tentang
PEMOTRETAN UDARA
KONFIDENSIAL
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / / / 2006 tanggal .............. 2006, tentang
Pengesahan berlakunya Buku Petunjuk Teknik tentang Pemotretan Udara ........................ 1
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ...………………………………………………………........... 4
2. Maksud dan Tujuan ...………………………………………….......... 4
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ...……………………………….......... 5
4. Landasan ...……………………………………………………........... 5
5. Pengertian ...……………………………………………………......... 5
6. Umum ....……………………………………………………….......... 6
7. Tujuan ................................................................................................. 6
8. Sasaran ................................................................................................ 6
9. Sifat ...................................................................................................... 6
10. Peranan ................................................................................................. 6
11. Pengorganisasian .........……………………..……….....……............. 6
12. Tugas dan Tanggung Jawab .....................……………………............ 7
13. Teknik ................................................................................................. 10
14. Alat Peralatan ...................................................................................... 10
15. Faktor-faktor yang mempengaruhi ...................................................... 11
BAB VI PENUTUP
SUBLAMPIRAN A : PENGERTIAN
SUBLAMPIRAN B : SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN BUJUKNIK
TENTANG PEMOTRETAN UDARA
iii
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : Skep / / / 2006
tentang
2. Surat Kasad Nomor B / 793 / VII / 2001 tanggal 27 Juli 2001, tentang
Stratifikasi Doktrin / Bujuk Angkatan Darat.
/ 3. Surat ...
2 Surat Keputusan Kasad
Nomor Skep / / / 2006
Tanggal 2006
MEMUTUSKAN
/ 5. Surat ...
3 Surat Keputusan Kasad
Nomor Skep / / / 2006
Tanggal 2006
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 2006
CORNEL SIMBOLON
LETNAN JENDERAL TNI
Distribusi :
Tembusan :
1. Kasum TNI
2. Irjen TNI
3. Asrenum Panglima TNI
4. Dirjenrenhan Dephan
KONFIDENSIAL
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
KONFIDENSIAL
5
a. Ruang Lingkup. Buku Petunjuk Teknik ini menjelaskan tentang tata cara
melaksanakan kegiatan Pemotretan Udara.
b. Tata Urut.
1) Bab I Pendahuluan
2) Bab II Ketentuan umum
3) Bab III Kegiatan yang dilaksanakan
4) Bab IV Hal-hal yang perlu diperhatikan
5) Bab V Komando dan pengendalian
6) Bab VI Penutup
4. Landasan.
b. Surat Keputusan Dirtopad Nomor Skep / 51 / VI / 2004 tanggal 9 Juni 2004, tentang
Pengesahan berlakunya Naskah Sementara Buku Petunjuk Lapangan tentang Detasemen
Survei Pemetaan
BAB II
KETENTUAN UMUM
6. Umum. Pemotretan Udara merupakan salah satu tahapan kegiatan Pemetaan yang
dilaksanakan setelah kegiatan penyuluhan dan pengukuran Ground Control. Untuk pelaksanaan
kegiatan tersebut, perlu adanya ketentuan umum yang meliputi Tujuan, Sasaran, Sifat, Peranan dan
Pengorganisasian serta ketentuan lain yang digunakan sebagai pedoman.
8. Sasaran.
9. Sifat. Pemotretan Udara dalam pelaksanaannya tergantung pada kondisi cuaca dan
kemampuan tinggi terbang pesawat yang digunakan.
10. Peranan. Merupakan salah satu cara pengambilan data medan dalam rangka proses
pembuatan Peta Topografi secara fotogrametris dan keperluan lainnya dalam rangka penyajian
informasi geografi suatu wilayah.
11. Pengorganisasian.
a. Susunan Organisasi
1) Komandan Tim.
2) Kelompok Pemotretan Udara
3) Kelompok Laboratorium Lapangan
7
b. Struktur Organisasi
DANTIM
POK POK
PEMORA LAB LAPANGAN
a. Komandan Tim.
2) Perwira Kameramen.
3) Perwira Navigasi.
4) Bintara Navigasi
13. Teknik. Dalam pelaksanaan kegiatan Pemotretan Udara dapat menggunakan teknik
sebagai berikut :
a. Fully Automatic. Menggunakan sistem auto pilot dengan Kamera Udara akan
memotret pada koordinat tertentu yang direncanakan secara automatis.
c. Manual. Menggunakan sistem manual pilot dengan kamera akan memotret bila
dioperasikan oleh Kameramen.
14. Alat Peralatan. Alat peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan
Pemotretan Udara antara lain :
2) GPS Kinematik
3) Laptop
4) Soft Ware yang diperlukan dalam kegiatan Pemotretan Udara meliputi :
15. Faktor yang mempengaruhi. Dalam kegiatan Pemotretan Udara pada dasarnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
c. Cuaca dan Medan. Kondisi cuaca dan keadaan medan pada saat pelaksanaan
pemotretan sangat berpengaruh terhadap kelengkapan dan validitas data hasil Pemotretan
Udara.
