Anda di halaman 1dari 4

Proses Difusi dan Osmosis Didalam Sel

l) Mekanisme difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu
difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran
(simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).

Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau
bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer
pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti
hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam
pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari
diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti
asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane
secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus
membrane.

Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi.

2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi

Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan
protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran
yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap
molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul
glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.

Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak
dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energy.

3) Mekanisme osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui
selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput
semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif
permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju
larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya
rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi
dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan
yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang
terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai
larutan hipotonis.

Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam
suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel
tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan
akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel
menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam
larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei
hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan
turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel
darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah

mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air

Fungsi Organ-organ Sel

a. Membran Plasma
b. Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein).
Fungsi: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat dan sebagai penerima
rangsang dari luar sel.
c. Sitoplasma
Tersusun atas:
- cairan: sitosol
- padatan: berupa organela-organela
Fungsi: tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.
d. Nukleus
Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap. Di dalam nukleus
terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas benang 'kromatin' yang tersusun atas DNA,
RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nukleolus
Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur pembelahan sel dan pembawa
informasi genetik.
e. Sentriol
Hanya dimiliki sel hewan.
Fungsi: menarik kromosom menuju ke kutub.
f. Retikulum Endoplasma (RE)
Berbentuk benang-benang jala meliputi:
- RE kasar: terdapat ribosom, b'fungsi utk transpor & sintesis protein.
- RE halus: tdk t'dpt ribosom, b'fungsi utk transpor & sintesis lemak & steroid.
g. Ribosom
Tersusun dr protein & RNA, b'bentuk bulat & tdk b'membran.
Fungsi: tempat b'langsungnya sintesis protein.
h. Kompleks Golgi
Terdiri atas membran b'bentuk kantong pipih. Pd sel tumbuhan, kompleks golgi
disebut diktiosom.
Fungsi: sekresi polisakarida, protein & lendir (musin).
i. Lisosom
Merupakan membran b'bentuk kantong kecil b'isi enzim hidrolitik yg b'fungsi dlm
pencernaan intrasel.
Fungsi lain:
- mencerna materi yg diambil secara endositosis.
- menghancurkan organela sel lain yg sudah tdk b'fungsi (autofage).
- menghancurkan selnya sendiri (autolisis).
j. Mitokondria
Memiliki membran rangkap (luar & dlm). Membran dlm berlekuk-lekuk membentuk
krista.
k. Mikrotubulus
Tersusun atas protein tubulin
Fungsi: punyusun spindel, sentriol, silia & flagela.
l. Mikrofilamen
Tersusun atas protein aktin.
Fungsi: dlm gerakan sel, sitoplasma, kontraksi otot & pembelahan sel.
m. Dinding Sel
Tersusun atas protein selulose, hemiselulose, pektin & lignin.
Fungsi: memberi bentuk sel, melindungi bagian sebelah dlm, & mengatur transportasi
zat.
n. Badan mikro
Terdiri:
- Peroksisom: mengandung enzim katalase.
- Glioksisom: mengandung enzim katalase & oksidase.
o. Plastida
Organela yg mengandung pigmen, meliputi:
- Kloroplas: plastida yg mengandung pigmen klorofil/hijau.
- Kromoplas: plastida yg mengandung pigmen merah, jingga, kuning.
- Leukoplas: plastida yg tdk mengandung pigmen.
p. Vakuola
Vakuola sel tumbuhan b'sifat menetap.
Fungsi: tmpt menyimpan cadangan mkanan, pigmen, minyak atsiri & sisa
metabolisme.

Metabolisme Sel

Zat-zat yang masuk dalam tubuh makhluk hidup dapat dalam bentuk organik maupun
anorganik. Pertukaran zat meliputi anabolisme (penyusunan senyawa-senyawa organik dari
senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks dengan menggunakan energi) dan
katabolisme (penguraian senyawa-senyawa organik yang kompleks menjadi sederhana
dengan menghasilkan energi yang digunakan oleh makhluk hidup untuk berbagai kegiatan).
Makhluk hidup memerlukan materi dan energi untuk pertumbuhannya. Berdasarkan cara
mendapatkan materi dan energi, setiap makhluk hidup dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:
fotoautotrof, kemoautotrof, fotoheterotrof, dan kemoheterotrof. Makhluk hidup autotrof dapat
mensintesis makanannya sendiri. Berdasarkan cara hidupnya, makhluk hidup heterotrof dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: saprofit dan simbion (helotisme = parasitisme,
mutualisme, dan komensalisme).

Zat-zat penyusun tubuh tumbuhan diperoleh dengan analisis kimia, kultur air, kultur pasir dan
analisis abu yang menghasilkan unsur hara makro, unsur hara mikro dan unsur tambahan.
Kekurangan unsur-unsur hara tersebut akan menyebabkan gejala-gejala klinis tanaman
seperti tanaman menjadi kuning, kekeringan, layu sampai mengalami kematian.

Tumbuhan juga melakukan katabolisme (respirasi) dan anabolisme (fotosintesis dan


kemosintesis). Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi
internal dibagi menjadi respirasi aerobik (memerlukan oksigen) dengan tiga tahap yaitu
glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron serta respirasi anaerobik (tidak membutuhkan
oksigen) yang menghasilkan fermentasi alkohol, asam laktat, atau asam sitrat.

Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbon
dioksida) dengan pertolongan energi cahaya. Beberapa ilmuwan yang melakukan penelitian
tetang fotosintesis adalah Ingenhousz, T W Engelmann, Sachs, Hill dan Blackman dengan
reaksi terang dan reaksi gelap.

Proses penyusunan bahan organik menggunakan energi pemecahan senyawa kimia, disebut
kemosintesis. Kemosintesis dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri belerang (Begiota,
Thiotrix), bakteri nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi
(Cladotrix).

Pada peristiwa anabolisme terjadi suatu siklus yang memperlihatkan hubungan antara
lingkungan abiotik dengan dunia kehidupan, seperti: daur nitrogen, daur karbon dan oksigen,
daur air, daur belerang dan daur fosfor.

Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat tersebut tidak ikut bereaksi.
Enzim merupakan biokatalisator yang mempercepat proses metabolisme pada tumbuhan dan
hewan. Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagian yang bukan protein.

Ciri-ciri enzim merupakan protein, bekerja secara khusus, dapat digunakan berulang kali,
rusak oleh panas, diperlukan dalam jumlah sedikit, dapat bekerja bolak-balik, kerja enzim
dipengaruhi lingkungan (suhu, pH, hasil akhir, dan zat penghambat).Penamaan enzim sesuai
dengan substratnya, misalnya enzim selulose adalah enzim yang dapat menguraikan selulosa.
George Beadle dan Edward Tatum menemukan gen pengendali sintesis protein dan enzim
yang dengan teori “one gene, one enzyme”.

Cara kerja enzim seperti teori gembok dan anak kunci (key-lock) dan teori cocok terinduksi
(induced fit). Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut inhibitor, dibedakan dalam dua
kelompok, yaitu: inhibitor kompetitif, inhibitor non kompetitif, dan inhibitor irreversibel.

Anda mungkin juga menyukai