Anda di halaman 1dari 7

‫‪Menyambut Kematian‬‬

‫‪Wednesday, 14/04/2010 18:33 WIB | email | print | share‬‬

‫‪oleh Ustadz Fathuddin Ja'far, MA.‬‬

‫إن الحمد هلل وحده‪ ,‬نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده هللا‬
‫فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا‪ ,‬أشهد أن ال اله اال هللا وحده ال شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬
‫بلغ الرسالة وأدى األمانة ونصح لألمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها ال يزيغ عنها اال هلك‪ ,‬اللهم صل‬
‫وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين‪ .‬أما بعد‪ ^,‬فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي الخاطئة‬
‫‪ :‬المذنبة^ بتقوى هللا وطاعته لعلكم تفلحون‪ .‬وقال هللا تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمونَ (ال عمران ‪)102 :‬‬
‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬

‫…‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya‬‬
‫‪maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan‬‬
‫‪juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan‬‬
‫‪apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw.‬‬
‫…‪Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan‬‬

‫‪Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw‬‬
‫‪sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an :‬‬

‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬


‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ ‫إِ َّن هَّللا َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai
orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. ( Al-
Ahzab : 56)

Kaum Muslimin rahimakumullah…

Kematian adalah suatu kepastian. Ia akan datang tepat waktu, tanpa bisa dimajukan atau
diundurkan, kendati barang sedetik. Saat menghadapi kematian, petugas pencabut nyawa,
Malakul Maut akan menyelesaikan tugasnya dengan sangat sempurna. Jika Anda adalah
orang yang sukses menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah dengan baik ketika hidup
di atas bumi Allah ini, maka Malakul Maut datang dengan penampilan yang sangat
sopan, berpakaian putih bersih dengan aroma harum kasturi. Sambil tersenyum ia
mencabut nyawa dari badan Anda dengan sangat hati-hati sehingga nyaris tidak Anda
rasakan.

Ketika Anda menghembusakan nafas terakhir sambil mengucapkan ‫( آل الــه اال اللــه‬Tiada
tuhan yang pantas disembah selain Allah), orang-orang di sekitar Anda akan melihat
wajah Anda yang berseri-seri sambil tersenyum simpul. Anda bisa tersenyum karena
mengetahui bahwa Anda adalah orang yang akan meraih Great Success (Kesuksesan
Tanpa Batas), yakni akan masuk syurga, insyaa Allah.

Suasana di sekeliling Anda tiba-tiba berubah menjadi isak tangis dan kesedihan yang
mendalam yang diekspresikan oleh anak, isteri, karib kerabat, sahabat, teman sejawat
Anda yang sempat hadir menyaksikan peristiwa perpisahan sementara dengan Anda.
Suasananya sangat kontras dengan ketika Anda memasuki fase kehidupan dunia, yakni
ketika lahir sekian puluh tahun yang lalu. Ketika itu, Anda yang berteriak menangis
sejadi-jadinya, sedang orang-orang yang ada di sekitarnya malah tersenyum dan tertawa.
Sekarang suasana jadi terbalik, giliran Anda yang tersenyum dan mereka yang menangis
sejadi-jadinya.

Sebaliknya, jika Anda adalah orang yang gagal menjalankan Misi Ibadah dan Visi
Khilafah semasa mendapat jatah hidup di dunia, Izrail (Malakul Maut) akan datang
kepada Anda dengan wajah yang marah, garang, hitam pekat dan berbau busuk. Ia akan
memperlakukan Anda dengan sangat kasar sambil membentak-bentak dan berkata :
Wahai Hamba Allah, Inilah balasan awal dari kegagalanmu dalam menjalankan Misi
Ibadah dan Visi Khilafah, karena kesombongan diri, pembangkangan dan kedurhakaan
pada Tuhan Pencipta, Allah Rabbul ‘Alamin.

