Anda di halaman 1dari 13

NAMA : RISA RIANI

NIM : 080402067

Liqud Metal Fast Breeder Reactor

Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di

reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio

penggunaan uranium. Berbagai riset tentang reaktor pembiak cepat telah dilakukan dengan

menggunakan bahan bakar campuran uranium-plutonium oksida. Sebagai pendingin digunakan

natrium cair, tanpa menggunakan bahan moderator. Reaktor pembiak cepat memanfaatkan sifat

fisi plutonium yang berinteraksi (ditembak) dengan neutron cepat. Target riset ini adalah aplikasi

reaktor pembiak cepat untuk pembangit listrik komersial. Dengan menggunakan bahan

pendingin natrium cair, diperoleh keuntungan yakni sistem pendingin dapat dioperasikan pada

temperatur tinggi dengan tekanan rendah. Tetapi karena natrium secara kimiawi adalah bahan

aktif yang mudah berinteraksi dengan udara, maka perlu upaya penanganan yang cermat untuk

mencegah kebocoran natrium. Dalam proyek nasional Jepang, prototip reaktor pembiak cepat

"Monju" dikembangkan dengan target rasio pembiakannya sampai 1,2.

Proyek nasional Jepang telah melakukan penelitian dan pengembangan reaktor pembiak

cepat "Monju". Daya yang dihasilkan Monju mencapai 714.000 kW, sedangkan tenaga listrik

yang dihasilkan 280.000 kW. Reaktor ini merupakan prototip PLTN tipe reaktor pembiak cepat.

Kekritisan pertama dicapai pada bulan April 1994. Sebagai bahan bakar reaktor pembiak cepat

digunakan campuran plutonium (Pu-239) dengan uranium alam (U-238), dimana reaksi fisi

terjadi antara plutonium dengan neutron cepat. Sedangkan pembiakan diperoleh dari reaksi
tangkapan neutron cepat oleh uranium-238 yang kemudian meluruh menjadi plutonium yang

bersifat fisi. Target rasio pembiakannya 1,2.

1. Prinsip pengendalian

Plutonium (Pu-239) yang menyerap neutron cepat akan meghasilkan reaksi fisi. Rasio

terjadinya fisi oleh neutron cepat hanya 1/100 kali fisi oleh neutron termal. Reaksi fisi berantai

akan bergantung pada meningkatnya konsentrasi Pu-239 yang berasal dari uranium (U-238).

Dalam pengendalian semua jenis reaktor - tidak hanya pada reaktor pembiak cepat- pada

umumnya dilakukan dengan mengendalikan populasi neutron hasil reaksi fisi berantai. Rasio

timbulnya neutron lambat (β) untuk reaktor pembiak cepat yang menggunakan Pu-239,

dibandingkan dengan reaktor air ringan yang menggunakan U-235 adalah kurang lebih

setengahnya. Umur neutron lambat cukup panjang, yaitu sekitar 0,44 ~ 55 detik (rata-rata 10

detik), sedangkan umur rerata neutron pada reaktor cepat hanya 0,003 ~ 0,04 detik, dan pada

reaktor air ringan sekitar 0,05 ~ 0,07 detik, sehingga dalam pengendaliannya tidak begitu

berbeda.

Jika batang kendali ditarik, reaksi fisi berantai akan terjadi di teras reaktor, sehingga

temperatur bahan bakar dan bahan pendingin natrium akan naik. Apabila temperatur natrium

mengalami kenaikan, maka kerapatannya akan menurun, tetapi laju reaksi fisi akan meningkat

karena neutron yang diperlambat menjadi berkurang. Sementara itu, jika temperatur bahan bakar

naik, penyerapan neutron oleh U-238 mengalami kenaikan (koefisien Doppler negatif), akibatnya

reaksi fisi mengalami penurunan karena penurunan kerapatan neutron. Tetapi jika reaksi fisi

berkurang, temperatur akan turun, mengakibatkan penyerapan neutron oleh U-238 berkurang,
sehingga kerapatan neutron naik lagi, begitu seterusnya akan terjadi proses berulang. Daya yang

dihasilkan stabil pada angka tetap.

2. Struktur Reaktor Pembiak Cepat

Pada Gambar 1 diperlihatkan struktur reaktor pembiak cepat. Karena reaktor pembiak

cepat tidak memerlukan moderator, maka daya yang dihasilkan per satuan volume akan menjadi

besar. Untuk menurunkan temperatur bahan bakar, baik permukaan maupun bagian dalamnya,

bentuk bahan bakar didisain menjadi lebih kurus dan disebut "pin". Karena natrium cair adalah

bahan pendingin yang dapat melakukan pemindahan panas pada temperatur tinggi, maka

perpindahan panas yang dihasilkan oleh bahan bakar dapat berjalan baik.

Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki

kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor

beroperasi (terjadi reaksi fisi) akan dihasilkan bahan dapat belah baru (Plutonium-239) yang

lebih banyak dari pada bahan dapat belah yang dikonsumsi. Plutonium- 239 yang dihasilkan dan

uranium-238 yang belum berreaksi dapat dipisahkan dari perangkat bahan bakar bekas untuk

dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar. Reaktor pembiak cepat perlu dikembangkan untuk

menghasilkan kesetabilan pasokan energi dan memanfaatkan bahan bakar fertil (U-238) yang

melimpah di alam.

Dewasa ini, di seluruh dunia beroperasi sebanyak 434 unit PLTN. Sebanyak 345 unit (80

%) di antaranya adalah jenis reaktor air ringan yang menggunakan uranium sebagai bahan

bakarnya, 35 unit (8%) adalah jenis reaktor air berat dan 35 unit (8%) lainnya adalah jenis
reaktor gas (Data Desember 1996). Semua PLTN di atas merupakan reaktor neutron termal atau

lebih singkat disebut reaktor termal. Pada reaktor termal, energi yang dihasilkan berasal dari

pembelahan. Dalam uranium alam terdapat dua jenis isotop, yakni uranium-235 dan uranium-

238. Konsentrasi uranium-235 dalam uranium alam sangat sedikit (kurang lebih 0,7%),

sedangkan uranium-238 yang sangat sulit membelah dengan neutron termal kurang lebih 99,3%.

Ketika reaktor dioperasikan, uranium-238 dapat menangkap neutron menjadi plutonium-239

yang merupakan bahan dapat belah seperti uranium-235. Jika bahan bakar bekas yang telah

dibakar dalam reaktor-reaktor tersebut diolah-ulang, uranium-238 yang masih tersisa dan

plutonium-239 dapat diambil kembali.

Dengan demikian, uranium-238 yang terbakar dalam reaktor jenis di atas masih dapat

digunakan dalam reaktor jenis lain, sehingga rasio penggunaan uranium alam meningkat. Pada

reaktor termal, jumlah plutonium-239 yang dihasilkan secara prinsip lebih kecil dari pada jumlah

bahan fisi yang telah dibakar. Rasio penggunaan uranium sebagai sumber energi masih relatif

kecil, yakni tidak lebih dari 1 %.

Pada reaktor pembiak cepat yang sedang dikembangkan di beberapa negara seperti

Amerika Serikat, Perancis, Inggeris, Rusia, Jerman, dan Jepang, reaksi berantai berlangsung

dengan neutron cepat. Jumlah bahan dapat belah baru yang dihasilkan melebihi bahan fisi yang

telah dibakar, dan inilah yang disebut dengan karakteristik "pembiakan" (Model pembiakan,

Gambar 1). Seperti terlihat pada gambar tersebut, reaktor pembiak cepat memiliki rasio

pemanfaatan uranium yang lebih besar dari pada reaktor termal jenis air ringan, nilainya bisa

mencapai beberapa puluh kali dari pada reaktor termal. Rasio pemanfaatan uranium dalam
reaktor pembiak cepat dapat mencapai 60% (Gambar 2). Pada prinsipnya uranium dapat dibelah

dan dimanfaatkan 100%, walaupun dalam kenyataannya masih ada kegagalan dalam mengolah-

ulang bahan bakar bekas. Cadangan uranium di dunia adalah sebanyak 2.120.000 ton (sumber

IAEA tahun 1995, Gambar 3), dan setiap 1kg memerlukan biaya 80 dolar untuk mengolahnya.

Sumber daya uranium, sama seperti sumber daya minyak dan batubara, bersifat terbatas

dan tak terbarukan. Jika hanya PLTN dengan reaktor termal saja yang dikembangkan, maka

banyak uranium yang akan terbuang percuma, dan cadangan uranium pun akan cepat habis.

