Bab-14 20091007161707 15
Bab-14 20091007161707 15
14 - 2
Dalam aspek pengawasan dan akuntabilitas, berbagai
permasalahan utama yang dihadapi disebabkan oleh antara lain
masih rendahnya kompetensi SDM aparatur pengawasan terutama di
lingkungan pemerintah daerah; masih rendahnya tindak lanjut hasil
pengawasan dan pemeriksaan untuk perbaikan kinerja dan
manajemen pemerintahan; belum adanya standar baku dan penerapan
sistem penghargaan dan sanksi kepada pejabat negara dan pegawai
negeri; serta belum optimalnya penerapan pengendalian intern di
lingkungan instansi pemerintah; belum optimalnya sinergi antara
kegiatan pengawasan internal dan eksternal; belum optimalnya
partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Di samping itu, berkaitan
dengan aspek akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
permasalahan yang dihadapi, antara lain belum diterapkannya
dengan baik sistem manajemen berbasis kinerja yang terintegrasi
dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem
perbendaharaan, sistem pengendalian dan evaluasi.
14 - 3
Di samping itu, sebagai implikasi kebijakan otonomi daerah,
pada beberapa daerah berkembang “egoisme kedaerahan dan
politisasi” dalam pembinaan PNS di daerah-daerah. Masalah ini
tentu tidak menguntungkan dalam konteks efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah, penerapan
sistem pembinaan sumber daya manusia aparatur secara keseluruhan
termasuk pengembangan, kompetensi, dan karier PNS itu sendiri.
14 - 5
itu bertujuan untuk membangun komitmen aparatur pemerintah di
pusat dan daerah untuk melaksanakannya. Selain itu, juga telah
dilakukan pilot project penerapan model Island of Integrity di
beberapa daerah yang berkomitmen tinggi untuk menerapkan
prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. (2) Telah disusunnya
rancangan grand design (rencana induk) Reformasi Birokrasi dan
Pedoman Umum Reformasi Birokrasi sebagai kerangka pikir
strategis instansi pemerintah dalam melaksanakan reformasi
birokrasi dan memberikan arah dalam tahap operasional termasuk
juga penyusunan juklak/juknis sebagai landasan teknis operasional
pelaksanaan reformasi birokrasi, antara lain Pedoman Penyusunan
SOP (Standard Operating Procedures) Administrasi Pemerintahan
melalui Peraturan Menteri Negara PAN, Nomor
PER/21/M.PAN/11/2008, Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja
Utama (IKU) melalui Peraturan Menteri Negara PAN, Nomor
PER/20/M.PAN/11/2008, Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Organisasi melalui Peraturan Menteri Negara PAN, Nomor
PER/19/M.PAN/11/2008 dan Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan
Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian/ Lembaga/
Pemerintah Daerah melalui Peraturan Menteri Negara PAN, Nomor
PER/4/M.PAN/4/2009; (3) Tersusunnya buku putih tentang Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia Pascaamandemen UUD
1945 dalam rangka pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara yang
berisikan arah kebijakan dan strategi pembangunan sistem
administrasi negara RI yang sesuai dengan kebutuhan reformasi
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; (4) Tersusunnya Indeks Tata
Pemerintahan yang Baik (Good Public Governance Index).
14 - 6
yang bersih, akuntabel, bebas KKN, dan berfungsinya pengawasan
melekat (waskat) di lingkungan birokrasi pemerintah.
14 - 7
Tabel 14.1
Jumlah Temuan Hasil Audit yang Berasal dari Audit Keuangan,
Audit Operasional, Audit Kinerja,
dan Audit Investigasi Nontindak Pidana Korupsi
2005—2009*)
TEMUAN YANG BELUM
TEMUAN YANG TELAH
TEMUAN PEMERIKSAAN DITINDAKLANJUTI
DITINDAK LANJUTI
Tahun (SALDO)
Kejadi Kejadi Kejadi
an Nilai an Nilai an Nilai
2005 12.701 3.741.877.084.681,40 10.909 3.133.569.282.103,85 1.792 608.307.802.577,55
2006 11.428 13.915.303.743.624,70 8.982 10.511.294.869.814,40 2.446 3.404.008.873.810,35
2007 13.750 5.367.676.177.020,60 9.588 4.029.317.915.946,39 4.162 1.338.358.261.074,21
2008 9.959 7.627.129.860.394,30 5.152 5.709.269.663.648,89 4.807 1.917.860.196.745,41
2009*) 3.025 3.219.244.042.518,24 601 95.770.814.608,32 2.424 3.123.473.227.909,92
Jumlah 50.863 33.871.230.908.239,20 35.232 23.479.222.546.121,90 15.631 10.392.008.362.117,40
Sumber : BPKP
Keterangan : *) Sampai dengan Mei 2009
Dalam mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang bersih,
pemerintah juga melaksanakan pengawasan represif yang merupakan
upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan melalui audit
investigatif dan sinergi dengan aparat penegak hukum (kepolisian,
kejaksaan, dan Komisi Pemberantasaan Korupsi). Jumlah kasus yang
telah diserahkan kepada penegak hukum dalam periode tahun 2004
s.d. 31 Mei 2009 adalah 786 kasus dengan nilai kerugian keuangan
negara sebesar Rp2.323,60 milliar dan US$ 26,54 juta. Rincian
mengenai jumlah kasus yang diserahkan kepada aparat penegak
hukum terdapat dalam tabel berikut ini (Tabel 14.2).
14 - 8
Tabel 14.2
Jumlah Hasil Audit Investigasi yang Diserahkan ke Aparat Penegak
Hukum
2004—2009*)
Instansi Jumlah Kerugian Negara/Daerah
Tahun Kasus
Penyidik Rp miliar US$ juta
2004 14 28,37 0
2005 69 177,32 0,05
2006 76 119,66 0
Kejaksaan
2007 74 91,32 0
2008 88 189,35 0
2009 *) 29 72,8 0
Jumlah 350 678,82 0,05
2004 15 39,91 7,87
2005 60 184,87 0,1
2006 68 117,79 0
Kepolisian
2007 76 249,64 0
2008 71 109,47 11,64
2009 *) 20 20,35 0
Jumlah 310 722,03 19,61
2004 7 54,84 0
2005 28 171,02 6,84
2006 37 428,23 0,04
KPK
2007 38 202,39 0
2008 15 64,03 0
2009 *) 1 2,24 0
Jumlah 126 922,75 6,88
TOTAL 786 2.323,6 26,54
Sumber : BPKP
Keterangan : *) s.d 31 Mei 2009
14 - 9
Tabel 14.3
Rekapitulasi Pendapat/Opini BPK atas Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (LKKL)
2006—2007
Jumlah % Jumlah %
K/L K/L
Opini BPK
14 - 10
Tabel 14.4
Rekapitulasi Pendapat/Opini BPK atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
2006—2007
Jumlah % Jumlah %
Pemda Pemda
Opini BPK
14 - 12
tentang batas negara dan berkas-berkas dalam rangka membantu
penyelesaian sengketa perbatasan antarprovinsi dan
antarkabupaten/kota; (7) tersusunnya dan terdistribusikannya citra
daerah provinsi kepada pemerintah provinsi dan konsep citra
nusantara; (8) terdistribusikannya unit mobil layanan masyarakat
sadar arsip kepada pemerintah provinsi.
14 - 13
PNS serta pedoman pelaksanaan evaluasi jabatan dalam rangka
penyusunan klasifikasi jabatan nasional PNS yang keduanya
merupakan acuan bagi instansi pusat dan daerah dalam menyusun
standar kompetensi dan evaluasi jabatan pada tiap-tiap instansi; (5)
penataan sistem administrasi kepegawaian PNS termasuk melalui
penetapan pilot project KPE (Kartu Pegawai Elektronik) pada
beberapa instansi pusat dan daerah; (6) pengembangan layanan
pengadaan secara elektronik (e-procurement); (7) akreditasi 64
lembaga diklat pemerintah, baik di pusat maupun di daerah dalam
penyelenggaraan diklat struktural dan 8 lembaga diklat pemerintah
pusat dan provinsi dalam penyelenggaraan diklat teknis; (8)
membina widyaiswara sebanyak 3.272 orang, dan menghasilkan
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (diklatpim) masing-masing;
(a) Diklatpim Tk. I berjumlah 371 alumni, (b) Diklatpim Tk. II
berjumlah 19.812 alumni, (c) Diklatpim Tk. III berjumlah 32.369
alumni, dan (d) Diklatpim Tk. IV berjumlah 60.131 alumni, serta
Diklat Prajabatan masing-masing; (a) golongan III berjumlah
244.897 alumni, (b) golongan II berjumlah 593.365 dan (c) golongan
I berjumlah 67.858 alumni; serta (9) tersedianya tenaga fungsional
kearsipan masing-masing 458 asiparis ahli dan 2.910 arsiparis
terampil.
