Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN INDUSTRI

Luqman Buchori, ST, MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNDIP SEMARANG
KEPEMIMPINAN
Pemimpin Orang yang mempunyai kemampuan dalam
mempengaruhi orang lain

LAHIRNYA PEMIMPIN
1. Genetik/Keturunan Leaders are born
2. Sosial/Lingkungan Leaders are made
3. Ekologis/Bakat (1 & 2) Leaders are born and made

FUNGSI PEMIMPIN
^ Sebagai pengambil keputusan ^ Sebagai katalisator
^ Memotivasi anak buah ^ Sebagai wakil organisasi
^ Sebagai sumber informasi ^ Menyelesaikan konflik
^ Menciptakan inspirasi ^ Memberi sugesti pada bawahan
^ Menciptakan keadilan
SIFAT KEPEMIMPINAN
Rupa, kodrat, ciri, watak seseorang yang dimiliki secara
berlebihan

SUMBER SIFAT KEPEMIMPINAN


1. Hasil Penelitian Ilmiah/Pendapat Para Pakar
2. Hasil Pengambilan Perilaku
3. Hasil Pemikiran Suatu Lembaga
4. Pemikiran Lain
1. Hasil Penelitian Ilmiah/Pendapat Para Pakar
¾ Ditinjau dari kualitas SDM
a. Fisik : kuat, sehat
b. Emosi : stabil, kuat, matang
c. Intelektual : luas, tinggi, trampil/mahir, matang
¾ Ditinjau dari tingkat pemimpin
C.S HR.S T.S TOP C.S = Conceptual Skill
C.S HR.S T.S MIDDLE HR.S = Human Relation Skill
T.S = Technical Skill
C.S HR.S T.S LOWER
¾ Ditinjau dari karakteristik
a. Fisik : umur, penampilan, tinggi badan, berat badan
b. Latar belakang sosial : pendidikan, status, mobilitas
c. Intelegensia : cerdas, cakap, fasih, pandai
d. Kepribadian : agresif, antusias, kreatif, independen, p.d.
e. Sosial : popular, menarik, bijak, diplomatif, HR
f. Tugas : tekun, prestasi, tanggungjawab, berusaha
¾ Ditinjau dari kemampuan
a. Kemampuan Sosial : HR, fasih, populer, komunikatif, kharismatik
b. Kemampuan Teknis : cakap, kreatif, bijak, inisiatif
c. Kemampuan Umum : akomodatif, HR, wawasan ke depan, percaya diri, berusaha
2. Hasil Pengambilan Perilaku
CONTOH :
¾ Nabi Muhammad :
- Sederhana - Pelindung anak buah
- Ramah - Kata-katanya berbobot
- Kreatif - Semangat
- Tulus - Sabar/tekun
- Ulet - Tegas
- Berani - Daya ingat kuat
- Teladan - Adil
- Rasional - Pendangan luas
- Penyayang

¾ Gajah Mada :
- Bijaksana - Tidak sombong
- Pembela Negara - Rajin/kreatif
- Kemampuan analisa - Periang gembira
- Jujur - Terbuka
- Kemampuan mengambil keputusan - Dapat kepercayaan dari bawahan
- Tidak egois - Penyayang
- Menegakkan kebenaran
3. Hasil Pemikiran Suatu Lembaga
CONTOH :
^ P4 – Kepemimpinan Pancasila / ABRI
- Bertaqwa kepada Tuhan YME - Belaka
- Ing ngarso sung tulodo - Legawa
- Ing madya mangun karso - Dapat dipercaya
- Tut wuri handayani - Bijaksana dan ngayomi
- Waspada purba wisesa - Berani mawas diri
- Ambeg parama arta - Tegas & bertanggungjwb
- Prasaja - Penuh pengabdian
- Satya - Berjiwa besar
- Gemi nastiti
^ Sri Rama Wijaya Astabrata
- Watak matahari : memberi semangat & motivasi - Watak awan : berwibawa & bijaksana
- Watak bulan : memberi penerangan dlm kegelapan - Watak bintang : bertaqwa dan berketeladanan
- Watak angin : teliti & menyejukkan - Watak api : adil & memiliki prinsip
- Watak samudra : berpandangan luas - Watak bumi : jujur, tenang, suka menolong

