Oleh :
Ariadna Anggi Pasang
060111143
Dosen Pembimbing:
dr. Nelly Mayulu, Msi.
dr. A.S.L.Bolang
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagaimana dicantumkan dalam sistem kesehatan nasional yang
merupakan jabaran jangka panjang pengembangan bidang kesehatan di Indonesia,
dinyatakan bahwa salah satu sasaran pembangunan adalah peningkatan status gizi
masyarakat yang diarahkan pada pengembangan kemampuan perorangan,
keluarga, dan masyarakat. Status gizi merupakan hal yang amat penting untuk
dinilai, sebab salah satu indikator keadaan kesehatan masyarakat adalah
keadaan/status gizi masyarakat tersebut.
Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang,
termasuk di Indonesia. Pada sisi lain masalah gizi lebih adalah masalah gizi di
Negara maju, yang juga mulai terlihat di Negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia sebagai dampak keberhasilan di bidang ekonomi. Penyuluhan gizi
secara luas perlu digerakkan bagi masyarakat guna perubahan perilaku untuk
meningkatkan keadaan gizinya. 1
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007,
masalah kekurusan (prevalensi balita kurus+sangat kurus) di Provinsi Sulawesi
Utara termasuk tinggi (10,7%), yang berarti masalah kekurusan di provinsi ini
bersifat akut dan masalahnya masuk kategori yang serius. Meski masalah gizi
kronis di Sulawesi Utara lebih rendah ketimbang angka nasional, tetapi
prevalensinya masih cukup tinggi yakni hampir sepertiga (30,8%) balita termasuk
kategori pendek dan sangat pendek, jadi masalah gizi kronis juga sedikit banyak
mewarnai masalah gizi balita di provinsi ini. Meskipun kekurusan menjadi
masalah serius di provinsi ini, uniknya prevalensi balita gemuk hampir sedikit
lebih tinggi (11,7%) ketimbang angka kekurusan. Fenomena ini menunjukkan
bahwa masalah gizi ganda (gizi kurang dan gizi lebih) sudah diketemukan sejak
usia balita. Hal yang sama juga ditemukan pada anak usia sekolah (prevalensi
kurus pada anak laki-laki sama dengan BB lebih (masing-masing 9% dan 9,2%),
pada anak perempuan, prevalensi kurus juga hampir sama dengan BB lebih
(masing-masing 7,4% dan 8%).. Secara rerata empat dari lima (80%)
rumahtangga di Sulawesi Utara mengonsumsi energi lebih rendah dari rerata
nasional, dan tiga dari empat (75%) rumahtangga mengonsumsi protein lebih
rendah dari rerata nasional. Secara rerata 90% rumahtangga mengonsumsi garam
beryodium.2
Dalam mengatasi masalah gizi tersebut, sangat diharapkan perilaku
masyarakat yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan peningkatan kesehatan
masyarakat. 3
Peran serta masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Pada dasarnya
kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau disadari (knowledge) dan disikapi
(attitude), melainkan harus dikerjakan atau dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari, karena meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi
tentang kesehatan, namun praktek (practice) tentang kesehatan atau perilaku
hidup sehat masyarakat masih rendah.
Status gizi masyarakat biasanya digambarkan dengan masalah gizi yang
dialami oleh golongan masyarakat yang rawan gizi. Kelompok rawan gizi antara
lain adalah bayi 0-1 tahun, balita 1-5 tahun, anak usia 6-13 tahun, remaja 14-20
tahun, ibu hamil, menyusui, dan manula. Kelompok rawan gizi terutama bayi,
balita, anak sekolah dan remaja berada pada masa pertumbuhan dan
perkembangan, karena itu sangat diperlukan zat-zat gizi dalam jumlah besar
dalam makanan mereka sehari-hari. Penurunan imunitas yang menyebabkan
meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit dan selanjutnya akan tercermin
pada status gizi anak. 4
Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi bisa
mencerdaskan anak. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang
bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi
belajarnya, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan otaknya tidak
optimal. Orang tua perlu memberikan perhatian pada anak usia sekolah, karena
pada umumnya mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan di luar rumah
sehingga cenderung melupakan waktu makan termasuk kebiasaan makan pagi.
Makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar di
sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar gula darah yang berakibat pada
terganggunnya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah. 5
Selain itu masalah gizi yang timbul pada anak biasanya disebabkan karena
konsumsi makanan sehari-hari yang kurang beranekaragam. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlikan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan
sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang
satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan yang lain,
sehingga diperoleh masukan gizi yang seimbang. 6
Memperhatikan uraian di atas maka salah satu bentuk upaya pemerintah
Indonesia dalam mencegah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
rendah, yaitu dengan menerapkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kongres Gizi Internasional di Roma
pada tahun 1992, agar setiap negara menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang.7
Pada saat ini provinsi Sulawesi Utara menghadapi masalah gizi ganda
yang sudah ditemukan sejak usia balita. Hal ini disebabkan karena minimnya
pengetahuan masyarakat tentang asupan gizi seimbang, dan juga masih minimnya
peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah gizi yang terjadi saat ini. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat
pemahaman SD GMIM 6 Kelurahan Bahu tentang Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS), dan peran serta orang tua serta guru siswa SD GMIM 6 dalam
mengembangkan Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimanakah gambaran tingkat pemahaman siswa SD GMIM 6 Kelurahan
Bahu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)?”
Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gamabaran tingkat pemahaman siswa SD GMIM 6
Kelurahan Bahu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)?
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pemahaman siswa SD GMIM 6 Kelurahan Bahu
tentang pengertian Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
b. Mengetahui tingkat pemahaman siswa SD GMIM 6 kelurahan Bahu
tentang pola asupan makanan yang sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS).
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tingkat
pemahaman siswa SD GMIM 6 tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang.
1.4.2 Bagi Siswa
Memberikan pengertian pada siswa agar dapat menerapakan pada dirinya
sendiri mengenai pola asupan makanan sehari-hari yang sesuai dengan
Pedoman Umum Gizi Seimbang, sehingga kebutuhan gizinya dapat terpenuhi
dan kesehatannya selalu terjaga.
1.4.3 Bagi peneliti
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan menambah wawasan
tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang yang sangat penting diterapkan
dalam pola asupan makanan sehari-hari, khususnya untuk anak-anak usia
sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan Cross
Sectional Study (studi potong lintang), dimana dalam penelitian hanya dilakukan
satu kali pengambilan data.
1. Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan. 2008. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Provinsi Sulawesi Utara 2007. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
3. Anonymous. Program Pembangunan Nasional
http://pdfcontact.com/download/7062321
4. Sediaoetama.2000.Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jillid II.
Jakarta: Dian Rakyat. Hal. 78-79
5. Anonymous. Pengantar Pedoman Umum Gizi Seimbang.
http://jundul.wordpress.com/2008/09/10/pengantar-pedoman-umum-gizi-
seimbang
6. Anonymous. Pedoman Umum Gizi Seimbang.
http://www.gizi.net/pugs/index.shtml
Manado,…………………………2010
Responden,
KUESIONER
PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP
SOSIALISASI PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
(PUGS) PADA SISWA SD GMIM 27 KELURAHAN
BAHU
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin:
4. Berat Badan :
5. Tinggi Badan :
IDENTITAS ORANG TUA
1. Ayah
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
2. Ibu
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
PERTANYAAN
(PUGS)?
□ Ya □ Tidak
lain : .....................
□ Mie/Bihun □ Ayam
..............................
□ Roti □ Tempe
..............................
□ Keju □ Tahu
□ Nasi
................................
□ Air putih □ Telur
................................
□ Ikan □ Sayur
................................
□ Ayam □ Buah-buahan ..
.........................x
Di antata makan pagi, siang dan malam, apakah ada makanan selingan?
□ Ya,
Sebutkan: ..........................................................................................................
...........................................................................................................................
8. Apakah anda makan makanan yang tersebut di bawah ini? Seberapa sering
□ Tempe
□ Kacang kedelai
□ Kacang Hijau
□ Brenebon
□ Telur
□ Daging sapi
□ Ayam
□ Ikan
□ Hati
□ Bayam
□ Biskuit
□ Kangkung
□ Daun Singkong
□ Selalu/Setiap hari
□ Kadang-kadang/ Jarang
□ Tidak Pernah
□ Sumur
□ Sungai
□............................... gelas
12. Aktivitas yang anda lakukan dalam 1 hari (pagi-malam) selain sekolah?
□ Nonton TV :.........................................jam
□ Olahraga :..........................................jam
□ Lain-lain:...................................................................... :................jam
...................................................................... :................jam
□ Ya □ Tidak
Jika Ya :
□ Pizza:.................................x/bulan
□ J.Co :................................x/bulan
□ Burger/Hot Dog:...................................x/bulan
□ Ya □ Tidak
Jika Ya :
□ Selalu/Setiap Hari
□ Sering
□ Jarang
label/tanggal kadaluwarsa?
□ Ya □ Tidak
Jika Ya:
□ Selalu
□ Sering
□ Jarang