AKHLAKUL KARIMAH
maka keadaannya disebut akhlak yang baik. Jika yang ditimbulkan kebalikan
dari itu, maka keadaannya disebut akhlak yang buruk. Apabila keadaan itu
tidak mantap dalam jiwa, maka ia tidak disebut dengan akhlak. Untuk itu
akhlak bisa dihasilkan dengan latihan dan perjuangan pada awal hingga
akhirnya menjadi watak. Maka dari itu penulis akan memberikan pengertian
Pekertiî. Sinonimnya etika dan moral. Etika dari bahasa latin etos yang berarti
id4150593 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! -
http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com 14
kebiasaan. Dan moral berasal dari bahasa latin juga. Mores berarti
ìkebiasaan.î
Dalam kamus ilmiah, akhlak diartikan budi pekerti, tingkah laku atau
perangai seseorang.
atau kesusilaan.
ìbadî, ìoughtî, rightî, ìwrongî, etc. and of the general principles which
Artinya: ìIlmu akhlak adalah studi yang sistematik tentang tabiíat dari
moralî.
Rahmat Djatmika, Sistem Ethika Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), Cet. Ke-3, h. 26
Pius A Partanto, et.el., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994), Cet. Ke-1, h. 14
Ismail Thaib, Risalah Akhlak, (Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1984), Cet. Ke-1, h. 4
4
Nurfarida, ìPembinaan Akhlakul Karimah Melalui Aktifitas Pengajian Sekolahî, Skripsi
Artinya: ìSifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macammacam perbuatan dengan gampang
dan mudah tanpa memerlukan
dan pertimbangan.î
Ahmad Amin, Ethika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), Cet. Ke-2, h. 6216
kekuatan, gabungan dari dua kekuatan itu menimbulkan yang lebih besar
berikut bahwa akhlak adalah suatu keadaan atau kebiasan atau kehendak
akhlakul karimah adalah perilaku manusia yang mulia atau perbuatanperbuatan yang dipandang baik
atau mulia yang dibiasakan dan perbuatan
yang dipandang baik atau mulia oleh akal serta sesuai dengan ajaran Islam
(syaraí) yang bersumber dari Al-Qurían dan Sunnah Nabi Muhammad saw.
Akhlak ini disebut akhlak mahmudah atau hasanah, yakni akhlak yang bagus
atau baik.
1. Ihsan
2. Menyampaikan amanat
5. Istiqamah
6. Mendamaikan
7. Inabah (taubat)
8. Infaq
13. tolong-menolong
15. Takwa
16. Tawadhuí
19. Hikmah
20. Sabar
21. Malu
25. Ridha
27. Zuhud
28. Ketenangan
31. Bersyukur
32. Bersabar
33. Jujur
35. Adil
40. pujian
41. Siaga
42. Waspada
43. Nasihat
44. Keyakinan.
Dalam agama Islam yang menjadi dasar atau alat pengukur yang
menyatakan bahwa sifat-sifat seseorang itu dapat dikatakan baik atau buruk
adalah Al-Qurían dan As-Sunnah. Apa yang baik menurut Al-Qurían atau asSunnah itulah yang biak
untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan seharihari. Sebaliknya apa yang buruk menurut Al-Qurían
dan As-Sunnah berarti
Nabi Muhammad saw.? Jawabnya akhlak Nabi Muhammad saw ialah AlQurían. Akhlak-akhlak di dalam
Al-Qurían mengatur perbuatan manusia
buka www. alqurían digital, com., 2004, tentang akhlakul karimah menurut Al-Qurían19
terhadap dirinya sendiri dan perbuatan manusia terhadap orang lain atau
masyarakat.
10
dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang
perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar,
hak-hak yang tinggi, dan tahu membedakan yang baik dan yang buruk.
11
Jika ada orang yang menjadikan dasar akhlak itu adat kebiasaan yang
berlaku dalam suatu masyarakat maka untuk menentukan atau menilai baikburuknya adat kebiasaan itu,
harus dinilai dengan norma-norma yang ada
12
10
11
Ibid , h. 14
12
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), Cet. Ke- 3, h. 1120
˵Ϳ ϰϠ͉˴λ ˶Ϳ ˵ϝ˸Ϯ˵γ˴έ ˴ϝΎϗ˴ ˴ϝΎϗ˴ ˵Ϫ˸Ϩ˴ϋ ˵Ϳ ˴ϲ˶ο˴έ ˴Γ˴ή˸ϳ˴ή˵ϫ ˸ϲΑ˶˴ ˸Ϧ˴ϋ
˶Ϳ ˴ΏΎΘ˴˶ϛ Ύ˴Ϥ˵ϫ˴Ϊ˸όΑ˴ ˸ϮϠ͊˶πΗ˴ ˸Ϧϟ˴ ˶Ϧϴ˴Ό˴˸ϴ˴η ˸Ϣ˵Ϝ˸ϴϓ˶ ˵Ζ˸ϛ˴ήΗ˴ ˴ϢϠ͉˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴϠ˴˴ϋ
ϰΘϨ͉˵γ˴ϭ
Artinya: ìDari Abu Hurairah RA. Berkata: Rasulullah saw bersabda: Aku
tinggallkan untuk kamu dua hal yang kamu tidak akan sesat sesudahnya,
Dari keterangan hadits di atas jelaslah, bahwa yang menjadi dasar ideal
bagi seluruh aktifitas manusia dalam kehidupannya adalah Al-Qurían dan AsSunnah Nabi Muhammad
saw, karena keduanya adalah kitab undang-undang
makhluk.21
penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan
bangsa. Sebab suatu bangsa akan maju atau hancur sangat tergantung dari
pula dan sebaliknya bila akhlak telah hancur maka hancur pula bangsa itu.
tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tanpa akhlak yang
mulia akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai mahluk Allah yang paling
mulia dan meluncur turun kepada martabat hewani. Manusia yanmg telah
bahwa:
Ada seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan bertanya: ìApa yang
berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari, namun dia wanita
Nabi saw. bersabda : ìUntuk dia tidak ada kebaikan, dan dia termasuk
penghuni neraka.î
13
13
Al-Imam Al-Ghazali, Rahasia Ketajaman Mata Hati, (terj.) Fatihuddin Abdul Yasin, dari
judul asli Mukasyafatul Qulub, (Surabaya: Terbit Teran), Cet. Ke-1, h. 28322
akhlakul karimah (akhlak mulia) yang dalam hal ini melakukan amal saleh
disertai dengan keimanan dijanjikan oleh Allah swt, yakni akan mendapatkan
sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah dikerjakan, yaitu pahala yang
berlipat ganda dan kehidupan yang lebih baik. Hal ini menggambarkan bahwa
manfaat dari akhlakul karimah itu adalah keberuntungan hidup di dunia dan di
adalah:
3. Menghilangkan kesulitan.
14
Sebaliknya jika akhlak yang mulia itu sirna dan berganti dengan
akhlak yang tercela (akhlak madzmumah), maka kehancuran pun akan segera
datang. Pribadi seseorang tidak punya arti jika akhlak karimah telah sirna dari
dirinya, begitu juga suatu masyarakat atau bangsa akan mengalami proses
kehancuran bila akhlak mulia telah tiada. Penyair Syauqi Bei mengatakan:
14
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-5,
h.173-17523
Artinya: ìHanya saja bangsa itu kekal, selama berakhlak mulia, bila akhlak
15
a. Faktor dari dalam yakni yang dibawa sejak lahir dan ini merupakan tabiat
perilaku seseorang yang menggambarkan budi pekerti baik, dalam hal ini akhlak
tidak bisa lepas dari 2 faktor di atas, dan yang sangat dominan dalam
pembentukan dan pembinaan akhlak adalah pengaruh dari luar, yakni keluarga.
Oleh karena itu pembinaan akhlak anak harus dilaksanakan secara terus-menerus
Anak akan memiliki akhlak atau budi pekerti yang baik apabila dididik atau
mendapat pendidikan budi pekerti yang baik atau diberi contoh yang baik. Baik
bermain, dan bagi siswa sudah barang tentu termasuk lingkungan sekolah.
15
Terutama penanaman pendidikan budi pekerti yang harus ditanamkan sejak dini
˴ϙ˸ή͋θϟ ϥ
͉ ·˶ ˶ϪϠ͉ϟΎΑ˶ ˸ϙ˶ή˸θΗ˵ Ύϟ˴ ϲ͉ Ϩ˴Α˵Ύϳ˴ ˵Ϫ˵ψ˶όϳ˴ ˴Ϯ˵ϫ˴ϭ ˶ϪϨ˶˸ΑΎϟ˶ ˵ϥΎ˴Ϥ˸Ϙϟ˵ ˴ϝΎϗ˴ ˸Ϋ·˶˴ϭ
˴Ϣϴ˶ψ˴ϋ ˲ϢϠ˸˵ψϟ˲ .
Artinya: ìDan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ìHai anakku
ϲϓ˶ ˵Ϫϟ˵Ύ˴μϓ˶ ˴ϭ ˳Ϧ˸ϫ˴ϭ ϰϠ˴˴ϋ ΎϨ˱˸ϫ˴ϭ ˵Ϫ͊ϣ˵ ˵Ϫ˸ΘϠ˴˴Ϥ˴Σ ˶Ϫ˸ϳ˴Ϊϟ˶˴ϮΑ˶ ˴ϥΎ˴δ˸ϧ˶Έϟ˸ ΎϨ˴˸ϴ͉λ˴ϭ˴ϭ
Artinya: ìDan Kami perintahkan pada manusia berbuat baik kepada dua orang
tua ibu dan bapaknya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
(QS. Luqman:14)
Maka dari ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa akhlak (budi pekerti yang
baik) pada anak bisa dimiliki melalui pendidikan yang baik. Adapun yang dapat
1. Instink (Naluri)
ada pada manusia, instink suatu kepandaian yang dimilki mahluk Tuhan tanpa
naluri bertuhan. Di antara naluri satu dan yang lainnya berbeda dan
16
17
2. Keturunan
sudah merupakan sunnatullah yang berlaku pada alam ini sehingga dapat
16
Hamzah Yaíqub, Ethika Islam, (Bandung: CV. Diponogoro, 1993), Cet. Ke-6, h. 57
17
Ibid, h. 6126
yang serupa atau hampir serupa dengannya hal ini terjadi pada sejumlah
18
3. Azam/Kemauan
menjelma niat yang baik dan yang buruk yang selanjutnya akan menentukan
19
18
Ibid, h. 66
19
Ibid, h. 4627
4. Pendidikan
Islamî dikatakan bahwa ìPendidikan adalah latihan mental, moral dan fisik
20
rohani kepada anak menuju terbentuknya kepribadian yang utama, hal ini
bahkan naluri dan bakat seseorang dapat disalurkan atau diarahkan dan
formal, non formal dan informal. Sementara itu pergaulan dengan orang-orang
baik dapat dimasukkan sebagai pendidikan tidak langsung karena pengaruh
21
pembinaan akhlak itu terkait dengan dengan hal-hal di atas baik itu datangnya
20
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-5, h.10
21
dari diri sendiri atau pun dari luar, dan dilakukan secara kontinue (terusmenerus) agar dapat melekat
pada setiap individu terutama pada saat usia prasekolah dan masa-masa usia sekolah29