Anda di halaman 1dari 12

BARANG MILIK NEGARA

DEKONSENTRASI DAN
TUGAS PEMBANTUAN

1
PENGERTIAN
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari
Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah.

 Tugas Pembantuan adalah penugasan dari


Pemerintah kepada daerah dan/atau desa atau
sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya
kepada yang menugaskan.
2
BMN DEKONSENTRASI DALAM
PERUNDANGAN
UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 91
 ayat (1) Semua barang yang diperoleh dari
Dekonsentrasi menjadi barang milik negara
 ayat (2) Barang Milik Negara sebagaimana
dimaksud ayat (1) dapat dihibahkan kepada
daerah.

3
BMN TUGAS PEMBANTUAN
DALAM PERUNDANGAN
UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 98 :
 ayat (1) Semua barang yang diperoleh dari
Dana Tugas Pembantuan menjadi barang
milik negara
 ayat (2) Barang Milik Negara sebagaimana
dimaksud ayat (1) dapat dihibahkan kepada
daerah.

4
KAITAN DENGAN PP 6 / 2006
Pasal 4 :
 Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara
adalah pengelola barang milik negara.

Pasal 45 :
 Bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai
tindak lanjut atas penghapusan barang milik
negara/daerah meliputi : penjualan ; tukar
menukar ; hibah ; penyertaan modal
pemerintah/daerah.

5
KAITAN DENGAN PP 6 / 2006
Pasal 46 :
Ayat (1) Pemindahtanganan barang milik
negara sebagaimana dimaksud dalam pasal
45 untuk : tanah dan/atau Bangunan ;
selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai lebih dari Rp.
100.000.000.000,00(seratus miliar rupiah),
dilakukan setelah mendapat persetujuan
DPR.
6
KAITAN DENGAN PP 6 / 2006
Pasal 49 :
 Ayat (1) Pemindahtangan barang milik negara selain
tanah dan / atau bangunan yang bernilai sampai dengan
Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dilakukan
oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan
pengelola barang.
 Ayat (2) Pemindahtangan barang milik negara selain
tanah dan / atau bangunan yang bernilai diatas Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan
Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah ) dilakukan
oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan
Presiden

7
PELAPORAN KEUANGAN ATAS
DANA DEKONSENTRASI
PMK 59/ 2005 Pasal 22
 (1) SKPD yang mendapatkan alokasi Dana
Dekonsentrasi merupakan UAKPA/UAKPB
Dekonsentrasi.
 (2) Penanggung jawab UAKPA/UAKPB Dekonsentras
adalah Kepala SKPD.
 (3) Pemerintah Provinsi yang mendapat pelimpahan
wewenang dekonsentrasi merupakan UAPPA-
W/UAPPB-W Dekonsentrasi.
 (4) Penanggung jawab UAPPA-W/UAPPB-W
Dekonsentrasi adalah Gubernur.
8
PEMBUKUAN DAN PELAPORAN
BMN DK/ TP
PMK 59/2005 Pasal 25
 UAKPB Dekonsentrasi wajib melaksanakan
proses akuntansi atas dokumen sumber dalam
rangka menghasilkan data transaksi
BMN,Laporan BMN dan laporan manajerial
lainnya atas perolehan BMN yang dananya
bersumber dari Dana Dekonsentrasi

9
PELAPORAN KEUANGAN ATAS
DANA TUGAS PEMBANTUAN
PMK 59/ 2005 Pasal 27
 (1) SKPD yang mendapatkan alokasi Dana Tugas
Pembantuan merupakan UAKPA/UAKPB Tugas
Pembantuan.
 (2) Penanggung jawab UAKPA/UAKPB Tugas
Pembantuan adalah Kepala SKPD.
 (3) Pemerintah Daerah yang mendapat pelimpahan
wewenang Tugas Pembantuan merupakan UAPPA-
W/UAPPB-W Tugas Pembantuan.
 (4) Penanggung jawab UAPPA-W/UAPPB-W Tugas
Pembantuan adalah Kepala Daerah

10
PEMBUKUAN DAN PELAPORAN
BMN DK/ TP
PMK 59/2005 Pasal 30
 (1) UAKPB Tugas Pembantuan wajib
melaksanakan proses akuntansi atas dokumen
sumber dalam rangka menghasilkan data
transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan
manajerial lainnya atas perolehan BMN yang
dananya bersumber dari Dana Tugas
Pembantuan.

11
BAGAN
BAGAN ALUR
ALUR PERTANGGUNGJAWABAN
PERTANGGUNGJAWABAN BMN
BMN
DK/
DK/ TP
TP
K/L
Penyampaian Laporan BMN
& ADK (SEMESTERAN) Unit Eselon I K/L

LAPORAN BMN

PEMDA selaku ADK & LAP. BMN


Kanwil
UAPPB-W (SEMESTERAN) DJPB
ADK & LAPORAN BMN (SEMESTERAN)

Satker Dinas/ Satker Dinas/ Satker Dinas/


SKPD SKPD SKPD

( Pasal 25-26 PMK No. 59 Tahun 2005 ) 12

Anda mungkin juga menyukai