Sejarah penambangan uranium tercatat dengan baik, dan jumlah kelimpahan yang dapat

dikonfirmasi untuk pengembangan di masa yang akan datang dapat diperkirakan, dengan

demikian reaktor pembiak cepat yang dapat menggunakan sumber uranium secara efektif dapat

menjadi penunjang dalam menyelesaikan masalah energi, meskipun pertimbangan keselamatan

dan keberlanjutannya dalam penggunaan energi harus terus ditingkatkan (Gambar 4). Pengaruh

panas dari reaktor pembiak cepat pada lingkungan tidak besar karena reaktor tersebut memiliki

rasio pemanfaatan panas yang tinggi. Hal ini sangat dimungkinkan karena menggunakan bahan

pendingin natrium cair yang memiliki koefisien perpindahan panas yang bagus, sehingga semua

panas yang dihasilan dapat dipindahkantanpa sempat menjalar ke sekitarnya. Oleh karenanya

peralatan di sekitarnya tetap beroperasi pada suhu kamar.

Terdapat dua model reaktor pembiak cepat, yakni model untai (loop) dan model tangki.

Pada model untai, teras reaktor dikungkung oleh bejana reaktor, sedangkan pompa sirkulasi

natrium primer, dan penukar panas intermediet (intermediate heat exchanger) berada di luar

bejana reaktor. Pada model tangki, baik teras reaktor, pompa sirkulasi natrium primer, maupun
penukar panas intermediet dikungkung oleh sebuah bejana reaktor yang besar. Kedua model ini

memiliki kelemahan, oleh karena itu dikembangkan model lain yang disebut hybrid model.

Terdapat dua model reaktor pembiak cepat, yakni model untai dan model tangki. Gambar 1

dan Gambar 2 masing masing memperlihatkan model untai dan model tangki.

1. Model untai

Pada model untai, teras reaktor dikungkung oleh bejana reaktor, sedangkan pompa

sirkulasi natrium primer, dan penukar panas intermediet berada di luar bejana reaktor. Pada

model ini, masing-masing mesin dan peralatan dapat dikembangkan secara sendiri-sendiri

(modul). Hal ini membuat model untai sangat baik dalam hal pemeliharaan peralatan-peralatan

pada sistem pendingin primer.Bejana reaktor pada model untai hanya mengungkung teras

reaktor. Ukuran bejana reaktor ini lebih kecil dibanding model tangki, lebih tahan terhadap

gempa, jumlah natrium yang digunakan pun lebih kecil.

Suhu pendingin yang keluar dari teras reaktor sekitar 500 ~ 550 oC. Karena bahan bejana

dan pipa terbuat dari stainless steel, maka pemuaian pipa karena panas merupakan masalah

utama. Pada reaktor model untai sekarang ini, terlihat adanya pemuaian pipa karena panas,

sehingga panjang pipa secara keseluruhan bertambah. Akibatnya pengungkung reaktor menjadi

lebih besar sehingga tidak menguntungkan secara ekonomi. Untuk mengatasi hal tersebut saat ini

dikembangkan sebuah cara dengan sistem coupling. Reaktor eksperimen "Joyo" dan prototipe

reaktor pembiak cepat "Monju" di Jepang, reaktor eksperimen "FFTF" milik Amerika Serikat

dan prototipe reaktor "SNR-300" milik Jerman adalah model untai.


2. Model tangki

Pada model tangki, di dalam bejana reaktor ditempatkan teras reaktor, pompa sirkulasi

natrium primer dan alat penukar panasintermediet, sehingga menjadi sebuah sistem tanpa pipa

pendingin natrium primer. Secara keseluruhan sistem pendingin primer disusun dalam suatu

bejana, sehingga menjadi ringkas. Dengan demikian pengungkung reaktor dapat dibuat menjadi

lebih kecil, pipa pun dapat dihilangkan, yang pada akhirnya akan menjadi lebih menguntungkan

secara ekonomis. Untuk mencegah agar natrium pada pendingin sekunder tidak terkena paparan

neutron dari teras reaktor, maka perlu ada penahan radiasi pada alat penukar panas intermediet.

Bejana reaktor model tangki lebih besar dan lebih berat dibanding model untai, sehingga harus

dilakukan berbagai penelitian struktur tahan-gempa. Reaktor yang dianggap dapat mewakili

reaktor pembiak cepat model tangki adalah reaktor prototipe "Phenix" dan reaktor eksperimen

"Superphenix" di Perancis, Reaktor eksperimen EBR-11 di Amerika Serikat, reaktor prototipe

PFR di Inggeris dan reaktor prototipe BN600 di Rusia.

Pada reaktor pembiak cepat dihasilkan bahan dapat belah yang baru lebih banyak daripada

bahan yang dibakar.Setiap pembelahan inti menghasilkan 2 atau 3 neutron baru yang kemudian

dapat bereaksi dengan inti atom lain. Apabila neutron-neutron baru ini bereaksi dengan U-238,

maka akan terbentuk lebih banyak Pu-239. Uranium alam terdiri dari dua isotop, yakni uranium-

235 kurang lebih 0,7% dan sisanya 99,3% uranium-238. Uranium-235 yang jumlahnya sangat

sedikit merupakan bahan dapat belah yang dapat melakukan reaksi pembelahan dengan neutron

berenergi berapa pun. Sementara uranium-238 hanya dapat melakukan reaksi pembelahan
dengan neutron yang berenergi lebih dari 1 MeV. U-238 dapat berubah menjadi U-239 dengan

reaksisebagai berikut:

Setelah melepaskan sinar-beta dua kali, dan melalui neptunium-239, U-239 berubah

menjadi Pu-239. Plutonium-239 adalah unsur buatan, yang seperti juga uranium-235 dapat

melakukan reaksi pembelahan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar. Sementara

uranium-238 sangat sulit untuk melakukan reaksi pembelahan sehingga disebut sebagai bahan

fertile. Ketika reaktor nuklir dioperasikan, bahan bakar reaktor yang mengandung bahan dapat

belah seperti uranium-235,plutonium-239 dan bahan fertile uranium-238 akan dibakar bersama-

sama, sehingga pada saat yang bersamaan, pembakaran bahan fertile akan menghasilkan bahan

dapat belah baru. Jika jumlah bahan dapat belah yang dihasilkan melebihi jumlah yang telah

dibakar, maka terjadilah pembiakan. Perbandingan antara jumlah bahan dapat belah (fisi)

terhadap jumlah yang telah terbakar disebut rasio pembiakan.

Jika rasio pembiakan kurang dari satu, maka tidak disebut rasio pembiakan melainkan rasio

perubahan. Besaran fisika yang sangat penting untuk menentukan besarnya rasio pembiakan

adalah jumlah rata-rata neutron yang dilepas (η) pada saat terjadi pembelahan. Gambar 1

memperlihatkan nilai η sebagai fungsi energi neutron untuk masing-masing inti bahan fisi. Agar

pembiakan dapat terus berlangsung maka nilai η harus lebih besar dari 2. Pada reaktor yang

sesungguhnya, neutron yang keluar dari teras reaktor dapat diserap oleh bahan struktur, sehingga

nilai η dapat berkurang. Walaupun demikian, nilai η harus dapat dipertahankan pada nilai yang

lebih besar dari 2.


Gambar 1 menunjukkan bahwa untuk mendapatkan nilai lebih besar dari 2, neutron cepat

harus berenergi di atas 1 MeV untuk uranium-235, dan di atas 100 keV untuk plutonium-239.

Nilai η semakin besar dengan meningkatnya energi neutron. Plutonium-239 memiliki rasio

pembiakan lebih besar daripada uranium-235, sehingga mudah mengalami pembiakan. Karena

itu, sebuah reaktor yang dapat melakukan reaksi pembelahan inti dengan neutron cepat adalah

reaktor yang sesuai untuk melakukan pembiakan dan reaktor semacam ini disebut reaktor

pembiak cepat. Reaktor yang paling banyak digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir

(PLTN) adalah reaktor air ringan.Karena nilai η pada reaktor air ringan hanya sekitar 0,6, maka

proses pembiakan tidak dapat berlangsung di dalam reaktor air ringan.


Seperti tersirat penjelasan di atas, neutron cepat yang dihasilkan dari reaksi fisi dengan

kecepatan tinggi dikondisikan sedemikian rupa sehingga diserap oleh uranium-238 menghasilkan

plutonium-239. Dengan kata lain di dalam reaktor dapat dibiakkan (dibuat) unsur plutonium.

Rapat daya dalam teras reaktor cepat sangat tinggi. Oleh karena itu, sebagai pendingin biasanya

digunakan bahan logam natrium cair atau logam cair campuran natrium dan kalium (NaK) yang

mempunyai kemampuan tinggi dalam mengambil panas dari bahan bakar. Konstruksi reaktor

pembiak cepat terdiri dari pendingin primer yang berupa bahan logam cair mengambil panas dari

bahan bakar dan kemudian mengalir ke alat penukar panas antara (intermediate heat exchanger),

selanjutnya energi panas ditransfer ke pendingin sekunder dalam alat penukar panas antara ini.

Kemudian pendingin sekunder (bahan pendingin adalah natrium cair atau logam cair

natrium) yang tidak mengandung bahan radioaktif akan mengalir membawa panas yang diterima

dari pendingin primer menuju ke perangkat pembangkit uap dan memberikan panas ke pendingin

tersier (air ringan) sehingga temperaturnya meningkat dan mendidih (proses pembangkitan uap).

Uap yang dihasilkan selanjutnya dialirkan ke turbin untuk memutar generator listrik yang

dikopel dengan turbin. Komponen sistem primer dari reaktor pembiak cepat terdiri dari bejana

reaktor, pompa sirkulasi primer, alat penukar panas antara. Komponen ini dirangkai oleh pipa

penyalur pendingin membentuk suatu untai (loop), karena itu reaktor seperti ini digolongkan

dalam kelas reaktor untai. Apabila seluruh komponen sistem primer di atas semuanya

dimasukkan ke dalam bejana reaktor maka reaktor pembiak cepat seperti ini digolongkan dalam

kelas reaktor tangki atau reaktor kolam. Contoh reaktor pembiak cepat tipe reaktor untai adalah

reaktor prototipe Monju di Jepang, sedangkan untuk tipe reaktor kolam adalah reaktor Super

Phoenix di Perancis yang sudah menjadi reaktor komersial. Reaktor Cepat Eropa (Europian Fast
Reactor, EFR) yang secara intensif dikembangkan oleh negara-negara Eropa diharapkan akan

mulai masuk pasar komersial pada tahun 2010 nanti.

Generasi berikutnya adalah reaktor daya adalah reaktor liquid metal fast breeder reactor

yang dimana sistem ini adalah seperti yang telah diterangkan sebelumnya jenir reaktor cepat

pendingin sodium dan programnya telah disempurnakan beberapa kali.

Gambar di atas memperlihatkan skema sebuah reaktor pembiak cepat yaitu berupa

pembiak cepat logam cair. Inti reaktor terdiri atas bahan bakar U-235 dengan pengkhayalan yang

tinggi atau PU-239, yang dibungkus dalam bahan yangtahan suhu tinggi. Inti bahan bakar ini

dikelilingi semacam selimut yang terdiri atas batang U-238 yang fertil. Moderator tidak

dipakai ,kelebihan neutron yang dihasilkan oleh proses pemecahan diserap oleh selimut ini.
Atom U-238 menyerap kelebihan neutron,berubah menjadi U-239 kemudian menjelma

menjadi PU-239. Dengan demikian batangan selimut akan menghasilkan bahan bakar PU-

239,untuk dipakai dikemudian hari,baik untuk rekator itu sendiri, maupun untuk reaktor

lain.Batangan ini secara periodik diganti dengan yang masih kosong.

Persoalan yang masih terjadi adalah bahwa sodium cair yang dipakai sebagai pendingin

setelah terkena bahan bakar, menjadi sangat radioaktif. Karenanya diperlukan satu rangkaian

pendingin sodium cair lagi,sebelum dihasilkan uap untuk turbin.

Selain menghasilkan bahan bakar tambahan ,reaktor pembiak masih mempunyai dua

kelebihan dibanding dengan reaktor air ringan,pertama efisiensi thermal reaktor pembiak cepat

mencapai 40% sedangkan reaktor air ringan hanya kira-kira 32% dari bahan radioaktif yang ada

di alam.

Anda mungkin juga menyukai