Hubptain GDL Faizatulro 7802 2 Skripsi I
Hubptain GDL Faizatulro 7802 2 Skripsi I
LANDASAN TEOR I
saja.
c. Madrasah Diniyah tidak dibagi atas jenjang atau kelas-kelas secara ketat.
harus sama.
macam.
peranan yang
penting
pendidikan ketat
jenjang dalam
bentuk tertulis
ditentukan
menjalani sama
keterangan sistematis
selalu
dan diangkat
untuk itu
sekolah
dunia ini. 1
1
H. Fuad ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 56.
a. Pengertian Ekstrakurikuler
berasal dari kata Extra (Inggris) yang artinya tambahan. Kurikuler berasal
2
John M. Echol dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia (Jakarta: Gramdia,
1992), 227.
3
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), 22.
4
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997),
271.
sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah
Madrasah Diniyah dilihat dari struktur bahasa Arab berasal dari dua
kata madrasah dan a l-din . Kata madrasah dijadikan nama tempat, dari asal
kata darosa yang berarti belajar. Jadi madrasah mempunyai ma kna tempat
5
Dep. Agama RI, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah, Jakarta, 2003, 1.
Landasan hukum Madrasah Diniyah mempunyai beberapa, yaitu:
a. Pancasila
Maha Esa serta memiliki perilaku akhlak mulia bagi setiap peserta didik,
itu semua dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti yang
b. UUD 1945
6
Dep. Agama RI, Pondok,... ... ... ... ..., 54.
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.7
kurikuler.8
para murid:
rohani.
7
Dep. Agama RI, Pondok,... ... ... ... ..., 53.
8
B. Suryosubroto, Proses,,.. ... … … …, 272.
9
Dep. Agama RI, Pondok,... ... ... ... ..., 114-118.
4) Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah, dan sikap
murid:
para siswa:
mulia.
3) Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, percaya pada diri sendiri,
para siswa:
dan luas.
agama Islam.
menyebarluaskannya.
siswa:
mulia.
3) Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, percaya pada diri sendiri,
pengembangan kepribadianya.
5) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam
masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai
para siswa:
mendalam.
agama Islam.
menyebarluaskannya.
adalah:
sebagai berikut:10
tujuannya.
10
Moh. Uzer Usman, dan Lilis Setyowati, Upaya,... ... ... ... ..., 22.
6. Bentuk -bentuk Ekstrakurikuler Madrasah Diniyah
belas) tahun;
agama Islam agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT. Serta berbudi pekerti luhur, mempunyai kepribadian yang mantap dan
Untuk mengantisipasi agar siswa tidak cenderung ke hal- hal yang bersifat
11
Dep. Agama RI, Pondok ,... ... ... ... ..., 12.
bisa membawa pengaruh positif bagi prestasi belajar para siswa dibidang studi
berikut:
a. Al-Qur'an Hadits
12
Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), 91.
sekarang dapat dikutip dari kitab-kitab hadist.13 Sesuatu yang
b. Aqidah
c. Akhlak
secara umum. 15
13
Chabib Thoha, et. al., Metodologi Pengajaran Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset), 59.
14
Dr. Zakiah Daradjat, dkk., Metodik,... ... ... ... ..., 64.
15
Dr. Zakiah Daradjat, dkk., Metodik,... ... ... ... ..., 71.
Mata pelajaran akhlak, bertujuan untuk memberikan pengetahuan
senang berbuat.
d. Fiqih
mengetahui mana yang wajib dan harus dilaksanakan, serta yang haram
e. Bahasa Arab
16
Dr. Zakiah Daradjat, dkk., Metodik,... ... ... ... ..., 78.
kitab kuning yang menjadi rujukan bagi siswa dalam mempelajari ajaran
Islam.
f. Tarikh/Sejarah
kehidupan sosial.17
mampunyai pembahasan yang sama dalam setiap kelas dan jenjang, hanya
kuning.
17
Chabib Thoha, et. al., Metodologi ... ... ... ... ..., 215.
terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan terhadap siswa, akan lebih
a. Metode Soroga n
yang dilakukan secara pararel antara siswa juga sangat penting, karena
18
Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1982), 28-29.
mengulang kembali pemahamannya dengan memberikan penjelasan
b. Metode Wetonan/Bandongan
Wetonan, istilah wetonan ini berasal dari kata wektu (bahasa Jawa)
waktu tertentu.
dengan bandongan.19
juga siswa senior, untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang
19
Dep. Agama RI, Pondok ,... ... ... ... ..., 39-40.
Musyawarah dilakukan juga untuk membahas materi-materi tertentu dari
d. Metode Ceramah
sering juga disebut dengan metode kuliah, sebab ada persamaan guru
mahasiswa-mahasiswanya.21
yang bersangkutan. 22
20
Dep. Agama RI, Pondok ,... ... ... ... ..., hal 43.
21
Dr. Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), 289.
