Anda di halaman 1dari 18

ORGANISASI KEHIDUPAN PADA MAHLUK HIDUP

A.SEL

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur
basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.[1]

Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang
relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria
yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang
sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrim seperti
sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat
tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi
DNA.

Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara
lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel
dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom
linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang
yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.

Jika panjang DNA diberi notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n,
maka notasi 2nC menunjukkan genom sel diploid, 1nC menunjukkan genom sel haploid,
3nC menunjukkan genom sel triploid, 4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada
manusia, C = 3,5 × 10-12 g, dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan menjadi
2 x 23 x 3,5 × 10-12, karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid.

Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi sel gamet haploid.
Genom sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22 diantaranya merupakan
otosom, sisanya merupakan kromosom genital. Pada oosit, kromosom genital senantiasa
memiliki notasi X, sedangkan pada spermatosit, kromosom dapat berupa X maupun Y.
Setelah terjadi fertilisasi antara kedua sel gamet yang berbeda kromosom genitalnya,
terbentuklah sebuah zigot diploid. Notasi genom yang digunakan untuk zigot adalah
46,XX atau 46,XY.

Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat beberapa
perkecualian, antara lain: sel darah merah dan keratinosit memiliki genom nuliploid.
Hepatosit bergenom tetraploid 4nC, sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang
memiliki genom poliploid hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi
hingga menghasilkan ribuan sel nuliploid. Banyaknya ploidi pada sel terjadi sebagai
akibat dari replikasi DNA yang tidak disertai pembelahan sel, yang lazim disebut sebagai
endomitosis.
Sejarah penemuan sel
Robert Hooke

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert
Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya
sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.

Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di
dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi.

Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur
basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.[1]

Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang
relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria
yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang
sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrim seperti
sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat
tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi
DNA.

Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara
lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel
dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom
linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang
yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.

Jika panjang DNA diberi notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n,
maka notasi 2nC menunjukkan genom sel diploid, 1nC menunjukkan genom sel haploid,
3nC menunjukkan genom sel triploid, 4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada
manusia, C = 3,5 × 10-12 g, dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan
menjadi 2 x 23 x 3,5 × 10-12, karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid.

Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi sel gamet haploid.
Genom sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22 diantaranya merupakan
otosom, sisanya merupakan kromosom genital. Pada oosit, kromosom genital senantiasa
memiliki notasi X, sedangkan pada spermatosit, kromosom dapat berupa X maupun Y.
Setelah terjadi fertilisasi antara kedua sel gamet yang berbeda kromosom genitalnya,
terbentuklah sebuah zigot diploid. Notasi genom yang digunakan untuk zigot adalah
46,XX atau 46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat beberapa
perkecualian, antara lain: sel darah merah dan keratinosit memiliki genom nuliploid.
Hepatosit bergenom tetraploid 4nC, sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang
memiliki genom poliploid hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi
hingga menghasilkan ribuan sel nuliploid. Banyaknya ploidi pada sel terjadi sebagai
akibat dari replikasi DNA yang tidak disertai pembelahan sel, yang lazim disebut sebagai
endomitosis. sel menjadi lengkap, Jan Evangelista Purkyně melakukan pengamatan
terhadap granula pada tanaman melalui mikroskop. Teori sel kemudian dikembangkan
pada tahun 1839 oleh Matthias Jakob Schleiden dan Theodor Schwann yang mengatakan
bahwa semua makhluk hidup atau organisme tersusun dari satu sel tunggal, yang disebut
uniselular, atau lebih, yang disebut multiselular. Semua sel berasal dari sel yang telah ada
sebelumnya, di dalam sel terjadi fungsi-fungsi vital demi kelangsungan hidup organisme
dan terdapat informasi mengenai regulasi fungsi tersebut yang dapat diteruskan pada
generasi sel berikutnya.

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar
organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk
hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi

Perkembangan sel
Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana organisme
multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari sebuah sel embrio diploid hasil
dari fusi haploid oosit dan spermatosit yang kemudian mengalami serangkaian mitosis.
Pada tahap awal, sel-sel embrio bersifat totipoten, setiap sel memiliki kapasitas untuk
terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis sel tubuh. Selang berjalannya tahap
perkembangan, kapasitas diferensiasi menjadi menurun menjadi pluripoten, hingga
menjadi sel progenitor yang hanya memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu
jenis sel saja, dengan kapasitas unipoten

Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui suatu proses pembelahan
sel, diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi
secara genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di
luar sel.

Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel
anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang
(siklik)

Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel
untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi
waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi
atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
Fase pada siklus sel

1. Fasa S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA


2. Fasa M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
3. Fasa G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
1. Fasa G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan
diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan.
Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar
atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan
pertumbuhan (dorman) dan mati.
2. Fasa G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis
dan sintesis.
3. Fasa G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.

Fasa tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S.
Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.

Diferensiasi sel

Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.

Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan
fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis
hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.

Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang
kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler,
sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.

Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik
terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada
jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi
karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada
ekspresi gen indera lainnya.

Morfogenesis

Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan
lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian
embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:

Proliferasi sel
menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel
menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel
mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
Pergerakan sel
menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ

Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada
badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat
keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus
masing-masing sel.

Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih
mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan
embrio.

Apoptosis

Apoptosis merupakan bagian dari perkembangan sel, sel tidak dapat mati begitu saja
tanpa suatu mekanisme yang tertanam di dalam sel, yang dapat diaktivasi oleh sinyal
internal maupun eksternal.

Struktur sel
Sel eukariota

Secara umum setiap sel memiliki

• membran sel,
• sitoplasma, dan
• inti sel atau nukleus.

Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud
cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang memiliki fungsi
yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah
dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan
terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung
oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah
berubah bentuk.

Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah

• mitokondria (kondriosom)
• badan Golgi (diktiosom)
• retikulum endoplasma
• plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas)
• vakuola (khusus tumbuhan)
Sel prokariota

Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal sebagai
dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran sel.
Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada
tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh
tumbuhan.

Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:

Sel tumbuhan Sel hewan Sel bakteri


Sel tumbuhan lebih
Sel bakteri sangat
besar daripada sel Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
kecil.
hewan.
Mempunyai bentuk Mempunyai bentuk
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
yang tetap. yang tetap.
Mempunyai dinding Mempunyai dinding
sel [cell wall] dari Tidak mempunyai dinding sel [cell wall]. sel [cell wall] dari
selulosa. lipoprotein.
Tidak mempunyai
Mempunyai plastida. Tidak mempunyai plastida.
plastida.
Tidak mempunyai vakuola [vacuole],
Mempunyai vakuola
walaupun kadang-kadang sel beberapa hewan
[vacuole] atau Tidak mempunyai
uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar
rongga sel yang vakuola.
yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki
besar.
hewan adalah vesikel atau [vesicle].
Menyimpan tenaga
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran
dalam bentuk butiran -
(granul) glikogen.
(granul) pati.
Tidak Mempunyai Tidak Mempunyai
sentrosom Mempunyai sentrosom [centrosome]. sentrosom
[centrosome]. [centrosome].
Tidak memiliki
Memiliki lisosom [lysosome].
lisosom [lysosome].
Tidak memiliki
Nukleus lebih kecil
Nukleus lebih besar daripada vesikel. nukleus dalam arti
daripada vakuola.
sebenarnya.
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan tanaman

Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Hewan Tumbuhan
Terdapat sentriol Tidak ada sentriol
Tidak ada pembentukan dinding sel Terdapat sitokinesis dan pembentukan dinding sel
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang
Ada kutub animal dan vegetal
ada semacam epigeal dan hipogeal
Jaringan sel hewan bergerak menjadi Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk
bentuk yang berbeda yang berbeda
Terdapat proses gastrulasi Terdapat proses histodiferensiasi
Tidak terdapat jaringan embrionik Meristem sebagai jaringan embrionik seumur
seumur hidup hidup
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali
Terdapat batasan pertumbuhan (ukuran
kemampuan akar dalam hal menopang berat
tubuh)
tubuh bagian atas
Apoptosis untuk perkembangan
Tidak ada "Apoptosis", yang ada lebih ke arah
jaringan, melibatkan mitokondria dan
proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria
caspase

Sel-sel khusus
• Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam
sel darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).
• Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
• Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler
berklorofil.
• Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan
meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah
membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.
B.EKOSISTEM

Ekosistem adalah suatu biologis lingkungan yang terdiri dari semua


organisme hidup di wilayah tertentu, serta semua tak hidup,
komponen fisik dari lingkungan dengan organisme yang
berinteraksi, seperti udara, tanah, air, dan sinar matahari. [1] Ini
adalah semua organisme di daerah tertentu, bersama dengan faktor-
faktor tak hidup (abiotik) dengan mana mereka berinteraksi, biologi
dan masyarakat.

Array seluruh organisme menghuni ekosistem tertentu disebut komunitas . [1] Dalam
sebuah ekosistem yang khas, tanaman dan lainnya fotosintesis organisme adalah
produsen yang menyediakan makanan. [1] Ekosistem dapat permanen atau sementara.
Ecosystems usually form a number of food webs . [ 2 ] Ekosistem biasanya membentuk
sejumlah jaring makanan . [2]

Ecosystems are functional units consisting of living things in a given area, non-living
chemical and physical factors of their environment, linked together through nutrient cycle
and energy flow. [ citation needed ] Ekosistem adalah unit fungsional yang terdiri dari makhluk
hidup di daerah tertentu, hidup kimia dan faktor non fisik lingkungan mereka,
dihubungkan bersama melalui siklus hara dan aliran energi. [ rujukan? ]

1. Natural Alam
1. Terrestrial ecosystem Ekosistem terestrial
2. Aquatic ecosystem Perairan ekosistem
1. Lentic , the ecosystem of a lake, pond or swamp. Lentic ,
ekosistem danau, kolam atau rawa.
2. Lotic , the ecosystem of a river, stream or spring. Lotic , ekosistem
sungai, sungai atau musim semi.
2. Artificial , ecosystems created by humans. Buatan , ekosistem yang diciptakan
oleh manusia.

Central to the ecosystem concept is the idea that living organisms interact with every
other element in their local environment . Eugene Odum , a founder of ecology , stated:
"Any unit that includes all of the organisms (ie: the "community") in a given area
interacting with the physical environment so that a flow of energy leads to clearly defined
trophic structure, biotic diversity, and material cycles (ie: exchange of materials between
living and nonliving parts) within the system is an ecosystem." [ 3 ] Pusat ke konsep
ekosistem adalah gagasan bahwa makhluk hidup berinteraksi dengan setiap unsur lainnya
dalam lokal mereka lingkungan . Eugene Odum , pendiri ekologi , menyatakan: "Setiap
unit yang mencakup semua organisme (yaitu:" komunitas ") dalam daerah diberikan
berinteraksi dengan lingkungan fisik sehingga aliran energi mengarah ke struktur trofik
didefinisikan secara jelas, keanekaragaman biotik, dan siklus bahan (yaitu: pertukaran
materi antara hidup dan tak hidup bagian) dalam sistem merupakan ekosistem "
c.KEHIDUPAN TINGKAT INDIVIDU

D.EKOLOGI; HUBUNGAN DENGAN ILMU LAIN, POPULASI DAN


KOMUNITAS
A. Ekologi dan Hubungan dengan Ilmu Lain
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi
memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari
tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga
organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri.
Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak
bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk
hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya. Misalnya
seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk
makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka
kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan.
Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada
binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran
binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan
berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita
sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia.
Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun
akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita.
Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang
ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan
ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-
ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi,
guna mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah,
air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli
ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup
mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu
untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah
lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca.
Ekologi pada mulanya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari oleh manusia sejak pertama kali dia hidup didunia. Namun,
munculnya istilah ekologi berdasarkan prakarsa biolog Jerman
yang memperkenalkan istilah ekologi adalah Ernest Haeckel
(1834 – 1919) pada tahun 1860. Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “oikos” yang berarti rumah, tempat tinggal,
habitat dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi
adalah ilmu tentang mahkluk hidup dalam rumahnya, atau
dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga mahluk
hidup. Banyak yeng mendifinisikan ekologi, menurut
Kendeiihgh (1980) ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan
yang lainnya. Di dalam Webmaster Unabridged Dictionary,
ekologi disebut sebagai totalitas atau pola hubungan antara
organisme-organisme dengan lingkungannya. Lingkungan di
sini adalah gabungan dari komponen fisik maupun hayati yang
berpengaruh terhadap kehidupan organisme.Menuru Miller
(1975), ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik
antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan
tempat tinggalnya dan menurut Odum, (1971) ekologi adalah
suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem.
Struktur di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari
sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Keadaan itu
termasuk kepadatan/kerapatan, biomassa, penyebaran potensi
unsur-unsur hara, energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya
yang menberi karakteristik kondisi sistem tersebut yang
kadang-kadang mengalami perubahan. Sedangkan fungsinya
menggambarkan peran setiap komponen yang ada dalam
sistem ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi
adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di
alam.
Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang
relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia, seorang yang
belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal
berikut : bagaimana alam bekerja, bagaimana proses adaptasi
dapat berlangsung, apa yang diperlukan oelh organisme dan
apa pula yang dihasilkannya, bagaimana mereka berinteraksi
dengan spesies lainnya, dan bagaimana individu-individu
dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula
eksotisme yang dimuculkan.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup
meliputi komponen abiotik dan biotik yang merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu
sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem
akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan
itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan
organisme. Maka keberadaan komponen-komponen tersebut
ada yang senatiasa tersedia dan ada yang terbatas. Seperti
populasi beberapa jenis flora ataupun fauna (biotik) yang akhir-
akhir ini punah dan sinar udara (abiotik) yang senantiasa
tersedia.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-
batas ruang lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu
dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun
dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) samapai ke dalam
sistem kehidupan terkecil yaitu sistem gen.
Spektrum sistem kehidupan ini dikenal dengan pengertian
“Biosistem” yang terdiri dari komponen biotik dan komponen
abiotik. Odum (19971) menggambarkan berbagai tingkat
organisasi dalam biosistem yang dapat dilihat dalam spektrum
di bawah ini.
Ruang lingkup serta ruang gerak ekologi berkisar di ujung
sebelah kanan spektrum biosistem ini, sehingga lebih banyak
melakukan pengamatan dan penelitian pada tingkat setelah
organisme, yaitu pada tingkat populasi, komunitas dan
ekosistem. Sistem biologi yang terbesar disebut dengan biosfer
(ekosfer) atau ekosistem besar.
Ekologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki hubungan dan
kesaling tergantungan dengan ilmu lain, seperti Fisika, Kimia,
Taksonomi, Genetika, Mikrobiologi, Bioteknologi, Ilmu
Lingkungan, hingga Politik dan ekonomi. Ekologi berhubungan
dengan ilmu Fisika dan Kimia seperti pada analisa fisik kimiawi
terhadap kondisi ekologi di satu tempat. Contoh lain, hubungan
ekologi dengan Ekonomi dan Politik seperti pengaruh kondisi
ekologis yang dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan
keputusan-keputusan dalam hal kebijakan ekonomi dan politik.
Ekologi berdasarkan objeknya dapat diklasifikasi menjadi :
Ekologi hewan, Ekologi Tumbuhan, Ekologi Gulma, Ekologi
Parasit, dsb. Berdasarkan habitatnya dapat dibagi menjadi
ekologi estuari, ekologi darat, ekologi laut, ekologi
pegunungan, ekologi tanah dsb.
Di dalam mempelajari ekologi, masalah-masalah yang dapat
ditemukan antara lain:
1. Masalah distribusi lokal dan regional serta kelimpahan
populasi
2. masalah pengaturan fisiologis, respons serta adaptasi
struktural dan prilaku terhadap perubahan lingkungannya
3. perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya
4. perubahan-perubahan secara berkala dari kehadiran,
aktivitas, dan kelimpahan populasi hewan
5. dinamika populasi dan komunitas
6. pemisahan-pemisaha relung ekologi, spesiesasi, dan ekologi
evolusioner
7. masalah produktivitas (sekunder) dan ekoenergetika
8. ekologi sistem dan permodelan.

B. Populasi
Populasi sering didefinisikan sebagai sekelompok organisme
dari spesies yang sama yang secara kolektif menempati suatu
ruang atau tempat tertentu dan waktu tertentu. Oleh karena itu
bila kita membicarakan populasi kita harus menyebutkan jenis
individu (spesies) yang kita bicarakan dan kita perlu juga
menentukan batas-batas waktu dan tempat bahkan kuantitas.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan
populasi kita harus mengenal istilah-istilah yang dipakai,
bahkan karena penelitian tentang populasi menggunakan
angka-angka, maka juga harus mengerti tentang matematika.
Istilah-istilah yang dimaksud misalnya yang dijumpai dalam
mempelajari karakteristik populasi.
1. Karakteristik populasi
a). Untuk menyatakan ukuran/besarnya populasi, pengertian
kerapatan populasi (population density, densitas populasi)
banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat dinyatakan dalam
jumlah individu/satuan ruang (luas) atau jumlah
individu/volume (liter).
b). Perubahan-perubahan kepadatan populasi, istilah yang
sering digunakan adalah dinamika populasi. Dalam mempelajari
perubahan-perubahan populasi, pengertian kecepatan (rate)
memegang peranan yang sangat penting, misalnya kalau N=
jumlah individu dalam populasi, maka kecepatan pertumbuhan
(growth rate) dari populasi tersebut dapat diumpamakan dalam
N/t. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan pada
populasi yaitu angka kelahiran (natalitas), yaitu angka kelahiran
yang dapat menambah besarnya populasi, angka kematian
(mortalitas), yang dapat mengurangi
besarnya populasi. Disamping itu faktor-faktor lain adalah
perpindahan masuk (imigrasi) juga dapat menambah populasi
dan perpindahan keluar (emigrasi) dapat mengurangi populasi.
Keempat faktor ini menyebabkan populasi turun naik yang
disebut juga dengan
fluktuasi populasi.

1. Pertumbuhan Populasi. Dalam mengkaji pertumbuhan


populasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
A. Struktur Umur
Dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat fase lahir,
pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati. Dalam ekologi
Boden Heimer (1938) membagi umur hewan dalam tiga periode,
yaitu fase preduktif, dimana hewan mengalami pertumbuhan
yang cepat tetapi belum mampu berproduksi, fase reproduksi,
dimana hewan mampu bereproduksi, fase post reproduksi,
dimana hewan tidak mampu lagi bereproduksi yaitu pada umur
tua.
Dengan demikian struktur umur/ratio umur dalam suatu
populasi dapat menunjukkan suatu populasi apakah sedang
mengalami pertumbuhan yang cepat, stabil, atau sedang
mengalami penurunan. Data tentang struktur umur dari
populasi sering disajikan dalam bentuk piramida umur (Gambar
2)

Gambar 2. Tipe Piramida Umur


Ratio umur pada A = populasi yang sedang tumbuh, B =
populasi sedang stabil, C = populasi yang mengalami
kemunduran.
a. Bentuk pertumbuhan populasi
Ada dua pola untuk pertumbuhan populasi yaitu bentuk J dan
bentuk S (bentuk sigmoid) sesuai dengan sifat populasi itu
ataupun keadaan lingkungan. Bentuk J ditandai bila kepadatan
suatu populasi tumbuh secara eksponensial (sangat cepat), lalu
pertumbuhan berhenti secara mendadak karena daya tahan
lingkungan berpengaruh sangat kuat.

Gambar 3. Bentuk Pertumbuhan Populasi


Pertumbuhan populasi yang lebih umum terjadi adalah dalam
grafik yang berbentuk sigmoid (S). Mula-mula populasi tumbuh
dengan lambat, makin lama makin cepat, tetapi kemudian
karena pengaruh faktor lingkungan (misalnya kompetisi, ruang
dan makanan) maka populasi tumbuh menjadi lambat.
Kapasitas tampung (carrying cavacity) adalah jumlah terbanyak
individu yang dapat ditampung dalam suatu ekosistem, dimana
organisme tersebut masih dapat hidup. Pertumbuhan populasi
berbentuk sigmoid sering terlihat dengan jelas pada organisme
dengan pola reproduksi yang sederhana misalnya bakteri dan
ragi.
b. Interaksi Populasi
Setiap organisme hidup tergantung pada organisme lain dan
terjadi hubungan timbal balik antara suatu organisme dengan
organisme lain. Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa
interaksi dapat berdampak positif (+), tidak berpengaruh (0)
atau berdampak negatif (-) bagi spesies atau salah satu spesies
yang berinteraksi.
1. Interaksi positif atau kooperatif yang terjadi atas:
a) Mutualis atau simbiosis (+ +); kedua spesies yang
berinteraksi memperoleh keuntungan dari interaksi, misalnya:
♣ Protozoa Flagellata yang berada dalam saluran pencernaan
rayap memperoleh habitat sedangkan rayap dapat
mencernakan selulosa dengan bantuan Protozoa.
Lichenes yang terdiri dari dua tumbuhan yang♣ berbeda dan
berhubungan erat dalam kehidupannya, pertama ganggang
dapat dapat membuat makanan melalui fotosintesis, kedua
jamur, organisme yang mendapatkan makanannya dari
ganggang.
b) Komensalisme (+ 0); salah satu spesies memperoleh
keuntungan sedangkan yang lain tidak terpengaruh misalnya
ikan hiu dengan ikan remora.
2. Interaksi tanpa dampak (independent) simbiosis (0 0),
misalnya cacing dengan ulat daun.
3. Interaksi negatif
a) Amensalisme (- 0); salah satu spesies memproduksi dan
mengeluarkan sejenis bahan yang merugikan spesies kedua
misalnya semacam antibiotik atau suatu populasi dihalang-
halangi, sedangkan populasi lainnya tidak terpengaruh.
b) Predasi (pemangsaan) (- +); suatu spesies memakan spesies
yang lainnya sehingga yang satu memperoleh keuntungan
sedangkan lainnya dirugikan. Parasitisme tercakup dalam
kategori ini. Misalnya ayam denagn burung elang dan lain-lain.
c) Kompetisi (persaingan) (- -); kedua spesies yang berinteraksi
menderita (dirugikan) misalnya persaingan habitat dan
makanan seperti pada tanaman padi dan gulma, sapi, kerbau
dan kambing dengan padang rumput.
Di dalam populasi, ada tiga pola penyebaran secara umum,
yaitu acak, teratur, dan berkelompok. Sedangakan faktor-faktor
yang berperan dalam penyebarannya antara lain:
1. Suhu
2. Kelembaban
3. Cahaya
4. Struktur tanah dan nutrient
5. Kimia air, pH, dan salinitas
6. Aliran air, O2, dsb.
Di dalam melakukan penelitian ekologi, biasanya dilakukan
penaksiran kepadatan. Adapun beberapa metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Taksiran kepadatan Populasi absolut
Terdiri dari metode pancacahan, sampling, dan mark-and
recapture. mark-and recapture menggunakan rumus:
F1/N = F3/N maka N = (F1xF2)/F3
Di mana : N = total populasi
F1 = Σ tangkapan pertama dan dilepas
F2 = Σ tangkapan kedua
F3 = Σ tangkapan kedua yang bertanda.
2. Taksiran Kepadatan populasi relatif
Terdiri dari metode perangkap, kotoran, suara, jejak atau tapak.
Penggunaan metode-metode ini disesuakan dengan tujuan dan
kondisi lingkungan.

C. Komunitas
Organisme dialam ini tidak bisa hidup secara terpisah, sendiri-
sendiri. Individu-individu ini (tumbuhan dan hewan) akan
berhimpun ke dalam suatu kelompok membentuk populasi.
Populasi-populasi ini disuatu wilayah/kawasan membentuk
suatu kesatuan hidup yang disebut dengan komunitas.
Komunitas pada prinsipnya terbentuk dari berbagai hasil
interaksi di antara populasi-populasai yang ada, sebagaimana
telah dijelaskan. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas.
Komunitas ini dapat dibagi dalam dua bagian yaiut komunitas
akuatik (lautan, danau, sungai dan kolam) dan komunitas
terestrial (hutan, padang rumput, padang pasir, dll.).
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih
tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam
komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya
antar individu-spesies seperti pada populasi. Hubungan antar
populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa
saling menguntungkan sehingga terwujud sutau hubungan
timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme).
Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak
dirugikan (parasitisme).
Yang harus diperhatikan bila suatu komunitas sudah terbentuk,
maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup
berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam
biosistem komunitas ini berasosiasi dengan komponen non
hidup (abiotik) membentuk suatu ekosistem.
Struktur Komunitas
A. Karakter kominitas
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan
vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan
perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah
kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.♣

Jumlah unit contoh di mana sp. A ditemukan
FK A = ---------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah semua unit contoh

Apabila FK = 0%-25% : Kehadiran sangat jarang (aksidental)


FK = 25%-50% : Kahadiran jarang (assesori)
FK = 50%-75% : Kehadiran sedang (konstan)
FK = 75%-100% : Kehadiran absolut

Jumlah individu jenis A


K jenis A = ---------------------------------------------
Σ unit contoh/luas/volume

K Jenis A
KR jenis A = -------------------- x 100%
Σ K semua jenis

Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa


per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan
penangkapan

C. POPULASI DAN KOMUNITAS

Anda mungkin juga menyukai