Anda di halaman 1dari 25

Radiasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Tiga macam radiasi ion yang dapat menembus benda-benda padat: kertas, aluminium dan
timbal

Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media
atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir,
reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik
(yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray),
radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah
bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari
suatu sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik
yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi dapat berbahaya.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Radiasi ionisasi
 2 Radiasi non-ionisasi
 3 Penggunaan
 4 Pranala luar

[sunting] Radiasi ionisasi


Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi partikel. Secara
umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari cangkang atom elektron, yang
akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering mengganggu dalam sistem biologi, dan
dapat menyebabkan mutasi dan kanker.

Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif peluruhan radioaktif dan sampah.
Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, Beta, dan sinar gamma.
radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana, Rutherford menggunakan sumber
radioaktif dan menemukan bahwa sinar menghasilkan memukul tiga daerah yang berbeda.
Salah satu dari mereka menjadi positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu
dari mereka yang negatif. Dengan data ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari
tiga sinar. Beliau memberi nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad Yunani
yaitu alfa, beta, dan gamma.

peluruhan alfa

 Radiasi alpha (α)

Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif di mana inti atom memancarkan partikel
alpha, dan dengan demikian mengubah (atau 'meluruh') menjadi atom dengan nomor massa 4
kurang dan nomor atom 2 kurang.

Namun, karena massa partikel yang tinggi sehingga memiliki sedikit energi dan jarak yang
rendah, partikel alfa dapat dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit).

 Radiasi beta (β)

peluruhan beta

peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta (elektron atau positron)
dipancarkan.

Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh energi. radiasi ini kurang
terionisasi daripada alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron seringkali dapat
dihentikan dengan beberapa sentimeter logam. radiasi ini terjadi ketika peluruhan neutron
menjadi proton dalam nukleus, melepaskan partikel beta dan sebuah antineutrino.
Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻, peluruhan β+ tidak dapat
terjadi dalam isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron lebih besar daripada massa
proton. peluruhan β+ hanya dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai energi yang mengikat
dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus. Perbedaan antara energi ini masuk ke dalam
reaksi konversi proton menjadi neutron, positron dan antineutrino, dan ke energi kinetik dari
partikel-partikel

 Radiasi gamma (γ)

peluruhan gamma

Radiasi gamma atau sinar gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi
elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik
lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Radiasi gamma terdiri dari foton dengan
frekuensi lebih besar dari 1019 Hz. Radiasi gamma bukan elektron atau neutron sehingga
tidak dapat dihentikan hanya dengan kertas atau udara, penyerapan sinar gamma lebih efektif
pada materi dengan nomor atom dan kepadatan yang tinggi. Bila sinar gamma bergerak
melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional sesuai dengan
ketebalan permukaan materi tersebut.

[sunting] Radiasi non-ionisasi


Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang tidak membawa energi
yang cukup per foton untuk mengionisasi atom atau molekul. Ini terutama mengacu pada
bentuk energi yang lebih rendah dari radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio,
gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya yang tampak). Dampak
dari bentuk radiasi pada jaringan hidup hanya baru-baru ini telah dipelajari. Alih-alih
membentuk ion berenergi ketika melewati materi, radiasi elektromagnetik memiliki energi
yang cukup hanya untuk mengubah rotasi, getaran atau elektronik konfigurasi valensi
molekul dan atom. Namun demikian, efek biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis
radiasi non-ionisasi

 Radiasi Neutron

Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas. Neutron ini bisa
mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi
nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan
seperti proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan.
Namun, neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop
yang tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya
non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron.

 Radiasi elektromagnetik

Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang menyebar dalam udara kosong
atau dalam materi. Radiasi EM memiliki komponen medan listrik dan magnetik yang
berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke arah propagasi energi. Radiasi elektromagnetik
diklasifikasikan ke dalam jenis menurut frekuensi gelombang, jenis ini termasuk (dalam
rangka peningkatan frekuensi): gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz, radiasi
inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan sinar gamma. Dari jumlah
tersebut, gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang dan sinar gamma
memiliki terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang disebut spektrum yang dapat dilihat
atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai organisme, dengan variasi batas spektrum
sempit ini. EM radiasi membawa energi dan momentum, yang dapat disampaikan ketika
berinteraksi dengan materi.

 Cahaya

Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang terlihat oleh mata
manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan
menganggap cahaya sebagai radiasi elektromagnetik dari semua panjang gelombang, baik
yang terlihat maupun tidak.

 Radiasi termal

Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi panas dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau
pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh
sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan
partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik. Gelombang
frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya
pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi Planck. hukum
Wien memberikan frekuensi paling mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum
Stefan-Boltzmann memberikan intensitas panas.