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
16. Umum. Dalam Pemotretan Udara akan memperoleh hasil maksimal apabila
dilrencanakan dengan cermat, teliti dan persiapan yang matang serta dalam pelaksanaannya
sesuai ketentuan maupun aturan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya Foto Udara yang
dihasilkan, tergantung dari posisi sumbu Kamera terhadap permukaan bumi.
Foto Udara
Vertikal Foto Udara
Low Oblique Foto Udara
High Oblique
Sumbu Kamera
vertikal Sumbu Kamera Sumbu Kamera
miring sangat miring
13
a. Perencanaan.
b. Persiapan.
c. Pelaksanaan.
1) Mekanisme Kegiatan.
PENGEPLOTAN PEMBUATAN
KOORDINAT JALUR TERBANG
PEMOTRETAN
UDARA
PENCETAKAN
FOTO UDARA
Jalur Terbang
Overlap
Cakupan
1 Foto Udara
16
Tampalan Kesamping
f
H = + h
S
Jalur Terbang 2
Jalur Terbang 1
d) Pemotretan Udara :
ii. Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap titik
exposure
- Memasukkan setiap titik exposure ke
GPS navigasi kamera
- Menghubungkan GPS navigasi
kamera ke sistem automatic exposure pada
Kamera Udara.
- Pesawat dikendalikan secara
otomatis.
- Melaksanakan pemotretan udara
ii Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap titik
exposure
- Memasukkan setiap titik exposure ke
GPS navigasi kamera
- Menghubungkan GPS navigasi kamera
ke sistem automatic exposure pada Kamera
Udara.
- Pesawat terbang dikendalikan oleh
Pilot
- Melaksanakan pemotretan udara
(c) Manual
i. Data Navigasi.
- Menyiapkan data navigasi dengan
menentukan koordinat awal dan akhir setiap
jalur
- Navigasi dilaksanakan oleh Navigator
( secara manual )
ii. Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap titik
exposure
- Kamera dioperasikan oleh Kameramen
(secara manual )
- Pesawat terbang dikendalikan oleh Pilot
- Melaksanakan pemotretan udara
sesuai jalur terbang yang telah dibuat
d. Pengakhiran.
a. Perencanaan.
Membuat rencana pelaksanaan kegiatan Laboratorium Lapangan yang
meliputi bahan dan alat peralatan yang digunakan, waktu yang diperlukan dan
kegiatan yang dilakukan.
b. Persiapan.
c. Pelaksanaan
d) Jenis film
e) Tujuan pemotretan udara
f) Arah jalur terbang
g) Tinggi terbang diatas MSL
h) Lokasi
i) Pelaksana pemotretan
j) Tanggal pemotretan
k) Skala foto udara
l) Nomor roll film
m) Nomor jalur terbang
n) Nomor foto, jumlah foto dalam satu jalur
d. Pengakhiran.
3) Menyimpan Negatif Film dan Foto Udara pada tempat yang telah ditentukan.
BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
19. Umum. Untuk lebih mendapatkan hasil seperti yang diharapkan dalam pelaksanaan
kegiatan Pemotretan Udara, maka harus dipertimbangkan hal - hal yang perlu diperhatikan
berupa tindakan pengamanan dan tindakan administrasi
b. Setiap anggota Tim harus bertanggung jawab terhadap alat peralatan masing-
masing yang digunakan dalam pelaksanaan Pemotretan Udara dan Laboratorium
Lapangan.
BAB V
KOMANDO DAN PENGENDALIAN
22. Umum. Dalam kegiatan Pemotretan Udara diperlukan adanya Komando dan
Pengendalian pada setiap tahap kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus mulai kegiatan
perencanaan sampai pengakhiran.
23. Komando.
24. Pengendalian.
BAB VI
PENUTUP
25. Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan yang ada dalam Buku Petunjuk
Teknik ini oleh para Pembina maupun Pengguna akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan kegiatan Pemotretan Udara.
SOEBOWO
BRIGADIR JENDERAL TNI
KONFIDENSIAL
TENTARA NASIONAL INDONESIA 25 Sub Lampiran A
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Surat Keputusan Kasad
Nomor Skep / / / 2006
Tanggal 2006
PENGERTIAN
1. Crab. Besar sudut penyimpangan antara jalur pergerakan pesawat terhadap jalur
terbang akibat pengaruh angin.
2. Distorsi. Adalah suatu pergeseran letak dari gambaran pada foto udara yang
mempengaruhi perubahan sifat-sifat perspektifnya foto udara tersebut.