4. Pemikiran Lain
a.Teknolog : ahli dalam bidang yang dipimpinnya
b.Intelektual : punya banyak ide dan mampu mewujudkannya
c.Religius : - saleh & berakhlak tinggi
- menguasai hukum Tuhan (tertulis & tak tertulis)
SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN (9-C)
1. Consciousness : memiliki iptek, spesialisasi, fakta, teori yang handal dalam tugas
2. Coherence : mampu menghubungkan berbagai iptek dlm tugas
3. Constancy : mantap pendirian, sikap & kemauan
4. Conviction : mempunyai keyakinan, tekad & prinsip yg teguh
5. Creativeness : banyak ide, kreatif & daya cipta tinggi
6. Conscientiousness : cermat dalam segala hal
7. Courage : punya kekuatan dan keberanian moral utk bertindak
8. Captivation : kepribadian menarik, kharismatik, daya pikat
9. Cleverness : pandai & terampil
20 KARAKTER PEMIMPIN :
1. Jujur 11. Suka mendukung
2. Cakap 12. Berani
3. Berpandangan ke depan 13. Peduli
4. Penuh inspirasi 14. Suka bekerjasama
5. Intelegensia tinggi 15. Matang
6. Pikiran jernih 16. Ambisius
7. Berpandangan luas 17. Pikiran yang pasti
8. Langsung & terus terang 18. Kontrol diri
9. Imaginatif 19. Setia
10. Dapat dipercaya 20. Independen
PENGEMBANGAN SIFAT KEPEMIMPINAN
1. Taqwa : ibadah, syukur nikmat
2. Harga Diri : tidak mudah tersinggung, menghindari penghinaan
3. Kemauan kuat : selesaikan tugas dgn tuntas, berolahraga
4. Ketekunan : belajar sabar, konsentrasi
5. Ketangguhan : menahan diri, mau menderita, kerja keras
6. Keuletan : peka thd lingkungan, energik, haus masalah
7. Kerja Teratur/Disiplin : berencana, membagi waktu
8. Efektif/Efisien : kegiatan berorientasi tujuan, hemat uang & waktu
9. Kemampuan/keahlian : belajar, diskusi, baca buku, traveling
10. Berani bertanggung jawab & menerima resiko : mencoba sesuatu yang baru, buat
keputusan
11. Tidak lekas puas : mengenal jati diri, saingan/tantangan
12. Mengambil inisiatif & kreatif : peka, ungkap masalah, gesit
13. Percaya diri : mengenal kemampuan, kelemahan, optimis, iman
14. Rasional : diskusi, putusan obyektif, tahu diri
15. Komunikatif : diskusi, latihan jual ide
16. Teliti : paham secara detail, kerja sampai tuntas
17. Fisik kuat : olahraga teratur, gizi baik
18. Jujur : latihan disiplin, terbuka
PERBEDAAN KEPEMIMPINAN DAN MANAGEMENT

KEPEMIMPINAN MANAGEMENT PEMIMPIN MANAGER


1. Mengarah pada 1. Mengarah pada 1. Diangkat oleh 1. Diangkat oleh
kemampuan system dan pengikut kekuasaan
individu mekanisme kerja 2. Mengandalkan 2. Mengandalkan pada
2. Merupakan kualitas 2. Merupakan kewibawaan kekuasaan
hubungan fungsi, status, personal power
kewenangan
3. Bertindak 3. Bertindak sebagai
3. Diarahkan untuk 3. Diarahkan untuk sebagai pencetus penguasa
mencapai keinginan mencapai tujuan ide
pemimpin organisasi
4. Bertanggung 4. Bertanggung jawab
4. Bersifat hubungan 4. Bersifat hubungan jawab pada anak pada atasan
personal impersonal buah
5. Menggantungkan 5. Menggantungkan
5. Bagian dari 5. Bagian dari
diri pada sumber diri pada daya &
pengikut organisasi
yang ada pd dirinya dana yang ada
GAYA KEPEMIMPINAN
(Leadership style)
pola perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain
1. KONTINUUM KEPEMIMPINAN (Robert Tannebaum dan Warren H. Schmidt)
^ Bidang pengaruh pimpinan
^ Bidang pengaruh bawahan
Terpusat pd atasan Pemimpin membuat dan
mengumumkan keputusan
Penggunaan
Pemimpin menjual keputusan otoritas
atasan
Pemimpin mengajukan ide
dan pertanyaan

Pemimpin memberi keputusan


sementara yang bisa diubah

Pemimpin memberi problem,


meminta saran dan membuat
keputusan
Pemimpin merumuskan Kebebasan
batasan dan meminta untuk
keputusan kelompok bawahan
Pemimpin mengijinkan bawahan
berfungsi dalam batasan yang
Terpusat pd bawahan diberikan pimpinan
2. KISI-KISI MANAGERIAL (Blake & Mouton)
^ Orientasi manager pada tugas (Produktifitas)
^ Besarnya perhatian/orientasi manajer pada karyawan (human)