[sunting] Penggunaan
 Dalam kedokteran

Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan penelitian. sinar X,
misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tapi dihentikan oleh bahan padat. Properti
sinar X ini memungkinkan dokter untuk menemukan tulang rusak dan untuk menemukan
kanker yang mungkin tumbuh dalam tubuh. Dokter juga menemukan penyakit tertentu
dengan menyuntikkan zat radioaktif dan pemantauan radiasi yang dilepaskan sebagai
bergerak melalui substansi tubuh.

 Dalam Komunikasi
Semua sistem komunikasi modern menggunakan bentuk radiasi elektromagnetik. Variasi
intensitas radiasi berupa perubahan suara, gambar, atau informasi lain yang sedang dikirim.
Misalnya, suara manusia dapat dikirim sebagai gelombang radio atau gelombang mikro
dengan membuat gelombang bervariasi sesuai variasi suara.

 Dalam iptek

Para peneliti menggunakan atom radioaktif untuk menentukan umur bahan yang dulu bagian
dari organisme hidup. Usia bahan tersebut dapat diperkirakan dengan mengukur jumlah
karbon radioaktif mengandung dalam proses yang disebut penanggalan radiokarbon.
Kalangan ilmuwan menggunakan atom radioaktif sebagai atom pelacak untuk
mengidentifikasi jalur yang dilalui oleh polutan di lingkungan.

Radiasi digunakan untuk menentukan komposisi bahan dalam proses yang disebut analisis
aktivasi neutron. Dalam proses ini, para ilmuwan membombardir contoh zat dengan partikel
yang disebut neutron. Beberapa atom dalam sampel menyerap neutron dan menjadi
radioaktif. Para ilmuwan dapat mengidentifikasi elemen-elemen dalam sampel dengan
mempelajari radiasi yang dilepaskan

http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi

RADIASI ALAM
Oleh: Sudi Ariyanto

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua menyatakan bahwa radiasi


adalah pemancaran dan perambatan gelombang yang membawa tenaga
melalui ruang atau antara, misal pemancaran dan perambatan gelombang
elektromagnetik, gelombang bunyi; gelombang lenting; penyinaran. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa radiasi bukan hanya radiasi nuklir, tetapi
juga radiasi lain seperti gelombang radio, gelombang televisi, pancaran sinar
matahari, dll.

Banyak orang beranggapan bahwa radiasi hanya terkait dengan reaktor nuklir atau bom nuklir.

Yang tidak banyak diketahui sesungguhnya adalah bahwa alam ini juga merupakan pemancar
radiasi, bahkan merupakan sumber radiasi satu-satunya bagi orang yang tidak bekerja dengan
reaktor nuklir, atau tidak terkena radiasi dari tindakan medis. Dalam hal radiasi nuklir,
ketidakstabilan atom atau inti atomlah yang menyebabkan terjadinya pancaran radiasinya.

Radiasi yang dipancarkan alam dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu radiasi kosmis,
radiasi terestrial, dan radiasi internal. Radiasi kosmik beradal dari sumber radiasi yang berada
pada benda langit dalam tata surya dalam bentuk partikel berenergi tinggi (sinar kosmis); dan
sumber radiasi yang berasal dari unsur radioaktif di dalam kerak bumi yang terbentuk sejak
terjadinya bumi.Radiasi internal adalah radiasi yang diterima oleh manusia dari dalam tubuh
manusia sendiri, dalam hal ini sumber radiasi masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan, minuman atau udara.

Radiasi kosmis
Sinar kosmis yang berupa partikel akan bereaksi dengan atmosfir bumi menghasilkan tritium,
berilium dan carbon yang radioaktif. Tak seorangpun luput dari guyuran radiasi ini meskipun
jumlahnya berbeda-beda berdasarkan lokasi dan ketinggian. Karena medan magnet bumi
mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima lebih banyak daripada yang ada di
katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi
yang lebih besar karena semakin sedikit lapisan udara yang dapat bertindak sebagai penahan
radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima radiasi yang lebih banyak
daripada yang di permukaan laut. Orang yang bepergian dengan pesawat terbang juga
menerima lebih banyak radiasi.

Di bawah ini adalah data yang diperoleh oleh satu badan internasional di bawah PBB yang
meneliti masalah efek radiasi (UNSCEAR). Laju dosis diberikan dalam mikrosievert per jam,
di mana 1 mikro sama dengan sepersejuta.

Laju dosis (mikrosievert/jam)


Ketinggian, (m)
0 (permukaan laut) 0,03

2000 0,1

4000 0,2

12000 5

20000 13
 

Misalnya ada seseorang bepergian dari Jakarta ke Yogyakarta menggunakan pesawat terbang
dengan waktu tempuh kira-kira 1 jam dengan ketinggian jelajah sekitar 12000 m, maka orang
itu akan memperoleh radiasi kosmis sebesar 5 mikrosievert. Batas dosis masyarakat umum
adalah 5 milisievert per tahun atau 2,4 mikrosievert per jam. Jadi orang itu telah menerima
radiasi lebih dari 2 kali nilai batas. Meskipun demikian, orang ini belum tentu akan menderita
kanker akibat tambahan radiasi ini.