3. Drift. Adalah pergeseran arah jalur terbang akibat dorongan angin dari arah samping
pesawat.
4. Foto Udara. Adalah gambar perspektif dari permukaan bumi yang dihasilkan dari
pemotretan udara.
5. Fotogrametri.
a. Ilmu / seni untuk memperoleh informasi suatu obyek dan keadaan di sekitarnya
yang dapat dipertanggung jawabkan melalui Pemotretan Udara.
b. Salah satu tahapan pada proses penyusunan Peta Induk dalam pembuatan Peta
Topografi.
6. GPS (Global Positioning System). Adalah sistem navigasi dan penentuan posisi yang
dilaksanakan dengan menggunakan teknologi pemanfaatan sinyal satelit GPS dengan alat
penerima sinyal satelit ( receiver ) GPS.
7. GPS Kinematik. Adalah metoda pengukuran posisi dengan menggunakan alat GPS
yang dilakukan terhadap obyek yang bergerak.
8. Ground Control. Adalah titik dipermukaan bumi yang digunakan untuk ikatan dalam
kegiatan pengukuran tanah (land survey) atau titik pasti yang digunakan sebagai kerangka dasar
pemetaan.
26
9. Jalur Terbang. Adalah jalur / garis yang menunjukkan arah dan panjang lintasan
pergerakan pesawat pada saat melaksanakan pemotretan udara.
10. Lay Out. Adalah pengaturan, penempatan dan penataan foto udara sesuai dengan urutan
jalur terbang.
11. Pemotretan Udara Adalah Seni dan Pengetahuan atau proses pengambilan detail medan
dari udara dengan menggunakan kamera foto tertentu.
12. Pertampalan kedepan ( Overlap ). Adalah liputan dari dua lembar untuk daerah yang
sama pada posisi searah jalur terbang.
13. Pertampalan kesamping ( Sidelap ). Adalah liputan dari dua lembar untuk daerah
yang sama pada posisi antara dua jalur terbang.
14. The light fall off. Adalah banyaknya jumlah cahaya / sinar yang diterima oleh lensa
kamera.
15. Tilt. Adalah penyimpangan sumbu vertikal kamera terhadap arah gaya gravitasi bumi.
16. Topografi.
a. Sebagai ilmu adalah gambaran dari bagian medan dan benda-benda yang tidak
bergerak diatasnya baik benda alam maupun benda-benda budaya.
b. Sebagai fungsi teknis militer dalam TNI AD, adalah salah satu fungsi teknis
militer yang menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dengan pembuatan,
reproduksi dan pembekalan Produk Topografi untuk keperluan TNI dan Nasional.
SOEBOWO
BRIGADIR JENDERAL TNI
KONFIDENSIAL
BUJUKLAP
tentang
DENSURTA
BUJUKNIK
tentang
PEMOTRETAN UDARA
SOEBOWO
BRIGADIR JENDERAL TNI
KONFIDENSIAL
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
DIREKTORAT TOPOGRAFI
SURAT PERINTAH
Nomor : Sprin / 303 / VI / 2006
Dasar : 1. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 558 / XII / 2005 tanggal 29 Desember
2005, tentang Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran TNI AD TA 2006
Subsublampiran 2 Sublampiran D Buku IV.B Program Pembinaan Organisasi.
DIPERINTAHKAN
Kepada : Nama, Pangkat/Corps, Nrp/Nip, dan Jabatan seperti tersebut dalam daftar terlampir.
Untuk : 1. Seterimanya Surat Perintah ini masing – masing di samping tugas dan
tanggung jawab dalam jabatannya yang telah ada, ditunjuk sebagai Pokja
Penyusunan Buku Petunjuk Teknik tentang Pemotretan Udara, sesuai jabatan
dalam kolom 5 lampiran
/ 4. Melaksanakan . . .
2 Surat Perintah Dirtopad
Nomor Sprin / 303 / VI / 2006
Tanggal 26 Juni 2006
Selesai.
Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal 26 Juni 2006
DIREKTUR TOPOGRAFI
SOEBOWO
BRIGADIR JENDERAL TNI
Tembusan :
1. Asops Kasad
2. Dirdok Kodiklat TNI AD
3. Paban Bujuk Sdirdok Kodiklat TNI AD
4. Paban III / Binorg Sopsad
5. Distribusi A Dittopad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Surat Perintah Dirtopad
DIREKTORAT TOPOGRAFI Nomor Sprin / 303 / VI / 2006
Tanggal 26 Juni 2006
PANGKAT/ JABATAN
NO NAMA CORPS/ KET
NRP ORGANIK POKJA
1 2 3 4 5 6
DIREKTUR TOPOGRAFI
SOEBOWO
BRIGADIR JENDERAL TNI