Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SISTEM INSTRUMENTASI

DATA PRESENTATION ELEMENTS

Disusun oleh:

Eka Rachmania D B (2408 100 031)

Robbi Handito (2408 100 033)

Agung Dwi S (2408 100 035)

Anike Purbawati (2408 100 037)

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2010
11.4 Small Scale Alphanumeric Displays

Small scale alphanumeric sangat cocok untuk menampilkan nilai terukur dari sedikit
variabel. Kata “alphanumeric” terbentuk dari kata “alphabetic” dan “numeric”. Sehingga
small scale display hanya mampu menampilkan angka dari 0-9 , beberapa atau semua huruf
dari A-Z, titik desimal, dan simbol-simbol sederhana lainnya.

11.4.1 Character Formats

Format karakter secara umum, menggunakan 7-segment dan dotmatrix 7X5.

Gambar 11.4.1 (a) seven Segmen (b) dotmatrix 7x5

7 segment dapat menampilkan 10 angka dan 9 huruf besar ( kapital) . Sedangkan


dotmatrix 7x5 mampu menampiilkan karakter yang jauh lebih besar yaitu sebanyak 192
karakter yang meliputi angka , huruf besar maupun kecil termasuk huruf yunani dan simbol-
simbol lainnya. Dot matrix 7x 5 memberikan tampilan yang lebih baik. Kedua karakter
format yaitu dot maupun segment dapat switch “on” atau off untuk menampilkan karakter
tertentu maka kombinasi yang tepat dari element harus di switch “on”. Contohnya apabila
kita ingin menampilkan angka desimal 0-9 terdapat 4 sinyal logic dcba yang
merepresentasikan binary code decimal (8:4:2:1 b.c.d.) maka format karakter yang
digunakan adalah 7 –segment. Prinsip kerja dari dotmatrix 7x 5 sama dengan seven segmen.
Sistem logika atau dekoder , diperlukan untuk mengubah input kode DCBA menjadi kode a
b c d e f g yang diperlukan 7-segment.

Tabel di bawah ini merepresentasikan hubungan desimal , kode b.c.d , kode 7-


segment , dan nomer yang ditampilkan. Prinsip ini, digunakan di tampilan dotmatrix 7x5, di
antara dua kasus tersebut logika tersebut diimplementasikan menggunakan Read Only
Memory (ROM).

Gambar 11.4.2 tampilan dari angka menggunakan format seven segment


7-segment atau dotmatrix 7x5 digunakan dalam Light Emitting Diodes (LED) atau
Liquid Crystal Displays (LCD) .

11.4.2 Lignt Emitting Diodes (LED)

Ketika sebuah dioda semikonduktor bias maju, seperti yang terdapat di gambar 11.4.3
. aliran arus (If), memiliki hubungan exponensial dengan tegangan maju (V f
)

Gambar 11.4.3 LED bias maju

Dimana Is adalah aliran arus balik, q ( muatan positif atau negatif), k ( konstanta
boltzman dan θK ( temperature absolut ). Dengan menggunakan logaritma natural maka:

Terjadi pendekatan linier dari hubungan antara loge if dan Vf yang terlihat pada
grafik di bawah ini

Grafik 11.1 hubungan antara arus dengan tegangan (GaAsP)


LED memiliki sifat yang spesial yaitu ketika terjadi bias maju, maka LED akan
memancarkan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu. Ada 2 LED yang
biasa digunakan , yaitu LED dengan bahan gallium arsenide phosphide( GaAsP) yang
memancarakan cahaya merah dan LED dengan bahan gallium phosphide ( GaP) yang
memancarkan cahaya hijau atau kuning. Pada keduanya, instensitas cahaya (I v) dari sumber
cahaya dioda bertambah dengan arus (iF), untuk dioda GaAsP (merah) hubungan pendekatan
liniernya dapat dilihat seperti gambar dibawah ini :

Grafik 11.2 hubungan antara intensitas cahaya dengan arus (GaAsP)

Cahaya yang dipancarkan dari sebuah dioda GaAsP ( merah) terdistribusi di panjang
gelombang 0,655 µm, gambar dibawah ini akan memperlihatkan hubungan antara intensitas
cahaya relatif dengan panjang gelombang (λ).