Radiasi terestrial

Bahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi adalah Kalium-40, Rubidium-87, unsur
turunan dari Uranium-238 dan turunan Thorium-232. Besarnya radiasi dari kerak bumi ini
berbeda-beda karena konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak
terlalu berbeda jauh. Penelitian di Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat
menunjukkan bahwa kira-kira 95 persen populasi tinggal di daerah dengan tingkat radiasi
rerata dari bumi antara 0,3–0,6 milisievert per tahun (bandingkan: nilai batas dosis pekerja
radiasi adalah 50 milisievert per tahun, untuk masyarakat umum 5 milisievert per tahun).
Sekitar tiga persen populasi dunia menerima dosis 1 milisievert per tahun atau lebih.

Ada beberapa tempat di dunia ini yang memiliki tingkat radiasi dari kerak bumi yang sangat
tinggi tetapi tingkat insiden orang terkena kanker rendah.

Penduduk (1985) Laju dosis keterangan


Tempat
Pocos de Caldas, Bukit, tak  250 mSv/tahun -
berpenghuni
Brazil   tiap musim panas
Kota kecil, didatangi 30.000
Guarapari, 12.000 orang   pelancong

Brazil  70.000 orang 15  175 mSv/tahun -

      -

Kerala & Tamil    


Nadu, India
 tak tercatat 3,8  17 mSv/tahun
 
   
Ramsar, Iran
 
 
 400 mSv/tahun
 

Menurut perhitungan UNSCEAR, penduduk bumi menerima radiasi dari kerak bumi ini kira-
kira 350 mikorosievert per tahun.

Radiasi internal

Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam tubuhnya sendiri. Unsur radioaktif ini
kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi yang masuk melalui udara yang dihirup, air yang
diminum ataupun makanan. Unsur yang meradiasi manusia dari dalam ini kebanyakan berupa
tritium, Carbon-14, Kalium-40, Timah Hitam (Pb-210) dan Polonium-210. Radiasi internal ini
umumnya merupakan 11% total radiasi yang diterima seseorang.

Penduduk di tempat paling utara di bumi menerima radiasi internal dari Polonium-210 kira-
kira 35 kali nilai rata-rata dari daging kijang yang mereka makan. Penduduk di daerah
Australia Barat yang kaya dengan uranium menerima radiasi internal kira-kira 75 kali nilai
rata-rata dari daging domba, kangguru dan offal yang mereka konsumsi.

Seseorang yang ada di dalam gedung atau rumah dapat menerima radiasi dari sumber yang
ada dalam bahan bangunan. Sumber radiasi yang terutama di sini adalah radon yang
merupakan gas turunan peluruhan Uranium-238 dan Thorium-232. Yang berbahaya dari gas
radon ini adalah anak turunannya yang akhirnya menjadi timah hitam yang stabil. Di daerah
yang beriklim dingin, konsentrasi radon di dalam rumah bisa lebih tinggi daripada di luar,
akan tetapi di daerah tropis konsentrasi di dalam maupun di luar bisa sama (karena kondisi
rumah yang terbuka). Radiasi yang diterima dari radon ini kira-kira 50% dari total radiasi
yang diterima dari alam.

Radiasi dari tindakan medis

Radiasi dari tindakan medis merupakan radiasi yang berasal dari sumber buatan manusia, jadi
sesungguhnya bukan merupakan radiasi dari alam. Radiasi dari tindakan medis ini dituliskan
di sini sebagai pembanding.

Dalam bidang kedokteran radiasi digunakan sebagai alat pemeriksaan (diagnosis) maupun
penyembuhan (terapi). Pesawat sinar-X atau Roentgen merupakan alat diagnosis yang paling
banyak dikenal dan dosis radiasi yang diterima dari roentgen ini merupakan dosis tunggal
(sekaligus) terbesar yang diterima dari radiasi buatan manusia. Dalam sekali penyinaran sinar-
X ke dada, seseorang dapat menerima dosis radiasi total sejumlah 35-90 hari jumlah radiasi
yang diterima dari alam. Penyinaran sinar-X untuk pemeriksaan gigi memberikan dosis total
kira-kira 3 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran radiasi untuk
penyembuhan kanker nilai dosisnya kira-kira ribuan kali dari yang diterima dari alam.

Meskipun dosis radiasi yang diterima dari kedokteran ini cukup tinggi, orang masih mau
menerimanya karena nilai manfaatnya jauh lebih besar daripada iesikonya.

Radiasi dari reaktor nuklir

Banyak orang beranggapan bahwa tinggal di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir akan
menyebabkan terkena radiasi yang tinggi. Meskipun di dalam reaktor terdapat banyak sekali
unsur radioaktif, tetapi sistem keselamatan reaktor membuat jumlah lepasan radiasi ke
lingkungan sangat kecil. Dalam kondisi normal, seseorang yang tinggal di radius 1-6 km dari
reaktor menerima radiasi tambahan tak lebih daripada 0,005 milisievert per tahun. Nilai ini
jauh lebih kecil daripada yang diterima dari alam (kira-kira 2 milisievert per tahun) atau 1/400
nilai radiasi dari alam.

Radiasi yang dipancarakan dari PLTN sesungguhnya lebih kecail daripada radiasi dari
pembangkit listrik berbahan bakar batubara maupun minyak. Radiasi yang diterima orang per
orang di sekitar PLT Batubara bisa 3 kali lebih tinggi daripada yang diterima dari PLTN.
Gambar 1 Sumber Dosis Radiasi
http://www.batan.go.id/bkhh/index.php/artikel/49-radiasi-alam.html
EFEK RADIASI DAN PROTEKSI RADIASI
RINGKASAN
Radiasi yang berasal dari alam dan bukan dari hasil aktivitas manusia
disebut
radiasi alam. Berdasarkan sumbernya, radiasi alam dikelompokkan ke
dalam dua
jenis, yaitu radiasi kosmik dan radiasi yang berasal dari bahan radioaktif
yang
berada dalam kerak bumi. Radiasi kosmik terdiri dari radiasi kosmik
primer yang
berasal dari luar angkasa dan masuk ke atmosfir bumi, dan radiasi
kosmik
sekunder yang terjadi akibat interaksi antara radiasi kosmik primer
dengan
unsur-unsur di angkasa.
URAIAN
Radiasi alam adalah radiasi yang ada di alam berupa radiasi kosmik dan
radiasi
yang berasal dari bahan radioaktif yang ada dalam kerak bumi
(radionuklida
terestrial). Radiasi yang terpancar dari inti atom akibat interaksi antara
radiasi
kosmik dengan inti atom yang ada di atmosfir bumi (radionuklida
kosmogenik)
adalah radiasi yang paling umum. Di sini akan dibahas radiasi yang
berasal dari
radiasi kosmik dan dari radionuklida terestriall.(Gambar 1).
1. Radiasi Kosmik
Radiasi kosmik terdiri dari radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar
angkasa
yang masuk ke atmosfir bumi (radiasi kosmik primer), partikel sekunder
dan
gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat interaksi radiasi kosmik
primer
dengan inti atom yang ada di atmosfir.
1.1. Radiasi Kosmik Primer
Bagian terbesar dari radiasi kosmik primer adalah radiasi Bima Sakti
primer yang
berasal dari sistem tata surya, terutama partikel yang berasal dari flare
matahari
seperti partikel proton (90 %) dan partikel alfa (10%). Selain itu, dalam
jumlah
yang kecil terdapat inti atom berat, elektron, foton, dan neutrino.
Besarnya fluks radiasi kosmik yang masuk ke bumi dipengaruhi oleh
medan
magnet bumi dan aktivitas matahari. Di daerah pada garis lintang rendah,
partikel berenergi rendah dibelokkan kembali ke angkasa, sehingga fluks
radiasi
kosmik pada daerah tersebut lebih rendah dari pada fluks di daerah pada
garis
lintang tinggi (efek posisi lintang). Partikel proton berenergi rendah dari
radiasi
Bima Sakti primer menunjukkan fluktuasi dengan periode 11 tahun sesuai
dengan
aktivitas matahari (modulasi). Fluks partikel tersebut akan menjadi
sangat kecil pada saat aktivitas matahari sangat tinggi, sebaliknya pada
saat aktivitas
matahari paling kecil fluksnya menjadi paling besar.
1.2 Radiasi Kosmik Sekunder
Setelah memasuki atmosfir, radiasi kosmik primer akan mengalami
berbagai
reaksi dengan inti atom yang ada di atmosfir dan menghasilkan partikel
dan inti
atom yang baru. Partikel radiasi kosmik berenergi tinggi mengalami
reaksi inti
yang disebut reaksi tumbukan dengan inti atom udara dan menghasilkan
materi
hasil reaksi partikel sekunder seperti neutron, proton, meson, K meson
dan
lain-lain, serta inti He-3 (helium), Be-7 (berilium), Na-22 (natrium).
Selanjutnya
partikel proton, neutron, meson berenergi tinggi bereaksi dengan inti
atom
yang ada di udara, dan menghasilkan partikel sekunder lebih banyak
(cascade).
Kemudian meson meluruh dan berubah menjadi muon atau foton dan
menghasilkan penggandaan jenis yang lain. Partikel yang terjadi disebut
radiasi
kosmik sekunder. Selain itu, H-3, Be-7, Na-22 adalah materi yang
memancarkan
radiasi. Materi ini disebut radionuklida kosmogenik dan dianggap berbeda
dengan
radiasi kosmik sekunder.
Radiasi kosmik dapat sampai ke permukaan bumi dan mengionisasi
udara.
Besarnya ionisasi udara di sekitar permukaan laut sekitar 75%
disebabkan oleh
elektron yang lepas karena tumbukan muon, dan 15% disebabkan oleh
elektron
yang terjadi akibat peluruhan muon. Selain itu, neutron yang merupakan
bagian
dari radiasi kosmik memberikan dosis efektif tahunan sekitar 8% dari
partikel
yang dihasilkan karena ionisasi.
Intensitas radiasi kosmik juga bervariasi bergantung pada ketinggian.
Pada
ketinggian 2.000 m jumlah ionisai yang terjadi sekitar 2 kali jumlah
ionisasi di
permukaan laut, pada ketinggian 5.000 m sekitar 10 kali, dan pada
ketinggian
10.000 m sekitar 100 kali.
2. Radiasi dari Radionuklida alam
Dari seluruh radionuklida yang ada di bumi, sebagian besar merupakan
inti atom
yang ada di kerak bumi sejak bumi terbentuk (radiasi primordial). Selain
itu
terdapat inti yang terjadi dari interaksi antara radiasi kosmik dengan inti
atom
yang ada di udara, bahan radioaktif akibat peluruhan spontan atau akibat
interaksi dengan neutron dari radiasi kosmik, dan radionuklida yang
pernah ada
tetapi saat ini sudah musnah karena umur paronya pendek. Jumlah inti
yang
musnah ini tidak begitu banyak. Di bawah ini akan dijelaskan radiasi yang
dipancarkan oleh radionuklida terestrial yang ada sejak terbentuknya
bumi.
2.1 Radiasi dari radionuklida primordial
Terdapat tiga jenis radionuklida primordial utama yaitu kalium-40 (K-40
umur
paro 1,25 milyar tahun), Th-232 (umur paro 14 milyar tahun) yang
merupakan inti awal deret thorium, dan U-238 (umur paro 4,5 milyar
tahun) yang
merupakan inti awal deret uranium. Radionuklida dalam deret uranium
maupun
thorium mengalami peluruhan , maupun . K-40 mengalami peluruhan

