Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari
dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami
perkembangan – perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang menerapkan sistem
pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat adanya
ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan
menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui
proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah mengetahui system
pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak didik.

Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi – generasi masa
depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan
pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui
dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan pengertian perkembangan dan pertumbuhan ?


2. Apakah bukti bahwa anak sebagai totalitas ?
3. Mengapa perkembangan disebut sebagai proses holistic ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak ?
5. Apakah perbedaan kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan ?
6. Apa perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak ?
7. Apa perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan

anak ?

1. Bagaimana penerapan faktor perkembangan dalam pembelajaran ?


C. Tujuan

Tujuan penulis membuat makalah ini, agar para pendidik mengerti dan memahami
proses, faktor dan konsep perkembangan anak, agar nantinya para pendidik mengetahui
langkah apa yang harus dilakukan untuk menerapkan pembelajaran yang efektif dan sesuai
dengan perkembangan anak.

BAB 1

HAKIKAT PERKEMBANGAN ANAK DIDIK

A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan

Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah – ubah. Mulai dari
pembuahan, menjadi janin, bayi, lahir, dewasa, dan akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum
memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus –
menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan diri, hingga bayi
tersebut mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang.

Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami perubahan. Perilaku dan
keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi tersebut mulai bisa melakukan hal – hal
tertentu, seperti membalikan badan, duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan
dan berlari.

Namun, perubahan yang dialami oleh setiap individu tidak selamanya dikatakan
sebagai perkembangan.

Perubahan dalam arti perkembangan mempunyai maksud dan arti yang berbeda –
beda, antara lain :

1. Perubahan yang berakar pada unsur biologis. Perubahan ini bukan merupakan
perkembangan, melainkan diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang dalam mencapai
keinginannya. Misal, seseorang yang terbiasa bernyanyi dan mengolah vokal akan lebih
mahir dibandingkan orang yang tidak terbiasa mengolah vokalnya. ( Bjorklund &
Bjorkund, 1992 ).

Namun, pengalaman belajar yang diperoleh seseorang juga bisa mempengaruhi proses
perkembangan.

1. Perkembangan meliputi perubahan struktur maupun fungsi ( fisik maupun psikis ).


( Bjorklund & Bjorkund, 1992; Abin Syamsuddin Makmun,1996 ).

Perubahan struktur umumnya merujuk kepada perubahan fisik atau wujud jasadnya, baik
ukuran maupun bentuknya.

Perubahan fungsi mengacu kepada perubahan psikis atau mental serta aktivitas yang
ditimbulkan akibat dari perubahan fisik tersebut.

1. Perubahan bersifat terpola, teratur, terorganisasi dan dapat diprediksi atau dapat
diperkirakan, bahkan juga dapat diketahui. Misal, pada usia sekitar 11 – 12 bulan anak
sudah bisa berjalan. (Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock & Yussen, 1992 ).
2. Perkembangan bersifat unik. Santrock & Yussen ( 1992:7 ) menyatakan “ Each of us
develops in certain ways like all other individuals, like some other individuals, and like
no other individuals ”. Yang artinya, masing – masing kita berkembang dalam cara – cara
tertentu, seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain, dan seperti
tidak ada individu yang lain. Selain kesamaan – kesamaan umum dalam pola – pola
perkembangan yang dialami oleh setiap individu, variasi individual dalam perkembangan
anak juga bisa terjadi karena suatu proses perubahan yang kompleks, dan melibatkan
unsur – unsur yang saling terpengaruh satu sama lain. (Bjorklund & Bjorkund, 1992;
Santrock & Yussen, 1992 ).
3. Perubahan terjadi secara bertahap dalam suatu proses yang berkelanjutan dan dalam
jangka waktu yang relatif lama.
4. Perubahan berlangsung sepanjang hayat. Perubahan ini juga tidak hanya meliputi proses
pertumbuhan, pematangan dan penyempurnaan. Tetapi juga meliputi proses penurunan
dan perusakan.
Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan
merupakan perubahan individu baik fisik maupun psikis yang berlangsung sepanjang hayat
dan terjadi secara teratur dan terpola. Sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan yang
terbatas pada pola fisik yang dialami oleh individu.

Perkembangan tidak hanya mencakup evolusi, tetapi juga mencakup involusi atau
penurunan dan perusakan ke arah kematian. Sedangkan pertumbuhan terbatas pada
perubahan yang bersifat evolusi atau perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju.

B. Anak Sebagai Suatu Totalitas

Sebagai subjek studi psikologi perkembangan, konsep anak sebagai totalitas


mempunyai arti bahwa terdapat keterkaitan antara aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam
dirinya dan secara terintegrasi saling terjalin dan memberi dukungan fungsional satu sama
lain. Sebagai contoh, anak yang sedang sakit bisa tidak berselera makan; anak yang sedang
ketakutan bisa kesulitan untuk tidur; anak yang sedang semangat dan aktif melakukan
sesuatu akan menjadi aktif pula mentalnya. Segala aktivitas yang melibatkan fisik anak selalu
mempengaruhi psikis anak, begitu juga sebaliknya.

Perbedaan antara anak dan orang dewasa tidaklah terbatas pada fisiknya, melainkan
secara keseluruhan. Sebagai contoh, pertumbuhan anak lebih pesat dibandingkan orang
dewasa. Anak cenderung lebih bersifat egosentrik ( sifat yang berpusat / berstandar pada diri
sendiri ), sedangkan orang dewasa lebih bersikap sosial dan empatik ( menempatkan dirinya
pada posisi orang lain dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain ). Daya pikir
anak juga masih terbatas pada hal – hal yang konkrit, sedangkan orang dewasa sudah mampu
berfikir secara abstrak dan universal.

C. Perkembangan Sebagai Proses Holistik Seluruh Aspek Perkembangan

Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang


saling keterkaitan satu dengan yang lain.
Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses biologis,
kognitif dan psikososial.

1. Proses biologis, mencakup perubahan – perubahan fisik individu yang bersifat alami,
bukan karena kecelakaan, sakit atau peristiwa – peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan
otak, sistem syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual, perubahan
penglihatan dan lain sebagainya.
2. Proses kognitif, melibatkan perubahan – perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan
cara memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman
belajar sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan
menfasilitasi dan membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.

Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya.


Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan – perubahan kemampuan berfikir, dan
berbahasa serta terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar
lebih cenderung mengacu pada perubahan – perubahan dari hasil pengalaman atau
peristiwa yang lebih khusus, serta terjadi dalam waktu yang relatif singkat.

1. Proses psikososial, melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota
keluarga, teman, guru dan yang lainnya.

Proses pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami gangguan pada otaknya,
akan mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa mempengaruhi
perkembangan psikososialnya.

D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak

Kematangan merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh
genetic dan berlangsung secara bertahab.
Pengalaman merupakan peristiwa – peristiwa yang dialami oleh individu dalam
kehidupannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.

Para ahli berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik atau
warisan biologis.

Para ahli lain mengatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang paling berperan
dalam perkembangan anak.

Ada pula ahli yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak adalah faktor genetik dan faktor lingkungan pergaulan.

Sebagai contoh, kecerdasan seseorang bisa merupakan warisan yang diturunkan dari
orang tuanya, bisa pula karena diperoleh dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.

E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan

Banyak para ahli yang memperdebatkan masalah perkembangan merupakan


kontinuitas atau diskontinuitas.

Para ahli yang berpandangan pada unsur kematangan, menganggap bahwa


perkembangan itu diskontinuitas atau tidak berkesinambungan. . Proses perkembangan
individu terjadi dalam tahap – tahap yang berbeda, perubahan – perubahannya relatife tiba –
tiba dan terjadi perubahan atau peralihan secara tajam dari tahap yang satu ke tahap
perkembangan selanjutnya.

Para ahli yang mendukung pandangan diskontinuitas beranggapan bahwa


perkembangan dipengaruhi oleh faktor – faktor internal biologis.

Sedangkan para ahli yang menekankan pada pengalaman ( lingkugan ) berpendapat


bahwa perkembangan itu terjadi secara berkesinambungan ( kontinuitas ) dari masa konsepsi
dampai akhir hayat.
Dalam proses perkembangan yang kontinuitas, terjadi perbaikan, penambahan dan
atau penurunan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.

Emde dan Harmon ( Vasta, Haith & Miller, 1992 ) mengatakan bahwa persoalan
kontinuitas dan diskontinuitas melibatkan dua komponen.

1. Pola – Pola Perkembangan

Para ahli kontinuitas beranggapan bahwa perkembangan itu terjadi secara halus
dan stabil melalui penambahan dan atau peningkatan yang bertahap dalam hal abilitas
( kemampuan, kepandaian, kecakapan ), keterampilan dan atau pengetahuan baru pada
suatu langkah yang relatif sama. Sedangkan ahli diskontinuitas beranggapan bahwa
perkembangan terjadi pada periode – periode kecepatan yang berbeda, antara yang sedikit
perubahannya dengan yang tajam dan cepat perubahannya.

1. Keterkaitan Perkembangan

Para ahli kontinuitas berpendapat bahwa perkembangan – perkembangan yang


terjadi saling berkaitan. Perilaku – perilaku awal akan berpengaruh dan membentuk
perilaku – perilaku selanjutnya.

Sebaliknya, para ahli diskontinuitas berpendapat bahwa perkembangan yang


terjadi muncul secara independent ( berdiri sendiri ) dari yang sebelumnya dan tidak
dapat diprediksi dari perilaku – perilaku sebelumnya.

BAB 2

PERKEMBANGAN BIOLOGIS

DAN

PERSEPTUAL ANAK
Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa anak sebagai totalitas dan unsur
biologis turut serta mempengaruhi perkembagan anak. Unsur biologis dan perseptual merupakan
aspek yang cukup penting untuk diperhatikan dalam perkembangan anak. Karena aspek tersebut
mempengaruhi perkembangan perilaku dan mental yang ada dalam diri anak.

Perkembangan biologis menekankan pada perkembangan fisiknya yang dipengaruhi oleh


faktor hereditas atau faktor keturunan.

Sedangkan perceptual anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan ) yang merupakan
hasil rangsangan alat indra. Seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasaan
( sentuhan ).

A. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak.

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan


makhluk – makhluk lainnya. Manusia memiliki potensi untuk berkembang dan meningkatkan
kehidupannya baik secara fisik maupun psikis.

Ada dua faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan individu.

1. Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor
hereditas terdapat gen yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh
satu generasi ke generasi berikutnya.

Pertama gen – gen dominant-resesif, yakni apabila gen dari suatu pasangan
bersifat dominant dan yang satu bersifat resesif, maka yang dominant itulah yang
nantinya akan tertanam dalam diri individu tersebut.

Kedua pewarisan poligenik. Sebenarnya, dalam satu sel terdapat banyak gen yang
akhirnya menghasilkan karakteristik yang berbeda – beda. Karena beberapa karakteristik
psikologi merupakan hasil dari pasangan – pasangan tunggal, sedangkan kebanyakan
ditentukan oleh interaksi dari banyak gen yang berbeda.
1. Faktor lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman – pengalaman interaksional yang
memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.

Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang
berbeda – beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak – anaknya, dan
pergaulan dari masing – masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga
turut mempengaruhi perkembangan individu.

B. Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar

Masa usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai memasuki dunia pendidikan
formal, yakni sekolah. Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal pertama yang berfungsi
sebagai pembuka jalan bagi anak untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak serta
memudahkan mereka dalam meraih mimpi yang mereka harapkan untuk masa depannya
nanti. Serta sebagai jembatan pertama untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Usia anak
sekolah dasar berkisar antara 6 – 12 tahun.

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum
maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar perlu
dipelajari dan dipahami oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-
aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan
kepribadian dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan fisik

Anak – anak dan orang dewasa mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik
maupun psikisnya. Dilihat dari segi fisik misalnya berat badan, tinggi badan, proporsi dan
bentuk tubuh. Sedangkan dari segi psikisnya misal, sifat, tingkah laku dan pola pikir.

