Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya
dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
v = k (A) (B) 2
Mekanisme reaksi menjelaskan satu atau lebih langkah yang terjadi di reaksi
sehingga mampu menggambarkan bagaimana beberapa ikatan tercerai dan
terbentuk. Contoh-contoh berikut ini berdasar dari kimia organik yang mudah
dimengerti walaupun misalnya Anda tidak terbiasa dengannya.
Langkah reaksi lambat ini disebut juga dengan langkah penentuan laju reaksi.
Contoh-contoh yang kita gunakan pada halaman ini merupakan contoh yang
sederhana dimana reaksi berlangsung dalam order 0, 1 atau 2. Dimana langkah
reaksi lambat berlangsung sebelum langkah-langkah reaksi cepat lainnya.
Molekularitas reaksi
Jika kita mengetahui mekanisme dari suatu reaksi, kita dapat menuliskan
persamaan dari suatu rangkaian langkah-langkah yang membentuk reaksi tersebut.
Tiap langkah-langkah tersebut memiliki molekularitas.
Molekularitas dari sebuat langkah dapat ditentukan dengan menghitung jumlah dari
partikel (molekul, ion , atom atau radikal bebas) yang terlibat dalam langkah
tersebut. Sebagai contoh, mari kita lihat mekanisme yang telah kita bahas
sebelumnnya:
Langkah ini melibatkan satu molekul yang tercerai menjadi ion-ion. Karena hanya
ada satu jenis partikel yang terlibat didalam reaksi, maka reaksi ini memiliki
molekularitas 1. Ini dapat dideskripsikan sebagai reaksi unimolekular.
Langkah kedua dari mekanisme melibatkan dua ion yang berinteraksi bersama.
Langkah ini memiliki molekularitas 2 atau disebut juga dengan reaksi bimolekular.
Reaksi lainnya yang telah kita bahas terjadi dalam satu langkah yaitu :
Karena dua jenis partikel terlibat (satu molekul dan satu ion), reaksi ini juga
merupakan reaksi bimolekular.
Kecuali reaksi keseluruhan yang terjadi dalam satu langka (seperti reaksi terakhir
diatas), kita tidak dapat menentukan molekularitasnya. Kita perlu mengetahui
mekanisme dan tiap-tiap langkah reaksi memilki molekuralitasnya sendiri.
Satu hal yang perlu diingat dan sering sekali kita dibingungkan adalah konsep
molekularitas tidak sama dengan dengan konsep order reaksi
Contoh soal :
mol / 1 / detik
1. 0.1 0.1 12
2. 0.1 0.2 24
3. 0.1 0.3 36
4. 0.2 0.1 48
Pertanyaan:
Jawab:
Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya
naik 4 kali maka:
Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO
tidak berubah yaitu data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br2 naik 2
kali, sedangkan kecepatan reaksinya naik 2 kali, maka :
b. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil salah satu data percobaan saja
misalnya data (1), maka:
V = k(NO)2(Br2)
12 = k(0.1)2(0.1)
k = 12 x 103 mol-212det-1
Kinetika Orde 2
2A à produk
Reaksi dikatakan orde satu terhadap NO dan orde satu terhadap O3 dan secara
overall reaksi berorde dua
Laju = k[O2]m[NO]n
Energi Aktivasi
Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi yang teramat sangat
besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung dengan
pasokan energi yang lebih rendah.
Kita dapat menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-
Boltzmann seperti ini :
Hanya partikel-partikel yang berada pada area di sebelah kanan dari aktivasi
energi yang akan bereaksi ketika mereka bertumbukan. Sebagian besar dari
partikel tidak memiliki energi yang cukup dan tidak menghasilkan reaksi.
Untuk meningkatkan laju reaksi kita perlu untuk meningkatkan jumlah tumbukan-
tumbukan yang berhasil. Salah satu cara alternatif untuk mewujudkannya adalah
dengan menurunkan energi aktivasi.
Dengan kata lain, menggeser energi aktivasi seperti diagram dibawah ini :
Persamaan Arrhenius
Distribusi Maxwell-Boltzmann
Karena energi aktivasi memegang peranan penting dalam menentukan suatu
tumbukan menghasilkan reaksi, hal ini sangat berguna untuk menentukan
bagaimana macam bagian partikel berada untuk mendapatkan energi yang cukup
ketika mereka bertumbukan.
Perhatikan bahwa sebagian besar dari partikel-partikel tidak memiliki energi yang
cukup untuk bereaksi ketika mereka bertumbukan. Untuk membuat mereka
bereaksi kita dapat mengubah bentuk dari kurva atau memindahkan aktivasi lebih
kekanan.