14 - 14
Petunjuk Teknis Penyusunan SPM; (2) ditetapkannya UU Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; (3) dilakukannya
penyempurnaan Sistem Koneksi Nomor Induk Kependudukan (NIK)
yang terintegrasi antarinstansi terkait; (4) tersusunnya SPM di bidang
kesehatan, sosial, lingkungan hidup, dan pemerintahan dalam negeri
di kabupaten/kota; (5) pemanfaatan digital government services
(DGS) untuk pendidikan, industri, pedagangan, tenaga kerja,
pariwisata dan kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda)
Istimewa (DI) Yogyakarta; (6) terbangunnya unit pelayanan terpadu
satu pintu di beberapa provinsi, kabupaten/kota sebagai upaya
mempermudah pelayanan perizinan dan investasi; (7) didorong dan
difasilitasinya penerapan OSS (one stop service) dan ISO-9001:2000
(Sistem Manajemen Mutu) pada unit-unit pelayanan publik yang
akan dikembangkan secara terus-menerus di seluruh Indonesia.
Hingga pertengahan tahun 2008, jumlah unit pelayanan yang sudah
membangun sistem manajemen mutu adalah 93 unit pelayanan,
sedangkan yang sedang membangun sistem manajemen mutu adalah
31 unit pelayanan; (8) penyebaran kiat dan terobosan keberhasilan
beberapa daerah dalam meningkatkan pelayanan publik melalui
penerapan pelayanan terpadu yang disusun dalam buku Pedoman
Pelaksanaan Pelayanan Publik (best practices); (9) terbentuknya dan
terselenggaranya layanan pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara elektronik (e-procurement) sebagai bagian dari peningkatan
pelayanan publik dan akuntabilitas sebanyak 23 unit layanan yang
tersebar di 14 provinsi. Jumlah yang sudah dilelangkan melalui e-
procurement sampai dengan Tahun 2009 sebanyak 619 paket; (10)
penyelenggaaan/fasilitasi ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa
pemerintah hingga tahun 2009 telah menghasilkan sebanyak 35 ribu
aparat yang lulus dan memiliki sertifikat; dan (11) tersusunnya
rekomendasi kebijakan di bidang pelayanan publik antara lain: (a)
pedoman peyusunan prosedur standar operasi (standard operating
procedures), (b) penetapan indeks pelayanan publik bagi provinsi,
kabupaten, dan kota, (c) penerapan model penilaian kinerja
pelayanan publik secara mandiri dan hubungan pola perilaku
kepemimpinan dengan penerapan budaya kerja di lingkungan sektor
publik.
14 - 15
beberapa capaian antara lain sebagai berikut (1) Terselenggaranya
semi e-procurement di beberapa instansi pemerintah daerah; (2)
Terbangunnya unit pelayanan terpadu satu pintu di pusat dan di
daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang
merupakan peningkatan kewenangan unit pelayanan satu atap.
Sampai dengan pertengahan tahun 2008 jumlah unit pelayanan
terpadu satu pintu telah mencapai sebanyak 175 unit pelayanan; (3)
meningkatnya layanan kearsipan di lingkungan pemerintah daerah
dengan penyerahan 19 mobil yang dilengkapi dengan berbagai
fasilitas untuk memudahkan layanan kearsipan.
14 - 17
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan dapat terwujud
sosok pemerintahan yang lebih efektif, efisien, bersih, dan akuntabel
serta mampu memberikan pelayanan publik yang lebih berkualitas
kepada masyarakat.
14 - 18