Sim Kasus02
Sim Kasus02
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
PT Pertamina Bina Medika (PT Pertamedika) adalah salah satu perusahan
pengelola pelayanan kesehatan yang berskala besar. Saat ini Pertamedika
diserahi tugas mengelola aset dan layanan kesehatan oleh Pertamina atas enam
rumah sakit di berbagai daerah, 19 poliklinik, 1 buah Akademi Keperawatan
dan 1 unit Manajemen Pengendalian Pemeliharaan Kesehatan (MPPK).
Seabagai anak perusahaan Pertamina yang sudah lepas dari induknya, keluarga
besar Pertamedika beserta seluruh unit usahanya mengubah paradigma lama
dari cost‐centre menjadi profit‐centre. Situasi persaingan yang ketat pada
industri kesehatan di Indonesia, mengharuskan Pertamedika menyusun strategi
dan mindset baru menjadi perusahaan pelayanan kesehatan yang dituju oleh
pelanggannya dan diperhitungkan oleh perusahaan sejenisnya.
Bisnis Pertamedika meliputi jumlah poliklinik dan rumah sakit yang banyak
dengan geografis yang luas, volume transaksi yang besar, dengan tuntutan
untuk terus melakukan usaha dengan efisien. Dengan kebutuhan ini, maka
peranan sistem informasi dan teknologi informasi menjadi sangat penting bagi
Pertamedia. Untuk itu, PT Pertamedika beserta masing‐masing unit bisnisnya
perlu menyusun strategi sistem informasi yang tepat agar menunjang bisnis dan
meningkatkan pelayanan maupun pendapatan.
1.2 Tujuan
Dalam tulisan ini, kami menyusun perencanaan strategis sistem informasi untuk
Manajemen Pengendalian Pemeliharaan Kesehatan (MPPK) sebagai salah satu
unit usaha Pertamedika. MPPK merupakan unit usaha baru yang bergerak
dalam yaitu asuransi kesehatan dengan sistem ‘bipartit’.
Tujuan dari penyusunan strategi sistem informasi di Unit MPPK ‐ PT
Pertemedika adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kondisi Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI) yang
ada pada MPPK.
2. Menyusun usulan perencanaan SI/TI MPPK yang mampu menunjang
strategi bisnis PT Pertamedika, baik sekarang maupun di masa depan.
1.3 Metodologi
Dalam menyusun perancanaan strategis sistem informasi pada MPPK, kami
menggunakan metodologi yang disusun oleh Ward‐Pepper. Secara umum,
Pendahuluan 1-4
tahapan analisis dilakukan dengan melakukan kunjungan, wawancara, dan
pengamatan yang kemudian dituangkan dalam tahapan berikutnya berupa
perencanaan SI/TI dan portofolio aplikasi. Tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Analisis Konteks Bisnis
Tahapan ini bertujuan untuk menyusun gambaran konteks bisnis Unit MPPK ‐
Pertamedika. Analisis eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan
ancaman dalam bisnis ini. Metode analisis (tool) yang digunakan untuk analisis
eksternal adalah PEST, dan analisis 5‐forces Potter. Analisis internal dilakukan
untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan secara internal perusahaan.
Analisis dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT dan TOWS.
2. Analisis Konteks TI yang ada
Dalam konteks TI, akan digali kondisi TI pada saat sekarang. Kondisi terkini TI
ini digunakan sebagai acuan apa‐apa saja yang diperlukan atau belum ada agar
strategi bisnis MPPK – Pertamedika dapat dicapai.
3. Menyusun portofolio aplikasi
Dengan menggunakan analisis Mc‐Farlan, akan ditinjau kondisi eksisting dari
aplikasi saat ini yang diikuti dengan perencanaan portofolio yang ditargetkan.
4. Menyusun organisasi TI
Untuk mencapai strategi yang telah ditetapkan, maka diperlukan daya dukung
sumber daya manusianya. Oleh karena itu diperlukan susunan organisasi yang
sesuai.
5. Menyusun tahapan proyek dan perencanaan keuangan
Pada bagian pertama perancanaan strategis sistem informasi ini, kami akan
melakukan tahapan 1 sd 3, sampai penyusunan portofolio aplikasi. Tahapan 4
dan 5 akan dilakukan dilaporkan pada tulisan berikutnya.
Pendahuluan 1-5
2. Konteks Bisnis
2.1 Profil PT. Pertamina Bina Medika (Pertamedika)
PT Pertamedika sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang layanan
kesehatan bagi masyarakat luas yang secara resmi berganti nama pada tanggal 8
Agustus 2002, merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina di mana pada
awalnya bernama PT Rumah Sakit Pertamina, yang telah berdiri sejak bulan
oktober tahun 1997 berkedudukan di Gedung H lantai 6 JI Kyai Maja 43
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Layanan Kesehatan di lingkungan Pertamedika mencakup semua kebutuhan
dasar kesehatan dalam keluarga, melayani penderita tidak hanya sebagai
individu tetapi juga sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat.