22
Dep. Agama RI, Pondok ,... ... ... ... ..., 46-47.
pelaksanaan ibadah tertentu, yang dilakukan secara perorangan maupun
Alat adalah segala sesuatu atau apa saja yang dapat dipergunakan
dalam usaha mencapai tujuan.23 Pada sisi lain, alat pengajaran adalah segala
alat pengajaran. Dalam hal ini alat pengajaran tersebut dibagi menjadi
sama dengan murid. Sebagai contoh: papan tulis, kapur tulis, tempat
3. Alat peraga
diajarkannya.24
23
Ahmad A. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan , (Bandung: PT. A l- Ma'arif, 1989), 50.
24
Zuhairini, et.al., Metodik khususi Pendidikan Agama (Surabaya: Usana Offset Printing,
1991), 49.
5. Evaluasi pembelajaran Madrasah Diniyah
pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau sering disebut
dengan evaluasi. Karena Semua hasil belajar pada dasarnya harus dapat
sasarannya.
bagi siswa maupun bagi sekolah, hemat biaya atau tidak, dan sebagainya.
dila njutkan.
tujuan pedidikan.
25
Suhasimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pedidikan, (Jakarta: Aksara, Cet. 7, 1991), 11.
26
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), 3.
Evaluasi juga merupakan alat untuk mengukur, sampai dimana
rupa sehingga untuk mengukur berhasil tidaknya bahan yang diajarkan perlu
disamping materi atau bahan kegiatan saling berinteraksi satu sama lain
tetapi bila tidak disertai dengan materi pelajaran yang sesuai, metode
yang mantap maka tipis kemungkinan tujuan tersebut dapat dicapai seperti
27
Suhasimi Arikunto, Dasar-Dasar,... .... ... ... ..., 90.
Secara lebih rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan
yang bersangkutan. 28
tahapan instruksional.
28
Ngalim Purwanto, Mp., Prinsip-Prinsip,… ... … … …, 7.
29
B. Suryosubroto, Proses,... ... ... ... ..., 37.
Pengajaran merupakan aktivitas yang terkait dengan banyak hal,
sendiri. Di bawah ini akan dijelaskan faktor penunjang dan penghambat kegiatan
1. Suasana belajar
yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak
menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan siswa
siswa. 30
dalam (inner narure) yang terdapat dalam diri para siswa yaitu:
oleh seseorang guru. Bila diteliti bahwa suasana belajar sangat dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti guru, alat bantu mengajar, tujuan, lingkungan dan
30
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 52.
Faktor lain yang menunjang keberhasilan belajar adalah keadaan sosial
yang buruk pada kegiatan belajar siswa. Pada isi ini dapat dibagi menjadi:
keluarga yang retak, terjadi konflik, misalnya antara anak dan ibu. Anak
pengaruh ini ia tidak dapat tenang dan perhatian terhadap pelajaran akan
berkurang.
kewajiban dan tanggung jawab yang ada pada orang tua untuk mendidik
belakang yang berbeda pula. Bagi siswa yang kurang atau tidak dapat
mengadaptasi diri, akan timbul konflik, baik konflik rohani pada dirinya
yang menyolok.
c. Kesulitan Ekonomi
31
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Dan Praktis , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1991), 112.
Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan keadaan rumah
terhadap anak, tentu agar mereka dapat memperoleh pengaruh positif yang
yang jahat akan menarik anak-anak berakhlak jahat pula. Oleh karena itu
Islam di sekolah secara keseluruhan tidak cukup hanya dilakukan dengan waktu
32
Mahfudh Shalahuddin, Pengatar Psikologi Pendidikan , (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990),
63.
33
Mahmud Yunus, Pokok-pokok pendidikan dan Pengajaran (Jakarta: PT. Hidakarya Agung),
32-33.
keagamaan. Dan salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tersebut
adalah Madrasah Diniyah, yang mana kegiatan ini dalam rangka memberikan
siswa.
wawasan pengetahuan agama Islam secara lebih mendalam kepada siswa, serta
mengarahkan pada jalan yang lurus dengan melakukan hal-hal yang positif dan
bermanfaat.
Adapun materi pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah itu ada
kelas yang sama dengan sekolah. Madrasah Diniyah secara khusus hanya
biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang
masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore
hari. Kegiatan ini dilaksanakan agar para siswa lebih guna memperkaya dan
memberikan banyak manfaat, tidak hanya terhadap siswa tetapi juga bagi
efektivitas penyelenggaran pendidikan disekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini
dengan efektif. Dalam hal in, pendidikan agama Islam mempunyai peranan
universal.
Ilahiyah yang didasarkan pada ajaran agama Al-Qur'an dan Hadits pada semua
dimensi kehidupannya". 34
dengan maksimal.
34
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), 94.
Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah siswa mempelajari agama dan
dengan baik dan benar. Tuntutan tersebut sangat besar oleh karena itu,
Madrasah Diniyah dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: pertama, aspek
ajaran agama Islam yang disampaikan kepada anak didik akan lebih mendalam.