--
google_ad_client = "pub-1189495720649854";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* 300x250, created 4/16/11 */
google_ad_slot = "2774781498";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>
Tumbuh dan berkembang adalah salah satu dari sekian ciri-ciri organisme yang ada.
Pertumbuhan selalu berhubungan erat dengan perkembangan organisme.
1. Tumbuh
Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam
setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif.
Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar.
Contohnya :
Batang tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
Bayi yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 kg
Berat tubuh kucing yang tadinya 4 kg menjadi 6 kg
Ketika kita akan mengukur pertumbuhan tumbuhan ada sebuah alat ukur khusus yang
dinamakan auksanometer.
2. Berkembang
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan
biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.
Contoh :
Pematangan sel ovum dan sperma
Pematangan hormon-hormon dalam tubuh
1. Tumbuh
Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam
setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif.
Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar.
Contohnya :
Batang tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
Bayi yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 kg
Berat tubuh kucing yang tadinya 4 kg menjadi 6 kg
Ketika kita akan mengukur pertumbuhan tumbuhan ada sebuah alat ukur khusus yang
dinamakan auksanometer.
2. Berkembang
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan
biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.
Contoh :
Pematangan sel ovum dan sperma
Pematangan hormon-hormon dalam tubuh
Tugas–Tugas Perkembangan Individu
Posted on 2 Mei 2010 by AKHMAD SUDRAJAT
Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase
perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase
perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang
seyogyanya dapat dituntaskan.
Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang
seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst (Abin
Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa:
“A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the
individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with
later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society,
difficulty with later task”..
Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor: (1) kematangan fisik; (2)
tuntutan masyarakat secara kultural; (3) tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu
sendiri; dan (4) norma-norma agama.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap
fase menurut Havighurst.
Sementara itu, Depdiknas (2003) memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa
remaja untuk usia tingkat SLTP dan SMTA, yang dijadikan sebagai rujukan Standar
Kompetensi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu :
• Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
• Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang
sehat.
• Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya
sebagai pria atau wanita.
• Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan sosial yang lebih luas.
• Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan
apresiasi seni.
• Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya
untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta
berperan dalam kehidupan masyarakat.
• Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,
sosial dan ekonomi.
• Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat dan minat manusia.
• Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
• Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam
perannya sebagai pria dan wanita.
• Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
• Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan
program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi serta
berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
• Mencapai kematangan dalam pilihan karir
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi
seni.
• Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Tugas - tugas perkembangan menurut Havighurst Fri Feb 19, 2010 7:40 pm
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai
dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase
dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
• Belajar berjalan
• Belajar mekan makanan padat
• Belajar berbicara
• Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
• Mencapai stabilitas fisiologik
• Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
• Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
• Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata
hati
• Mulai bekerja
• Memilih pasangan hidup
• Belajar hidup dengan suami/istri
• Mulai membentuk keluarga
• Mengasuh anak
• Mengelola/mengemudikan rumah tangga
• Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara
• Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan
Fase perkembangan manusia mulai dari bayi, anak - anak, remaja, dewasa, dan lansia.
Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung
seiring dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan,
merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan
belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi
pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas
perkembangan antara lain, (1)adanya kematangan fisik tertentu pada fase
perkembanangan tertentu. (2) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang
berkembang itu sendiri, dan (3) adanya tuntutan kultural masyarakat. Setiap anak atau
individu berkembang melalui tahap perkembangan. Setiap tahap, terutama tahap-tahap
perkembangan yang dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema yang
menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas
perkembangan konkrit yang penting, yang harus dicapai si anak atau individu. Dalam
rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya manusia
harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu umpamanya kebiasaan belajar
berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-
kebiasaan tententu pada saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan
langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil
mencapainya
mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela
orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami
kesulitan. Menurut para ahli seperti Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan
yaitu belajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk memiliki
cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia kematangannya mulai belajar
memantapkan identitas diri.
Prinsip perkembangan
Menurut ahli seperti Elizabeth B. Hurlock (1978) Prinsip-prinsip ini merupakan ciri
mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak seperti :
(1) Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami
perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa
menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
(2) Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat
terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa
dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang
hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
(3) Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu
terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan genetik individu.
(5) Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik
untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan
yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya
(6) Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola
yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang
dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan
kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini
disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda.
Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap
perkembangan seorang anak.
(7) Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung
bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat
mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola
perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan.
Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk
atau ketidakmatangan.
Faktor genetik yaitu meliputi faktor keturunan yang bersifat tetap atau tidak berubah
sepanjang kehidupan. Bentuknya bias menentukan beberapa karakteristik seperti jenis
kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen. Sehingga diharapkan potensi genetik yang bermutu
hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil
akhir yang optimal.
Faktor eksternal / lingkungan juga mempunyai peranan yang besar yaitu empengaruhi
individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya
Aliran gestalt menurut para pengikut gestalt perkembangan itu adalah proses diferensiasi.
Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian
adalah sekunder; bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya, keseluruhan
ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Bila kita bertenu dengan seorang
teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang
baru atau pulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita
itu sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru kemudian menuyusul kita saksikan adanya
hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang
terluka, dan sebagainya.
Teori Behaviorisme menurut teori belajar ini adalah perubahan tingkah laku, seseorang
dianggap belajar sesuatu bila ada menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya,
seorang siswa belum bisa membaca maka betapapun gurunya berusaha sebaik mungkin
mengajar atau bahkan sudah hafal huruf A sampai Z di luar kepala, namun bila siswa itu
gagal mendemonstrasikan kemampuannya dalam membaca, maka siswa itu belum bisa
dikatakan belajar. Ia dikatakan telah belajar apabila ia menunjukkan suatu perubahan
dalam tingkah laku ( dari tidak bisa menjadi bisa membaca). Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Teori Kognitif yaitu menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan antara lain
memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar
kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai
pada hasil tersebut. mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan
aktif dalam kegiatan belajar. Dengan emaklumi akan adanya perbedaan individual dalam
hal kemajuan per- kembangan. Serta mengoptimalkan engutamakan peran siswa untuk
saling berinteraksi.
Teori konstruktivisme dapat diterapkan pada pembelajaran seperti setiap guru akan
pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun masih
ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan
sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi
kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama
sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang
baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa sedirilah para
siswa akan betul-betul memahami suatu materi yang diajarkan. Dengan tugas setiap guru
dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau
dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para sisiwa harus dapat
secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka
kognitif. Diterapkan dengan mengajar secara baik, guru harus memahami model-model
mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang
dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung model-model itu. Sebagai
pengajar diharapkan menciptakan konsep teori dan menghasilkan situasi bagi siswa itu
sendiri yang dapat membantu perkembanganya.
HUKUM PERTUMBUHAN YANG EKSPLOSIF
Untuk Menambah pertumbuhan, Pimpinlah Para Pengikut - untuk Melipatgandakan,
Pimpinlah Para Pemimpin
Pada tahun 1984, di usia dua puluh dua tahun, John Schnatter memulai usahanya sendiri.
Ia mulai menjual pizza dari sebuah gudang yang telah diubah di Mick's Tavern, sebuah
restoran yang salah seorang pemiliknya adalah Ayahnya sendiri. Walaupun ia masih
muda, ia memiliki visi, dorongan, serta energi yang luar biasa - cukup besar untuk
membuat toko pertamanya di sebelah restoran Mick di Jeffersonville, Indiana. Ia mulai
tokonya itu Papa John's. selama beberapa tahun berikutnya, Schnatter bekerja keras untuk
membangun perusahaannya. Pada waktunya, ia buka beberapa toko lainnya, dan
belakangan, ia mulai menjual waralaba. Pada awal tahun 1991, ia sudah memiliki 46
toko. Itu saja sudah merupakan kisah sukses. Namun yang terjadi dalam beberapa tahun
kemudian bahkan lebih baik lagi.
Pada tahun 1991 dan 1992, papa John's telah menjadi usaha besar. Di akhir tahun 1991,
jumlah tokonya telah berlipat menjadi 110 buah. Di akhir tahun 1992, jumlahnya telah
berlipat menjadi 220. dan pertumbuhannya terus berlanjut secara dramatis. Di awal tahun
1998, jumlahnya telah lebih dari 1,600. Apakah yang membuat perusahaan ini tiba-tiba
mengalami pertumbuhan yang luar biasa itu? Jawabannya dapat ditemukan dalam Hukum
Pertumbuhan yang Eksplosif.
Schnatter telah selalu merekrut orang-orang yang baik untuk stafnya, namun ditahun-
tahun awal ia benar-benar seorang pemimpin tunggal serta tenaga pendorong di balik
sukses bisnisnya. Pada tahun 1980-an, ia tidak menyediakan cukup waktu untuk
mengembangkan pemimpin-pemimpin kuat lainnya. "dibutuhkan pertumbuhan yang
sangat tinggi di pihak saya", katanya tentang sukses papa John's. "Antara usia 26 hingga
32 tahun, hal yang paling sulit adalah saya punya banyak John Schnatter di sekeliling
saya (orang-orang yang memiliki potensi besar, yang perlu dibimbing). Mereka
membutuhkan banyak bimbingan, sedangkan saya selalu sibuk mengembangkan diri
sendiri, berusaha membawa diri saya ketingkatan berikutnya, dan tidak mengembangkan
orang-orang itu. Akibatnya, saya kehilangan mereka. Tugas saya adalah membangun
orang yang akan membangun perusahaan ini. Ini akan jauh lebih sulit bagi saya
ketimbang 1,200 toko yang pertama".
Diawal tahun 1990-an, Schnatter mulai memikirkan bagaimana caranya untuk benar-
benar mengembangkan perusahaannya. Kuncinya adalah kepemimpinan. Secara pribadi,
ia telah tumbuh sebagai pemimpin. Kemajuan besarnya dalam kepemimpinannya
membuka pintu untuk menarik para pemimpin yang lebih baik ke perusahaannya dan
memberi mereka waktu yang mereka butuhkan. Ketika itulah ia mulai merekrut beberapa
orang seperti Wade Oney, yang sekarang menjadi direktur operasional perusahaan. Wade
telah bekerja untuk Domino's Pizza selama empat belas tahu, dan John percaya bahwa
dialah salah satu alasan mengapa perusahaannya telah demikian sukses. Ketika Wade
meninggalkan Domino's, John segera memintanya menjadi bagian dari tim Papa John's
Pizza.
Schnatter telah membangun sebuah perusahaan yang mampu menciptakan pizza yang
mengundang selera - dan mengumpulkan keuntungan yang sehat dalam prosesnya (rata-
rata penjualan pertokoannya lebih tinggi dari pada Pizza Hut, Domino's, atau Little
Caesar's). sasaran mereka adalah membangun perusahaan yang lebih besar lagi. Bersama-
sama, mereka mulai membicarakan tentang bagaimana caranya agar mereka dapat
membuka empat ratus hingga lima ratus restoran per tahunnya. Dan ketika itulah mereka
memfokuskan perhatian mereka untuk mengembangkan pemimpin agar mereka dapat
membawa perusahaannya ke tingkatan yang lebih tinggi. Kata Oney, "Alasan mengapa
kami sukses di pasaran adalah focus kami pada kualitas serta hasrat kami untuk menjaga
kesederhanaan. Alasan mengapa kami sukses sebagai perusahaan adalah karena kami
memiliki orang-orang yang baik".
Sejak awal tahun 1990-an, Schnatter dan Oney telah mengembangkan tim pemimpin
kelas satu yang membantu perusahaan mengalami pertumbuhan yang eksplosif, orang-
orang seperti Blaine Hurst, presiden Papa John's dan wakil pimpinan puncak; Drucilla
"Dru" Milby, Direktur Keuangan; Robert Waddell, prsiden papa John's Food Service; dan
Hart Boesel, yang mengepalai operasi warabala.
Pertumbuhan papa John's sungguh fenomenal dalam industri yang telah dianggap jenuh
dengan pesaing satu decade yang lalu. Pada tahun 1997, mereka buka lebih dari 350
restoran baru. Pada tahun 1998, mereka juga melaksanakan berbagai rencana untuk
meluncurkan Papa John's secara intenasional. Mereka tidak berencana untuk berhenti
tumbuh hingga menjadi penjual pizza terbesar di dunia.
John Schnatter serta Wade Oney telah sukses karena mereka menerapkan Hukum
Pertumbuhan yang Eksplosif. Pemimpin manapun yang menerapkannya bergeser dari
matematika pengikut ke apa yang saya sebut matematika pemimpin. Beginilah cara
kerjanya. Para pemimpin yang mengembangkan para pengikutnya menumbuhkan
organisasinya hanya satu orang satu kali. Namun para pemimpin yang mengembangkan
pemimpin-pemimpin lain akan melipatgandakan pertumbuhannya, karena untuk setiap
pemimpin yang mereka kembangkan, mereka juga mendapatkan seluruh pengikut
pemimpin baru tersebut. Tambahkanlah sepuluh pengikut ke organisasi anda, maka anda
hanya mendapatkan kuasa dari sepuluh orang. Tambahkanlah sepuluh pemimpin ke
organisasi anda, maka anda mendapatkan kuasa dari sepuluh pemimpin dikalikan dengan
seluruh pengikut serta pemimpin lain yang mereka pengaruhi. Itulah bedanya antara
penambahan dengan pelipatgandaan. Itu adalah sperti menumbuhkan organisasi anda
daengan tim ketimbanga dengan individu. Semakin baik pemimpin yang anda
kembangkan, semakin baik kualitas serta kuantitas pengikutnya.
Mengembangkan para pemimpin itu sulit karena pemimpin potensial lebih sulit dicari
dan ditarik. Mereka juga lebih sulit dipertahankan, karena tidak seperti pengikut, mereka
energik dan berjiwa wiraswata, dan mereka cenderung ingin memilih jalan sendiri.
Mengembangkan pemimpin juga kerja keras. Mengembangkan kepemimpinan bukanlah
seperti mengisi air dan mengaduknya. Dibutuhkan waktu, energi, serta sumber-sumber
daya.
Selama dua puluh tahun terakhir, saya telah memprioritaskan pengembangkan pemimpin.
Dampaknya terhadap organisasi saya tidak pernah percuma. Namun dalam sepuluh tahun
terakhir, saya juga telah mendapatkan keistimewaan luar biasa melihatnya berdampak
terhadap pemimpin lain serta oraganisasi mereka. itu terjadi karena banyak pempimin
yang telah saya Bantu kembangkan selama sepuluh tahunterakhir bekerja di berbagai
oragnisasi diluar oragnisasi saya. Akibatnya, sesekali saya terkejut menemukan seseorang
yang telah saya kembangkaan bahkan tanpa mengetahuinya. Itulah yang terjadi ketika
saya mengadakan sebuah konferensi di luar negeri musim gugur yang lalu.
Seperti yang telah saya singgung di Bab-bab sebelumnya, terkadang saya mengajar
kepemimpinan di luar Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun, saya telah mengadakan
konferensi di Australia, Brazil, Canada, India, Indonesia, Korea, New Zeland, Nigeria,
dan Afrika Selatan. Selain itu, buku-buku saya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari
dua puluh bahasa, dan kasket-kaset saya telah didistribusikan ke negara-negara di seluruh
dunia. Maka saya tahu bahwa prinsip-prinsip kepemimpinan saya telah melanglang
buana. Namun saya masih juga terkejut senang ketika saya pergi ke India musim gugur
yang lalu, berjumpa dengan David Mohan untuk pertama kalinya di kota Madras, dan
mendengar kisahnya yang luar biasa.
Pendeta Mohan memimpin gereja Kristen terbesar di seluruh India. Saya pergi ke sana
untuk mengajarkan kepemimpinan kepada sebuah kelompok yang terdiri dari kira-kira
dua ribu pendeta. Ketika saya tiba, ia menyambut saya agak terburu pagi itu, pesawat
kami telah tertunda lima jam sebelum kami tiba, maka ia dan saya tidak punya cukup
banyak waktu mengbrol sebelum konferensi dimulai. Sementara saya mengajarakan
kepemimpinana, ia duduk di barisan depan, menyerap segala yang saya ucapkan. Ketika
saya ajarkan Hukum Prioritas dan Prinsip Pareto, saya lihat ia kumpulkan para pemimpin
top di sekelilingnya untuk memastikan mereka juga memahami apa yang saya ajarkan.
Dan sesekali, ketika saya perkenalkan prinsip lainnya yang merupakan bagian dari ajaran
mendasarkan saya tentang kepemimpinan, ia tampaknya sudah mengantisipasikan apa
yang akan saya ucapkan.
Setelah konferensi usai, ia mengucapkan terima kasih dengan penuh kehangatan dan
bersikeras untuk mengantar saya ke bandara. Sementara kami menuju bandara, ia
ceritakan kisahnya ia dijadwalkan berada di Pittsburg, Pennsylvania, namun ketika ia
dengar saya akan datang, ia mengubah rencananya karena ia ingin berjumpa dengan saya.
Tujuh tahun sebelumnya, gerejanya terdiri dari kira-kira tujuh ratusan jemaat. Untuk
ukuran India, gerejanya cukup besar. Namun ia ingin menjangkau lebih banyak orang dan
membuat dampak lebih besar di negaranya. Dan ia sadar bahwa untuk itu, ia perlu mulai
mengembangkan pemimpin di antara orang-orangnya sendiri.
Kira-kira ketika itu, seseorang menceritakan kepadanya tentang buku-buku saya serta
kaset-kaset saya tentang kepemimpinan. Selama tujuh tahun berikutnya, ia menjadi
seperti karet penyerap busa (spon), membaca buku-buku saya, mendengarkan kaset-kaset
saya, dan menyerap segalanya yang dapat dipelajarinya tentang kepemimpinan.
Sementara ia bertumbuh, demikian juga gerejanya. Ketika saya berkunjung pada musim
gugur tahun 1997 itu, empat belas ribu jemaat memenuhi gerejanya telah diletih dan
dikembangkan menjadi pemimpin. Dan ia berterima kasih kepada saya atas bantuan yang
tidak saya sadari telah saya berikan kepadanya.
Saya merasa rendah hati oleh ceritanya itu; saya juga merasa sangat berbesar hati. Saya
mulai bertanya-tanya berapa banyak lagi pria dan wanita di luar sana yang tidak pernah
saya jumpai namun telah belajar tentang kepemimpinan sehingga memberikan dampak
yang lebih besar pada diri orang lainnya. Perjumpaan serta percakapan dengannya itu
membuat saya berkomitmen untuk terus mengajarkan kepemimpinan.
Saya tidak tahu di mana posisi anda dalam perjalanan kepemimpinan anda. Anda
mungkin sedang mengupayakan pertumbuhan kepemimpinan anda, atau mungkin anda
sudah menjadi pemimpin yang sangat berkembang. Dimanapun posisi anda, saya tahu
satu hal: anda akan mencapai tingkatan tertinggi hanya jika anda mulai mengembangkan
pemimpin-pemimpin lainnya ketimbang pengikut. Pemimpin yang mengembangkan
pemimpin lainnya mengalami efek berlipatganda di dalam organisasinya, yang tidak
mungkin di capai dengan car lain - bukan dengan menambah sumber daya, memangkas
biaya, meningkatkan margin, menganalisa system, melaksanakan prosedur manajemen
kualitas, atu yang lainnya. Satu-satunya cara untuk mengalami pertumbuhan yang
eksplosif adalah dengan matematika pemimpin. Itulah kuasa yang luar biasa dari Hukum
Pertumbuhan yang Eksplosif.
Hukum Perkembangan
Suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif dan menunjukkan adanya hubungan yang
ajeg(continue) serta dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik,
hal itu lazimnya disebut sebagai hokum perkembangan.
2. Hukum Irama Perkembangan. Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau
lambatnya perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau rythme perkembangan.
Jadi perkembangan anak tersebut mengalami gelombang “pasang surut”. Mulai lahir
hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu
bidang tertentu.
Misalnya , akan mudah sekali diperhatikan jika mengamati perkembangan pada anak-
anak menjelang remaja. Ada anak yang menampakkan kegoncangan yang hebat, tetapi
adapula anak yang melewati masa tersebut dengan tenang tanpa menunjukkan gejala-
gejala yang serius.
4. Hukum Kesatuan Organ. Tiap-tiap anak itu terdiri dari organ-organ tubuh , yang
merupakan satu kesatuan diantara organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya,
tidak dapat dipisahkan berdiri integral. Contoh : perkembangan kaki yang semakin besar
dan panjang , mesti diiringi oleh perkembangan otak, kepala, tangan dan lain-lainnya.
5. Hukum Hierachi Perkembangan. Bahwa perkembangan anak itu tidak mungkin akan
mencapai suatu phase tertentu dengan spontan, akan tetapi harus melalui tingkat-tingkat
atau tahapan tertentu yang tersusun sedemikian rupa sehingga perkembangan diri seorang
menyerupai derajat perkembangan. Contoh : perkembangannya pikiran anak, mesti
didahului dengan perkembangan pengenalan dan pengamatan.
6. Hukum Masa Peka. Masa peka ialah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang
suatu fungsi kejiwaan atau fisik seseorang naka. Sebab perkembangan suatu fungsi
tersebut tidak berjalan secara serempak antara satu dengan lainnya. Contoh : masa peka
untuk berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua dan untuk berbicara sekitar
tahun pertama.
Istilah peka pertama kali ditampilkan oleh seorang ahli biologi dari Belanda bernama
Hugo de Vries (1848-1935), kemudian istilah tersebut dibawa kedalam dunia pendidikan,
khussusnya psikologi oleh Maria Montessori (Italia 1870-1952).
8. Hukum Rekapitulasi. Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat
dari perkembangan manusia di dunia dari masa berburu hingga masa industri. Teori ini
berlangsung dengan lambat secara berabad-abad. Jika pengertian rekapitulasi ini
ditransfer ke psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa anak
mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat manusia.
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses menuju kedepan
dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan
perubahan yang sedikit banyak berisifat tetap dan tidak dapat diulang. Perkembangan
menunjukkan pada perubahan-perubuahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.
Diantara para psikolog ada yang tidak membedakan antara istilah perkembangan dan
pertumbuhan: namu ada yang lebih setuju akan istilah pertumbuhan. Hal ini mungkin
untuk menunjukkan bahwa seseorang bertambah dalam berbagai kemampuannya yang
bemacam-macam bahwa ia lebih mengalami diferensiasi dan juga bahwa ia pada
tingkatan yang lebih tinggi, lebih mengalami integrasi. Disini pertumbuhan khusus
dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik murni.
Menurut pendapat para psikolog istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-
sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologi yang menampak.
Tumbuh adalah berbeda dengan perkembangan. Pribadi yang tumbuh mengandung arti
yang berbeda dengan pribadi yang berkembang. Olehkarena itu dibedakan antara
[ertumbuhan dan perkembangan. Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun
yang rohaniah terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan
pribadi manusia berubah menuju ke arah kesempurnaan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengeruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atu pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besr, dari
sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas.
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha
sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu
menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu
menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki
teman, dan sebagainya.
Selain tugas-tugas perkembangan, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja,
antara lain:
- Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
- Emosinya tidak stabil
- Perkembangan Seksual sangat menonjol
- Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
- Terikat erat dengan kelompoknya
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai
sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
Dengan mengetahui tugas perkembangan dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para
orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada
masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini
dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan
jiwanya.[sumber :www.iqeq.web.id]
Posted by Panji_Psikologi Pendidikan at 10:14 PM 0 comments
psikologi perkembangan remaja
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha
sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu
menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu
menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki
teman, dan sebagainya.
Selain tugas-tugas perkembangan, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja,
antara lain:
- Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
- Emosinya tidak stabil
- Perkembangan Seksual sangat menonjol
- Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
- Terikat erat dengan kelompoknya
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai
sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
Dengan mengetahui tugas perkembangan dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para
orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada
masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini
dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan j
jiwanya
Pola-pola pertumbang
1. Directional trends
Pertumbang terjadi secara teratur, sesuai arah, mencerminkan perkembangan fisik dan
kematangan fungsi neuromuskuler
c. Diferensiasi
Perkembangan si anak untuk melakukan suatu aktivitas dari proses yang sederhana
hingga proses yang kompleks. Cth. Berguling merangkak jalan berlari.
2. Sequential Trends
Adanya kejelasan batasan atau parameter yang jelas terhadap tumbang anak.
Misalkan pada usia 2 tahun anak harus dapat merangkak.
3. Developmental Pace
Suatu kecepatan tumbang anak untuk dapat melakukan setiap tindakan berdasarkan
sequential trends (parameter tersebut). Misalkan usia 2 tahun itu sehausnya anak
sudah bisa merngkak, maka apabila dibawah usia itu si anak sudahdapat merangkak,
maka dikatakan developmental pace anak lebih, dan pula sebaliknya bila usia 2 tahun
lebih si anak belum juga bisa meranklak maka ia megalamai suatu keterlambatan
dalam developmentalnya.
4. Periode sensitif
Suatu pola tumbang dimana si anak mulai meniru keadaan di sekitarnya, sehingga
apabila lingkungan sekitar baik maka akan baik, bila buruk maka buruk pula juga
tumbanga anak itu. Oleh karena itu, lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi
kedaan sianak selama proses tumbang saat masa-masa sensitif ini.
Pertumbang Biologis
1. Proporsi Eksternal
Perubahan biologi dari seseorang menjadi lebih tinggi, besar ini didominsai oleh
perubahan cephalocaudal. Misalkan adanya perkembangan kaki terlebih dahulu pada
usia remaja sehingga si anak terlihat lebih tinggi, lebar bahu laki-laki remaja lebih
lebar daripada bahu wanita.
2. Proporsi wajah
3. Postur
Lebih ditekankan pad proses pembengkokan tulang columna vertebrae. Sehingga
adanya lekukan pada tulng belakang. Misalkan pada usia 3 bulan dimana bayi telah
dapat mengontrol kepalanya, sehigga bengkokkan sekunder tampak di regio servikal.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada regio lumbal ketika si anak berusaha untuk
dapat duduk.
Pada usia 2 tahun normalnya anak-anak telah mencapai 50 % tinggi badan dewasanya.
Pada usia 3 tahun, pertumbuhan tinggi badan anak tetap dan stabil, yakni sekitar 5-6
cm/tahun yangb erjalan hingga 9 tahun ke depan. Pertumbuhan yang akan melonjak
tinggi yakni pada usia remaja.
Pada saat kelahirn berat badan lebih bervariasi dari variable lainnya, misalkan tinggi
badan.Akan tetapi saat sesudah kelahiran akan sem,akin meninggakt berat badan tersebut
dan jua akan turun. Hal tersebut dikarenakan aktivitas dari sang anak yang mulai aktif
dan asupan makanan yang berkurang. Setelah tahun kedua, berat badan bertambah 2 –
2,75 kg/tahun dan akan tetap sama hingga masa remaja.
2. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang di peroleh dari pengaruh lingkungan karakteristik bawaan. Keturunan
yang di miliki sejak lahir baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial.
3. Bidang-Bidang Perbedaan
a. Perbedaan kognitif
Kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik kemampuan kognitif merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Perbedaan individual dalam kecakapan bahasa
Kemampuan bahasa adalah kemampuan seseorang untuk mengatakan buah pikirannya
dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna.
4. Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus yang di miliki oleh
manusia.
5. Sosial
Jadi, bayi begitu pula setiap orang memerlukan orang lain dalam proses pertumbuhan.
6. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi setiap orang senantiasa berkomunikasi
dengan dunia sekitarnya.
7. Bakat khusus
Seorang yang memiliki bakat akan dapat mengamati sebab kemampuan yang di miliki
akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
8. Sikap nilai dan moral
Yaitu penguasa pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (efektif) dan
penguasa psikomotor.
1. Latar Belakang
Awal masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik yang pesat. Dengan mulai
berfungsinya hormon-hormon sekunder. Pada permulaan masa remaja, pertumbuhan fisik
yang sudah menyerupai manusia dewasa ini tidak didahului dengan perkembangan psikis
yang sama besarnya.
Banyak kesulitan yang di alami anak pada masa perubahan ini. Secara umum remaja
memiliki ciri sebagai berikut :
1. Pertumbuhan fisik yang sangat pesat dan mulai berfungsinya hormon sekunder
terutama hormon reproduksi.
2. Fase remaja adalah masa mencari identitas sehingga pada masa ini anak mempunyai
pribadi yang sangat lebil baik dalam pemikiran, perasaan maupun emosionalnya.
3. Remaja mulai menginginkan kebebasan emosional dari orang tua dan mudah
meningkatkan dirinya dengan kehidupan pergaulan.
4. Gampang tersinggung, sudah melampiaskan kemarahannya, malas, murung, ingin
menangis sendiri.
5. Perkembangan penalaran yang pesat menjadikan kelompok remaja menjadi kelompok
yang bersifat kritis dan idealis.
6. Pada masa ini juga berkembang sifat sangat besar, sehingga pada kelompok-kelompok
remaja suka sekali menjadi pengelana.
7. Mulai berfungsinya hormon sekunder terutama hormon reproduksi menyebabkan
mulai tertarik pada lawan jenis.
2. Rumusan Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja merupakan salah satu sistem yang
tidak dapat dipisahkan.
Tugas-Tugas Perkembangan
Oleh Havighurs perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus di pelajari,
dijalani dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Secara sadar pada
akhir masa kanak-kanak seorang individu untuk dapat bersikap dan berprilaku lebih
dewasa.
Makna “dewasa” dapat di artikan dari berbagai segi, sehingga di kenal istilah dewasa
secara fisik, secara psikologis, secara sosial.
2. Faktor lingkungan
Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi individu di dalam
hidupnya baik dalam bentuk lingkungan fisik yang berupa kondisi rumah.