THE MANAGERIAL GRID

9 (1.9) (9.9)
1.1. Improverished management
8 (perhatian rendah baik tugas &
manusia
7 1.9. Country club management
(perhatian baik pada human,
6 rendah produktifitasnya)
5.5. Middle of the road
5 (5.5) (seimbang dalam produktifitas
maupun human)
4 9.1. Task Management
(perhatian baik pada produksi,
3 rendah pada human)
9.9. Team Management
2 (kemampuan yg baik sekali pd
produksi & human)
1 (1.1) (9.1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9
P R O D U K T I V I T A S
REDDIN’S THREE DIMENSIONAL THEORY OF LEADERSHIP AFFECTIVENESS

Gaya kepemimpinan yang effektif :


1. Executive : Perhatian penuh pd tugas & hubungan bawahan, motivator yg baik,
menetapkan standard kerja yg tinggi, mengakui perbedaan individu,
kerja tim.
2. Developer : Perhatian pd hubungan dgn bawahan, tingkat kepercayaan yg
implisit, perhatian pd pengembangan individu bawahan, perhatian pd
tugas rendah.
3. Benevolent Autocrat : Titik perhatian pd tugas besar, tahu persis cara mencapai target yg
diinginkan tanpa menyebabkan keseganan orang lain.
4. Bureucrat : Perhatian pd tugas maupun bawahan kurang baik, sangat tertarik dgn
peraturan2 & mengendalikan situasi dgn peraturan2 secara hati2.

Gaya yang tidak efektif :


1. Compromiser : Perhatian pd tugas & bawahan besar dlm situasi kompromistis, terlalu
banyak tekanan yang dialami, krg berhasil dlm mengambil keputusan.
2. Missionary : Mengutamakan keharmonisan hubungan shg terpaksa mengabaikan
tugas.
3. Autocrat : Menekankan perhatian pd tugas, tdk percaya pd orang lain, penampilan
tdk menyenangkan, tertarik pekerjaan segera selesai
4. Deserter : Perhatian pd tugas & hubungan bawahan kecil, bersikap pasif & tidak
mau ikut campur/cuek
3. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat kematangan (maturity) dari bawahan
(kemampuan & kemauan)
Tingkat kemampuan : pengetahuan/ketrampilan yg diperoleh melalui pendidikan, latihan, pengalaman
Tingkat kemauan : keyakinan diri maupun semangat & dorongan yang dimiliki
Tinggi
Kepemimpinan Indonesia
Partisipatif Konsultatif
(M3) (M2) Ki Hajar Dewantoro
¾ Ing ngarso sung tulodo
¾ Ing madyo mangun karso
¾ Tut wuri handayani
Delegatif Instruktif
(M4) (M1) Mengarah ke gaya
kepimpinanan Situasional

Rendah ………….……….Perilaku Mengarahkan ………………….Tinggi

M4 M3 M2 M1
- Mampu - Mampu - Tdk mampu - Tdk mampu
- Mau - Tidak mau - Mau - Tdk mau
Tinggi Tingkat Kematangan Rendah
4. TEORI X DAN TEORI Y (Douglas Mc Gregor)
Teori X : Asumsi thd bawahan sbg org yg tak suka kerja, tak berambisi, tak
bertanggungjawab, menolak perubahan, menyukai dipimpin daripada memimpin
Kepemimpinan : ketat & banyak pengarahan
Teori Y : Asumsi thd bawahan sbg org yg suka bekerja, bertanggung jawab, mandiri, self
control, kreatif
Kepemimpinan : flkeksibel, pelimpahan wewenang

DEMOKRATIS vs OTOKRATIS

Otokratis Demokratis
Pemimpin Memiliki power kuat & tdk ada Punya power dan otoritas yg terbatas,
hambatan utk memper-gunakannya, terdapat kelompok oposisi, keter-
berusaha mempertahankan posisinya batasan waktu, tdk mudah memberi
(status quo), memandang situasi dlm sangsi pd bawahan
keadaan kritis
Pengikut Sangat tgt pd pemimpin, jarang diminta Menghendaki kewenangan utk
pendapat, mengakui adanya situasi kritis, kendalikan tugas, termasuk kelas
tdk menuntut kebebasan menengah yg punya profesi tertentu,
kebutuhan sosial cukup tinggi
Situasi Kerja Perlu disiplin tinggi, pengawasan ketat, Perlu tanggung jawab bersama, banyak
butuh skill rendah, perlu perubahan hambatan potensial, perubahan yg perlu
cepat kerja sama tim utk menghadapinya
INISIASI STRUKTUR & KONSIDERASI
„ Gaya Inisasi Struktur, perilaku pemimpin cenderung :
• pemberian tugas2 tertentu pada bawahan
• penetapan standard perilaku kerja
• pemberian informasi tentang prasyarat pekerjaan tertentu
• penjadwalan pekerjaan bawahan
• memilih prosedur kerja yg diterapkan
„ Gaya Konsiderasi, dengan ciri-ciri :
• senang memberi penghargaan ketika bawahan menyelesaikan
tugas dengan baik
• tidak menuntut scr berlebihan thd apa yg dilakukan bawahan
• senang membantu problem pribadi yg dihadapi bawahan
• menyenangi keramahtamahan dan memberi hadiah atas
prestasi bawahan
POWER (KEKUASAAN)
BASIS KEKUASAAN
^ J.R.P. French Jr. & B. Raven
1. Kekuasaan Legal : berdasarkan ketentuan atau peraturan
2. Kekuasaan Ganjaran : berdasarkan penguasaan pimpinan atas ganjaran
yg dihargai pengikut
3. Kekuasaan Paksaan : untuk menjatuhkan hukuman
4. Kekuasaan Keahlian : berdasarkan pengetahuan dan kompetensi yg
relevan dgn tugas
5. Kekuasaan Acuan : berdasarkan loyalitas dan keinginan pengikut
^ Raven & Kruglanski
6. Kekuasaan Informal : berdasarkan informasi pimpinan
^ Hersey & Goldsmith
7. Kekuasaan Koneksi : berdasarkan koneksi pemimpin dgn orang
penting/berpengaruh

Gambaran penggunaan macam-macam kekuasaan


Kekuasaan Keikatan Kepatuhan Penolakan
Legal Mungkin Mungkin sekali Mungkin
Ganjaran Mungkin Mungkin sekali Mungkin
Paksaan Tidak mungkin Mungkin Mungkin sekali
Keahlian Mungkin sekali Mungkin Mungkin
Acuan Mungkin sekali Mungkin Mungkin
KEKUASAAN YANG EFEKTIF (Gary Yuki & Tom Taber)

Kekuasaan
Pemimpin

Perilaku Pemimpin Reaksi Hasil Akhir :


Pengaruh usaha G Keikatan G Unjuk kerja
G Kepatuhan kelompok
G Penolakan G Kepuasan thd
pimpinan

G Pemilikan kekuasaan semata tidak membawa akibat yang konsisten


terhadap motivasi pengikut
G Membedakan antara memiliki dan menggunakan kekuasaan
G Hubungan kekuasaan bersifat timbal balik
PEDOMAN PRAKTIS DALAM PENGGUNAAN KEKUASAAN
1. KEKUASAAN LEGAL :
G Ajukan permintaan secara sopan, tdk memperlakukan bawahan seperti budak
G Gunakan bahasa yg sederhana tapi jelas
G Jelaskan alasan permintaan
G Yakinkan bahwa permintaan masih dalam lingkup otoritas formal
2. KEKUASAAN GANJARAN :
G Lakukan pemberian insentif secara tepat
G Berikan ganjaran sebagai penguat, bukan suap
G Terapkan ganjaran dalam arti luas ≠ uang
G Sesuaikan ganjaran dengan unjuk kerja
3. KEKUASAAN PAKSAAN :
G Gunakan utk pengikut yg mengancam organisasi
G Peringatan keras/tindakan pendisiplinan
G Hindarkan peringatan kosong/tdk pernah dilaksanakan
4. KEKUASAAN KEAHLIAN :
G Tumbuhkan citra kompetensi dan pengalaman
G Ikuti perkembangan iptek/bidangnya
G Hindarkan sikap ragu-ragu/panik
G Tetap hargai gagasan & saran pengikut
5. KEKUASAAN ACUAN :
G Perhatikan kebutuhan & perasaan pengikut
G Bersikap adil & melindungi
G Hindarkan niat memperalat
G Utamakan penampilan pribadi
G Jangan minta melampaui kewajaran
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(DECISION MAKING)
Pokok pikiran tentang pengambilan keputusan (Alexis &
Wilson) :
1. Pemecahan masalah berkenaan dengan penggunaan strategi
(rencana/pola) pencarian alternative yg relevan.
2. Perilaku pemecahan masalah bersifat adaptif
3. Faktor kepribadian dan keinginan individu akan memasuki pilihan
strategi, informasi & keputusan akhir.

Kondisi yang mempengaruhi keputusan :


1. Kondisi Kepastian : - informasi masalah lengkap
- alternatif pemecahan ada
2. Resiko : - kondisi dpt diidentifikasi & didefinisikan
- diprediksi kemungkinan terjadinya & hslnya
3. Ketidakpastian : - tidak punya informasi
- keputusan bersifat spekulatif
- mengandalkan intuisi
JENIS-JENIS MASALAH
^ Masalah Terstruktur (Structured Problem) :
– Masalah yg terjadi secara berulang, bersifat rutin, sudah jelas sistem & prosedurnya
– Contoh : penerimaan pegawai, pembelian bahan, pembayaran gaji
^ Masalah Tak Terstruktur (Unstructured Problem)
– Masalah yg muncul tiba2, tidak bersifat rutin, belum pernah muncul, tidak memiliki
prosedur pasti
– Contoh : demonstrasi, pembukaan pasar produk baru, banjir/kebakaran
JENIS-JENIS KEPUTUSAN
^ Keputusan Terprogram
– Keputusan yg sudah jelas prosedurnya dan utk masalah yg bersifat rutin & terstruktur
^ Keputusan Tak Terprogram
– Keputusan pada saat timbul masalah & bersifat spesifik, tidak ada sistem/prosedur
pasti & komplek

GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Carl Jung)


1. Penginderaan (Sensing) : Tendensi mencari fakta, realistis, obyektif
2. Intuisi (Intuiting) : Menyingkap kemungkinan baru, unik, tidak
suka hal yg rutin, detail dan presisi
3. Pemikiran (Thinking) : Mencari hubungan sebab akibat, membedakan
antara benar dan salah, proses kognitif
4. Perasaan (Feeling) : Mempertimbangkan perasaan dlm
mengambil keputusan, proses efektif
PROSES “DECISION MAKING”
Herbert A. Simon (1960) :
1. Intelligence : pencarian kondisi
2. Design : pengembangan & analisis
3. Choise : pemilihan tindakan

(I) Dewey : (II) Katz and Kahn :


1. Apa masalahnya ? 1. Putuskan langsung
2. Apa alternatifnya ? 2. Analisis jenis masalah
3. Alternatif mana yg terbaik ? 3. Cari alternatif solusi
4. Antisipasi konflik pasca keputusan

(III) Schendel : (IV) Mintzberg, Raisinghami & Theoret :


1. Fase Intellegence (Penyelidikan) 1. Fase Identifikasi
‰ tujuan - pengakuan keputusan
‰ pemilihan prosedur - diagnosis
‰ identifikasi masalah 2. Fase Pengembangan
‰ pernyataan masalah - mencari alternatif
2. Fase Design (Rancangan) - merancang
‰ perumusan alternatif 3. Fase Pemilihan
‰ evaluasi alternative - menyaring
3. Fase Choise (Pemilihan) - evaluasi
‰ pemilihan alternatif - otorisasi
‰ rencana tindakan
‰ system kontrol
TEKNIK KEPUTUSAN KELOMPOK :
1. Brainstorming (sumbang saran) : Menggali gagasan dari anggota kelompok
G Kelemahan : - hanya diterapkan pd masalah yg sederhana
- memakan waktu & biaya
- ide yg dihasilkan dangkal
2. Nominal Group (kelompok nominal) : Penggalian & sekaligus evaluasi gagasan
3. Delphi : Pendapat para pakar
G Kelemahan : - memakan waktu lama
- perlu ketrampilan bahasa

Keunggulan Keputusan Kelompok :


1. Informasi & pengetahuan lebih lengkap
2. Keragaman pandangan lebih banyak
3. Penerimaan keputusan lebih besar
4. Legitimasi keputusan lebih kuat

Kekurangan Keputusan Kelompok :


1. Memakan waktu
2. Tekanan untuk sependapat
3. Tanggung jawab yang kabur

Pengambilan keputusan selalu melalui proses :


1. Pengumpulan fakta
2. Penetapan sejumlah alternatif
3. Pemilihan alternatif
MOTIVASI
“internal mental state”, seseorang yang menyebabkan
berperilaku tertentu, seperti yang diharapkan

Performance = ability x support x effort


(Kinerja = kemampuan x dukungan x upaya)

Kurt Lewin Behavior = f (Person, Environment)

Perilaku seorang individu dipengaruhi oleh :


1. Karakteristik individual
- Macam kebutuhan yang mendominasi
- Penyediaan sarana pemuas kebutuhan akan memotivasi perilaku
2. Karakteristik organisasi
- Tergantung dari gaya kepemimpinan (leadership)
Teori Motivasi

¹ TEORI JENJANG KEBUTUHAN (Abraham H.


Maslow)

Ada 2 prinsip mendasar :


1. The Deficit Principle (Prinsip Kekurangan)
Bila dipenuhi kekurangan seseorang maka akan termotivasi
2. The Progression Principle (Prinsip Peningkatan)
Tahap demi tahap kebutuhannya ditingkatkan maka akan
termotivasi
Jenjang kebutuhan menurut Maslow :

Aktualisasi Diri
Perwujudan diri yg terbaik melalui
kompetensi dan prestasi

Penghargaan
Kebutuhan akan prestasi diri
Menjadi orang yang dipandang penting

Sosial
Berhubungan dengan orang lain : organisasi
peningkatan produktifitas

Keamanan
Terbebas dari bahaya yg mengancam kehidupannya, scr positip
(asuransi, pensiun), scr negatif (teguran, pemindahan, pemecatan)

Fisiologis
Kebutuhan paling mendasar berkaitan dgn kelangsungan hidup manusia :
sandang, pangan, papan
¹ TEORI ERG (Clayton Alferder)
¾ Existence : eksistensi seseorang (fisiologis & keamanan)
¾ Relatedness : hubungan/komunikasi social (social)
¾ Growth : pertumbuhan (penghargaan & aktualisasi diri)

¹ TEORI PRESTASI / ACHIEVEMENT THEORY


(David Mc Cleland)
Kebutuhan seseorang terbentuk melalui proses belajar dan
diperoleh dalam interaksinya dengan lingkungan

a. Need for Achievement (nAch) : Prestasi


b. Need for Power (nPow) : Kekuasaan
c. Need for Affiliation (nAff) : Membangun dan memelihara hubungan
¹ TEORI DUA FAKTOR (Frederick Herzberg)
Faktor Higienis (ekstrinsik) : dapat menyebabkan ataupun mencegah
ketidakpuasan
– Supervisi teknis, hubungan pribadi, gaji, kondisi kerja, status, kebijakan perusahaan
Faktor Motivasi (intrinsik) : membawa pada pengembangan sikap positip dan
pendorong pribadi
– Tanggung jawab, prestasi, kemajuan, penghargaan, kesempatan berkembang
¹ JOB ENRICHMENT
Lima dimensi utama :
1. Variety : pekerjaan berbeda, ketrampilan juga berbeda
2. Task Identity : memberi kesempatan penuh utk operasi pekerjaan hingga selesai
3. Task Significance : dampak suatu pekerjaan thd orang lain
4. Autonomy : derajat kebebasan dlm pekerjaan
5. Feedback : informasi ttg sejauh mana pekerjaan seseorang
¹ TEORI HARAPAN (Victor Vroom)
Orang akan melakukan apa yg mampu dilakukan dan apabila ia mau utk melakukan
Ada 3 hal penting :
1. Harapan (Expectancy) : dengan bekerja ia akan dapat mencapai
tingkatan kinerja
2. Instrumentalitas (Instrumentality) : hasil kerja akan timbul sebagai akibat
pelaksanaan tugas
3. Valensi (Valency) : nilai yang diberikan pada hasil kerja

Motivasi (M) = E x I x V
¹ MODEL PORTER & LAWLER (Pengembangan Teori Harapan)
10
Persepsi
Ganjaran yg
Adil
Ganjaran
7
Nilai Kemampuan Intrinsik
Ganjaran Tugas
1 5

Upaya Unjuk Kepuasan


Kerja
3 4 9
2 6
Persepsi Persepsi
Upaya Peranan
Ganjaran
Ekstr
8
Uraian :
1. Tingkat daya tarik (valensi) dari ganjaran yg akan diperoleh.
2. Persepsi terhadap kemungkinan upaya mencapai tingkat performance tertentu menuju ganjaran.
3. Upaya yang dilakukan.
4. Performance (unjuk kerja) yang dicapai
5. Kemampuan meliputi pengetahuan, ketrampilan, intelektual, sifat ulet, tabah dan mantap.
6. Cara seseorang memandang pekerjaannya.
7. Ganjaran intrinsik : riang, bangga, sense of competence
8. Ganjaran ekstrinsik : uang, penghargaan/pujian
9. Kepuasan diperoleh dari kedua macam ganjaran
10. Persepsi terhadap keadilan atas ganjaran yang diterima
Masalah Motivasi disebabkan oleh :
1. Masalah Komunikasi : Persepsi yang salah atas apa yg
diharapkan
2. Masalah Kemampuan/Ketrampilan : Kurang memiliki
kemampuan fisik & mental
3. Masalah Pelatihan : Tanpa pelatihan, unjuk kerja kurang
memadai
4. Masalah Kesempatan : Terkendala oleh kondisi lingkungan :
kekurangan peralatan, metode yg sudah
usang

Langkah-langkah Untuk Memotivasi :


a. Kenali dengan baik karakteristik anggota dan identifikasi pola
kebutuhan mereka
b. Terapkan sasaran yang tepat
c. Kembangkan ukuran unjuk kerja yang reliable dan berikan
umpan balik
d. Sesuaikan kemampuan masing-masing anggota
e. Beri dukungan lewat pelatihan dan tumbuhkan ”sense of
competence”
f. Imbalan yang adil
g. Berlakulah adil, obyektif dan jadilah teladan
MANAJEMEN KONFLIK
Merupakan kekuatan yang dapat :
¾ Mengembangkan organisasi
¾ Memecah belah organisasi
¾ Menghancurkan organisasi

Hakekat Konflik :
1. Konflik Intrapersonal : ketegangan yang
timbul jika menginginkan dua
hal yang tidak ”klop”
2. Konflik Interpersonal : jika terjadi ketidaksesuaian
kepentingan antara 2 pihak
CHUNG & MEGGINSON (1981) Teori Incongruency
(Ketidaksesuaian)
Konflik sebagai perjuangan antar kebutuhan, keinginan, gagasan, kepentingan
yang saling bertentangan dalam :
1. Sasaran (Goals)
2. Nilai (Values)
3. Pikiran (Cognition)
4. Perasaan (Affect)
5. Perilaku (Behavior)

Pandangan tradisional konflik sesuatu yang jelek & harus dihindari


Pandangan perilaku konflik sesuatu yang alamiah & tidak selalu jelek

COSER (1956) Fungsionalisasi Konflik

1. Konflik menjernihkan udara/melapangkan dada


2. Menghilangkan status quo
3. Mendorong kohesi intra kelompok untuk menghadapi musuh bersama
4. Mendorong perubahan peraturan, tata tertib, prosedur, dll
5. Alat keseimbangan kekuasaan (power equalizer)
DINAMIKA KONFLIK
P = Pimpinan
P K K = Karyawan

Conflict Episode PONDY (1967)


Latent Aftermath
1 5

Perceived Felt Manifest


Conflict
2 3 4 Resolution

1. Latent Conflict : Muncul factor yang menjadi kekuatan potensial


pendorong konflik
2. Perceived Conflict : Satu pihak memandang pihak lain akan
menghambat/mengancam sasarannya.
3. Felt Conflict : Merasakan dan mengenali keberadaan konflik
4. Manifest Conflict : Kedua belah pihak berperilaku mengundang
tanggapan pihak lain
5. Aftermath Conflict : Masih tersisa ketegangan sesudah konflik diatasi
yang memicu Latent Conflik episode berikutnya :
TEKNIK PEMECAHAN KONFLIK
^ Thomas (1976)
1. KOLABORASI : pendekatan menang-menang (win-win approach),
memuaskan kedua pihak; jika : kepentingan sama kuat
2. KOMPETISI : pendekatan menang-kalah (win-lose approach),
berorientasi kekuasaan; jika : sumber terbatas, kekuasaan
besar
3. AKOMODASI : berkorban demi pihak lain ; jika : sadar bersalah,
kepentingan lain lebih utama
4. KOMPROMI : posisi tengah; jika : tak penting, kekuasaan seimbang, cepat
5. HINDARI : tak bermusuhan/kooperatif ; jika : isu sederhana, kekuasaan
kecil

^ R. Botton

1. Kendalikan emosi : Anggap sederajat, dengarkan dengan baik,


kemukakan pendapat, ungkapkan perasaan
2. Pemecahan kolaboratif : Definisikan masalah, curah pendapat, pilih
alternatif terbaik utk 2 pihak, rencanakan
tindakan, evaluasi
^ Campur Tangan Pihak ke-3
1. Arbitrasi wasit/hakim yang akan memutuskan
2. Mediasi perantara/mediator
3. Konsultasi Antar Pihak konsultan

^ R. Blake & S. Mouton


Langkah Pertama : tentukan pihak ke-3
Langkah Kedua : jelaskan tujuan dari usaha penengahan
Langkah Ketiga : pertemuan pihak ke-3 dengan masing2
kelompok konflik, menulis persepsi masing2
kelompok
Langkah Keempat : Mempertukarkan bahan tertulis dari masing2
pihak/kelompok
Langkah Kelima : Menyampaikan kesan dari bahan tertulis ke
pihak ke-3
Langkah Keenam : Pihak ke-3 mempertemukan kedua kelompok
dan mencari penyelesaian bersama
MANAJEMEN STRESS
Stress keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak
seimbang, baik nyata maupun dirasakan, dalam tindakan2
penyesuaian organisasi dan sebagian diwujudkan oleh respon
non spesifik (unsur psikologis dan fisiologis)

KLASIFIKASI AKIBAT STRESS


1. Efek Subyektif : cemas, agresi, masa bodoh, bosan, depresi,
lelah, frustasi, rasa bersalah & malu, nervous
2. Efek Kepribadian : mudah kecelakaan, penggunaan obat,
makan-minum berlebihan, merokok
berlebihan, gemetar, dll.
3. Efek Kognitif : tak mampu membuat keputusan, tak mampu
berkonsentrasi, mudah lupa, sensitive
terhadap kritik, hambatan mental
4. Efek Physiologis : maag, tekanan darah >, denyut jantung,
kadar gula >, berkeringat >, sulit
bernafas/sesak
5. Efek Organisasional : mangkir/absent, hubungan individu buruk,
produktivitas rendah, tingkat kecelakaan &
turn over tinggi, ketidakpuasan kerja tinggi
SUMBER-SUMBER STRESS (Cooper & Marshall, 1978)
1. Faktor2 yang melekat pada pekerjaan (pilot, sopir, dll)
2. Peranan dalam organisasi (kekaburan peran)
3. Hubungan2 dalam organisasi
4. Pengembangan karir (pembinaan, pelatihan)
5. Struktur dan iklim organisasi
6. Hubungan organisasi dengan pihak luar
7. Faktor yang berasal dari dalam diri individu

FAKTOR-FAKTOR ORGANISASIONAL YANG MEMPENGARUHI STRESS


1. Role ambiguity and role conflict (kekaburan peran dan konflik peran)
Role ambiguity : kesenjangan antara jumlah informasi dengan yang dibutuhkan
Role conflict : ketidakcocokan antara harapan2 yg berkaitan dengan suatu peran
2. Work overload (kelebihan beban kerja)
- Quantitative overload “having too much to do”
- Qualitative overload “too difficult”
3. Responsibility for people (tanggung jawab atas orang lain)
Makin tinggi jabatan, makin besar tanggung jawab
4. Career development (pengembangan karier)
- Kurangnya “keamanan” kerja
- Ketidakcocokan status
5. Lack of group cohesiveness (kurangnya kohesi kelompok)
6. Inadequate group support (dukungan kelompok tidak memadai)
7. Organizational structure and climate (struktur dan iklim organisasi)
8. Organizational territory (wilayah dalam organisasi)
9. Tasks characteristics (karakteristik tugas)
10. Leadership influence (pengaruh kepemimpinan)
STRATEGI MENGURANGI STRESS DALAM
ORGANISASI

1. Klarifikasi atas hal2 yg bersifat dualisme dan


bertentangan
2. Restrukturisasi/pengaturan kembali tugas dan peran
3. Bina dan tingkatkan komunikasi timbal balik
4. Laksanakan pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab secara proposional
5. Perencanaan dan pengembangan SDM yang integral
6. Pengaturan fasilitas fisik kerja yang memadai
7. Laksanakan program pendidikan dan latihan karyawan
8. Jaminan fleksibilitas dalam organisasi kepemimpinan
STANDARD MUTU
Paduan sifat-sifat barang/jasa yang relatif mantap dan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan yang luas (lokal, nasional, global)

Perbedaan mutu barang dan mutu jasa

Mutu Barang Mutu Jasa


1. Obyektif 1. Subyektif
2. Berwujud 2. Tidak selalu berwujud
3. Berukuran metrik 3. Umumnya berukuran relatif
4. Mengutamakan perhitungan 4. Mengutamakan kepemerhatian
waktu penyimpanan
5. Terbuat dari materi 5. Non materi (reputasi, sikap, tata
krama, dll)
6. Dapat dihitung 6. Tidak dapat dihitung tapi
dirasakan, diyakini
Sifat-sifat Pokok Mutu Jasa
RATER K2PK2
Reliability Keterpercayaan
Assurance Keterjaminan
Tangibles Penampilan
Empathy Kepemerhatian
Responsiveness Ketanggapan

1. Keterpercayaan (Reliability), 4. Kepemerhatian (Empathy) :


9 Jujur - Penuh perhatian
9 Aman - Melayani dengan ramah & menarik
9 Tepat waktu - Memahami aspirasi pelanggan
9 Ketersediaan - Komunikasi dengan baik & benar
- Sikap penuh simpati
2. Keterjaminan (Assurance) : 5. Ketanggapan (Responsiveness) :
9 Kompetensi - Tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
9 Percaya diri - Cepat merespon terhadap permintaan
9 Menimbulkan keyakinan - Cepat atasi keluhan-keluhan pelanggan
9 Kebenaran/keobyektifan
3. Penampilan (Tangibles) :
9 Kebersihan/kesehatan
9 Buatan baik
9 Teratur & rapi
9 Berpakaian rapi & harmonis
9 Cantik/indah
ISO (INTERNATIONAL STANDARD ORGANIZATION)
Organisasi yg bertujuan untuk memfasilitasi, koordinasi dan
penyatuan standard industri internasional.
Dalam industri ada 2 macam ISO :
ƒ ISO 9000 : Quality Management
ƒ ISO 14000 : Environmental Management

ISO 9000 Standard internasional untuk manajemen mutu, terdiri


dari :
a. ISO 9000 : Manajemen mutu dan standar jaminan mutu
b. ISO 9001 : Sistem Mutu meliputi model, rancang bangun,
produksi, instalasi & pelayanan
c. ISO 9002 : Sistem Mutu meluputi produksi dan instalasi
d. ISO 9003 : Sistem Mutu meluputi penjaminan kualitas produk
melalui inspeksi akhir dan pengujian
e. ISO 9004 : Mutu dan elemen system mutu mutu jasa

Masyarakat Eropa EN 2900


USA Q 90
Indonesia SNI 9-9000

Anda mungkin juga menyukai