Anda di halaman 1dari 12

KIMIA ANALIT ( 2 SKS)

MATERI :
1. DASAR ANALISA KUALITATIF
2. PEMISAHAN GOLONGAN KATION - ANION.
3. ANALISA KUANTITATIF ( ANALISA VOLUMETRI):
 ASIDI-ALKALIMETRI
 ARGENTOMETRI
 KOMPLEKSOMETRI
 IODOMETRI
 PERMANGANOMETRI
4. ANALISA SPEKTROSKOPI
 SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS
 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PUSTAKA :
 Fundamentals of anlytical chemistry , Skoog, west and
Holler.
 A text book of Macro and Semimicro Qualitative
Inorganic Analysis. Vogel
 Quantitative Analysis, Day and Underwood
DASAR ANALISA KUALITATIF

1. Kesetimbangan Kimia :
Reaksi aA + bB <==> cC + dD

K = [C]c [D]d / [A]a [B]b


Harga K (konstanta kesetimbangan ) dipengaruhi Suhu.
Ingat Asas Le Chatelier.

2. Reaksi Berkesudahan
 Pembentukan Endapan : Ag+ + Cl-  AgCl(s)
 Pembentukan Gas : Na2S + 2HCl  H2S(g) + 2NaCl

3. Kesetimbangan Ion

Ionisasi Air : H2O + H2O <== > H3O+ + OH-
Harga Kw tergantung suhu.

Kesetimbangan asam Basa.
o Asam Lemah
o Basa Lemah
o Buffer
o Hidrolisa

Reaksi garam Logam berat:
CuSO4  Cu2+ + SO42-
H2O < == > OH- + H+
|
Cu(OH)+
4. Kesetimbangan padat-cair / Hasil kali kelarutan
Pembentukan endapan  penting untuk analisa kualitatif.
Pemisahan berdasarkan kelarutan zat.
Kelarutan (s) : Banyaknya zat yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut tertentu.
- Gram zat terlarut / 100 gram pelarut.
- Konsentrasi Molar dari larutan jenuh.
Endapan :
2
Zat yang memisahkan diri dari larutan sebagai fase padat.
Terjadi karena larutan jenuh oleh zat terlarut.
Kelarutan Tergantung pada :
o Suhu
o Tekanan
o Konsentrasi zat dalam larutan
o Komposisi pelarut

Ksp = Hasil kali konsentrasi ion ion dalam larutan jenuh garam garam
yang relatif tidak larut adalah tetap pada suhu tertentu.

Ksp >, s >, Konsentrasi ion >.


Ksp <, Zat makin sukar larut.

Q = Quotient = Hasil kali konsentrasi ion ion dalam larutan pada


kondisi sesaat.
Hubungan Q dengan Ksp :
 Q > Ksp : Sudah Terjadi pengendapan.
 Q = Ksp : Terjadi kesetimbangan dalam larutan jenuh, mulai
terjadi pengendapan.
 Q < Ksp : Belum tercapai kesetimbangan, Pengendapan
belum terjadi.

Hasil kali konsentrasi ion ion dapat diturunkan dengan :


 Pengenceran : menurunkan konsentrasi ion, makin banyak
pelarut yang ditambahkan, maka makin banyak garam yg
larut.
 Mengeluarkan salah satu ion yg ada dlam kesetimbangan
melaui : Pembentukan elektrolit lemah , Pembentukan gas
dan pembentukan endapan.

Aplikasi Ksp pada pemisahan Kation:


Pengendapan Sulfida
H2S reagent (asam lemah) yg dapat terionisasi:
H2S < == > H+ + HS- K1
HS < == > H + S
- + 2-
K2
3
K1 =[H+ ][HS-] /[H2S] = 9,1 x 10-8
K2 =[H+ ][S2- ]/[HS-] = 1,2 x 10-13
K1 x K2 = [H+]2[S2-] / [H2S] = 1,09 x 10-22 ~ 10-22
Pada 25oC dan 1 atm larutan jenuh H2S 0,1M sehingga :

[H+]2[S2-] / [H2S] = [H+]2[S2-] / [0,1] = 10-22

[S2-] =10-22 / [H+]2

Ada korelasi antara S2- dengan H+. Dengan mengatur [H+], dengan
penambahan asam basa  [S2-] dapat disesuaikan untuk mencapai nilai
tertentu yg diinginkan . (pemisahan kation gol. II dan III)
Contoh:
Larutan mengandung CuSO4 0,1M dan MnSO4 0,1M. Apa yg terjadi
bila:
a. larutan diasamkan hingga pH = 0 dan dijenuhkan dgn H 2S.
b. Larutan ditambah (NH4 )2S hingga pH menjadi 10.
Diketahui Ksp CuS = 1 x 10-44 dan MnS = 1,4 x 10-15 .