Kesehatan merupakan masalah utama untuk menuju kepada kesejahteraan
keluarga , dengan demikian Pertamedika ingin mengajak seluruh pelanggan
untuk menjaga kesehatan dengan upaya‐upaya pencegahan penyakit (preventif)
dan upaya‐upaya peningkatan kesehatan (promotif) melalui program layanan
kedokteran keluarga.
Saat ini Pertamedika merupakan salah satu perusahaan terbesar di bidang
layanan Kesehatan dengan memiliki Unit Usaha yang tersebar di seluruh
Indonesia meliputi 6 (enam) Rumah Sakit, 1 (satu) Akademi Perawat dan 1
(satu) Manajemen Pengendalian Pemeliharaan Kesehatan (MPPK) sebuah
ʺHealth Maintenance Organizationʺ (HMO).
Visi Pertamedika adalah “Menjadi Perusahaan Jasa Layanan Kesehatan yang
Mandiri, efektif, efisien dengan kualitas Internasional”.
DIREKTUR UTAMA
PERTAMEDIKA
SATUAN
CORPORATE
PENGAWASAN
SECRETARY
INTERN
DIREKTUR DIREKTUR
PENGEMBANGAN KEUANGAN
KEUANGAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
OPERASIONAL KONTROLER KORPORAT &
USAHA MANUSIA INVESTASI
RSP
TANJUNG MPPK
7
Kepala MPPK
1
5 5
Pws. Kepesertaan Pws. Pemeliharaan
MPPK 1 Kesehatan 1
Provider
Provider
PISA/Pens
PISA/Pens
Perusahaan
Perusahaan
Pelanggan
Pelanggan
RS/Poli
RS/Poli
Provider Non Jaringan
Non Jaringan
Provider Provider
Provider
PERTAMEDIKA Untuk
Untuk
PERTAMEDIKA Jaringan
Jaringan GawatDarurat
Gawat Darurat
Provider terdiri dari tiga kelompok :
• poliklinik dan rumah sakit milik Pertamedika
• poliklinik dan rumah sakit jaringan, yaitu bekerjasama dengan Pertamedika,
tapi bukan milik Pertamedika
• rumah sakit non jaringan, yaitu rumah sakit manapun yang merawat pasien
peserta MPPK yang terkena kasus gawat darurat.
Pendatang Baru
JPKM baru yang akan muncul
Produk Substitusi
Asuransi Kesehatan
Gambar 4. Porter ‘5-Competitive Forces’
No Nama Lokasi
1 PT Jamkesindo Jakarta
2 PT Askes Jakarta
3 PT Kimia Farma Batam
4 PT Prima Dati Medika Riau
5 BUMD Mitra Husada Dati II Mmagetan Jawa Timur
6 PT Hardlent Medika Husada Jawa Timur
7 PT Panca Bina (HCC) Jawa Timur
Pembeli/Customer
Semakin banyaknya pemain dalam bisnis ini, baik dengan sistem asuransi
maupun sistem kapitasi membuat perusahaan mempunyai lebih banyak pilihan,
sehingga persaingan dalam usaha ini cukup ketat. Bagi perusahaan sebagai
customer, dengan banyaknya pilihan akan semakin memudahkan untuk
memilih mitra bisnis yang sesuai. Posisi MPPK sendiri bagi customer cukup
bersaing karena MPPK memiliki rumah sakit sehingga mempunyai
peran/kontrol dalam penentuan biaya pelayanan. Asuransi juga bisa menjadi
customer dari MPPK, jika mereka menggunakan rumah sakit jaringan MPPK
dan membayar kepada MPPK untuk mendapatkan data pelayanan kesehatan
bagi pemegang polis asuransi mereka. Pelayanan untuk asuransi ini disebut
administration service only (ASO).
Pendatang Baru
Pendatang baru biasanya hanya melayani kebutuhan group perusahaannya
sendiri, dan tidak terbuka untuk melayani perusahaan secara bebas. Beda
dengan penyelenggara JKPM yang mempunyai health provider sendiri, yang
biasanya memang datang dari group perusahaan yang menjadi induk usaha
rumah sakit.
Jadi, dalam konteks ini, entry barrier bagi untuk bersaing dengan MPPK cukup
tinggi. Untuk menjaga kompetensi ini, maka MPPK (dan bersama provider
pendukung) bisa melakukan peningkatan kualitas layanan atau memberikan
keuntungan khusus bagi pelanggan, misalnya harga layanan yang lebih murah,
atau fasilitas khusus yang tidak ada pada penyelenggara yang lain. Tujuannya
agar sulit bagi pendatang baru untuk mengikuti ‘standard’ yang telah
diciptakan oleh Pertamedika group ini.
