah sebagai orang tua yang memiliki anak harus EXTRA Waspada dan
harus bisa mengatur ANAK mereka tersebut jangan sampai terbawa oleh
pergaulan yang membahayakan dan menjerumus kedalam jurang yang
membahayakan…

Nah segitu dech KILAS BERITA yang aye sampe’in dalam kesempatan yang
indah ini.. Klo ada pihak yang merasa dari tulisan ini hendaklah memaklumi dan
jangan Marah Yeeee… ini untuk peliputan aja kok Jangan diambil Ati yeeee..

Salam,

Bandung, 06 Mei 2010

Rahman Faisal Peneliti Kacangan…….


Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)
Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IIa SMPN 2 Amuntai Utara Pada Pembelajaran
Biologi Semester Genap Tahun 2005/2006 Melalui “Strategy Based Student’s Request”
Rita Murtafi’ah
(Guru Biologi SMPN 2 Amuntai Utara)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran Biologi menurut Depdikbud (1993: 1), ialah agar siswa mampu
melakukan pengamatan dan diskusi untuk memahami konsep, mampu melakukan
percobaan sederhana untuk memahami konsep dan mengkomunikasikan hasil
percobaan, mampu menginterpretasikan data yang dikumpulkan dan melaporkannya.
Berdasarkan hal ini maka perlu digunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan mempelajari biologi tersebut.
Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses
belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam membelajarkan dan
mendidik siswa sedangkan siswa merupakan subjek yang menjadi sasaran pendidikan.
Masalah utama dalam pembelajaran biologi adalah bagaimana menghubungkan fakta
yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep
biologi, sehingga menjadikan pengetahuan yang bermakna dalam benak siswa.
Selama ini pemahaman siswa hanya terpaku pada jabaran konsep biologi yang ada
dalam buku, tanpa memahami apa dan bagaimana makna yang terkandung dalam
konsep tersebut.
Di sisi lain lingkungan menyediakan fenomena alam yang menarik dan penuh misteri.
Anak sebagai young scientist (peneliti muda) mempunyai rasa keingintahuan (curiousity)
yang tinggi. Adalah keharusan di dalam pendekatan pembelajaran biologi untuk
memelihara keingintahuan anak tersebut, memotivasinya sehingga mendorong siswa
untuk mengetahui apa, mengapa, dan bagaimana terhadap objek dan peristiwa di alam
(Puskur, 2002).
Kenyataan di lapangan masih banyak ditemukan keingintahuan anak yang tinggi itu tidak
didukung oleh suatu kondisi yang dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk
dapat lebih berkembang. Masih banyak guru mengajar hanya menggunakan metode
konvensional. Guru merupakan satu-satunya sumber utama pengetahuan. Pembelajaran
cenderung text book oriented dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Siswa kesulitan untuk memahami konsep akademik yang telah diajarkan. Konsep-konsep
tersebut diajarkan menggunakan cara-cara yang abstrak dan metode konvensional,
padahal mereka sangat memerlukan pemahaman konsep-konsep yang berhubungan
dengan lingkungan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, motivasi belajar siswa sulit
ditumbuhkan dan pola belajar mereka cenderung menghafal dan mekanistik.
Dari kenyataan tersebut, dapat dikatakan guru terlalu sering meminta anak untuk
belajar, namun jarang sekali mengajari anak cara belajar, padahal menurut Nur
pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana
mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Nur,
2002: 9). Melihat salah satu kelemahan yang dimiliki guru ini, peneliti mencoba
menggunakan sebuah strategi pembelajaran, di mana anak diminta untuk menentukan
sendiri keinginan mereka cara belajar yang menarik hati dan memotivasi mereka untuk
belajar. Materi yang diajarkan adalah materi sistem syaraf dan sistem indra. Dalam
materi ini banyak hal yang harus diinformasikan kepada anak, bersifat cukup abstrak,
agak sulit dipahami, namun bisa disampaikan dengan strategi belajar yang bervariasi.
Guru, dalam hal ini peneliti berusaha untuk mencover keinginan anak tersebut dengan
menyerahkan kepada mereka cara belajar yang mereka inginkan, kemudian guru
berusaha membawa dan membimbing mereka dalam kondisi yang diinginkan tadi,
dengan harapan belajar sesuai dengan keinginan siswa akan mampu memotivasi dan
mempercepat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Ini akan diindikasikan
ndengan tingginya motivasi dan hasil prestasi belajar pada ulangan harian mereka pada
materi sistem syaraf dan sistem indra.

B. Rumusan masalah
Bagaimana motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui “Strategy based Student’s
Request?”

C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan motivasi siswa yang tergambar dari aktivitas/ respon dan hasil
belajar siswa dalam PBM melalui “Strategy based Student’s Request”.

D. Manfaat penelitian
Diharapkan melalui “Strategy based Student’s Request” membantu guru meningkatkan
motivasi siswa dalam beraktivitas dan dalam nilai hasil belajar dalam PBM.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Teori Motivasi
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu poses internal (dari dalam diri
seseorang) yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam
rentang waktu tertentu (Baron,1992; Schunk,1990 dalam Nur, 2001). Dalam bahasa
sederhana,motivasi adalah apa yang membuat anda berbuat dan menentukan arah
mana yang hendak anda perbuat.
Motivasi dapat berbeda dalam intensitas (kekuatan) dan arah. Gage dan Berliner (1984)
dalam Nur, 2001, menganalogikan motivasi dengan sebuah mobil, dimana mesin analog
dengan intensitas dan kemudi analog dengan arah.
Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Garner, Alexander, Gillingham, Kulikowich,
& Brown,1991; Graham & Golan,1991 dalam Nur 2001).
Tugas penting bagi guru adalah merencanakan bagaimana guru akan mendukung
motivasi siswa. Motivasi dapat timbul dari karakteristik–karakteristik intrinsik. Motivasi
juga dapat timbul dari sumber–sumber motivasi di luar tugas.
Darliana (1999: 2) mengemukakan fungsi utama guru dalam pembelajaran adalah
sebagai fasilitator dan pembimbing yang menyediakan hal-hal yang harus diamati,
diperhatikan, dibaca, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
Menurut Biddueph, Symington, dan Osborn, 1986 dalam Martin dkk. (1994 : 179),
dikemukakakan bahwa, Metode pengajaran guru akan mempengaruhi cara berpikir
siswa. Guru yang mengharapkan siswa untuk berpikir pada tingkat tertentu, menyusun
dan memakai pertanyaan, dan menerima respon siswa sesuai dengan tingkat yang
diharapkan guru. Guru dapat mengendalikan apa tingkatan berpikir siswa. Bertanya
pada diri sendiri dan memperkirakan jawabannya menyebabkan berpikir kreatif,
merupakan sarana untuk memecahkan masalah yang pelik dan dapat membantu
seorang anak untuk belajar “ menemukan situasi yang menyenangkan, meskipun orang
lain merasa jemu”.

B. Makna dan Pentingnya Strategi Belajar


Strategi belajar merujuk pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh
siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajarinya, termasuk ingatan dan proses
metakognitif (Nur, 2000: 7).
Tujuan utama dari strategi belajar adalah mengajar siswa untuk belajar mandiri.
Bagaimanakah siswa yang dikatakan dapat mengatur dirinya sendiri? Menurut Nur
(2000: 9), siswa mandiri mampu secara cermat mendiagnosis suatu situasi belajar
tertentu, bisa memonitor keefektifan strategi tersebut, serta cukup termotivasi untuk
terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah itu terselesaikan.
Menurut Weinstein dan Meyer (1986), dalam Nur (2000: 5) mengajar yang baik
mencakup mengajari siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana
berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri. Banyak pendidik sepakat dengan
Weinstein dan Meyer bahwa mengajar siswa cara belajar adalah tujuan pendidikan yang
penting dan mungkin yang paling utama. Mereka menyadari bahwa pendidik belum
berhasil mencapai tujuan ini. Menurut Norman (1980), dalam Nur (2000: 6), perlu waktu
lebih banyak untuk mengajari siswa bagaimana belajar, bagaimana berpikir, dan
bagaimana memotivasi diri sendiri.
“Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar, namun kita jarang
mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa memecahkan masalah
namun jarang mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan. Sama halnya,
kita kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang
mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang tibalah waktunya kita membenahi
kelemahan kita tersebut, tiba waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang
belajar dan memecahkan masalah dan memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-
prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana
memecahkan masalah, dan bagaimana mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap
diterapkan, dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam kurikulum”.
Weinstein & Meyer dalam Nur (2000: 6)

Mengajarkan strategi belajar berpedoman pada premis bahwa keberhasilan siswa


banyak bergantung pada kemahiran mereka untuk belajar sendiri dan untuk memonitor
belajarnya sendiri. Hal ini menunjukan pentingnya strategi-strategi pembelajaran dan
belajar diajarkan kepada siswa, dimulai dari kelas-kelas sekolah dasar dan berlanjut pada
sekolah menengah dan perguruan tinggi. Siswa harus mempelajari strategi-strategi yang
tersedia dan tahu kapan mengunakannya dengan benar.
Belakangan ini iklim pendidikan sudah membaik, peneliti dan guru telah mulai
mengembangkan strategi belajar terinci mengunakannya bersama siswa. Strategi ini
pada awalnya berfokus pada membaca tetapi selanjutnya telah berhasil diterapkan pada
bidang sains dan menulis (Arends, 1997).

III. METODE PENELITIAN


A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IIA pada SMPN 2 Amuntai Utara.
B. Kondisi Objektif Penelitian
SMPN 2 Amuntai Utara adalah tempat peneliti bertugas mengajar pada mata pelajaran
Biologi. Siswa kelas IIA terdiri dari 14 orang siswa, di mana sebagian besar dari mereka
selama ini mengalami kesulitan belajar dengan metode konvensional yang sering dipakai
guru dalam memberikan materi pelajaran. Ini terlihat dari hasil beberapa kali ulangan
harian pada materi-materi biologi selama 3 bulan terakhir. Waktu penelitian
pertengahan Maret sampai akhir April 2006.
C. Pelaksanaan Penelitian
Metode yang dipakai oleh peneliti untuk meningkatkan motivasi siswa kelas IIA SMPN 2
Amuntai Utara adalah sebuah strategi belajar dengan menggunakan “Strategy By
Student Request”, dimana strategi ini merupakan sebuah inovasi dari guru untuk
mencoba memotivasi anak dengan meminta mereka untuk menentukan sendiri cara
yang mereka kehendaki dalam mempelajari sistem syaraf dan sistem indra. Indikasi yang
menunjukkan bahwa siswa termotivasi untuk belajar adalah ditunjukkan oleh
respon/aktivitas yang positif dan nilai yang baik setiap dilakukan tes harian.
Dari hasil “request” siswa, disaring beberapa strategi yang telah dipilih siswa, mampu
dilaksanakan, mudah dan tidak mengurangi makna pembelajaran itu sendiri. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 4 kali pertemuan (3 siklus) dengan setiap kali pertemuan selama 2 x
45 menit (2 jam pelajaran). Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1) Pada tahap persiapan, guru mengajak siswa memikirkan strategi belajar tentang
sistem syaraf dan sistem indra yang akan dipelajari dengan memberikan sejumlah
alternatif strategi belajar yang guru ketahui kepada siswa.
2) Meminta siswa menuliskan di atas kertas “request” mereka akan strategi yang
mereka pilih kemudian menyaring beberapa “request” dan memilih 3 strategi yang
terbanyak dipilih siswa.
3) Pada siklus I (pertemuan 1) guru memulai pelajaran dengan strategi yang tersaring
terbanyak berdasarkan hasil pilihan siswa, kemudian melakukan observasi terhadap
kegiatan siswa dan mengadakan tes untuk melihat hasil prestasi siswa pada saat
mengikuti pembelajaran
4) Melanjutkan materi pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan strategi hasil
pilihan siswa yang lebih sedikit (siklus II/ pertemuan 2), kemudian melakukan observasi
terhadap kegiatan siswa dan mengadakan tes untuk melihat hasil prestasi siswa pada
saat mengikuti pembelajaran
5) Pada siklus III (pertemuan 3 dan 4) dengan menggunakan strategi yang tersaring
paling sedikit dipilih siswa, kemudian melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dan
mengadakan tes untuk melihat hasil prestasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran
Rincian kegiatan tersebut dapat dilihat pada siklus berikut:

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dari penelitian yang dilakukan diperoleh 6 strategi belajar yang diinginkan oleh siswa
yaitu; dengan bermain, praktikum, diskusi, teka-teki silang, mengerjakan tugas, dan
mencatat/meringkas. Dari hasil ”request” tersebut tersaring 3 strategi yang dipilih
terbanyak, yaitu ; bermain (urutan 1 dipilih 10 siswa), praktikum (urutan 1 dipilih 2
siswa, dan urutan 2 dipilih 7 siswa) dan diskusi (urutan 2 dipilih 4 siswa dan urutan 3
dipilih 8 siswa), sedangkan strategi lainnya dipilih kurang dari angka-angka di atas.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas/respon siswa dan hasil nilai siswa pada ketiga
siklus yang terdiri dari 3 strategi (4 pertemuan) terpilih diperoleh data nilai dan data
respon siswa yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.1 pada lampiran yang
dapat diuraikan dalam refleksi hasil penelitian sebagai berikut:
Refleksi pertemuan 1
Dengan setting belajar sambil bermain yang dipilih oleh siswa sebagai strategi belajar
yang paling mereka senangi, guru dan siswa mencoba mengkondisikan materi
pembelajaran Sistem Syaraf sedemikian rupa sehingga siswa yang tadinya tidak banyak
beraktivitas/pasif mulai terlibat dalam permainan, setiap siswa diberi kesempatan untuk
ikut bermain dan belajar dalam kelompoknya dan dalam kelas. Guru menggambarkan
sel syaraf secara sederhana, kemudian siswa meletakkan kartu nama-nama bagian sel
syaraf tersebut. Kemudian guru juga menyediakan kartu untuk menyebutkan bagian-
bagian dari system syaraf, sehingga siswa berebut untuk menyusun kartu yang sesuai
dengan jalur/aliran system syaraf sehingga terjadinya gerak.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran ini terlihat sangat jelas. Semua siswa antusias
mengerjakan tugas dan tidak terlihat rasa enggan atau takut untuk mengerjakan dan
maju ke papan tulis, berebut mencari kartu jawaban serta mengacungkan tangan untuk
merespon salah atau benar rekannya mengerjakan tugas. Memang ada beberapa di
antaranya yang belum pas jawaban tugas, namun mereka tidak malu, karena hal
tersebut juga dilakukan berulang-ulang dan bergantian, akhirnya semua siswa dapat
mereplay kembali ingatan mereka untuk memahami materi syaraf tersebut. Hal ini juga
terlihat pada hasil tes tentang sitem syaraf pada akhir pelajaran. Sebanyak 5 orang siswa
memperoleh nilai 10. Dari gambaran di atas, materi pelajaran syaraf ternyata dapat
dilakukan sambil bermain, siswa gembira dan karena mereka melakukannya sendiri
akhirnya mereka memperoleh nilai yang lumayan bagus.
Refleksi pertemuan II:
Strategi yang digunakan adalah praktikum. Materi yang diajarkan tentang sistem indra.
Pada pertemuan kedua ini siswa diinformasikan bahwa penilaian yang dilakukan adalah
penilaian kelompok. Jika kerjasama antar mereka dalam kelompok terjalin dengan baik,
maka setiap siswa yang berada dalam kelompok akan memiliki nilai yang sama satu
sama lain. Jika satu orang nilainya jelek, maka yang lain juga akan jelek. Begitu juga
sebaliknya. Dari pengamatan guru yang mengobservasi siswa tercatat ada 2 orang siswa
yang tidak terlibat secara penuh. satu orang lebih banyak diam sedangkan satunya lagi
lebih banyak mengganggu rekannya yang lain. Ketidakterlibatan 2 orang siswa secara
penuh ini dikarenakan guru lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk
mengerjakan LKS yang disediakan secara mandiri. Guru hanya mengontrol sekali-sekali
di samping guru juga sambil mengobservasi murid. Namun secara umum, siswa terlibat
aktif dalam praktikum, baik dalam mengerjakan tugas seperti tertuang dalam LKS,
bekerjasama dalam kelompok praktikum dan melakukan diskusi dalam kelompok
mereka. Kegiatan PBM dengan strategi praktikum dapat berjalan dengan baik dan
motivasi anak dapat dipelihara sampai akhir pelajaran.
Refleksi pertemuan 3 dan 4:
Strategi yang digunakan adalah diskusi. Materi yang diajarkan masih tentang sistem
indra. Siswa yang tercatat tidak terlibat dalam diskusi kelas ada 5 orang.
Ketidakterlibatan mereka terekam dalam lembar observer karena tidak ada memberikan
pertanyaan, menjawab pertanyaan atau pun menanggapi diskusi. Ada kemungkinan
suasana yang lebih serius dibandingkan dua strategi sebelumnya mempengaruhi
keberanian siswa dalam beraktivitas. Ini terlihat dari respon siswa dalam 2 kali
pertemuan diskusi ada saja siswa yang tidak terlibat aktif. Namun hal ini tidak
mengurangi keterlibatan siswa yang lain dalam berdiskusi. Guru mencoba untuk
memberikan motivasi/dorongan lebih agar anak yang belum terlibat dapat bergabung,
namun dominasi di antara beberapa orang siswa yang terlihat cukup antusias dalam
bertanya, mengeluarkan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari rekan maupun
guru menyebabkan siswa yang kurang partisipasi tadi tetap dalam kondisinya. Namun
guru juga memaklumi keberanian siswa untuk berkomunikasi masih memerlukan waktu
lebih lama dalam berlatih. Nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat akhir pelajaran juga
kurang maksimal, mungkin karena banyaknya hasil diskusi yang belum focus pada inti
pembelajaran. Pada strategi ini siswa lebih banyak bertukar pikiran, mengeluarkan
pendapat pribadi, waktu yang diperlukan lebih lama, sementara pengarahan guru juga
kurang focus. Tetapi nilai positif yang dapat diperoleh dengan strategi ini, anak yang
berkemampuan lebih secara verbal dapat terayomi. Mereka akan merasa partisipasi
mereka dalam aktif berdiskusi dapat tertampung.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Motivasi siswa dapat meningkat dalam setiap kali pertemuan dengan menggunakan
strategi pembelajaran berdasarkan permintaan mereka (strategy based student’s
request). Hal ini terlihat dari respon/aktivitas positif (+) yang dilakukan siswa dalam
kegiatan PBM, di samping nilai siswa juga dapat lebih diperbaiki.
B. Saran
Memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam perencanaan pelajaran dapat
memberikan motivasi kepada siswa untuk ikut aktif dalam PBM dan dapat memotivasi
siswa dalam memperoleh nilai yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-garis Besar Program Pengajaran
(GBPP) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdikbud.
Arends, R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. NewYork: The Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Darliana .
Nur, M. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Nur, M. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Buku ajar mahasiswa: Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Pusat Kurikulum. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Biologi, SMP dan MTs. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Reed, J.S. Arthea & Bergemann E.V. 1994. A Guide To Observation, Participation, and
Reflection in The Classroom, Ed-4. Toronto, University of North Carolina at Asheville.

Anda mungkin juga menyukai