Grafik 11.3 hubungan antara intensitas relatif dengan panjang gelombang (GaAsP)

Demikian pula dengan cahaya yang dipancarkan pada dioda GaP ( hijau) terdistribusi
pada panjang gelombang 0,560µm . mata manusia jauh lebih sensitif terhadap cahaya hijau
daripada merah, jadi sebuah LED hijau dengan intensitas cahaya rendah akan dapat terlihat
seterang sebuah LED merah dengan intensitas cahaya yang besar. Respon dari LED untuk
tingkat perubahan di If sangatlah cepat ; tipikalnya adalah setiap kali turn-on dan turn off dari
10 ns.
Ketika dinyalakan atau “on” dioda GaAsP memerlukan arus maju If yang nilainya
sekitar 20 Ma yang berhubungan dengan intensitas cahaya Iv yaitu 1,2 mcd (millicandela) ,
dan tegangan maju VF yaitu 1,6 V.ketika digunakan sebagai sebuah display, dioda harusnya
dinyalakan “on” dengan sinyal logika ‘1’ dan dimatikan “off” ketika sinyal berada pada “0”.
Gambar dibawah ini akan menampilkan sebuah rangkaian sederhana untuk mencapai nilai
yang diinginkan., dengan menggunakan sebuah resistor 170 Ωm ,

Gambar 11.4 rangkaian seri resistor

Untuk masukan ‘1’ , Vs ≈ 5 V ;iF = (5 -1.6)/170 = 20 mA dan dioda akan “on”.


Untuk masukan ‘0’ , Vs ≈ 0 V, iF tidak dihiraukan dan dioda akan “off”. Jalan lainnya sebuah
sumber arus 20mA yang konstan mungkin diaktifkan ke dalam dan keluar dengan sinyal
logika.

Sebuah LED display 7-segment terdiri dari 8 buah LED, satu dari segment yang lain
dan satu untuk titik desimal. Ada dua kemungkinan metode perhubungan , dengan anode atau
dengan katode. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 11.5 metode interkoneksi


11.4.1 Liquid Crystal Displays
LCD tidak memancarkan cahaya sendiri tapi menggunakan cahaya didalamnya yang berasal
dari sumber lain. Jalur cahaya yang terdapat di dalam LCD dimodifikasi untuk menghasilkan
area gelap. Kristal cair adalah cairan yang menghasilkan struktur seperti kristal tetapi dalam
fase cair, dalam rentang temperatur tertentu. Pada cairan normal, orientasinya acak. Efek
optik seperti : refleksi, refraksi, dan polarisasi rata-rata tidak memberikan efek yang menonjol
pada cairan normal. Sedangkan pada kristal cair beberapa molekul teratur sehingga efek
optikal menonjol di beberapa kondisi. Struktur kristal dan efek optikal dapat dimodifikasi
dengan cara diberikan medan listrik.

Gambar 11.9(a) dan (b) menunjukan prinsip sebuah display LCD menggunakan cahaya yang
terpolarisasi mendatar. Lapisan kristal cair tipis disisipkan antara dua piringan kaca. Sebuah
filter polarisasi x diletakan diatas piringan atas ; tujuanya untuk mentransmisikan cahaya
menggunakan komponen elektromagnetik sepanjang arah x. Filter polarisasi y diletakan
dibawah piringan bawah ; tujuanya mentransmisikan cahaya menggunakan komponen
elektromagnetik sepanjang arah y. Saat medan listrik yang diberikan bernilai 0, kristal cair
memutar bidang polarisasi cahaya dari x ke y sehingga dapat melalui filter yang lebih rendah.
Reflektor pada dasar divais memantulkan cahaya kembali melalui sistem menuju observer,
dimana permukaan divais terlihat berwarna abu-abu. Jika medan listrik yang diberikan
memiliki nilai, kristal menyejajarkan diri dengan medan listrik sehingga tidak bisa lagi
memutar bidang polarisasi cahaya dari x ke y. Cahaya sekarang telah diserap total oleh filter
rendah dan permukaan divais tampak oleh observer berwarna hitam. Gambar 11.9(c)
menunjukan konstruksi display LCD 7-segment.

