Dalam skala makro, memang terlihat beberapa kemajuan di bidang kesehatan, contohnya angka IMR,
MMR, dan gizi kurang menurun.
*) = Riskesdas 2007
Dari tabel tersebut baik dari indikator IMR, MMR, maupun gizi kurang balita menunjukkan penurunan
dari tahun ke tahun. Namun, jika kita lihat dalam skala mikro, masih banyak daerah di Indonesia yang
menunjukkan angka pencapaian status kesehatan yang dinilai buruk.
Menurut paparan Dirjen Rakerkesnas (Rapat Kerja Kesehatan Nasional) 2009, untuk AKB/ IMR 2007
(rata-rata nasional 26,9) masih sangat tinggi di dua daerah yakni NTB (72) dan Sulbar (74). Di samping
itu, untuk gizi buruk/ gizi kurang tahun 2007 (rata-rata nasional 18,4) masih sangat tinggi di NTT (33,6).
Masih tingginya AKB, AKI, dan gizi buruk akan mempengaruhi HDI (Human Development
Index) masyarakat Indonesia. Rendahnya HDI masyarakat menunjukkan masih rendahnya pula derajat
kesehatan masyarakat.
Akankah Indonesia Sehat terwujud di tahun 2010? Sedangkan saat memasuki tahun ke 8 (2007) masih
saja ada daerah-daerah yang belum dapat memenuhi indikator, bahkan masih jauh di bawah rata-rata
nasional. Belum cukupkah waktu 10 tahun untuk mencapai satu program sederhana berdampak besar
yakni Indonesia Sehat 2010?
Saat ini kita sudah memasuki tahun evaluasi. Mengapa? Karena memasuki awal tahun 2010 ini, banyak
program dalam Indonesia Sehat 2010 yang harus diupayakan sungguh-sungguh dari semua pihak,
khususnya pemerintah sebagai penyelenggara utama pelayanan kesehatan terhadap masyarakat sekaligus
sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap status kesehatan masyarakat.