• Memiliki jaringan rumah sakit dan • Organisasi MPPK belum
klinik sendiri yang tersebar di memenuhi kebutuhan operasional
seluruh Indonesia • Efisiensi belum optimal
• RS tergolong top‐referral • Koordinasi dengan RS jaringan
• Didukung dengan pengadaan belum optimal
sarana teknologi dan fasilitas yang
bagus
• Sudah memiliki basis pelanggan
yang potensial
Opportunity Threat
• Peraturan pemerintah dibidang • Persaingan antar penyedia jasa
kesehatan dan keselamatan kerja kapitasi atau asuransi kesehatan
• Banyaknya perusahaan yang • Pengobatan alternatif
menginginkan efisiensi biaya dalam • Kondisi perekonomian yang belum
pelayanan kesehatan karyawannya membaik
• Meningkatnya kesadaran konsumen • Masuknya pesaing asing
dalam efisiensi biaya kesehatan
• Peluang pasar masih cukup besar.
Masih banyak perusahan yang
belum menggunakan system
Managed Care
Gambar 6. Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT digunakan oleh manajemen untuk melihat strategi
dari sudut pandang yang lebih luas berdasarkan formula :
SA = O/(W‐S)
Analisis TOWS digunakan untuk melengkapi analisis SWOT. Analisis TOWS yang
dapat memetakan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan
internal suatu organisasi kedalam 4 alternatif strategi.
STRENGTH WEAKNESSES
Faktor
Internal • Memiliki jaringan rumah • Organisasi MPPK belum
sakit dan klinik sendiri yang memenuhi kebutuhan
tersebar di seluruh operasional
Indonesia • Kekurangan tenaga
Faktor • RS tergolong top-referral pengelola
Eksternal • Didukung dengan • Efisiensi belum optimal
pengadaan sarana • Koordinasi dengan RS
teknologi dan fasilitas yang jaringan belum optimal
bagus
• Sudah memiliki basis
pelanggan yang potensial
OPPORTUNITIES SO WO
• Peraturan pemerintah • Melakukan penetrasi pasar • Meningkatkan efisiensi
dibidang kesehatan dan • Inovasi produk yang operasional
keselamatan kerja disesuaikan dengan target • Melakukan kontrol yang
• Banyaknya perusahaan yang consumer ketat
menginginkan efisiensi biaya • Meningkatkan kemitraan • Meningkatkan koordinasi
dalam pelayanan kesehatan dengan perusahaan dengan provider
karyawannya sebagai pelanggan
• Meningkatnya kesadaran • Menjalankan Customer
konsumen dalam efisiensi Service dengan lebih baik
biaya kesehatan
• Peluang pasar masih cukup
besar. Masih banyak
perusahan yang belum
menggunakan system
Managed Care
THREATS ST WT
Strategi tingkat bisnis didasarkan pada kompetensi inti khusus dari perusahaan dan
mengindikasikan bagaimana suatu perusahaan bermaksud bersaing di pasar serta
memperoleh keunggulan bersaing atas pesaingnya. Menurut Porter, terdapat empat
strategi generik, yaitu kepemimpinan biaya, diferensiasi, biaya rendah terfokus, dan
diferensiasi terfokus. Dari sisi strategi generik ini terlihat bahwa MPPK cenderung
memilih strategi bisnis diferensiasi terfokus pada pangsa pasar yang tersegmen
pada kelas menengah keatas. Karena sejarahnya adalah melayani masyarakat
perminyakan (PT Pertamina) dan dengan fasilitas yang berada dekat dengan ladang
minyak, maka awalnya provider milik Pertamedika memang melayani segmen
khusus. RSPP sebagai salah satu provider MPPK, misalnya, mempunyai fasilitas‐
fasilitas pelayanan khusus, yang berkaitan dengan resiko yang terjadi di industri
perminyakan, misalnya fasilitas perawatan luka bakar yang canggih.
Gambar 8. Topologi Infrastruktur Jaringan PT. Pertamedika
o Jaringan Internal atau LAN, digunakan sepenuhnya untuk mendukung
aplikasi sistem informasi MPPK (SI – MPPK) yang digunakan oleh
pengguna internal dari PT. Pertamedika sendiri, di dalam lingkungan
kantor PT. Pertamedika.
Melalui jaringan internal, pertukaran data dapat dilakukan melalui file
sharing, email, atau fasilitas lain. Karena berada dalam satu LAN,
tingkat keterpercayaannya cukup tinggi sehingga tingkat keamanan
yang diterapkan tidak terlalu ketat.
• Belum Ada • Belum Ada
• Aplikasi Keuangan • Office Automation
• Payroll
Key Operational Support
Gambar 9. Present McFarlan Strategic Grid Matrix
Strategic High Potential
??????
Key Operational Support
Alasannya sebagai berikut :
1. Strategic
2. High Potential
3. Key Operational
4. Support
?????
Tabel 3. Prioritas Pengembangan Aplikasi