Kelas : AK–D
NRP : 0851293
Bab 9
BIAYA
Pengertian
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal. Terdapat dua karakteristik penting yang melekat pada makna biaya dan memiliki
karakteristik pendukung, yaitu:
• Penurunan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian
yang menurunkan aset atau menimbulkan aliran keluar aset atau sumber ekonomik.
Semua badan autoritatif mendefinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan aset tetapi
juga dari kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk
mencakupi pula pos – pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun.
• Penurunan Ekuitas
Turunnya aset sebagai biaya harus mengakibatkan turunnya ekuitas. Bila ekuitas
akhirnya tidak terpengaruh, jelas turunnya aset bukan merupakan biaya. FASB tidak
memasukkan karakteristik ini dalam definisinya karena makna operasi sentral
mengandung pengertian sebagai proses penciptaan laba sehingga penurunan ekuitas
merupakan konsekuensi logis dari pengertian tersebut. Penurunan ekuitas lebih
menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan aset mengakibatkan
penurunan ekuitas.
• Rugi
Sebagai lawan makna untung, kata – kata kunci yang melekat pada pengertian rugi
adalah: 1. Penurunan ekuitas (aset bersih); 2. Transaksi peripheral atau insidental; 3.
Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik. Empat
sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah: a. Periferal dan Insidental: misalnya
penjualan investasi dalam surat – surat berharga; b. Transfer nontimbal-balik:
misalnya pencurian dan pembayaran ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara
hukum; c. Penahanan aset: misalnya penurunan harga sekuritas investasi; d. Faktor
lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah dari kos
aset yang rusak.
Pengakuan Biaya
Pengakuan menyangkut masalah kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi
agar penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan
masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria
pengakuan telah dipenuhi. Oleh karena itu, kriteria pengakuan tidak dibedakan dengan
kaidah pengakuan sehingga masalah pengakuan biaya adalah kapan penurunan nilai aset
dapat dikatakan telah terjadi atau kapan biaya telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya
dapat diakui.
Kriteria Pengakuan
a. Konsumsi Manfaat. Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang
dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau
pembuatan barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang
merepresentasi operasi utama atau sentral entitas tersebut.
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang. Biaya atau rugi diakui
bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat
ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.
Beberapa sumber mendefinisi biaya dalam kaitannya dengan pengertian kos karena
memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Perlu ditegaskan kembali bahwa kos
adalah pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara teknis dan
praktis biaya sering disebut kos saja. Dengan kos sebagai pengukur, kriteria konsumsi
manfaat dan kelenyapan manfaat dapat dinyatakan dalam bentuk keterhabisan kos.
Dua tahap kritis perlakuan kos adalah pengakuan dan pembebanan. Tahap
pengakuan tidak mengalami masalah pelik karena pengakuan lebih banyak menyangkut
bukti objektif yang umumnya tersedia pada saat transaksi. Di lain pihak, tahap
pembebanan lebih banyak menyangkut pertimbangan, pendapat, atau interprestasi
terhadap situasi yang melingkupi. Dengan kata lain, tahap pembebanan banyak melibatkan
unsure kesubjektifan. Untuk menentukan laba yang bermakna, perlu dipahami dua
pengertian penting yaitu proses penandingan dan konsep atau prinsip penandingan. Proses
penandingan adalah proses penentuan laba dengan cara mengukur atau menakar dahulu
pendapatan untuk suatu perioda dan barulah kemudian menentukan biaya yang berkaitan
dengan pendapatan tersebut. Konsep atau prinsip penandingan adalah dasar pemikiran
untuk menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan bermakna.
Prinsip penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena alasan berikut: (1)
Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena teknik
pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut; (2) Transaksi terjadinya pendapatan pada
umumnya tidak berkaitan langsung dengan transaksi terjadinya biaya. Atas dasar konsep
upaya dan capaian, konsep penandingan menyatakan bahwa untuk mendapatkan laba
periodic yang bermakna maka pendapatan yang diakui untuk suatu perioda harus
ditandingkan dengan biaya yang dianggap telah menciptakan pendapatan tersebut.
Kelayakan Ekonomik
Basis Asosiasi
• Asosiasi Sebab dan Akibat. Basis penandingan yang paling masuk akal adalah
sebab-akibat walaupun basis ini lebih merupakan asumsi daripada kenyataan karena
dalam banyak hal sulit untuk dibuktikan secara meyakinkan bahwa biaya
menyebabkan pendapatan. Hubungan sebab-akibat mempunyai validitas karena
pengamatan terhadap operasi perusahaan pada umumnya menunjukkan bahwa
pendapatan tidak akan terjadi tanpa penyerahan barang atau jasa. Jadi, tidak ada hasil
tanpa upaya; tidak ada biaya, tidak ada pendapatan.
• Identifikasi Produk. Karena produk terjual merupakan takaran penandingan, kos
produk akan dipecah menjadi dua komponen yaitu kos produk yang telah terjual dan
kos produk yang belum terjual dan masih menjadi aset perusahaan. Kos yang melekat
pada produk terjual akan langsung dibebankan sebagai biaya. Kos sediaan baru
dibebankan sebagai biaya kalau produk telah terjual.
• Produk Usang atau Musiman. Masalah rutin yang berkaitan dengan
penandingannya atas dasar sebab-akibat adalah adanya produk musiman yang tidak
laku dijual. Persoalannya adalah apakah kos produk musiman yang tidak terjual
merupakan sebab atau bukan.
• Barang Rusak. Persoalan yang sama dengan barang musiman dapat diterapkan
untuk produk rusak. Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan
memperhatikan kondisi yang melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk
merupakan hal yang normal atau bahkan merupakan prasyarat untuk menghasilkan
barang dengan kualitas baik, kos barang yang rusak dapat dianggap sebagai upaya
menghasilkan pendapatan.
• Identifikasi Kos Nonproduk. Kalau penandingan atas dasar sebab-akibat akan
dipertahankan maka secara logis tidak seluruh kos nonproduksi akan dibebankan
sebagai biaya. Jadi, dalam kaitannya dengan penandingan sebab-akibat, kos
nonproduksi tidak harus ditunda pembebannya untuk dikaitkan dengan pendapatan
masa datang kalau tidak ada kepastian tentang pendapatan masa datang yang dapat
dikaitkan dengan kos nonproduksi tersebut.
• Biaya Antisipasian. Biaya antisipasian adalah biaya yang dianggap menyebabkan
timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi setelah pendapatan diakui.
• Alokasi Sistematik dan Rasional. Alokasi sistematik dan rasional merupakan
proses penandingan dengan perioda sebagai penakar pendapatan dan biaya. Proses ini
sering disebut penandingan perioda. Dalam pengakuan biaya, diasumsi bahwa yang
menerima manfaat dari potensi jasa adalah perioda bukannya produk.
Karakteristik dan Tujuan Pelaporan
a. Berwujud fisis dan dikuasai oleh perusahaan untuk mengolah dan memperlancar
kegiatan operasi perusahaan.
d. Pada umumnya merupakan aset nonmoneter dan manfaat yang dapat diberikan berupa
potensi jasa bukan daya beli atau ketertukarannya.
Penyajian Biaya
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan sarana untuk
itu adalah statemen laba-rugi. Penyajian elemen pendapatan, untung, biaya, dan rugi
bergantung pada konsep tentang apa saja yang membentuk laba.