Pendahuluan
Halitosis berasal dari bahasa latin “Halitus” yang berarti “nafas” dan bahasa
Yunani “osis” yang berarti “keadaan medis”. Halitosis merupakan keadaan
dimana terdapat bau yang tidak enak dari nafas seseorang. Halitosis juga
sering disebut malodor, breath odor, mouth odor, foul breath maupun fetor
oris. Halitosis bukan merupakan penyakit, tapi merupakan symptom akan
keadaan oral maupun sistemik kita. Halitosis merupakan masalah klinis yang
paling sering dijumpai pada praktek dokter gigi dan lebih sering disebabkan
oleh karena adanya lesi karies, abses periodontal maupun abses perikoronal.
Tetapi apabila tidak dijumpai lesi intraoral seperti yang disebutkan diatas,
maka dapat dicurigai adanya factor sistemik. Terdapat beberapa kasus
dimana pasien merasa adanya bau mulut pada rongga mulut mereka
sementara petugas medis yang memeriksa tidak menemukan kelainan dan
halitosis pada pasien tersebut, kasus ini dinamakan delusional halitosis.
II. Klasifikasi
Terdapat bermacam-macam penyebab halitosis, seperti :
o Fisiologis
o Dapat disebabkan oleh karena kehamilan, kelaparan (hunger
breath), Xerostomia, makanan, pemakaian obat-obatan
o Patologis
o Oral
o Extraoral / sistemik
o Psikogenik
o Halitosis delusional termasuk dalam tipe psikosis dimana pasien
menganggap diri sendiri mempunyai bau mulut (halitosis).
2. Pengukuran Organoleptic
Merupakan pengukuran dengan mencium bau rongga
mulut pasien berdasarkan persepsi penguji. Walaupun
keakuratan teknik ini tidak terjamin, tetapi teknik ini
mudah dan tidak memerlukan alat khusus.
Pasien menghembuskan nafas ke dalam pipet / tube
(diameter 24 mm ; panjang 10 mm) dan penguji mencium
dari sisi pipet lainnya.
Kategori Deskripsi
0 : Absence of odor Tidak terdeteksi adanya bau mulut
1 : Questional Odor Terdeteksinya bau pada rongga mulut tetapi belum
masuk ke kategori malodot (bau mulut)
2 : Slight malodor Bau hampir mendekati malodor
3 : Moderate malodor Terdeteksinya malodor
4 : Strong malodor Malodor yang kuat tetapi masih dapat ditoleransi penguji
5 : Severe malodor Malodor yang terlalu kuat sehingga tidak dapat
ditoleransi oleh penguji
3. Halimeter
Merupakan alat untuk mengukur kadar gas sulfid yang
terdapat di nafas.
Alat ini sangat sensitive terhadap alcohol, karena itu,
pasien yang hendak diperiksa menggunakan alat ini
diharuskan menghindari penggunaan alcohol selama 12
jam sebelum pemeriksaan.
V. Perawatan
Sebelum dilakukan perawatan pada halitosis, dokter gigi harus mengetahui
penyebab halitosis terlebih dahulu. Apabila penyebab halitosis berasal dari
extra-oral atau sistemik, maka dokter gigi harus merujuk pasien ke dokter
spesialis agar dapat dilakukan perawatan.
VI. Kesimpulan
Walaupun kelihatan sebagai masalah sepele, tetapi halitosis dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang secara mental. Halitosis juga dapat
membantu dalam mengungkapkan penyakit sistemik dan kesehatan rongga
mulut seseorang.