Large Scale Display


Alphanumerik display dengan ukuran kecil sangatlah cocok digunakan untuk menampilkan
nilai terukur dari beberapa variabel terukur. Jika pada sebuah proses memiliki beberapa
variabel terukur maka sebaiknya semua informasi variabel pada proses tersebut dapat
ditampilkan pada sebuah layar besar. Penggunaan layar besar memiliki keuntungan yakni
gambaran dari sebuah proses dapat ditampilkan secara bersama-sama dengan informasi
alphanumerik dari nilai terukur pada satu layar. Layar display terdiri dari elemen gambar
kecil ( pixel ) dalam skala yang besar dimana setiap pixel dapat di on-off secara cepat.
Sebagai contoh, standar format data prensentasi terdiri dair 80 karakter data alphanumerik per
baris display dan dengan jumlah baris sebanyak 25, jadi terdapat total 2000 karakter. Jika
setiap karakter ditampilkan dengan pola matrix 7 x 5 dan jika space ekivalen dengan 1 pixel
dibutuhkan untuk memisahkan tiap karakter dari baris berikutnya dan tiap garis memenuhi
ruang sebesar 8 x 6 pixel. Total julah pixel yang dibutuhkan pada satu layar adalah 96.000.
Jika yang digunakan matriks 9 x 7 , maka tiap karakter memenuhi space 10 x 8 pixel dan total
pixel yang digunakan 160.000.

11.5 Monitor

Monitor merupakan perangkat dengan display skala besar berbasis pada Cathode-Ray Tube
(CRT). Visual Display Unit (DVU) merupakan kombinasi dari sebuah monitor dan sebuah
keyboard. Chatode-ray tube atau disingkat CRT merupakan perangkat yang merubah sinyal
listrik menjadi sinyal optical melalui proses penembakan electron (electron beam). CRT
banyak dipakai sebagai peralatan televisi, osiloskop, radar sistem dan lain sebagainya.
Gambar 11.10 Prinsip kerja CRT
Pada gambar 11.10 di atas menunujukkan cara kerja CRT yaitu elektron yang terpancar pada
katoda, dipercepat menuju anoda. Untuk memastikan agar energi dari elektron (electron
beam) tidak berkurang karena tumbukan dengan partikel udara maka komponen CRT di
letakkan dalam tabung yang vacum. Elektroda ketiga, yang disebut grid atau modulator,
terletak
diantara katoda dan anoda. Dengan mengubah potensi dari modulator maka jumlah
elektron dalam berkas bisa disesuaikan. Electron beam yang terjadi kemudian difokuskan
melalui sistem focusing coil dan melewati plat pengarah vertikal (X deflection) dan
horizontal (Y deflection) atau yang disebut dengan deflection coil yang berfungsi untuk
mengarahkan electron beam, sehingga elektron akan menumbuk layar berphosphor pada
titik-titik yang telah ditentukan. Dimana titik-titik pada layar tersebut membentuk pixels.
Layar yang berphospor ini kemudian akan berpendar atau menyala jika ditumbuk oleh
elektron. Hal ini dikarenakan fosfor adalah bahan semikonduktor yang memancarkan radiasi
sinar tampak sehingga ketika elektron menumbuk layar yang berfosfor akan timbul bercak
cahaya di layar.
Dalam merespon perubahan pulsa pada aliran sinar atau cahaya, emisi cahaya tidak
jatuh secara instan tetapi ada pengurangan secara bertahap yang disebut peluruhan
fosforessensi. Sedangkan waktu peluruhan disebut persistence dari fosfor (berkisar kurang
dari 1 μs (sangat singkat) sampai lebih besar dari 1 s (sangat panjang). Dalam refresh display
fosfor harus direfresh atau diberi energi ulang setiap kali fosfor meluruh menuju tingkat
tertentu. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan pola yang stasioner
pada layar dengan kerdipan minimum.
Sebuah monitor monokrom merupakan CRT non-storage dengan standar display raster
312-garis. Dalam plat X dan Y sepetti pada Gambar 11.10 digambarkan periode tegangan Y
(waktu yang dibutuhkan display untuk bergerak dari atas ke bagian bawah layar) relatif lama.
yaitu 20 ms. Sedangkan periode tegangan X (waktu untuk melintasi garis satu ke garis
lainnya pada layar) adalah 312 kali lebih pendek yaitu 64 μs. Gerakan yang dihasilkan akibat
tegangan X dan Y pada layar ditampilkan pada Gambar 11.11.
Gambar 11.11 tampilan raster dan hasil character menggunakan format 7x5 dot matrik