2. Kesetimbangan Senyawa Kompleks.


Reaksi pembentukan kompleks  untuk pemisahan dan identifikasi.
Contoh : Cu2+ + NH4OH  Cu(OH)2 (s)
Cu(OH)2 (s) + NH4OH  Cu(NH3)42+ (biru tua)

Konstanta Kesetimbangan untuk ipenguraian on kompleks = konstanta


Dissosiasi ( Kd) dan Konstanta kesetimbangan untuk pembentukan ion
kompleks = konstanta pembentukan (Kf )

[Ag(NH3)2]+ < ==> Ag+ + 2 NH3 ; Kd =[Ag+][NH3] 2/[Ag(NH3)2]+

Pers tersebut dapat ditulis :

Ag+ + 2 NH3 < == >[Ag(NH3)2]+ ; Kf =[Ag(NH3)2]+ /[Ag+][NH3] 2

Jadi Kf = 1 / Kd

4
Kd makin kecil (Kf makin besar)  kompleks semakin stabil  semakin
besar endapan melarut.
Contoh :
1. Hitung jumlah minimum NH3 yg diperlukan untuk melarutkan 0,02 mol
AgCl dalam air secukupnya untuk mendapatkan larutan 1 liter.

AgCl(s) + 2 NH3 < == >[Ag(NH3)2]+ + Cl-


0,02 2(0,02) 0,02 0,02

Berapa jumlah NH3 berlebih agar dapat memenuhi Kd untuk ion kompleks?
Ksp AgCl = 1,8 x 10-10 dan Kd [Ag(NH3)2]+ = 6,3 x 10-8

Jwb:
AgCl(s) < == > Ag+ + Cl- ; Ksp =[Ag+][Cl-] = 1,8 x 10-10 (1)

Ag(NH3)2]+ < ==> Ag+ + 2 NH3 ; Kd =[Ag+][NH3] 2/[Ag(NH3)2]+ (2)

= 6,3 x 10-8

Dari pers (1) : [Ag+] = Ksp/[Cl-] = 1,8 x 10-10 / 0,02 = 9 x 10-9 M


Dari pers (2) : [NH3] 2 = Kd [Ag(NH3)2]+ /[Ag+] = 6,3 x10-8 . 0,02 /9 x 10-9
[NH3] = 0,37 M
Jadi Jumlah total NH3 = jml mol NH3 secara teoritis + jml mol yg diperlukan
untuk memenuhi harga Kd.
[NH3] total = 0,04 + 0,37 = 0,41 mol.

2. Hitung molaritas KCN yg ditambahkan untuk melarutkan 0,02 mol AgCN


dalam 1 liter.
AgCN(s) < == > Ag+ + CN- ; Ksp=[Ag+][CN-] = 1,2 x 10-16 (1)
[Ag(CN)2] < == >Ag + 2CN ; Kd = [Ag ]CN] / [Ag(CN)2] = 1,8x10 (2)
- + - + 2 - -19

Persamaan untuk melarutkan 0,02 mol AgCN dalam KCN:


AgCN(s) + CN- [Ag(CN)2]-
0,02 0,02 0,02

Dari pers (1) : [Ag+] = Ksp / [CN-] = 1,2 x 10-16 / [CN-]

5
Dari pers (2) : [Ag+]CN]2 / [Ag(CN)2]- = Kd => {1,2 x 10-16 / [CN-]}[CN-]2 =
0,02
1,8 x 10-19
[CN ] = 3,0 x 10
- -5

Jadi CN total = 0,02 + 3 x 10-5 ~ 0,02 mol

Jadi Kd cukup besar  mol ligand yg diperlukan untuk


terbentuk kompleks cukup besar.

6
TEKNIK ANALISA KUALITATIF

1. Pengambilan sampel untuk analisis ;


 Berat sampel ± 15 – 30 mg.
2. Pelarutan sampel.
 ± 15 – 30 mg sampel dilarutkan dalam 3 ml pelarut  ambil 1
ml untuk dianalisis.
 Macam macam pelarut:
o Akuadest
o HCl encer
o HNO3 encer
o HCl pekat
o HNO3 pekat
o Akua regia
Bila tak larut , maka beri Na 2CO3 (75 mg) didihkan dgn 10 ml air
selama ½ jam.  pisahkan. Cairan / filtrat dipakai untuk analisa
kation. Endapan ( bentuk karbonat) dilarutkan dlm HNO3 atau akua
regia.
Bila tidak larut  endapan dicuci dengan etanol  Keringkan 
tambah Na2CO3 dan lebur hingga putih  larutkan.
3. Penambahan Pereaksi
4. Penambahan H2S.
Hindari kontaminasi H2S dalam aseton oleh asam  terbentuk
tioaseton shg endapan sulfida tak terbentuk.
5. Penamabahan dan penguapan larutan
6. Pemisahan endapan
7. Pencucian endapan
8. Pelarutan Endapan
9. Uji untuk gas
 Anion : CO32- , S2- , SO32- , S2O32- , ClO- diidentifikasi gas yg
dibebaskan.
 NH3 , H2S , SO2 uji dgn kertas saring yg diberi pereaksi.
10. Uji nyala

7
 Untuk Logam alkali dan alkali tanah
 Digunakan kawat Pt atau Ni-Cr yg dicelupkan dlm HCl pekat, lalu
panaskan dlm nyala suhu tinggi

Warna nyala Unsur


Kuning keemasan Na
Ungu K
Merah bata Ca
Merah Tua Sr
Hijau kekuningan Ba
Biru abu abu Pb, As, Sb, Bi, Cu

8
PEMISAHAN ION ION DENGAN PENGONTROLAN REAGENT
PENGENDAP

Dasar : Perbedaan Ksp dari ion ion sample terhadap reagent


pengendap. Secara umum Ksp <, maka akan mengendap lebih dulu.
 Bagaimana cara memisahkan 2 ion atau lebih ?
 Apakah dapat dipisahkan?
 Bagaimana mengatur kondisi pemisahan?
METODE HIDROKSIDA
Contoh : Suatu larutan mengandung ion Fe 3+ dan ion Mg2+ . Jika Ksp
Fe(OH)3 = 4 x 10-38 dan Ksp Mg(OH)2 = 1,8 x 10-11. Apakah kedua ion
tersebut dapat dipisahkan?
Jawaban. Dari harga Ksp, maka Fe (OH) 3 akan mengendap lebih dulu, dan
diharapkan mengendap sempurna sehingga hanya ada 1/1000 bagian
Fe(OH)3 yang masih ada dalam larutan { 1/1000 x 0,1 M = 10-4 M}.
Konsentrasi (OH)- yg diperlukan :
Fe(OH)3 < == > Fe3+ + 3(OH-)
10-4 M 10-4 M
Ksp = (Fe3+)(OH-)3 --- (OH)- = 3√ Ksp /(Fe3+) = 3√ 4x10-38 /( 10-4 )
= 7,4 x 10-12
Apakah Mg(OH)2 mengendap saat Fe(OH)3 mengendap sempurna?
Saat (OH)- = 7,4 x 10-12 , maka (Mg2+)(OH-)2 = (0,1) x (7,4 x 10-12)

9
=5,48 x 10-24 < Ksp Mg(OH)2
Jadi Mg(OH)2 belum mengendap, saat Fe(OH)3 mengendap
sempurna.
Untuk mengontrol agar Fe3+ dp dipisahkan dari Mg2+, maka pH diatur.
Untuk Fe3+: (OH-) = 7,4x10-12  pOH = 11,13 atau pH=2,87 (antara 2 – 3).
Kapan Mg2+ mulai mengendap?
Ksp Mg(OH)2 = (Mg2+)(OH-)2 ==> (0,1)(OH-)2 = 1,8x10-11
(OH-) = 1,3 x10-5
pOH = 4,87 atau pH = 9,13

jadi pH diatur : Untuk Fe3+ pada pH 2 – 3 maka Fe(OH) 3 mengendap lalu


endapan dicuci dengan asam.
0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Fe3+ Mg2+

METODE SULFIDA
REAGENT Sulfida (H2S) 0,1 M sering digunakan sbg reagent pengendap.
H2S < ==> H+ + HS- K1 = 5,7 x 10-8
HS- < ==> H+ + S2- K2 = 1,2 x 10-13
K1 x K2 = (H+)(HS-) x (H+)(S-2) = (H+)2 (S-2)
(H2S) (HS-) (H2S)
(S-2-) = K1 x K2 (H2S) = 6,8 x 10-24
(H+)2 (H+)2
Contoh. Carilah kondisi pemisahan dimana terdapat ion Cd 2+ dan Tl+ dalam
larutan dengan konsentrasi masing masing 0,1 M dengan metode Sulfida.

10
Ksp CdS = 2 x 10-28 dan Tl2S = 10-22.
Konsentrasi (S2-) yg diperlukan untuk mulai mengendap.
Ksp CdS = (Cd2+)(S2-) == > 2 x 10-28 = (0,1)(S2-) == > (S2-) = 2x10-27
KspTl2S = (Tl+)2 (S2-) == > 10-22 = (0,1)2(S2-) == > (S2-) = 10-20
Karena kelarutan CdS < Tl2S maka CdS mengendap lebih dulu.

CdS mengendap sempurna saat konsentrasi dalam larutan 1/1000 x 0,1 M


=10-4M. Maka (S2-) yg diperlukan= Ksp / 10-4 = 2x10-28 /10-4 = 2x10-24 M.
Atau pH mengendap sempurna : (H+)2 = 6,8 x 10-24 = 6,8x10-24
(S2-) 2x10-24
(H+) = 1,84 == > pH = -0,26
CdS mulai mengendap pada pH ?: (H+)2 = 6,8 x 10-24 = 6,8x10-24
(S2-) 2x10-27
(H+) = 58,31 == > pH = -1,76

Tl2S mulai mengendap pada pH ? : (H+)2 = 6,8 x 10-24 = 6,8x10-24


(S2-) 10-20
(H+) = 0,026 == > pH = 1,58

Kondisi pemisahan :

0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.


Cd2+ Tl+

11
12

Anda mungkin juga menyukai