berubah menjadi Ca-40 dan Ar-40 dengan memancarkan radiasi dan .
Radionuklida ini ada dalam hampir semua materi seperti kerak bumi,
bebatuan,
lapisan tanah, air laut, bahan bangunan dan tubuh manusia dengan kadar
yang
berbeda-beda. Secara umum batuan dari gunung berapi memiliki kadar
radionuklida yang lebih tinggi dari pada batuan endapan. Jadi, kerapatan
radionuklida berbeda-beda bergantung kepada jenis tanah dan unsur
pembentuknya, dan ini adalah penyebab utama adanya perbedaan dosis
radiasi
dari suatu tempat dengan lainnya.
Di dalam deret uranium dan thorium terdapat gas mulia Rn-222 dan Rn-
220
(radon). Sebagian dari gas yang muncul/terjadi dalam deret peluruhan ini
akan
keluar dari lapisan tanah atau bahan bangunan. Partikel inti hasil
peluruhan dapat
menempel pada aerosol di udara dan mengubah aerosol itu menjadi
aerosol
radioaktif alam. Paparan radiasi (dosis efektif) akibat menghirup aerosol
radioaktif merupakan komponen terbesar di antara radiasi alam. Di dalam
bangunan yang terbuat dari batuan yang kerapatan materi radioaktifnya
tinggi,
kerapatan aerosol radioaktif di udara juga tinggi; dan karenanya dosis
radiasi
pada sistem pernafasan juga meningkat maka kerapatan dan dinamika Rn
dan
hasil peluruhannya di udara dalam ruangan menjadi suatu masalah.
Paparan radiasi dari radionuklida di luar ruangan ditentukan oleh
kerapatan
radionuklida di dalam lapisan tanah di tempat itu, sedangkan di dalam
ruangan,
faktor penentunya adalah kerapatan radionuklida di dalam bahan
bangunan dan
efek kungkungan. Di luar ruangan, laju dosis rata-rata akibat menghirup
udara (1
m di atas tanah) di Jepang adalah 49 nGy/jam (terkecil 5, terbesar 100),
hampir
sama dengan nilai rata-rata dunia (55 nGy/jam). Data pengukuran di 23
negara
termasuk Austria dan Denmark menunjukkan nilai rata-rata 24 ~ 85
nGy/jam,
dan nilai rata-rata di satu negara sangat berbeda dengan di negara lain.
Dari
daerah-daerah tersebut ada sebagian wilayah yang laju dosisnya sangat
tinggi,
misalnya di wilayah Kerala (India) yang banyak mengandung monasit
(150 ~
1000 nGy/jam), dan wilayah Karabari di Brazil (130 ~ 1200 nGy/jam).

Gambar 1.
Radiasi Alam Dan Sumbernya
Sumber : www.batan.go.id

http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/efek_radiasi_proteksi.pdf

17 Apr 2010 20:17  (This post was last modified: 17 Apr 2010 20:43 by gentala_agni.)  

EFEK RADIASI TERHADAP MANUSIA

Efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek
pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan
radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
terpapar radiasi.

Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga
dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara
klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut
terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar
dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai
mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul
setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan
kanker.

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan
atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan
karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
sel.

Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel
akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat
terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek
deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan
umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik
akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi
bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang,
kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas
dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.

Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk
menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel.
Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang
mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem
pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses
modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek
stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama.
Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan
tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang
mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan
diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini
adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah
dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan
berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat
menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada
suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.

MANFAAT RADIASI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Manfaat radiasi dalam bidang kedokteran

• Sumber radiasi yang berasal dari sinar-X dan sinar gamma dapat digunakan dalam terapi
kanker, untuk memusnahkan sel ganas yang ada didalam tubuh. Nuklida 131I yang
memancarkan sinar beta bermanfaat dalam pengobatan kanker tiroid sebab iodine diambil
secara terpilih oleh kelenjar tiroid.

• Adanya alat pemacu jantung. Alat ini menggunakan peluruhan sejumlah kecil 238 Pu
radioaktif untuk diubah menjadi energy listrik.

• Adanya tomografi pancaran positron atau PET merupakan teknik diagnostic penting yang
menggunakan radiasi.

• Adanya alat radiografi yang digunakan untuk mengetahui bagian dalam organ tubuh seperti
tulang, paru - paru dan jantung.

Dalam bidang industry adalah pabrik kertas, ketebalan kertas dapat diatur dengan mengukur
berapa banyak radiasi sinar beta yang lewat menembus kertas menuju ke alat pencacah GM.
Dalam pabrik baja lembaran digunakan sinar gamma.
sumber : http://www.afifbadawi.co.cc/2010/04/efek...diasi.html
http://www.forumbebas.com/thread-118174.html
10 Manfaat Radiasi Selain Sebagai Pembangkit Listrik Atau Bom
Radiasi di deskripsikan dengan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau
melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Dengan terjadinya gempa Jepang yang
menyebabkan tragedi nuklir, telah menyerap perhatian berita utama akhir-akhir ini. Mudah
untuk bertanya kenapa para ilmuwan pernah berpikir, akan jadi ide yang baik jika
mendidihkan air dengan uranium dan plutonium? Sedikit efek alami yang ditimbulkan
merupakan hal yang salah di mengerti oleh masyarakat seperti radiasi dan radioaktivitas.
Sebenarnya ada banyak kegunaan untuk radiasi yang aman dan menguntungkan selain
sebagai pembangkit tenaga listrik dan meledakan sesuatu dengan bom. Kali ini ane akan
memberikan daftar 10 kegunaan radiasi yang tidak digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik dan meledakan barang

1. Keamanan

Jika agan pernah pergi ke airport akhir akhir ini, mungkin agan familiar dengan namanya
bagian pemerikasaan bagasi dengan sinar-x. Dengan memanfaatkan spektrometer mobilitas
ion, mesin ini mampu "mencium" unsur bahan peledak, dan memastikan penerbangan agan
sampai selamat ke tujuan tanpa pesawat meledak. Agan mungkin tidak sadar bahwa radiasi
juga berperan dalam mendeteksi sisa-sisa bahan peledak dan narkotika

2. Eksplorasi Ruang Angkasa


Ruang antarbintang adalah sebuah tempat yang gelap dan dingin, begitu dingin (mendekati
nol mutlak). Sehingga kendaraan angkasa harus menjaga bagian kritisnya tetap hangat
sehingga mereka tidak membeku dan terkunci. NASA memecahkan masalah ini dengan
menempatkan elemen pemanas yang mengandung bahan radioaktif di daerah kritis.
Sebagai materi meluruh, radiokatif memberikan sejumlah kecil panas yang menjaga bagian-
bagian penting seperti kamera dan pintu sensor bergerak di suhu mendekati nol mutlak.

3. Pengukuran

Perangkat khusus dan pengukur yang memanfaatkan radiasi digunakan di seluruh


manufaktur dan industri untuk membuat pengukuran yang super akurat untuk mengukur
barang yang umumnya tidak terdeteksi dengan cara konvensional lainnya. Apakah Agan
ingin untuk memeriksa cacat pada pengelasan, kadar cairan dalam sistem tertutup, atau
ingin membuat pengukuran yg akurat, pengukuran fisik kecil, radiasi adalah yang agan
perlukan sebagai alat untuk mengukur.

4. Sterilisasi / Iradiasi

Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang membutuhkan transfusi darah dapat
menghasilkan masalah berat jika mereka terkena antibodi asing dan bakteri dari darah
donor. Solusi masalah ini, mengekspos darah yang disumbangkan dengan radiasi, untuk
membunuh antibodi yang tidak diinginkan sambil menjaga sel-sel darah merah tetap utuh.
Proses yang sama juga memperpanjang umur beberapa makanan favorit agan. Biasanya
makanan disterilkan dengan panas (pasteurisasi) untuk membunuh bakteri atau didinginkan
untuk memperlambat pembusukan.

