Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

EKONOMI MAKRO

“ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO”

Nama : Gusti Alif Prassojo


NIM : A1C010102

AGRIBISNIS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia triwulan IV‐2010 menurun sebesar 1,4
persen terhadap triwulan III‐2010 (q‐to‐q). Pertumbuhan negatif ini disebabkan karena
Sektor Pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 20,3 persen. Sedangkan
sektor‐sektor lainnya mengalami pertumbuhan positif. Penurunan sebesar 1,4% tersebut
bila dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar
6,9%, yang berarti tidak buruk bila dibandingkan dengan tahun sebelmnya.

Meski tidak buruk bila dibanding dengan tahun sebelumnya, penurunan yang
signifikan pada sector pertanian mencerminkan Indonesia sebagai negara agraris yang
mulai melupakan cara bertani. Orang lebih senang bekerja dikantor atau bekerja sebagai
pegawai negeri. Pertanian merupakan sesuatu yang vital, negara yang pertaniannya maju
pasti makmur.

Laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha triwulan ke IV (q-to-q)


menunjukan sector pertanian mengalami penurunan yang signifikan dan sektor lain
mengalami pertumbuhan yang positif. Bila dilhat dari y-on-y sector pengangkutan dan
komunikasi menyumbang pertumbuhan tertinggi, sebesar 15%. Secara kumulatif
pertumbuhan PDB Indonesia hingga triwulan IV‐2010 dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2009 (c‐to‐c) tumbuh 6,1 persen. Besaran PDB Indonesia atas dasar harga
berlaku pada triwulan IV‐2010 Rp1.670,5 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga
konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp585,1 triliun.

Laju pertmbuhan PDB dari sisi penggunaan, pertumbuhan PDB triwulan IV‐2010
terhadap triwulan sebelumnya didorong oleh kenaikan Konsumsi Pemerintah yang
tumbuh sebesar 38,2 persen, Ekspor sebesar 12,8 persen, Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) sebesar 1,3 persen, dan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,3 persen.
Sementara Impor tumbuh 9,6 persen dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan PDB
penggunaan triwulan IV‐2010 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2009 (6,9
persen) ditopang oleh pertumbuhan Ekspor sebesar16,1 persen, Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) sebesar 8,7 persen, Konsumsi Pemerintah sebesar 7,3 persen, dan
Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,4 persen. Sedangkan Impor juga tumbuh 16,9 persen
dibanding triwulan yang sama tahun 2009.

Wilayah dan pulau juga berandil besar dalam laju pertumbuhan PDB. Pulau jawa
menyumbang 57, 8 % dalam pertumbuhan PDB, karena sebagian besar perputaran uang
ada di pulau jawa. Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan IV‐2010
masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi
terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,8 persen, kemudian diikuti oleh Pulau
Sumatera sebesar 23,2 persen, Pulau Kalimantan 9,1 persen, dan Pulau Sulawesi 4,7
persen, dan sisanya 5,2 persen di pulau‐pulau lainnya.
Perputaran uang yang melebihi 50% di pulau Jawa menunjukan tidak meratanya
pembangunan perekonomian. Infarstruktur yang memadai di Jawa membuat investor
lebih suka berinvestasi disana. Seandainya semua pulau setara dalam hal pembangunan,
perekonomisn, dan investasi mungkin Ibukota tidak perlu dipindah dari Jakarta.

Pertumbuhan ekonomi secara spasial pada triwulan IV‐2010 menurut kelompok


provinsi, dipengaruhi oleh empat provinsi penyumbang terbesar dengan total kontribusi
sebesar 53,6 persen. Keempat provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa
Barat dan Jawa Tengah, dengan pertumbuhan y‐on‐y masingmasing sebesar 6,6 persen,
7,2 persen, 4,5 persen, dan 5,7 persen. Keempat provinsi tersebut berada di pulau Jawa,
kenapa lagi – lagi pulau Jawa sebagai penyumbang terbesar. Hal itu semakin menjelaskan
ketidak rataan pembangunan.
Pada tahun 2010, Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar
terhadap total perekonomian sebesar 24,8 persen diikuti Sektor Pertanian sebesar 15,3
persen dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 13,7 persen. Besaran PDB
Indonesia pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp6.422,9 triliun,
sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 6,1 persen, terjadi pada Ekspor sebesar
14,9 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 8,5 persen, Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga 4,6 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 0,3
persen, sedangkan komponen Impor tumbuh sebesar 17,3 persen. Pada tahun 2010, dari
sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi Konsumsi Rumah Tangga sebesar
56,7 persen, Konsumsi Pemerintah 9,1 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
atau Investasi Fisik 32,2 persen dan Ekspor 24,6 persen. Sedangkan untuk penyediaan
dari Impor sebesar 23,0 persen. Dalam kurun waktu 2006‐2010 PDB per kapita atas dasar
harga berlaku terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2006 sebesar Rp14,9 juta
(US$1.647,8), tahun 2007 sebesar Rp17,4 juta (US$1.922,2), tahun 2008 sebesar Rp21,4
juta (US$2.245,2), pada tahun 2009 mencapai Rp23,9 juta (US$2.349,6), dan pada tahun
2010 mencapai Rp27,0 juta (US$3.004,9).

Anda mungkin juga menyukai