Sebagai manusia hendaklah kita memperbanyak mengingat mati dan berobat dari
segala dosa, terlebih lagi bagi orang yang sakit, agar lebih giat beramal kebaikan dan
menjauhi larangan Allah swt.
Menjenguk orang sakit
Menjenguk orang sakit hukumnya sunat, guna menghibur kesedihannya,
karena kegembiraan orang sakit itu dapat juga menjadi obat. Orang yang
menjenguk orang sakit hendaklah mendoakan agar sakitnya lekas sembuh dan
menganjurkan supaya dia tobat dari segala dosa, membayar hutang jika ada-
dan berwasiat.
Hal – hal yang harus dilakukan terhadap orang sakit parah
Orang yang sakitnya parah sehingga hampir menghembuskan napas
penghabisan hendaklah dihadapkan ke kiblat.
Orang sakit parah hendaklah diajarkan membaca kalimat tauhid
Sabda Rasulullah Saw.:
Dari Ma’qal bin yasar Nabi saw berkata, “Bacakanlah olehmu surat yảsin
kepada orang yang sakit parah (hampir mati).” (Riwayat Abu Dawud dan
Nasai)
Hal – hal yang harus dilakukan terhadap orang yang meninggal
1. Matanya hendaklah dipejamkan, menyebut yang baik, mendoakan,
dan memintakan ampun atas dosanya.
2. Seluruh badannya hendaklah ditutup dengan kain.
3. Tidak ada halangan bagi keluarganya atau sahabat-sahabatnya yang
sangat saying untuk menciumnya.
4. Ahli mayat yang mampu hendaklah segera membayar hutang si mayat
jika ia berhutang.
Pengurusan Jenazah
Pengurusan jenazah hendaknya dilakukan secepatnya,karena sesungguhnya
dalam pengurusan jenazah tidak boleh ditunda-tunda.
Sebagaimana sabda Rasullah saw:
Dari Abu Hurairah,berkata Nabi saw: “Hak seorang Islam atas orang islam yang
lain adalah lima, yaitu: 1) Menjawab salam, 2) menengok orang sakit, 3)
mengantarkan jenazah, 4) mengabulkan undangan, 5) mendo’akan orang yang
bersin.” ( Riwayat Bukhari Muslim )
Berikut ini kewajiban dalam pengurusan jenazah
I. Memandikan Jenazah
Syarat wajib bagi jenazah yang dimandikan:
Orang islam
Didapatinya tubuhnya walaupun sedikit
Mayat itu bukan mayat mati syahid
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya
lalu ia meninggal, sabda beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara
( atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun )” ( Riwayat
Bukhari dan Muslim )
Berikut ini yang berhak memandikan jenazah:
1. mayat laki-laki,dimandikan oleh laki-laki dan sebaliknya. Terkecuali
suami atau muhrimnya
2. bila meninggal seorang perempuan,dan ditempat itu tidak ada
perempuan suami,atau muhrimnya pun tidak ada,maka mayat itu
hendaklah “ ditayamumkan “ saja,dan sebaliknya
3. keluarga terdekat kepada mayat kalau mengetahui akan kewajiban
mandi serta dipercayai
II Mengafani Jenazah
Hukum mengafani mayat adalah “ fardhu kifayah “ atas orang hidup. Kain
Kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi sekalian badan mayat,baik
mayat laki-laki maupun perempuan. Sebaiknya untuk laki-laki tiga lapis, sedangkan
untuk perempuan lima lapis.
Dari ‘Aisyah: “ Rasullah saw, dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang
terbuat dari kapas,tidak ada dalamnya baju dan tiada pula serban.” ( sepakat para
ahli hadist )
Adapun mayat perempuan sebaiknya dikafani dengan lima lembar
basahan ( kain bawah ), baju, tutup kepala, kerudung ( cadar ) dan kain
yang menutupi sekalian badannya.
3. Dipakaikan kain basahan,baju, tutup kepala, lalu kerudung
4. Kemudian dimasukkan ke dalam kain yang menutupi sekalian
badannya,di antara beberapa lapisan kain tadi sebaiknya diberi
harum-haruman sperti kapur barus. Kecuali itu, orang yang mati
sedang dalam ihram haji atau umrah, tidak boleh diberi harum-
haruman dan jangan ditutup pula kepalanya.
5. Setelah kain kafan dibungkuskan, lalu diikat simpul hidup dibagian
ujung kepala, di dada, pinggang dan ujung kaki.
DI SUSUN OLEH: