Anda di halaman 1dari 25

Skenario

• Mrs Tuti, a 42 years old pregnant woman was hospitalized at Moh


Hoesin Hospital due to uterine contraction. It was her second
pregnancy. she forgot her first day of the last period but she thought
that her pregnancy was about 8 months. Four hours after admitted she
delivered her second daughter by caesarean section due to
hypertension, it was 160/120 mmHg. There was no premature rupture
of the membrane. The baby was not cried spontaneously after birth,
but grunting and her whole body was cyanosis. APGAR score at 1
minute was 4 and 5 minute was 8. On physical examination : birth
weight was 1450 grams, body length was 42 cm, and head
circumference was 32 cm. The muscle tone was decreased, she was
poorly flexed at the limbs, she has thin skin, more lanugo over the
body and plantar creases less than 1/3 anterior. At 10 minutes of age,
she still had grunting and cyanosis of the whole body.
Klarifikasi Istilah
• Uterine contraction
• Caesarean Section
• Hypertension
• PROM
• Grunting
• Cyanosis
• Grunting
• APGAR score
• Not cried spontaneous
• Plantar creases
Identifikasi Masalah
1. Ny. Tuti, 42 tahun, melahirkan anak kedua dengan
caesarean section akibat hipertensi (160/120 mmHg)
dengan perkiraan usia kehamilan 8 bulan.
2. Bayi yang dilahirkan tidak menangis spontan, tetapi
merintih dan seluruh tubuhnya sianosis.
3. Skor APGAR : 1 menit = 4 dan 5 menit = 8.
4. Pada pemeriksaan fisik : BBL 1450 gr, panjang badan 42 cm,
lingkar kepala 32 cm, tonus otot menurun, fleksi buruk pada
tungkai, kulit tipis, lanugo berlebihan di seluruh tubuh,
plantar creases < 1/3 anterior dan pada usia 10 menit bayi
masih merintih dan sianosis di seluruh tubuh.
Analisis Masalah
1. Apa yang terjadi pada anak Ny. Tuti?
2. Bagaimana hubungan BBLR dengan usia kehamilan ibu?
3. Bagaimana hubungan hipertensi yang dialami ibu dengan
BBLR?
4. Bagaimana hubungan BBLR dengan kondisi asfiksia yang
dialami anaknya?
5. Bagaimana hubungan kelahiran anak dengan caesarean
section dengan asfiksia?
6. Bagaimana hubungan hipertensi dengan kondisi asfiksia yang
dialami anaknya?
7. Bagaimana mekanisme bayi yang dilahirkan tidak menangis
spontan, tapi merintih dan seluruh tubuhnya sianosis?
8. Bagaimana interpretasi skor APGAR?
9. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
10.Apa makna pada usia 10 menit bayi masih merintih dan
sianosis di seluruh tubuh?
11.Apa saja diagnois bandingnya?
12.Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus dan apa
diagnosis kerjanya?
13.Apa etiologi, epidemiologi, dan faktor resiko?
14.Bagaimana penatalaksanaan, follow up dan pencegahannya?
15.Bagaimana komplikasi, prognosis, dan kompetensi dokter
umum?
Hipotesis

Ny. Tuti, 42 tahun, melahirkan anak dengan


asfiksia neonatorum akibat penyakit
membran hialin dengan faktor resiko BBLR
dan prematuritas.
Sintesis
Apa yang terjadi ?
Faktor maternal :
Hipertensi Sindroma gangguan Grunting,
Asfiksia pernafasan Sianosis
Neonatorum

Faktor anak :
Penyakit membran
prematur
Hipoksia, hialin
hiperkapnia,
dan
hipoperfusi Pembentukan
substansi surfaktan
paru yang tidak
Anak bayi baru sempurna
lahir tidak
menangis
prematur
Pengaruh Usia Kehamilan dengan Kondisi
Bayi
• Usia gestasi 8 bulan  bayi yang dilahirkan bersifat prematur 
pematangan paru belum sempurna pada saat lahir defisiensi
pembentukan surfaktan  kompliansi paru menurun,
atelektasis, gangguan pergantian gas di alveoli, hipoksia berat,
dan asidosis.

• Resiko lain pada bayi premature :


– BBLR,
– kulit yang belum matang sehingga kemerahan
– banyaknya rambut-rambut muda tipis (lanugo)
– garis pada telapak kakinya hanya ada sepertiga
Hubungan Hipertensi pada Ibu dengan
kondisi Bayi

Hipertensi maternal tidak terjadi invasi sel-sel


trofoblas pada lapisan otot a. Spiralis lapisan otot
a. Spiralis menjadi kaku dan keras kegagalan
remodeling arteri spiralis aliran darah
uteroplasenta menurun terjadi hipoksia dan
iskemia plasenta dapat menyebabkan berkurang
nya transfer nutrisi ke janin kelahiran bayi
dengan BBLR
Hubungan BBLR dengan kondisi asfiksia
yang dialami anak Ny. Tuti
Prematur
(BBLR)

Pematangan paru belum


sempurna

Pembentukan
surfaktan <<

Alveoli sulit untuk atelektasis


mengembang
Hipoksia yang menimbulkan
Alveoli kolaps pada akhir ekspirasi
penurunan oksigenasi jaringan

Alveoli membutuhkan tekanan sianosis


negative intratoraks yang lebih besar
disertai usaha inspirasi yang lebih kuat

Expiratory grunting
Hubungan seksio sesarea dengan asfiksia

• Tekanan pada dinding dada saat janin


melewati jalan lahir berperan sedikit dalam
eliminasi cairan paru janin, pada SC tidak
terjadi hal ini.

• pemakaian obat anestesia/analgetika yang


berlebihan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pusat pernafasan janin,
APGAR SCORE pada kasus
• Dalam kasus, skor APGAR menit 1 adalah 4
berarti bayi Ny.Tuti mengalami asfiksia sedang,
sedangkan pada menit ke 5 skor apgar nya
adalah 8 berarti sudah mengalami perbaikan
dan bayi dalam keadaan baik. Namun, setelah
10 menit seluruh tubuh masih sianosis dan
merintih menunjukan bahwa bayi tersebut
mengalami RDS (Respiratory Distress
Sindrom).
Intepretasi pemeriksaan fisik
No Pemeriksaan Normal Kasus Interpretasi
1. Berat badan 2500-4000 1450 g Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
g (untuk dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
bayi cukup memandang masa gestasi. Berat lahir adalah
bulan) berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir
2. Panjang 45-54 cm 42 cm Tergolong normal meskipun kurang dari
badan (untuk bayi normal karena bayi ini premature.
cukup
bulan)
3. Lingkar 33-37 cm 32 cm Tergolong normal meskipun kurang dari
kepala (untuk bayi normal karena bayi ini premature. pengukuran
cukup PB dan lingkar kepala dilakukan setengah jam
bulan) setelah kelahiran.
4. Tonus otot Menurun Premature
5. Ekstrimitas Poorly Skor Ballard = 1
flexed
6. Kulit Kulit Tipis
Prematur
sudah agak
Skor Ballard = 1 atau 2
tebal,
kasar

7. Lanugo Tidak ada Seluruh


Prematur
lanugo tubuh
Skor Ballard= 1

8. Plantar Seluruh 1/3


Prematur
creases telapak anterior
kaki Skor Ballard = 3
Diagnosis Banding

Prematur SGA
Usia kelahiran < 37 minggu Berapapun
Berat pada saat lahir Biasanya <2500 g Tergantung usia gestasi
(lihat kurva)
Gangguan pertumbuhan Berat rendah karena usia Tidak tumbuh baik di uterus
gestasi yang kurang pada kehamilan (IUGR) atau
ukuran fetus memang kecil
(genetic)
Bernafas dan menghisap Sulit Baik
Perkembangan organ Belum bertumbuh dan Sudah bertumbuh baik
tubuh berfungsi sempurna dibandingkan bayi prematur
dengan berat yang sama
Diagnosis Banding
Gejala/ PMH TTP Aspirasi PDA
tanda mekonium
Usia Preterm Aterm/preterm Aterm/preterm Aterm/preterm
kehamilan
Onset Segera Beberapa saat Beberapa saat Segera
timbulnya (primary setelah lahir setelah lahir
gejala distress)
Grunting + + + +
Sianosis ++ +/- ++ ++
Perbaikan Sementa Membaik dengan Sementara Sementara
dengan O2 ra oksigen minimal
Gejala Retraksi Penyembuhan Adanya cairan Ada bising
khas lain dinding yang mendadak, amnion yang jantung, ↑
dada jarang ada retraksi berwarna kebutuhan
dan sianosis kehijauan pada O2,
saat kelahiran kardiomegali
Gambara Gambaran “star burst” Terdapat bercak Kardiomegali
n retikuloen Banyak corakan infiltrat yang
Rontgen dotelial vaskuler di bagian kasar atau
dan tengah berkabut
berkabut
“ground
glass”
Pemeriksaan tambahan
• Laboratorium :
– Analisa gas darah (PaO2, PaCO2)
– pH darah
– kadar elektrolit
– Hb dan hematokrit untuk petunjuk perlu tidaknya plasma espander bila bayi
jatuh dalam syok.
– Pencarian ke arah sepsis, termasuk darah tepi lengkap, termasuk trombosit,
kultur darah, cairan amnion dan urin, CRP.

• Pemeriksaan Radiologik
– Gambaran klasik yang ditemukan pada foto rontgen paru ialah adanya bercak
difus berupa infiltrat retrikulogranukor pada parenkim disertai adanya
tabung-tabung udara bronkus (air bronchogram). Gambaran retikulo granular
ini merupakan manifestasi adanya kolaps alveolus sehingga apabila penyakit
semakin berat gambaran ini akan semakin jelas.
Penyakit Membran Hialin

SURFAKTAN 

METABOLISME
COMPLIANCE
PARU 
PARU 

ALIRAN DARAH VENTILASI


PULMONAL  ALVEOLAR 
Prematuritas
Seksi-C Predisposisi familail

Asfiksia Asidosis
intrapartum
Surfaktan
yang
Gangguan menurun Atelektasis
Metabolisme progresif
sel
Hipoperfusi Hipoventilasi
alveolar
Takipnea
 pCO2,  pO2,  sementara
Penyempitan
pH
pembuluh Asfiksia neonatal

Hipotermia
Darah paru
Apnea
“Syok”
hipotensi

Hipovolemia
penatalaksanaan
• Perawatan awal
– Kontrol suhu tubuh (Cegah hipotermia)
– Nutrisi dan cairan
– Atasi asidosis jika terjadi asidosis

• Tindakan khusus
– Oksigen
– Pemberian surfaktan
– Pencegahan perdarahan intrakranial
– Pemberian antibiotik
– Perawatan bayi BBLR & Prematur
Komplikasi

• Perdarahan intrakranial oleh karena belum berkembangnya


sistem saraf pusat terutama sistem vaskularisasinya,
• kelainan pada retina ( fibroplasi retrolenta). Hal ini terjadi
akibat pemberian oksigen yang tidak semestinya.
• Gejala neurologik yang tampak berupa kesadaran yang
menurun, apneu, gerakan bola mata yang aneh, kekakuan
extremitas dan bentuk kejang neonatus lainnya.
• Komplikasi pneumotoraks atau pneuma mediastinum
mungkin timbul pada bayi yang mendapatkan bantuan
ventilasi mekanis
Prognosis

Vitam dan fungsionam : dubia ad bonam


KDU
• Kompetensi dokter umum pada kasus ini
adalah 3B

Anda mungkin juga menyukai