Anda di halaman 1dari 3

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK LIDAH BUAYA TERHADAP

BAKTERI PATOGEN PADA IKAN

Nirma kurnianingrum
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Peternakan

Abstrak
Kurnianingrum, Nirma.2010.Aktiitas Antimikroba Ekstrak Lidah Buaya
Terhadap Bakteri Patogen Pada Ikan.Jurusan Perikanan.Fakultas Pertanian
Peternakan Universitas muhammadiyah Malang

Kata kunci : bakteri,lidah buaya,sebagai bahan kosmetik

Lidah Buaya merupakan tanaman yang dikenal sebagai penyubur rambut dan
penghalus kulit. Namun ternyata selain dapat digunakan sebagai bahan kosmetika,
tanaman ini juga berkhasiat dalam penyembuhan luka dan mempunyai aktivitas
antimikroba. Bahkan saat ini sudah banyak digunakan sebagai minuman kesehatan dalam
bentuk “juice” Lidah Buaya. Kandungan bahan aktif dalam Lidah Buaya
diantaranya adalah saponin, antrakuinon, asetil manan, prostaglandin dan asam lemak,
enzim-enzim, asam amino, vitamin dan mineral.

Lidah Buaya merupakan tanaman yang dikenal sebagai penyubur rambut dan
penghalus kulit. Namun ternyata selain dapat digunakan sebagai bahan kosmetika,
tanaman ini juga berkhasiat dalam penyembuhan luka dan mempunyai aktivitas
antimikroba.

Budidaya ikan yang dilaksanakan secara intensif berdampak negatif terhadap


usaha budidaya khususnya terhadap kesehatan ikan yang dipelihara. Tingginya
padat tebar dan pakan yang digunakan menjadi pendorong bagi timbulnya penyakit
akibat menurunnya kualitas air karena timbunan bahan organik dari sisa pakan
maupun ekskresi ikan. Sementara itu ikan menjadi stress sehingga rentan terhadap
serangan penyakit, khususnya penyakit infeksius seperti yang disebabkan oleh
bakteri (Angka, 1990).

Penyakit bakterial pada ikan merupakan salah satu penyakit yang dapat
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Selain dapat mematikan ikan, penyakit
ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas daging ikan yang terinfeksi. Bakteri
pathogen pada ikan dapat bersifat sebagai infeksi primer atau sekunder.

Bakteri patogen yang sering menyerang pada budidaya ikan adalah Aeromonas
hydrophila yang menjadi penyebab penyakit “haemorrhagic septicaemia” pada
ikan-ikan air tawar serta Srteptococcus iniae yang menyebabkan “streptococciasis”
yang menyerang ikan air tawar, payau maupun laut. Tanda-tanda ikan yang
terserang penyakit “haemorrhagic septicaemia” adalah : tubuh ikan terutama perut,
dada dan sirip terdapat bercak-bercak merah seperti berdarah, selaput lendir atau
mucus berkurang sehingga tubuh tidak lagi licin, kulit melepuh sedang sisik di
beberapa bagian tubuh rusak dan rontok. Sirip punggung, dada dan ekor rusak dan
pecah-pecah. Insang rusak, berwarna putih pucat,, ikan lemah dan kehilangan
keseimbangan (Cipriano, 2001). Gejala yang ditimbulkan ikan yang mengalami
“streptococciasis” meliputi mata menonjol, gembung perut pendarahan pada mata,
tutup insang dan pangkal ekor, warna ikan menjadi lebih gelap, dan ikan berenang
cepat tidak karuan. Sedangkan ciri pada organ dalam meliputi kerusakan ginjal,
hati, limpha dan usus (Supriyadi, 2002).

Tindakan yang sering dilakukan untuk mengatasi infeksi bakteri patogen pada
budidaya ikan adalah dengan menggunakan antibiotika, namun demikian
penggunaan antibiotika secara terus menerus dan tidak bijaksana menimbulkan
resistensi bakteri dan dampak terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
alternatif pengobatan lain dengan menggunakan bahan alami yang aman sebagai
pengganti antibiotika, misalnya seperti lidah buaya yang diketahui mengandung
bahan-bahan antimikroba.

Lidah Buaya merupakan tanaman yang dikenal sebagai penyubur rambut dan
penghalus kulit. Namun ternyata selain dapat digunakan sebagai bahan kosmetika,
tanaman ini juga berkhasiat dalam penyembuhan luka dan mempunyai aktivitas
antimikroba. Bahkan saat ini sudah banyak digunakan sebagai minuman kesehatan
dalam bentuk “juice” Lidah Buaya (Purbaya, 2004). Kandungan bahan aktif dalam
Lidah Buaya diantaranya adalah saponin, antrakuinon, asetil manan, prostaglandin
dan asam lemak, enzim-enzim, asam amino, vitamin dan mineral (Anonymous,
2005).

Berdasarkan penelitian, Lidah Buaya diketahui mempunyai aktivitas


antimikroba melawan beberapa jenis bakteri seperti Staphylococcus, Escherichia
coli, juga jamur Candida. Pada dosis yang tinggi dikatakan bahwa Lidah Buaya
dapat digunakan untuk mengendalikan virus. Kemampuan antimikroba Lidah
Buaya disebabkan adanya acemannan (acetil manosa) yang terkandung didalam
daging daunnya (Purbaya, 2004). Menurut Shelton (1991), kandungan kalsium,
potassium, dan zinc yang sangat tinggi serta vitamin C dan E dapat berfungsi
dalam meningkatkan kekebalan atau imunitas. Hal ini disebabkan karena mineral
mempunyai peran dalam pembentukan jaringan untuk menjerat sel darah merah
pada aliran darah sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan, ditambah lagi
dengan keberadaan hormone yang terkandungdalam Lidah Buaya dapat
mempercepat penggantian sel-sel yang sudah tua.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis masih merasa adanya kekurangan
dari segi penulisan maupun isi data karya tulis ilmiah ini.Dari itu penulis sangat
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan karya tulis
ilmiah ini.Karya tulis ilmiah ini dapat di jadikan refrensi untuk penelitian maupun
penulisan karya ilmiah lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai