Anda di halaman 1dari 19

SEGIEMPAT DAN LINGKARAN

A. SEGIEMPAT TALIBUSUR

Definisi : Segiempat talibusur ialah segiempat yang ke empat titik sudutnya


terletak pada keliling sebuah lingkaran.

Jika kita gambarkan sebuah lingkaran dan pada kelilingnya kita ambil
empat buah titik, yang kita hubung-hubungkan, maka terjadilah sebuah
segiempat yang disekelilingnya terdapat sebuah lingkaran. Keempat buah sisi
segiempat itu ialah talibusur lingkaran itu. Segiempat yang demikian kita
namakan segiempat talibusur. Jadi segiempat talibusur ialah segiempat yang titik
sudut-sudutnya terletak pada keliling lingkaran.

Sebuah lingkaran ditentukan oleh tiga buah titik.

Jadi jika kita mempunyai tiga buah titik (titik-titik itu tidak boleh terletak
pada sebuah garis lurus), kita selalu dapat membuat sebuah lingkaran yang

1
melalui ketiga buah titik itu. Karena itu melalui sebuah segitiga selamanya dapat
kita buat sebuah lingkaran.

Tetapi jika kita gambarkan sekarang segiempat saja,maka umumnya tak


dapat kita buat sebuah lingkaran, yang melalui keempat-empat titik sudut
segiempat itu.

Tentu saja dapat kita buat sebuah lingkaran melalui tiga buah titik dari
keempat titik sudut itu, sehingga adanya titik sudut yang keempat pada keliling
lingkaran itu merupakan hal yang khusus.

1. Sifat – sifat segiempat talibusur

a. Dalam sebuah segiempat tali busur sudut-sudut yang berhadapan


suplementer.

Diketahui : ABCD ialah segiempat tali busur.

Buktikan : A + C = 180o.

1
Bukti : A = bs. BCD
2
1
C = bs. BAD
2
1
A + C = ( bs . BCD +bs . BAD )
2
1
= x kelilinglinkarang
2

1
= x 360 °=180 °
2

2
b. Sudut luar dari sebuah sudut segiempat tali busur sama dengan sudut
dalam yang berhadapan dengan sudut segiempat itu.

Jika sudut-sudut A dan C suplementer, maka sudut luar C sama dengan


A. Sebaliknya sudut luar A sama dengan C.

Buktinya mudah sekali : C = 180o - Cx (sudut bersisian)

Demikian pula : A = 180o - Cx

Akibatnya : A = C.

c. Jika dua buah sudut yang berhadapan pada sebuah segiempat


suplementer dan sebuah sudut luar sebuah segiempat sama dengan

3
sudut yang berhadapan dengan sudut dalam segiempat, maka segiempat
itu segiempat talibusur.

Diketahui : segiempat ABCD.


A + C = 180o
Buktikan : ABCD segiempat talibusur.(Dengan kata lain A, B, C dan D
terletak pada linkarang.
Bukti : kita harus membuat sebuah linkarang melalui titik-titik D, A dan B.
Jadi sekarang harus dibuktikan bahwa C pun terletak pada linkarang
itu.

Maka ada dua kemungkinan :

1. C tidak terletak pada lingkaran


2. C terletak di dalam lingkaran

Maka kita perpanjangan garis DC memotong linkaran di E. Jadi


segiempat ABED ialah segiempat talibusur, dimana A + E = 180o.
Tetapi diketahui A + C1= 180o. Sehingga  C1 = E.

4
Jadi kemunkinan bahwa titik C terletak pada lingkaran.

d. Dalam sebuah segiempat talibusur hasil kali garis sudut-menyudut sama


dengan dijumlah hasil kali sisi-sisi yang berhadapan.

Jika sisi-sisinya kita sebut a, b, c, dan d dan garis sudut-menyudutnya p dan


q, maka ;
rumus : p x q = ac + bd

Dik : segempat talibusur ABCD


Buktikan : BD x AC = AB x CD + BC x AD
Bukti : Tarik garis DE sedemikian , hingga ADE = CDB
1
 A1 = B2 = bs. CD
2
D1 = D3 ( dibuat sama)
∆ AED  ∆ BCD

5
Jadi AE : BC = AD : BD
Atau AE X BD = BC x AD.........I

Lagi pula :
1
 C2 =  B1( bs. AD)
2
 D23 =  D12
∆ CDE  ∆ BDA
DC : BD = CE : AB atau
BD x CE = BC x AB............II

Menjumlahkan pers. I dan II


I. AE x BD = BC x AD
II. CE x BD = DC x AD

BD ( AE + CE ) = BC x AD + DC x AB

BD x AC = BC x AD + DC x AB

qxp = bxd+cxa

e. Perpanjangan sisi-sisi

6
Sebuah perpanjangan sisi-sisi AD dan BC dari segiempat talibusur ABCD.
Perpanjangan-perpanjangan ini berpotongan di P. kita misalkan PD = x dan
PC = y dan kita hendak mencoba menyatakan x dan y dengan sisi-sisi
segiempat talibusur. Sisi-sisi ini kita sebut berturut-turut a, b, c, dan d.
Diketahui : segiempat talibusur ABCD.
1. PD = x = perpanjangan AD.
2. PC = y = perpanjangan BC.
Nyatakanlah x dan y dengan a, b, c, dan d.

∆ PDC  ∆ PBA ( P bersekutu ,  D3 =  B


Akibat dari kesebangunan ini :
1. x : ( y + b ) = c : a atau
ax = c ( y + b ) atau
ax – cy = bc ...........I
2. y : ( x + d ) = c : a atau

7
ay = c ( x + d ) atau
ay – cx = cd.............II

Dari pers. I dan II kita dapat menentukan perpanjangan diagonalnya.

ax – cx = bc ( c ) acx – c2 y = bc2
ay – cx = cd ( a ) - acx + a2y = acd +
y ( -c2 + a2 ) = bc2 + acd
bc 2+ acd
y=
a2−c 2
c (bc+ ad)
y=
a 2−c 2
ax – cy = bc ( a ) ax2 - acy = abc
ay – cx = cd ( c ) - cx2 + acy = c2d +
x ( a2 + c2 ) = abc + c2d
abc+ c 2 d
x=
a2 +c 2
c (ab+ cd)
x=
a2+ c 2

Ada beberapa cara untuk mempermudah menghitung perpanjangan sisi-


sisi:

a. ∆ PDC ~ ∆ PBA
b. Akibatnya ada dua buah perbandingan seharga
c. Sesudah pemakaian sifat utama perbandingan seharga, kita peroleh dua
buah persamaan, yang bilangan-bilangannya merupakan perpanjangan-
perpanjangan yang diminta.
d. Kedua bilangan itu kita cari.
f. Panjang diagonal

8
Maka menurut pendirian Ptolomeus :
BD x AC = ac + bd..........I
Kita perpanjang AD dan BC.
Kalau kita perhatikan ∆ BDP dan ∆ ACP, maka
1.  P =  P
2.  B =  A = ½ bs. DC
Jadi ∆ BDP ͠ ∆ ACP
Atau BD : AC = DP : CP.......II
c (ab+ cd)
DP = x =
a2 −b2

c (bc+ ad)
CP = y =
a2 −b2

BD : AC = ( ab + cd ) : ( bc + ad )....III

Jadi dari diagonal – diagoal itu kita ketahui hasil kalinya ( I ) dan
perbandingannya ( III )

9
kita kalikan ( I ) dan ( III ):
BD
BD x AC x
AC
ab+ cd
BD2 = ( ac + bd ) x
bc+ ad
( ac+bd ) ( ab+cd )
BD =
√ bc+ ad

kita bagikan ( I ) dan ( III )


BD
BD x AC :
AC

ab+ cd
AC2 = ( ac + bd ) :
bc+ ad

( ac+bd ) ( bc +ad )
AC =
√ ab +cd
Untuk mempermudah menghitung panjang diagonal :
a. Hitunglah perpanjangan sisi-sisi dan dengan bantuan bantuan
perbandingan- perbandingan panjang diagonal ( III )
b. Pendirian ptolomeus menghasilkan diagonal- diagonal
c. Kalikan kedua hasil itu dan bagikan keduanya

g. Luas segiempat talibusur

10
Sekarang kita dapat menghitung luas segiempat talibusur, kalau
keempat sisinya dikatahui.kita tarik sebuah diagonal AC. Oleh sebab itu,
terjadi segitiga-segitiga ABC dan ACD. Pada tiap-tiap segitiga ini kita
pergunakan rumus s, yaitu :
1
Luas ∆ = √ s ( s−a )( s−b ) ( s−c). Untuk ∆ ABC s = (AB + BC +
2

1
AC) dan untuk ∆ ACD (AC + CD + DA).
2
Dari ini tenyata bahwa AC perlu dihitung dulu dengan cara §
panjang diagonal. Kalau luas kedua segitiga ini kita jumlahkan luas yang
ditanyakan.

B. SEGIEMPAT PENYINGGUNG

Definisi: Segiempat penyinggung ialah sebuah segi empat, yang keempat sisinya
menyinggung sebuah lingkaran.

11
Jika pada keliling sebuah lingkaran kita ambil empat buah titik dan titik
ini kita buat garis singgung pada lingkaran itu, maka garis-garis singgung itu
membentuk sebuah segiempat. Segi empat yang demikian disebut segiempat
penyinggung.

Gambar10

Karena garis singgung-singgung yang ditarik dari sebuah titik ke sebuah


linggkaran sama, maka kita peroleh seperti gambar di atas.

AP = AS

BP = BQ

CR = CQ

DR = DS

12
AP+BP+CR+DR=AS+BQ+CQ+DS,atau AB+CD=BC+AD, Dengan perkataan
“Dalam sebuah segiempat penyinggung jumlah sisi yang berhadapan sama.

1. Ciri-ciri untuk mengenali sebuah segiempat penyinggung

Tentulah jelas bagi kita bahwa tidak pada tiap-tiap segiempat dapat
kita buat sebuah lingkaran, dengan kata lain bahwa tidak sembarangan
segiempat dapat dinamakan segiempat penyinggung. Dengan jalan
menggambarkan garis bagi dua buah sudut yang berturutan, dapatlah kita
membuat sebuah lingkaran, yang menyinggung tiga buah dari sisi itu(lihat
pada gambar di bawah). Pada umumnya sisi yang keempat tidak akan
menyingggung lingkaran itu.

Tibalah kita pada sebuah pertanyaan: kapan sebuah segiempat


dikatakan segiempat penyinggung?
 jika dalam sebuah segiempat jumlah sisi yang berhadapan sama,
segiempat itu disebut segiempat penyinggung.

Gambar11

13
Diketahui: segiempat ABCD
AB+CD=BC+AD
Buktikan: ABCD sebuah segiempat penyinggung.
Bukti: seperti yang sudah kita terangkan di atas, kita selalu dapat lingkaran
P,yang menyinggung sisi AB,AD,dan DC.jadi sekarang haruslah kita buktikan
bahwa jika AB+CD = BC+AD, sisi BC pun harus juga menyinggung
linggkaran P

Ada dua hal yang mungkin:


a. BC tidak menyinggung lingkaran P
b. BC menyinggung lingkarkan P

Seandainya, BC tidak menyinggung lingkaran P, maka tentulah dapat kita


selalu menarik sebuah garis singgung dari B ke lingkaran ini,jadi dalam hal ini
BK kita anggap, benar-benar menyinggung lingkaran itu. Dalam hal ini
tentulah ABKD sebuah segiempat penyinggungan.

Jadi AB + KD =BK + AD (1)

Diketahui AB + DC = BC + AD (2)

Jika kita mengurangi kedua pendapat itu yang satu dengan lain, kita peroleh:

DC – KD = BC – BK

KC = BC – BK

Ketiga potong garis ini ialah sisi-sisi sebuah segitiga. Dalam sebuah segitiga
tidak mungkin sebuah sisi sama dengan selisih kedua sisi yang lain (sebuah

14
sisi selamanya lebih besar daripada selisih kedua sisi yang lain). Jadi dugaan
kita, bahwa BC tidak menyinggung lingkaran itu, tidak benar.

Karena kemungkinan yang ada hanya ada dua buah, kemungkinan yang
kedualah yang harus betul, dengankata lain, BC harus menyinggung
lingkaran.

2. Segiempat tali busur yang juga merupakan segiempat penyinggung.

Akan dijelaskan bagi kita, bahwa sebuah belah ketupat dan sebuah
persegipun selalu merupakan sebuah segiempat penyinggung menurut
pendirian yang terakhir. Sebuah persegi panjang dan sebuah jajaran genjang
tidak akan mungkin menjadi segiempat penyinggung menurut pendirian
tersebut. Bagaimanaka halnya dengan trapesium!

D C’ C S R’ R

A B’ B P Q’ Q

N M’ M
Gambar 12

K L’ L

15
Dari Gambar-gambar yang di atas nyatalah, bahwa sebuah trapesium,
sebuah trapesium sama kaki dan trapesium siku-siku mungkin menjadi
segiempat penyinggung. Tetapi trapesium-trapesium itu tidak tentu selamanya
segiempat penyinggung!
Sekarang kita akan bicarakan sebuah trapesium, yang merupakan
sebuah segiempat tali busur dan sebuah segiempat penyinggung sekali.
Dengan perkataan itu: kita akan membahas sebuah trapesium yang di dalam
dan sekelilingnya dapat dibuat sebuah lingkaran.
Jika di sekeliling sebuah trapesium. Dapat kita buat sebuah lingkaran,
maka segera dapat kita katakan, bahwa trapesium.itu harus sama kaki.

a) Mula-mula akan kita perlihatkan, bahwa S dan P kedua-duanya terletak


pada sumbuh persekutuan kedua sisi sejajar sebuah trapesium samakaki.

16
Segera terlihat, bahwa P terletak pada sumbu AB, karena AP = BP = R.
S titik potong garisbagi sudut A dan B.
Kedua garis bagi itu sama. Jadi sudut-sudut BAS dan ABS sama, atau
segitiga ABS samakaki, jadi titik S pun terletak pada sumbu AB.
b) Sekarang sisi-sisi tegak trapesium. Itu akan kita nyatakan dengan sisi-sisi
sejajar. Misalkan AB = a dan CD = b karena F dan G titik tengahnya, jadi
AF =FB = 1/2 a dan DG = GC =1/2 b
Garis singgug-garis singgung dari D pada lingkaran S sama, jadi DK =
DG = 1/2 b
AK = AF = 1/2a
DK + AK = 1/2 a + 1/2 b atau
AD = 1/2 (a + b ).
Sesi tegak itu sama dengan seperdua jumlah sisi sejajar.
c) Sekarang tinggi t akan kita nyatakan dengan sisi sejajar. Dalam segitiga
siku-siku AED:
ED2 = AD2 – AE2, sedangkan AE = AF – EF
= AF – DG (EFGD persegi p.)
=1/2 a -1/2 b = 1/2 (a – b).
Maka ED2 = { 1/2 ( a + b ) }2 – {1/2 (a –b) }2 =
=1/4 a2 + 1/2ab + 1/2 b2 – 1/2 a2 + 1/2 ab – 1/4 b2 = ab
ED = t = √ ab
SG = SF = r
r = 1/2 GF = 1/2 t √ ab

BAB III
PENUTUP

17
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya Geometri I
tentang Segiempat dan Lingkaran, karena sebagaimana kita ketahui bahwa
matematika ekonomi merupakan alat bantu yang dapat mempermudah kita
mengetahui perhitungan tentang diskon.

Namun walau bagaimanapun, sebaik apapun materi yang dipelajari


khususnya segiempat dan lingkaran tetap juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing, itu semua tergantung partisipasi dari mahasiswa itu
sendiri untuk memepelajari materi tersebut.

B. Saran
Tidak ada pekerjaan yang tidak dapat dilakukan kecuali tiadanya niat
yang sungguh-sungguh dari pelakunya. Hantu penyakit orang yang ingin maju
adalah kegagalan dalam menyingkirkan penyakit enggan dan menunda-nunda
pekerjaan dengan mengatakan nanti saja, atau lain kali deh!

Semoga apa yang kami sampaikan bisa bermamfaat kepada kita semua,
khususnya bagi kami pribadi. Amin……!!!

DAFTAR PUSTAKA

18
Nurhaeda P. 2010. Geometri I. Parepare : FKIP UMPAR Parepare.

Sudjatmiko Ponco. 2004. Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya. 1B untuk


Kelas 1 SMP dan MTS, Solo : Tiga Serangkai.

19

Anda mungkin juga menyukai