Anda di halaman 1dari 7

Khasiat air rebusan daun sirsak

Dear All,
Kemarin saya dan Bang Pet ikut acaranya JBRO di taman Buah Mekarsari, ada
penandatanganan MuO antara JBRO dengan Taman Buah Mekarsari.

Dalam kesempatan kunjungan ke area perkebunan, disampaikan oleh salah satu


pakar buah disana bahwa Sirsak mempunyai manfaat yang sangat besar dalam
pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker.

Untuk pencegahan, disarankan makan atau minum jus buah sirsak.

Untuk penyembuhan, bisa dengan merebus 10 buah daun sirsak yang sudah
tua (warna hijau tua) ke dalam 3 gelas air dan direbus terus hingga menguap
dan air tinggal 1 gelas saja.

Air yang tinggal 1 gelas dimimumkan ke penderita setiap hari 2 kali.

Setelah minum, efeknya katanya badan terasa panas, mirip dengan efek
kemoterapi.
Dalam waktu 2 minggu, hasilnya bisa dicek ke dokter, katanya cukup berkasiat.
Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi
karena daun sirsak hanya membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal dan
membiarkan sel sel yang tumbuh normal. Sedangkan kemoterapi masih ada efek
membunuh juga sebagian sel sel yang normal.

Demikian sekedar sharing, barangkali ada saudara atau teman yang


membutuhkan mungkin info ini bisa diteruskan dan mudah
mudahan bermanfaat.

Salam,
wignyo
DAUN SIRSAK – Obat Penyembuh Kanker

Awal thn 90-an ditemukan semacam 'jamu herbal' dari suku-suku


(tribes) di Amazon yg dpt menyembuhkan bbrp penyakit penting
termasuk kanker. Stlh diteliti oleh para ahli farmasi dari AS, ternyata
ramuan tsb berasal dari daun pohon Graviola. Daun tsb mengandung
zat anti-kanker yg disebut Annonaceous Acetogenin, yg dapat
membunuh sel-sel kanker tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh
manusia. Industri farmasi tsb mencoba mematenkan temuan' ini, namun
gagal krn bahan aktifnya murni berasal dari tumbuhan di alam, yg
artinya milik masyarakat umum. Ironisnya, hasil penelitian ini
kemudian 'dikubur', karena dikhawatir-kan dapat merugikan industri
'chemotherapy' yg pada saat itu merupakan alternatif terbaik utk
mengatasi penyakit kanker. Akibatnya sebuah obat anti-kanker yg
sangat potensial dan murah menghilang utk bbrp tahun sampai pada
awal tahun 2000-an, salah seorang anggota tim pene-liti farmasi tsb
membocorkan rahasia tsb utk membantu famili dekatnya yg terserang
kanker.
Anggota famili tsb sembuh dan menjadi bahan pembicaraan dokter-
dokter yg merawatnya. Info ini kemudian tersebar luas dan diteliti ulang
oleh para ahli farmasi/ kedokteran dari Korea dan Jepang. Hasilnya
menakjubkan! Kini delapan jenis kanker sudah dapat diobati dengan
daun Graviola ini. Lalu tanaman apakah Graviola itu? Ternyata
tanaman asli Amazon itu mempunyai nama Latin Annona muricata, yg
dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai SIRSAK !!! Waah..!? Pohon
sirsak kan ada di-mana2?? Yaa...itulah, ternyata obat kanker yg murah
dan mujarab tersedia secara gratis di pekarangan kita dan ironisnya
tidak banyak orang yg tahu. Masalahnya adalah bhw pengobatan dgn
daun sirsak ini belum tuntas diteliti secara ilmiah, shg banyak orang
farmasi/ kedokteran yg belum mengakui khasiatnya.
Dgn perkataan lain, masih merupakan pengobatan alternatif. Pasien yg
berduit lebih memilih pengobatan kemoterapi utk mengatasi penyakit
kankernya, krn konon 'lebih ilmiah' (walaupun sangat sakit dan
menderita) dan mereka mampu membayar mahal. Tapi bagi rakyat kecil
yg tidak mampu membayar pengobatan yg mahal, kini ada alternatif
pengobatan yg 'tidak ada ruginya dicoba', selain murah, juga mudah
didapat.
Dosis yg pernah dicoba adalah:
10 helai daun sirsak yg telah hijau tua, direbus dengan 3 gelas air (600
cc), dan dibiarkan hingga tersisa satu gelas air (200 cc). Setelah adem,
lalu disaring dan diminum setiap pagi (ada bbrp pasien yg minum pagi-
sore).
Efeknya, perut akan terasa hangat/panas, lalu badan berkeringat deras.
Perlu diingat bhw obat herbal ini tidak 'ces-pleng', artinya setelah
minum rutin selama 3-4 minggu efeknya baru kelihatan. Kondisi pasien
membaik, bisa beraktifitas kembali, dan stlh diperiksa lab/ dokter
ternyata sel-sel kankernya mengering, sementara sel-sel lain yg tumbuh
(rambut, kuku, dll) sama sekali tidak terganggu. Di internet sudah
banyak testimoni ttg para pasien yg mencoba pengobatan alternatif ini.
Selain itu sudah ada bbrp perusahaan yg menjual obat Graviola ini
dalam bentuk kapsul, shg lebihmudah dan praktis dipakai. Coba saja
telusuri melalui Google dgn mengetik: "graviola anti-cancer".
Mudah2an bermanfaat........

Salam,
( Moh. Reza – Mekar Sari )

Agro topik: Lawan kanker, daun sirsak vs kemoterapi (ribuan


kali lebih kuat)

6 Januari 2011 Tinggalkan komentar Go to comments

‘Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati bertubi-tubi


menerima ucapan itu dari rekan kerja, tetangga, dan saudara pada Mei 2010. Perutnya
membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5 bulan. Hati Yanti justru remuk-redam.
Sebab, bukan janin dalam kandungan, tetapi kanker serviks yang merenggut nyawa
seorang perempuan setiap 4 menit.

Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks itu ketika ia memeriksakan diri di sebuah klinik
di Warungbuncit, Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-
tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu.
Rasa sakit menjalar ke kaki kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yanti bergegas ke dokter
spesialis kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.

Dokter yang memindai Yanti menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor,


kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG seperti diulangi oleh Yanti.
Kadar CA – indikator adanya sel kanker – 113,39 U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml.
Sambil berbaring, ia memandangi layar pemindai. Dokter menyarankan Yanti menjalani
operasi. Namun, anak ke-3 dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum
pemeriksaan itu pada April 2008 ia menjalani operasi untuk mengatasi kista.

Namun, 2 tahun berselang ia terserang kanker serviks. Gejala munculnya kista sama
persis dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 tahun itu memilih pengobatan herbal. Ia
mendatangi herbalis dan diberi 3 jenis herba dalam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti
yang membayar Rp9-juta tak mengetahui jenis tanaman obat yang ia konsumsi.

Batal operasi
Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda
kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan hilang.
Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, itu juga
mengalami insomnia dan merasa serbasalah: miring ke kiri sel kanker yang membesar
ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan itu menyebabkan Yanti memutuskan
untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010.

Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orangtuanya di Ciampea, Kabupaten Bogor.


Ketika itulah Yanti berjumpa dengan tetangganya, pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut
Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud mempunyai informasi tentang
khasiat daun sirsak dari beberapa hasil penelitian di mancanegara. Guru besar Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu menyarankan agar Yanti mengonsumsi daun
sirsak. Keesokan harinya, Yanti membatalkan operasi dan merebus 10 lembar daun sirsak
segar dalam 3 gelas air hingga mendidih.

Setelah rebusan dingin, ia meminumnya. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas.


Istri Fery Firmansyah itu juga menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4
bagian buah berukuran sedang, bobot 6 – 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup
untuk sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik
risleting dan mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan
celana akibat perut yang kian membesar. Ia benar-benar baru sadar bahwa perut
mengempis.

Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perutnya tanpa gelambir seperti sebelumnya. Ia miring ke
kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tak ada gumpalan dalam perut yang mengikuti
gerakan seperti sebelumnya. ‘Saya menangis karena saking senangnya,’ kata perempuan
yang menikah pada 2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yanti. Sebulan berselang ia
menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tak
ada lagi berjalan di serviks.

Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya
sel kanker dari serviks Yanti dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau
feses. Namun, menurut Yanti selama 14 hari konsumsi daun dan buah sirsak hingga perut
mengempis, tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. Japaries mengatakan
cara lain detoksifikasi adalah melalui keringat.

‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’ katanya dengan wajah berbinar. Setelah
perutnya mengempis, Yanti lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian segar. Insomnia
juga sirna sehingga kini ia bisa tidur nyenyak. Meski begitu hingga kini ia tetap
mengonsumsi segelas rebusan daun sirsak sekali sehari.

10.000 kali

Perubahan kondisi perut yang semula seperti perempuan hamil lalu mengempis hanya
dalam 2 pekan itu sangat cepat. Semula Zuhud memprediksi, perubahan itu baru tercapai
setelah 3 bulan Yanti rutin mengonsumsi daun kerabat srikaya itu. Prediksi 90 hari itu
berdasarkan informasi yang ia peroleh di internet.

Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang merasakan khasiat daun anggota famili
Annonaceae. Contoh lain, Sri Haryanto di Yogyakarta yang mengidap kanker prostat dan
Yulisnawati (kanker payudara di Palembang, Sumatera Selatan).
Dokter juga menyarankan operasi pada Yulisnawati. Namun, ia lebih memilih
mengonsumsi rebusan segelas daun sirsak 3 kali sehari. Dua bulan berselang, kondisi
kesehatannya kian membaik. Yulisnawati belum mengecek ulang kondisi kanker. Pada
kasus Haryanto, dokter tak menyarankan operasi karena usia pasien lanjut, 70 tahun.
Haryanto yang juga herbalis itu mengonsumsi jus buah sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker
Prostat, halaman 18)

Selain ke-3 jenis kanker – serviks, payudara, dan prostat, daun sirsak juga terbukti secara
ilmiah mengatasi antara lain kanker paru-paru, ginjal, pankreas, dan usus besar. Begitulah
hasil riset peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry
L McLaughlin. Peneliti yang memperoleh daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu
membuktikan bahwa daun Annona muricata manjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak
yang selama ini terabaikan itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker.

Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi
Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD yang meriset daun sirsak bersama Jerry L
McLaughlin menemukan senyawa aktif acetogenins. Mereka melakukan uji praklinis
dengan memanfaatkan beragam sel kanker seperti sel kanker paru-paru dan pankreas.
‘Tujuan penelitian, mengembangkan ilmu pengobatan untuk mengatasi kanker,’ kata
doktor Biologi alumnus Champaign Urbane University, Amerika Serikat, itu.

‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat, red). ATP sumber energi di dalam
tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP,’
kata Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan
merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker
pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya
menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel
lain yang normal di dalam tubuh. ‘Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker dengan
cara mengurangi jumlah ATP. Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak
dianggap selektif dan hanya memilih sel kanker untuk diserang,’ kata Sastrodihardjo.

Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! The Journal of Natural Product
membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP, dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research
Center, Carolina Utara, Amerika Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker
usus besar hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi.

Adriamycin yang mempunyai nama generik doxorubicin merupakan obat untuk


mengatasi berbagai jenis kanker seperti leukemia, kanker prostat, kanker paru-paru, dan
kanker pankreas. Sedangkan kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan
memasukkan zat atau obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.

Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada


(CCRC–UGM), Nur Qumara Fitriyah, riset McLaughlin menunjukkan dengan dosis kecil
saja, daun sirsak efektif memberangus sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED 50
ekstrak kasar daun sirsak < 20 µg/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4 µg/ml.
Artinya dengan dosis rebusan 10 – 15 daun sirsak masih aman dikonsumsi.

Tren sirsak

Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10 tahun


karena ‘mengancam’ kelangsungan hidup kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga
sirsak murah. Hasil penelitian itu, ‘Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti
mengidap kanker dan mempublikasikan di dunia maya,’ kata kepala Bagian Konservasi
dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, itu.

Berbagai lembaga riset di tanahair juga mulai menguak rahasia daun sirsak dan
kerabatnya. Sekadar menyebut contoh, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB, Prof Dr
Latifah K Darusman, hingga kini meriset komponen kimia yang dominan di daun sirsak.
Sedangkan peneliti di Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sismindari, meriset khasiat biji
dan daun srikaya yang kaya ribosome inactivating protein (RIP). ‘RIP mampu merusak
sintesis protein pada sel yang sedang tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari.

Konsumsi daun sirsak bukan hanya untuk para pasien, tetapi juga baik bagi orang sehat.
Menurut Ervizal AM Zuhud, kasiat daun sirsak bagi orang sehat, ‘Menambah kekebalan
tubuh dan mencegah asam urat. Bagi pria, daun sirsak menambah jumlah dan
memperkuat sperma.’ Di Indonesia kini para dokter dan herbalis meresepkan daun sirsak
kepada para pasien. Ada yang meresepkan secara tunggal – hanya daun sirsak, tetapi ada
pula yang meracik kombinasi daun sirsak dengan herbal lain seperti rimpang temuputih
dan sambiloto. Mereka meresepkan daun sirsak antara lain untuk mengatasi beragam
kanker.

Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana meresepkan daun atau buah sirsak terutama
sebagai pengganti kemoterapi pada pasien kanker. ‘Khasiat daun atau buah sirsak itu
untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker, menyembuhkan
peradangan di dalam tubuh, dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak
lemah,’ kata Lina Mardiana. Para dokter dan herbalis seperti Valentina Indrajati di Bogor,
Jawa Barat, memilih daun yang sedang – tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Dari
pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6.

Para herbalis meresepkan daun sirsak bukan melulu untuk mengatasi sel kanker. Herbalis
di Gegerkalong, Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H Sarah Kriswanty, misalnya,
meresepkan daun sirsak untuk mengatasi bronkhitis dan kejang. Sedangkan Lina
Mardiana meresepkan daun sirsak untuk pasien yang menderita peradangan, misalnya
radang tenggorokan, usus, pencernaan, ambeien (baca: Sentosa Karena Graviola halaman
24).

Menurut dr Willie Japaries MARS yang juga meresepkan daun sirsak, daun Annona
muricata bersifat netral sehingga sesuai untuk mengatasi beragam jenis kanker. Herbalis
lain yang juga meresepkan daun sirsak antara lain dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan
Maria Andjarwati (Kelapagading, Jakarta Utara. Para herbalis dan dokter itu sebagian
besar meresepkan daun sirsak baru pada 2 – 4 tahun silam. Pada umumnya mereka tak
meracik, tetapi pasien yang menyiapkan sendiri sejak pencarian daun hingga merebus.

Harap mafhum hingga saat ini di pasaran belum tersedia ekstraksi daun sirsak dalam
kapsul seperti kapsul bermerek Graviola yang beredar di mancanegara. Oleh karena itu,
mereka mempersiapkan sendiri. Pasien yang belum memiliki pohon biasanya membeli
bibit sirsak. Dampaknya permintaan bibit juga meningkat. Produsen bibit buah-buahan di
Pontianak, Kalimantan Barat, Simbul Haryadi mengatakan permintaan bibit sirsak pada
September 2010 mencapai 400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10 bibit per bulan. ‘Stok
bibit di kebun sampai habis, sekarang saya sedang memperbanyak lagi,’ kata Haryadi.

Begitu juga permintaan di nurseri Tebuwulung milik Eddy Soesanto di Cijantung, Jakarta
Timur, yang mencapai 600 – 700 bibit per bulan. Lonjakan permintaan signifikan itu
terjadi dalam 4 bulan terakhir. Produsen bibit buah di Bogor, Jawa Barat, Syahril sama
juga. Permintaan bibit durian belanda itu fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai 3.000 –
5.000 tanaman per bulan; sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga bibit setinggi 40 – 50
cm di berbagai penangkar Rp20.000 – Rp30.000. Menurut para penangkar tingginya
permintaan bibit sirsak berkaitan dengan pemanfaatan daun atau buah sebagai obat
tradisional. Benar kata Yeni Sumarni yang juga mengonsumsi daun sirsak, ‘Obat kanker
itu ternyata murah meriah, kita tak perlu mengeluarkan uang jutaan rupiah.’ (Sardi
Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati, Lastioro Anmi Tambunan, & Tri
Susanti- Sumber: Trubus-Online)

Anda mungkin juga menyukai