Jika Anda bernasib seperti itu, Malakul Maut akan mencabut nyawa Anda dengan kasar
sekasar-kasarnya. Sulit untuk dibayangkan. Dengan melihat kondisi Anda yang sedang
sekarat, gelisah, meregang nyawa, tenggorokan Anda mengeluarkan suara yang
menakutkan orang di sekeliling. Anda membolak balikkan badan ke kiri dan ke kanan,
serta mata yang terbelalak ketakutan. Wajah Anda mengekspresikan suasana
sesungguhnya yang sedang Anda hadapi; ketakutan, kengerian dan putus asa.
Problemnya ialah Anda tidak bisa lari dari suasana itu. Begitulah seterusnya sambil nafas
Anda turun naik mengeluarkan suara yang menyeramkan. Kondisi dan suasana serta
tingkat kesulitan yang sudah Anda alami setimpal dengan tingkat kegagalan Anda
menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah serta tingkat kedurhakaan Anda pada Tuhan
Pencipta semasa Anda hidup di dunia. Sebab itu, sering kita melihat orang-orang seperti
ini ada yang sekaratnya berjam-jam, bahkan berhari-hari dan berbulan-bulan.

Bagaimanapun sulitnya Anda menghadapi Sakratulmaut dan melewati pintu Kematian,


namun Anda pasti akan mati juga. Karena Anda mustahil bisa menghindar, apalagi kabur
menjadi buron sebagai the most wanted seperti ketika Anda masih hidup di dunia.
Dengan demikian, berakhirlah riwayat singkat Anda di dunia tanpa meninggalkan
kesedihan, kerinduan dan kecintaan dari orang yang tadinya sangat baik dan akrab
dengan Anda disebabkan hubungan yang dibangun hanya karena kepentingan pribadi
atau mengharapkan sesuap nasi dari Anda. Mungkin sebagian mereka ada yang merasa
lega atas kepergian Anda, karena mereka tahu betul semasa di dunia Anda adalah
koruptor kelas kakap, tukang tilep uang negara, pezina, pemabok, penyerobot tanah dan
ladang masyarakat, suka berbuat curang dalam melaksanakan proyek atau perdagangan.
Atau mungkin Anda suka memberikan kesaksian palsu. Ijazahpun Anda palsukan untuk
meraih kursi bupati, wali kota atau anggota legislatif lainnya. Atau mungkin Anda tokoh
pornografi dan pornoaksi, serta paling anti pada sistem dan aturan Ilahi, Tuhan Pencipta
Anda sendiri dan Pencipta jagad raya ini.

Kegagalan dan kesulitan yang Anda hadapi ketika menghadapi sakratul maut bisa saja
karena saat hidup di dunia Anda adalah sebagai atasan yang suka menindas bawahan.
Atau pengusaha yang suka menggusur tanah masyarakat dengan kekerasan, serta dibeli
dengan harga yang jauh di bawah harga pasar, dengan menggunakan preman dan oknum
aparat hanya untuk kepentingan bisnis pribadi atau bisnis Bos Anda. Atau mungkin Anda
orang yang diberi Allah rezeki yang berkecukupan bahkan kaya raya namun
menelantarkan anak yatim, fakir miskin, sanak saudara yang belum beruntung
ekonominya dan tidak peduli terhadap derita kemiskinan yang melanda mayoritas
masyarakat. Atau Anda seorang pejabat legislatif yang dengan bangganya pergi pelesiran
ke luar negeri dengan dalih studi banding sambil membawa isteri dengan menggunakan
uang rakyat begitu saja di tengah derita musibah (ujian) dari Tuhan Pencipta, dan
kemiskinan yang melanda mayoritas konstituen yang memilih Anda ketika pemilu atau
pemilukada. Atau Anda memakan uang rakyat dengan dalih lainnya seperti hibah, fee,
jatah pembelian mesin cuci, gaji ke 13, asuransi, dana untuk memperoleh aspirasi rakyat,
dan apapunlah nama dan alasannya…

Kaum Muslimin rahimakumullah…

Kegagalan dan kesulitan saat menghadapi kematian itu bisa juga karena Anda adalah
pejabat dan pegawai pemerintah yag suka mempersulit masyarakat mengurusi berbagai
macam urusan dan keperluan mereka seperti, pajak, KTP, paspor dan keperluan lainnya.
Anda sudah terbiasa memeras mereka dengan berbagai cara agar Anda memperoleh harta
secara tidak halal, padahal Anda sudah digaji negara. Atau Anda seorang pejabat pajak
yang menggelapkan tagihan pajak sesungguhnya dari masyarakat dan tidak
menyetorkannya ke kas negara kecuali sebagiannya saja. Atau Anda mengajarkan kepada
pengusaha-pengusaha besar untuk mereduce kewajiban pajak mereka sehingga
sebagiannya diberikan kepada Anda dengan dalih komisi, fee konsultasi dan sebagainya.
Padahal, dengan tingkah polah seperti itu Anda sesungguhnya adalah mafia atau markus
yang sedang heboh dibicarakan masyarakat akhir-akhir ini.

Atau Anda tekan pengusaha agar mereka terpaksa bernegosiasi dengan Anda, lalu dengan
mudah Anda bisa memangkas jumlah pajak yang sebenarnya karena Anda menerima
bayaran (sogokan) dari para wajib pajak itu. Atau Anda yang tidak mau membayar zakat,
kendati sudah diundang-undangkan. Atau Anda sebagai pengacara yang jelas-jelas
membela para pelaku kejahatan tindak pidana korupsi, atau pengusaha bajingan yang
sering merugikan negara dan rakyat dengan memanfaatkan celah hukum dari hukum
yang tidak berwibawa dan mudah dibolak-balikkan isi dan pasal-pasal karetnya itu. Anda
dengan sukacita membagi-bagikan fee (baca : sogokan) kepada para penegak hukum
seperti polisi, jaksa dan hakim yang bertugas. Hal itu Anda lakukan murni karena Anda
mendapat bayaran yang besar dari para pelaku kejahatan itu, bukan sama sekali karena
idealisme penegakan keadilan dan kebenaran.

Atau Anda seorang menteri, asisten menteri atau siapa sajalah yang memiliki hubungan
dengan menteri sehingga dengan mudah menjadi broker penjualan aset-aset negara yang
menjadi milik rakyat itu. Anda tidak peduli kerugian negara dan rakyat dari tindakan
kejahatan seperti itu. Yang penting bagi Anda adalah meraup keuntungan besar yang
menurut hawa nafsu Anda adalah halal karena masih dalam kategori Fee belaka.

Atau Anda broker-broker politik dan hukum yang bergentayangan di gedung-gedung


Legislatif, Instansi Pemerintahan, Mahkamah Agung, Kejaksaan, Pengadilan dan hotel-
hotel berbintang karena mengejar brokerage fee (White Crime Fee) yang mempercepat
Anda kaya, padahal Anda seorang pejabat negara, atau petinggi Partai Politik yang tidak
berhak melakukan itu semua. Atau Anda seorang Jendral ABRI atau Jendral polisi yang
menjadi backing pengusaha-pengusaha hitam di mana mereka tidak bisa hidup dan
berbisnis kecuali bisnis haram atau dengan cara yang haram sehingga mereka dengan
aman dan mudah berkeliaran tanpa tersentuh hukum sedikitpun. Atau Anda pemilik
media cetak ataupun elektronik yang setiap saat menyebarkan kemungkaran,
kemusysrikan, khurafat, kebohongan, pornografi, pornoaksi, judi, penyakit sosial seperti
ghibah (gosip), budaya hedonisme dan budaya merusak lainnya.

Kegagalan dan kesulitan yang amat dahsyat saat menghadapi kematian itu akan menimpa
jika Anda Presiden dan Pemimpin negara yang curang selama bertahun-tahun atau
puluhan tahun mengurusi negara dan rakyat sehingga negara dan rakyat bangkrut dalam
berbagai aspek kehidupan, bahkan sampai ke titik nadir yang paling bawah. Pada waktu
yang sama, Anda, keluarga dan kroni-kroni hidup dalam kemewahan dan harta
berlimpah…Atau Presiden yang merasa paling pintar dan pemimpin yang congkak tapi
tidak becus mengurusi urusan rakyat sehingga beban hidup mereka semakin hari semakin
menumpuk dan semakin berat…

Atau dengan kursi kebesaran yang Anda duduki yang bernama kursi kepresidenan,
kejaksaan agung, mahkamah agung, dewan perwakilan rakyat dan sebagainya, Anda
enggan menerapkan hukum Allah, Tuhan Pencipta Anda sendiri dan Pencipta jagad raya,
di negeri yang Anda pimpin, dan bahkan Anda memusuhi, menangkap, memenjarakan
dan mungkin juga membunuh siapa saja dari kalangan umat Islam yang ingin mengajak
masyarakat untuk menerapkannya, agar Allah, Penguasa Alam semesta ridha kepada
penduduk negeri itu dan memberkahi kehidupan mereka.

Siapa sajalah Anda, bagaimanapun kehebatan, kekuatan dan kedudukan Anda semasa di
dunia, Malakul Maut tidak mempedulikan itu semua. Yang pasti, Anda sudah bertekuk
lutut di hadapan bentakan dan hentakan prajurit Tuhan Pencipata yang bernama Izrail
atau Malakul Maut itu. Ia hanya terfokus bagaimana ia mengakhiri jatah hidup Anda di
dunia ini tepat pada waktunya dan dengan cara yang paling kasar dan menyakitkan.

Kaum Muslimin rahimakumullah…

Demikianlah dua type kematian yang dihadapi saat kita menghadapinya. Orang-orang
yang semasa di dunia berhasil menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah, akan
mendapat kemudahan dan sambutan yang begitu meriah dari malaikat yang bertugas
mencabut nyawa manusia. Bagi orang-orang yang gagal, akan melihat dan merasakan
pula hasil kegagalan mereka.

Saudaraku! Kematian itu adalah haq. Ia datang hanya satu kali, kendati banyak sebab
kematian. Kematian adalah kematian. Apakah Anda mati karena tertimbun tanah longsor,
atau tenggelam dalam laut atau menjadi debu karena hangus terbakar atau dibakar
saudara atau teman Anda sendiri? Apakah Anda menjemput Kematian disebabkan gempa
bumi, tsunami, atau disebabkan tabrakan atau narkoba? Apakah Anda melewatinya
sendiri dengan bunuh diri atau mati dibunuh di jalan Allah atau di jalan Setan? Apapun
sebab kematian, kematian adalah kematian yang berfungsi untuk mengakhiri kehidupan
manusia di dunia, untuk kemudian diteruskan perjalanannya menuju alam Barzakh
(pemisah), sambil menunggu kiamat atau kehancuran alam semesta, dan kemudian
kebangkitan, mahsyar (perhimpunan raksasa) dan seterusnya, syurga atau neraka yang
akan menjadi tempat Anda.

Kalau demikian halnya, pertanyaannya adalah : Sudahkah Anda siap menyambut


kematian yang pasti datang saat waktunya tiba? Apa yang sudah Anda persiapkan untuk
menyambutnya? Ataukah Anda tetap dalam kelalaian, kebodohan, kedurhakaan dan
kesombongan terhadap Allah, Raja alam semesta dan Rasulullah, teladan semua
manusia? Sekarang saatnya Anda jawab pertanyaan-pertanyaan itu. Jangan sampai
menunggu kematian itu tiba, nanti Anda akan sangat menyesal dan penyesalan saat
kematian tiba tidak akan ada gunanya; sudah terlambat, seperti yang Allah jelaskan
dalam surat Al-Mukmin berikut :