Seandainya kita ingin menghasilkan 2000 karakter alphanumeric yang tersusun pada 25 baris
dan 80 carakter per baris. Jika format karakter yang digunakan adalah 9x7 dot matrik, maka
masing-masing spasi karakter yang memenuhi adalah 10x8 pixel. Sehingga terdapat
25x10=250 pixel pada baris horizontal dengan 80x8=640 pixel pada masing-masing baris
horizontal. Untuk membuat karakter pada layar, elektron beam di switch on dan off untuk
menghasilkan pola tertentu yang diinginkan. Bentuk gelombang sinyal frekuensi tinggi
berlaku untuk elektrode modulator yang menyebabkan elektron beam di switch on dan off
(sinyal modulator 1 atau 0) selama 64μs diperlukan untuk masing-masing lintasan horizontal
(modulasi z). Gambar 11.11 di atas menunjukkan bagaimana karakter terbentuk pada format
7x5 dot matrik. Dimana terdapat 25 baris, menggunakan spasi karakter 10x8, selesai dalam
waktu 20 ms menggunakan 250 baris horizontal. Hal ini kurang dari jumlah teoritis yaitu 312
line raster display, sebagian karena waktu diperlukan untuk vertikal flyback dan sebagian
karena pada puncak atas dan bawah dari layar CRT tidak digunakan untuk menjauhi distorsi
gambar.
Sebagai input, data pengukuran pada monitor biasanya dalam bentuk ASCII serial dan
harus dikonversikan ke dalam sinyal video pulsa serial yang diperlukan modulator untuk
memberi energi pada pixels. Masing-masing lintasan horizontal memerlukan waktu 64 μs
tetapi hanya sekitar 40 μs tersedia untuk pembangkitan karakter. Karena 640 pixels yang
harus di beri energi ulang selama waktu tersebut, maka sinyal video mempunyai 16 x 10 6
pulse atau bits per second. Monitor secara normal dioperasikan dibawah kontrol komputer
dan seorang pengamat atau operator dapat memasukkan data dan perintah via keyboard.
Fasilitas ini membolehkan operator untuk meminta tampilan format yang berbeda, contohnya
nilai dari semua variabel terukur yang terkait dengan bagian khusus dari proses.
Monitor berwarna menghasilkan gambar yang mengandung banyak warna. Layar dari
CRT berwarna dilapisi dengan titik-titik fosfor dengan tiga tipe yang berbeda. Salah satu tipe
fosfor memancarkan cahaya merah, tipe fosfor kedua memancarkan cahaya hijau, yang ketiga
memancarkan cahaya biru. Titik-titik masing-masing tipe ini tersusun dalam bentuk segitiga
samasisi yang disebut triads (pada gambar 11.12 (a)). Monitor memiliki tiga penembak
elektron untuk masing-masing tipe fosfor. Elektron beam kemudian dibelokkan secara
horizontal dan vertikal untuk menghasilkan raster display sebagaimana pada monochrome
monitor. Karena cahaya melintasi layar, intensitas masing-masing cahaya bervariasi
berdasarkan tegangan yang diberikan pada elektrode modulator. Hal ini menyebabkan variasi
intensitas warna pada triads dan gmabr berwarna pada layar.
Monitor berwarna dapat digunakan untuk membuat tampilan grafik. Pada format
tampilan alphanumeric, karakter yang memenuhi posisi yang ditetapkan pada tampilan dan
masing-masing karakter dibuat dengan menggunakan 7 x 5 atau 9 x 7 format dot matrix. Pada
tampilan grafik, layar terdiri atas matrix yang enuh dengan pixels, dimana slah satunya dapat
di switch on atau off untuk menghasilkan gambar grafik, karakter alphanumeric pada
berbagai posisi pada layar atau kombinasi dari keduanya. Gambar 11.1 (b) di bawah
menunjukkan warna diagram garis dari bagian sebuah chemical plant (dalam hitam-putih).
Data alphanumeric seperti deskripsi variabel proses dan nilai terukurnya dapat ditampilkan di
berbagai poin tepat pada diagram.
Gambar (a) phoshor dots triads (b) chemical plant line diagram

11..5 Digital printer

Grafik recorder analog yang telah didiskusikan sebelumnya memberi record dalam
bentuk grafik yang kontinyu. Grafik recorder analog ideal untuk analisis kualitatif suatu
kejadian dengan kecepatan yang tinggi seperti detak jantung manusia atau kejadian yang
kompleks seperti kerusakan salah satu bagian mesin misalnya kompresor. Contoh pertama
adalah banyak kebiasaan yang abnormal sehingga menunjukkan perubahan bentuk
gelombang. Contoh kedua ketepatan urutan suatu kejadian misalnya turunnya tekanan
minyak pelumas, meningkatnya temperatur bearing, turunnya tekanan yang dikirimkan dapat
ditentukan penyebab kegagalannya. Oleh karena itu, bagaimanapun aplikasi yang merekam
dalam bentuk bilangan cetak diperlukan, jadi analisa kuantitatif dapat ditampilkan. Sebagai
contoh adalah perhitungan total mingguan konsumsi bahan bakar dalam furnace, dari laju
rata-rata data diambil dalam interval perjam. Contoh lain adalah plotting temperatur pada
reaktor nuklir, dengan melakukan banyak pengukuran temperatur terdistribusi di core reaktor.
Data numerik dapat diperoleh dari grafik record dengan menggunakan interpolasi yakni
memperkirakan posisi lintasan yang dalam hubungan dua titik.
Printer alphanumerik membuat data record yang sesuai untuk kuantitatif
analisis dengan mencetak angka, huruf, dan karakter spesial pada kertas. Dari gambar 1
menunjukkan tampilan dari record 14 kolom dari bagian printer, bersama dengan perluasan
jenis record dari beberapa temperatur dalam reaktor. Recordnya mempunyai 14 karakter pada
tiap garis yang ditetapkan oleh chanel number, nilai yang diukur dan satuan pengukuran.
Dengan mencetak ‘>’ atau ‘<’ , record mengindikasikan bahwa pengukuran lebih besar dari
batas atas yang telah ditetapkan (katakan 200 C) atau kurang dari batas bawah yg ditentukan
(katakan 100 C).data input ke printer dalam bentuk paralel atau seri ASCII digital dari
mikrokomputer.

Gambar 1 memberikan 14 kode input biner ASCII yang masing-masing berhubungan


dengan 14 karakter pada baris pertama dari recorder. Tiap kolom dari recorder mempunyai
sebuah print hammer yang mencetakkan kertas melawan pita tinta. Tipe untuk semua
karakter yang mungkin dalam kolom yang diberikan disusun dalam disk. Disk diputar dan
print hammer mencetak karakter yang dipilih pada kertas.

Metode modern lain dari printing menggunakan sebuah single print head yang
bergerak horisontal melalui kertas sebagaimana tiap karakter dicetak. Pada golf-ball printer,
print head adalah sebuah bola dan karakter yang diperlukan dipilih melalui pergerakan rotasi
dari head sebanyak 2 axes. Pada daisy-wheel printer, print headnya adalah sebuah disk yang
berisi banyak baling-baling yang keluar dari pusat. Ada sebuah karakter pada akhir dari tiap
baling-baling. Karakter yang diperlukan dipilih dengan memutar head, karakeer yang dipilih
kemudian dipukul oleh print hammer diatas pita tinta.

Dalam sebuah dot-matrik printer, print head terdiri dari 7 (dalam bentuk 7x5) atau 9
(dalam bentuk 9x7) pin yang tersusun dalam sebuah garis vertikal. Tiap saat sebuah pin
menembakkan pita tinta dan menekannya melawan kertas untuk membuat titik. Sebuah
karakter dibuat dengan menggerakkan head secara horisontal melewati kertas diantara 7
posisi yang berbeda, dalam tiap posisi diperlukan pola titik yang dihasilkan dengan
menembakkan pin tertentu. Sebagai contoh untuk mencetak huruf kapital T, head menembak
puncak pin, berpindah, menembak puncak pin lagi, berpindah, menembak 7 puncak pin,
berpindah, menembak puncak pin, berpindah, menembak puncak print sekali lagi untuk
menyelesaikan huruf. Gambar 11.13(c) menunjukkan kutipan dari 80 kolom dot matrik print
record dari sebuah tes wind tunnel pada pusat flowmeter, dimana titik-titiknya dapat dilihat
dengan pengujian.

Anda mungkin juga menyukai