5. Umur Carbon
Karbon 14 memutuskan radioaktif dari waktu ke waktu pada laju yang konstan. Karena
kenyataan ini, para ilmuwan menggunakan rasio karbon 14 isotop dalam suatu objek untuk
mengetahui perkiraan usia objek. Dengan alat ini kita telah mampu secara akurat umur
benda seperti tulang dinosaurus dan manusia purba, memperluas pemahaman kita tentang
sejarah alam dan memecahkan teka-teki umur tua seperti, "apakah orang-orang berjalan
dengan dinosaurus?"

6. Mutasi Genetik

Kemampuan radiasi untuk mengacaukan DNA Agan dan penyebab segala sesuatu dari
kanker menjadi lebih parah didokumentasikan dengan baik dalam pengetahuan budaya dari
buku komik ke film, tapi bisakah kemampuan tersebut dimanfaatkan untuk kebaikan?
Dengan mengekspos bibit dengan dosis radiasi, petani menyebabkan mutasi genetik dalam
biji mereka dengan sengaja. Tidak seperti apa yang agan mungkin pernah baca di komik,
mutasi dari radiasi benar-benar dapat membantu petani mengembangkan sifat-sifat
tanaman bermanfaat seperti kekebalan terhadap serangga dan pestisida.

7. Membersikan Udara

Membersihkan Batubara merupakan salah satu kata-kata desas-desus dilemparkan sekitar


oleh politisi, namun hanya sedikit yang menyadari bahwa salah satu cara menghilangkan
emisi dari cerobong asap adalah dengan kejutan listrik cerobong dengan radiasi berkas
elektron. Momok lingkungan di mana-mana, merupakan sebuah ironis bahwa radiasi adalah
salah satu cara terbaik kita dalam memerangi hujan asam dan menghilangkan bahan kimia
seperti belerang dioksida dari asap sebelum mereka pergi ke udara dan mencemarinya

8. Detektor Asap
Pernah mengganti baterai pada detektor asap Agan dan memperhatikan peringatan bahwa
ada zat radioaktif di dalam perangkat? Banyak detektor asap yang lebih tua menggunakan
zat yang memancarkan radiasi,-amerisium 241, mengendus mencari asap. Ketika partikel
asap memutuskan aliran radiasi antara amerisium dan detektor, alarm berbunyi,
memberikan agan beberapa detik berharga peringatan ekstra untuk keluar dari rumah atau
mengingatkan agan dengan daging pagangan agan.

9. Kedokteran Radionuklir
Salah satu bahaya terbesar dari kejatuhan nuklir adalah menelan partikel kecil radioaktif
yang dapat menyebabkan tubuh agan terkena kanker dan penyakit lainnya. Jadi pernakah
agan berpikir dengan sengaja menelan zat radioaktif? Dengan mengirimkan bahan radioaktif
ke seluruh tubuh, dokter dapat melihat radiasi yang keluar dan menentukan segala macam
hal yang penting seperti mengenai fungsi organ, aliran darah, dan bahkan mendeteksi
kanker tertentu.

10. Foto Sinar-X (Rontgen)


Wilhelm Rontgen menempatkan penemuan radiasi X-Ray untuk digunakan sebagai
pengobatan pada tahun 1895 dengan mengambil gambar tulang di tangannya. Sejak itu sulit
membayangkan memiliki prosedur medis modern atau diagnosis tanpa terlebih dahulu
memiliki foto sinar-X. Cukup dengan memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam tubuh
kita dan melihat apa yang terjadi, radiasi mungkin telah menyelamatkan nyawa lebih banyak
dari yang telah diklaim.

sumber

http://terselubung.blogspot.com/2011/05/10-manfaat-radiasi-selain-sebagai.html
MANFAAT DAN RISIKO KECELAKAAN   Topic List   < Prev Topic  |  Next
RADIASI Topic >
Reply < Prev Message  |  Next Message > 
Ringkasan Eksekutif
MANFAAT DAN RISIKO KECELAKAAN RADIASI
DALAM BIDANG RADIOTERAPI

Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang Radioterapi


Radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan
(radiodiagnosis) dan pengobatan (radioterapi) pertama
kali ditemukan oleh Prof. WC. Roentgen pada bulan
Nopember 1895. Radiasi ini berasal dari sinar X, yang
karena sifat-sifatnya mampu menembus jaringan tubuh
manusia untuk mendeteksi kelainan dan menimbulkan efek
biologi menghentikan pertumbuhan sel hingga mematikan
sel. Oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk
mematikan sel-sel kanker, dan sudah barang tentu dalam
dosis yang sesuai dengan keperluan. Dengan
perkembangan ilmu dan teknologi bidang fisika radiasi
memungkinkan pengukuran jumlah (dosis) radiasi yang
diserap tubuh dan arah radiasi dengan tepat sasaran,
bidang biologi radiasi (radiobiologi) yang
memungkinkan tatacara pemberian dan jumlah dosis yang
efektif, bidang onkologi (ilmu tentang kanker) yang
memungkinkan penentuan jenis dan stadium kanker serta
pemilihan jenis pengobatan yang sesuai (operasi,
radioterapi, khemoterapi/obat-obatan, atau
kombinasinya). Penentuan radioterapi didasarkan pada
hispatologi dan asal tumor, stadium/tingkat
penyebarannya, kondisi kesehatan pasien, ketersediaan
sarana dan prasarana. Agar radioterapi dapat
memberikan hasil yang baik dan aman maka diperlukan
perencanaan yang cermat yaitu: penentuan jenis,
stadium dan asal tumor; penentuan tujuan radiasi;
pemilihan jenis dan teknik radiasi; penentuan luas
cakupan radiasi dengan alat simulator; evaluasi
distribusi dosis radiasi (tinggi di sel tumor dan
rendah di sel sehat dengan menggunakan alat
perencanaan radiasi berbasis komputer).
Pegelolaan Limbah Radioterapi
Pemanfaatan iptek nuklir (bahan radioaktif) dalam
bidang kedokteran digunakan untuk diagnosa dan terapi,
disamping radiasi dari sinar X yang bersumber dari
berkas elektron, linear accelerator (linac), dan
brachyterapi konvensional. Bahan radioaktif tersebut
antara lain Am-241, Gd-153, I-125 (untuk "Bone
Densitometry"); Cs-137, Ra-226, Co-60, Sr-90, Pd-103,
I-125, Ir-192, Cf-252 (untuk "Brachytherapy").
Pemanfaatan bahan-bahan radioaktif ini akan
menimbulkan limbah radioaktif sehingga perlu dikelola
sesuai dengan standard keselamatan, mulai dari sumber
limbah sampai dengan penyimpanan lestari (yang
dikelola P2PLR-BATAN termasuk kategori aktivitas
rendah dan sedang dalam bentuk cair, pasta dan padat
yang berasal dari kegiatan riset, industri dan rumah
sakit). Strategi pengelolaan adalah dilakukan
treatment (umur pendek), conditioning, penyimpanan
sementara, penyimpanan lestari (dekat permukaan untuk
umur menengah dan jauh kedalam untuk umur panjang).
Pengelolaan limbah ini diatur oleh UU No.10 tahun
1997. BATAN mempunyai Instalasi Pengelolaan Limbah
Radioaktif (IPLR) beserta fasilitas penunjangnya, yang
dalam tahun 2001 diusulkan fasilitas penyimpanan
sementara yang baru untuk limbah industri dan rumah
sakit (RS Cikini, RS Persahabatan, RSCM, RS Karyadi,
RS Baptis Kediri, dan RS DR. Sutomo Surabaya). Limbah
diterima P2PLR dan disimpan di Penyimpanan Sementara
Limbah Aktivitas Tinggi (PSLAT). Setelah aktivitasnya
luruh di-imobilisasi/kondisioning dalam sel beton,
kemudian disimpan di PSLR aktivitas rendah&sedang.
Kegiatan lain adalah kalibrasi alat dan bahan
radioaktif, perawatan dan perbaikan berbagai alat
radioterapi.
Pengawasan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Dalam Bidang
Radioterapi
Mengingat resikonya sangat tinggi, diperlukan
pengawasan yang ketat secara teknis dan legalitas
sehingga tercapai manfaat maksimal dan resiko minimal.
Pengawasan meliputi pengadaan, instalasi,
pengoperasian, pengelolaan limbah, pengaturan,
perizinan, dan inspeksi. Pihak yang terkait adalah
Depkes (pelayanan medis), Batan (pelaksana diklat SDM,
kalibrasi alat ukur, pengelolaan limbah), PDSRI
(organisasi profesi DSR), PARI (organisasi profesi
Apro), dan Bapeten (badan pengawas). Pelaksanaan
pengawasan berdasarkan UU no.10/1997, PP no.63, 64 &
134 tahun 2000, Kep. Kepala Bapeten, Batan, Permenkes,
dll. Kendala yang dihadapi antara lain: jumlah SDM
yang memenuhi standard kualifikasi, ketersediaan
instalasi yang memadai. Upaya pemecahan yang mudah dan
cepat dilaksanakan antara lain: penyuluhan dan
sosialisasi UU atau PP tenaga nuklir, pelatihan PPR,
inspeksi dan monitoring peralatan radioterapi yang
digunakan, dan berkoordinasi dengan institusi terkait
(Depkes, Bapeten, Batan).

(hasil dialog pengkayaan ilmiah Kementrian Negara


Ristek tgl. 20 Maret 2001)
http://groups.yahoo.com/group/K3_LH/message/866

Anda mungkin juga menyukai