1. Perseptual Anak

Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa perceptual anak menekankan


pada aspek luar ( lingkungan ) sebagai hasil dari rangsangan alat indra. Semua keadaan
dan peristiwa – peristiwa yang ada di lingkungan ditangkap oleh alat – alat indra yang
kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensorik, sehingga segala informasi yang ada
di lingkungan dapat diterima dan diketahui oleh alat – alat indra ( penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa/sentuhan ). Tanpa alat indra, otak kita akan terasa asing
dengan keadaan lingkungan yang ada disekitar.

C. Penerapan Faktor Perkembangan dalam Pembelajaran

Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah dasar, meskipun
tidak sepesat pada masa usia dini. Begitu pula dengan penajaman dan penghalusan
perkembangan perceptual anak.

Penyelenggaraan pembelajaran yang “hidup” dan sesuai dengan karakteristik dan


kebutuhan fisik anak sangatlah dibutuhkan untuk memfungsikan unsure – unsure fisik dan
atau aspek – aspek perseptualnya.

Cara pembelajaran yang diharapkan antara lain : bersifat langsung, tersusun secara
fleksibel, tidak monoton dan verbalistik, memperhatikan perbedaan individu, menyajikan
aktivitas yang bervariasi seperti eksperimen, praktek, observasi secara langsung, permainan
dan sejenisnya, serta menggunakan berbagai media dan sumber belajar.

Cara ini tidak hanya akan memunculkan kegemaran dalam belajar, tetapi juga
memberikan hal – hal yang positif, aspek kognisi dan kreativitas, fisik-perseptual, dan sosial.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah :


1. Perbedaan perkembangan dan pertumbuhan

Perkembangan merupakan perubahan individu baik fisik maupun psikisnya dan


berlangsung sepanjang hayat, perubahan – perubahannya tidak hanya bersifat evolusi,
tetapi juga bersifat involusi ( penurunan dan perusakan menuju kematian )

Pertumbuhan merupakan perubahan individu yang terbatas pada perubahan


fisiknya dan berlangsung sampai pada masa tertentu, perubahan – perubahannya bersifat
evolusi ( menuju ke arah yang lebih sempurna ).

1. Anak sebagai suatu totalitas, maksudnya bahwa anak sebagai suatu kesatuan dari seluruh
aspek yang ada dalam dirinya. Keseluruhan aspek yang ada dalam diri anak saling
berkaitan. Secara keseluruhan anak berbeda dengan orang dewasa.

1. Perkembangan sebagai proses holistic, maksudnya perkembangan tidak hanya terjadi


pada aspek tertentu, melainkan secara keseluruhan ( holistic ).

Ada tiga proses perkembangan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu proses
biologis, kognitif dan psikososial.

1. Faktor kematangan dan faktor pengalaman merupakan hal yang utama dalam
mempengaruhi perkembangan anak.

Kedua faktor tersebut sangat penting untuk dipelajari dan dipahami untuk
mengetahui proses perkembangan anak. Misal, seorang anak yang mengalami
keterlambatan dalam berjalan, harus diketahui terlebih dahulu faktor – faktor yang
mempengaruhinya, apakah faktor kematangan (genetik) atau faktor pengalaman
(lingkungan). Apabila sudah diketahui faktor penyebabnya, maka kita akan mudah
mencari solusinya.

1. Perkembangan anak merupakan proses yang kontinuitas ( berkesinambungan ) dan


diskontinuitas ( tidak berkesinambungan ).

1. Perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak.


Perkembangan biologis menekankan pada perkembangan fisik yang dipengaruhi
oleh faktor hereditas ( keturunan ). Sedangkan perceptual anak menekankan pada aspek
luar ( lingkungan ) yang merupakan hasil rangsangan alat indra.

1. Perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan anak teretak pada
sebab dan akibat yang disebabkan oleh kedua faktor tersebut.

1. Cara pembelajaran yang efektif yang diterapkan dalam sekolah akan berjalan lancar
apabila didiringi dengan selalu memperhatikan perkembagan anak.

B. Saran

Karena belum sempurnanya makalah ini, penulis menyarankan agar para pembaca mencari
sumber – sumber lain untuk menyempurnakan makalah i
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Dr. H. Y. Padmono selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan sebelum pembuatan makalah ini

 Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah
sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini

 Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu dalam pembuatan
makalah ini

Harapan penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat membuat bakat dan
kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam bidang tulis menulis semakin bertambah

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu penulis harapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang akan dating.

Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang setulus-
tulusnya.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang
mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD Universitas Sebelas Maret untuk dapat
menyumbangkan karyanya minimal 1 artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan
Kompetensi Dasar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?

2. Apa maksud dari anak adalah totalitas?

3. Apa maksud perkembangan sebagai proses holistic?

4. Apakah yang dimaksud kematangan dan pengalaman?


5. Apakah yang dimaksud kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?

6. Bagaimana perkembangan biologis dan perseptual anak?

7. Apakah pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak adalah totalitas

3. Mengetahui maksud perkembangan sebagai proses holistic

4. Mengetahui arti kematangan dan pengalaman

5. Mengetahui arti kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan

6. Mengetahui perkembangan biologis dan perseptual anak

7. Mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak

PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah
atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum
tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas,
mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang
terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan
latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau
perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme
yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian,
dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu
berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang
bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung
secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang
bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi
(menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat
diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan
langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain
halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati
dan sampai batas tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.

Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan


(maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..

Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau
berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan
mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir,
kemampuan berbahasa dan lain-lain.

B. Anak Sebagai Suatu Totalitas

Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :

1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek
yang terdapat dalam dirinya.

Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam
dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan
satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita
tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki,
tangan, dan bagian tubuh

yang terpisah satu sama lain.

2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain

Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling
terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi
orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya
berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan
perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu
disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya.

3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.

Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan
aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir,
rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai
dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah
mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman
mereka akan menjadi dewasa.
C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.

Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga
merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi
tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling
terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :

1. Proses Biologis

Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam


tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon,
organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau
keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain
ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena
kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya.

2. Proses Kognitif

Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,


kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.
Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda,
menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa,
memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan
peran kognitif dalam perkembangan anak.

3. Proses Psikososial

Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan


kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika
seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan
dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan
dicerna di otaknya.

D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak

Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu
fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa
yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara
usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak
dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan
diberikan berbeda
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan

Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa perkembangan merupakan


perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal
dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi
dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam
proses perkembangan ini terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan
dikombinasikan dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku yang
semakin kompleks.

Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa perkembangan individu


melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini perkembangan individu dianggap
berlangsung melalui terjadinya perubahan yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap
berikutnya.

F. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak

1. Perkembangan Fisik

a. Tinggi dan Berat Badan

Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju
perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan
besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan
tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus
meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’. Selama usia SD ini,
kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada
masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot ini.

b. Proporsi dan Bentuk Tubuh

Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang
seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat
perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD,
lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan. Berdasarkan tipologi
Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD. Tiga bentuk primer
tubuh tersebut adalah :

1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan
besar

2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar

3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak
berotot
2. Perkembangan Perseptual

Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima.
Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi.

a. Persepsi Visual

Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran
indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam
jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :

1) Persepsi Konstanitas Ukuran

Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki


suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu
mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi
ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang
konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak, tetapi yang belum
mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang dari dulu
gambarnya gitu bu !”.

2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar

Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang


berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini
akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam
menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain.

3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian

Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau


gambar dari keseluruhannya.

4) Persepsi Kedalaman

Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu


objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik

5) Persepsi Tilikan Ruang

Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan


mengukur dimensi

6) Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau
perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai
dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan
vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar.

b. Persepsi Pendengaran

Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang


diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan
persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi
pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara yang mirip, dan persepsi
pendengaran pokok dan latarnya.

1) Persepsi Lokasi Pendengaran

Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu


sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia
menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang
menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut

2) Persepsi Perbedaan

3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya

Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan


suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu mendengarkan
suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang
datang dari luar kelas.

G. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak

Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor Hereditas

Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas karakter
dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak mulai terbentuk karena
didikan orang tua.

b. Faktor Lingkungan

Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan
tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola
pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas
tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan
perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.

Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara
yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain
dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai
additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisiologi dan juga tingkah laku.

Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling
mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan
kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai