Anda di halaman 1dari 5

Jenis-jenis vaksin

jalalludin
Vaksin hidup Attenuated
• Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar, yang dilemahkan di
laboratorium, biasanya dengan cara pembiakan berulang-ulang.
• Supaya dapat menimbulkan respon imun, vaksin harus
berkembang biak ditubuh resepien.
• Walaupun vaksin ini dapat menyebabkan penyakit namun lebih
ringan dibandingkan dengan penyakit alamiah yang disebut
kejadian ikutan.
• Vaksin ini secara teoritis dapat berubah bentuk menjadi patogenik
seperti semula dan hanya terjadi pada vaksin volio hidup.
• Vaskin ini bersifat labil, dapat rusak oleh panas dan sinar.
• Berasal dari virus hidup: vaksin campak,
gondongan(parotitis), rubela, polio, rotavirus,
yellow fever.
• Berasal dari bakteri: Vaksin BCG dan demam
tifoid oral.
Vaksin Inactivated
• Dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus
dalam media pembiakan, kemudian dibuat tidak aktiv
dengan penambahan zat kimia (biasanya formalin).
• Tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh dosis
antigen dalam suntikan. Tidak menyebabkan penyakit
(walaupn dengan defiiensi imun) dan tidak mengalami
mutasi menjadi bentuk patogenik.
• Membutuhkan dosis ganda. Umumnya, dosis pertama tidak
menimbulkan reaksi protektif, hanya memacu atau
menyiapkan sistem imun. Respon protektif baru muncul
setelah dosis kedua atau ketiga
• Vaksin inactivated yang tersedia berasal dari:
– Seluruh sel virus yang inactivated, contoh: influenza, polio,
rabies, hepatitis A
– Vaksin bakteri yang inactivated, contoh: pertusis, tifoid,
kolera, lepra.
– Vaksin fraksional yang masuk sub-unit, contoh: hepatitis B,
influenza, pertusis a-seluler, tifoid Vi, lyme disease.
– Toksoid, contoh: difteria, tetanus, botulinum.
– Polisakarida murni, contoh: pneumokkokus, meningokokus,
dan H. Influenza tipe b
– Gabungan polisakarida (H. Influenza tipe B dan pneumokokus)

Anda mungkin juga menyukai