‫ت َكال إِنَّهَا َكلِ َمةٌ هُ َو قَائِلُهَا َو ِم ْن َو َرائِ ِه ْم‬ َ ‫) لَ َعلِّي أَ ْع َم ُل‬99( ‫ت قَا َل َربِّ ارْ ِجعُو ِن‬
ُ ‫صالِحًا فِي َما تَ َر ْك‬ ُ ْ‫َحتَّى إِ َذا َجا َء أَ َح َدهُ ُم ْال َمو‬
)100( َ‫بَرْ زَ ٌخ إِلَى يَوْ ِم يُ ْب َعثُون‬

Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhan
Penciptaku, kembalikan aku kembali (ke dunia) agar aku berbuat amal shaleh terhadap
yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja (tidak akan didengar Tuhan Pencipta). Dan di hadapan mereka ada
barzakh (pembatas) sampai hari mereka dibangkitkan. (Q.S. Al-Mu’min /23 : 99-100)

Kaum Muslimin rahimakumullah…

Sebelum terlambat, mari kita jemput kematian dengan penuh keyakinan dan kesiapan.
Persiapkan diri dari saat ini, detik ini. Jangan tunggu nanti atau esok, karena ajal kita
bukan berada di tangan kita, tapi di tangan Allah Rabbul ‘Alamin. Agar kita setiap saat
siap mejemput kematian, ada beberapa hal yang perlu selalu kita benahi dan perbaiki,
baik kualitas maupun kuantitasnya :

1. Evaluasi selalu akidah dan keimanan. Jangan sampai tercampur dengan syirik dan
khurafat.
2. Evaluasi selalu amal ibadah, apapun bentuknya; yang wajib maupun yang sunnah.
Jangan tercampur dengan riya (ingin dilihat orang) atau bid’ah (yang menyalahi
sunnah Rasul Saw.
3. Evaluasi selalu harta dan rezki yang kita peroleh. Jangan sampai tercampur aduk
dengan yang haram dan syubhat (yang belum tau status halal atau haramnya).
4. Evaluasi selalu anak dan isteri. Sudahkah mereka dipersiapkan menjadi orang-
orang yang shaleh dan siap diselamatkan dari api neraka?
5. Evaluasi ilmu dan pemahaman terkait dengan Islam. Jangan sampai tercampur
dengan pemahaman atau pemikiran yang menyimpang dan tidak sejalan dengan
Allah dan Rasul-Nya.
6. Evaluasi gaya hidup, cara hidup dan orientasi hidup. Jangan sampai menyimpang
dari ajaran Islam.
7. Siapkan anugerah yang Allah berikan berupa nyawa, harta dan ilmu untuk
diinfakkan di jalan Allah.

Sebelum menutup khutbah ini, mari kita renungkan hadits Rasul saw berikut :

ْ‫اريَ ٍة أَو‬ ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل إِ َذا َمات‬


َ ‫اإل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ إِال ِم ْن ثَالثَ ٍة‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ َ ‫ع َْن أَبِي ه َُر ْي َرةَ أَ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
)‫ح يَ ْدعُو لَهُ (رواه مسلم‬ ٍ ِ‫صال‬َ ‫ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه أَوْ َولَ ٍد‬

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda : “ Apabila manusia mati maka
putuslah semua amalannya melainkan tiga perkara; shodaqoh jariah, ilmu yang
bermanfaat atau anak yang shaleh yang mendoakannya. (Hadits Riwayat Muslim, No.
3087)

Kaum Muslimin rahimakumullah…

Demikianlah khutbah hari ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam
menyiapkan bekal menghadapi kematian dan Dia mudahkan kita saat menghadapi
sakratul maut. Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses di sisi-Nya,
kendati di mata manusia dianggap gagal. Dan semoga Allah berkenan menghimpunkan
kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’,
‫‪dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma‬‬
‫…‪amin‬‬

‫بارك هللا لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من اآليات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر هللا لي‬
‫‪ ......‬ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم‬

Anda mungkin juga menyukai