Anda di halaman 1dari 49

KELOMPOK 6

PERCOBAAN I
QUARTERING

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mendapatkan suatu campuran tanah homogen yang akan
dijadikan sample siap test.

B. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Selembar terpal ukuran 1m x 1 m
2. Dua batang besi dengan Ø 0.5 “ sampai dengan Ø 0.625 “
3. Sendok pengaduk
4. Pan atau wadah untuk material
5. Timbangan ketelitian 0.01 gr
6. Kantong plastik
7. Alat tulis menulis / spidol water proof

C. PERSIAPAN
1. Tanah yang akan di quartering adalah tanah yang diambil dari
lapangan, dijemur sampai kondisi air dry , kemudian tanah di tumbuk
dengan hammer karet agar butirannya saling lepas antara satu dengan
lainnya tanpa merusak butiran tanahnya. Selanjutnya tanah diayak
pada saringan no 4.
2. Tanah ditimbang untuk dijadikan sampel sebanyak 5 kg &
dimasukkan kedalam kantong plastik. Jumlah tanah yang lolos
saringan berjumlah 90 kg.
3. Semua alat dibersihkan & disiapkan pada tempatnya.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pekerjaan Quartering dilakukan diatas permukaan datar.
2. Tanah ditimbang 10 Kg untuk di lakukan quartering pertama.
3. Tanah tadi diletakkan di atas platik lalu dicampur. Pencampuran
tanah dilakukan oleh 2 orang, dimana keempat ujung plastik dipegang

1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

kemudian diangkat bergantian berurutan sesuai nomor 1, 2, 3, 4 yang


searah jarum jam sampai tanahnya merata.

1 2

4 3
4. Campuran tanah yang sudah merata di atas plastik di letakkan di
atas besi yang saling tegak lurus supaya terpisah menjadi 4 bagian
yang kira-kira sama banyak. Caranya :
Besi yang paling atas ( I – I ) diangkat dan ditarik sehingga tanah
terpisah menjadi 2 bagian, kemudian angkat dan tarik besi yang di
bawah ( II – II ) sehingga tanah terpisah menjadi 4 bagian.
I

II II

I
5. Ambil tanah dari atas platik secara diagonal, misalnya 1 - 3 atau 2
- 4. Dan apabila pengambilan pertama tanah diambil pada bagian 1 -
3, maka pada tahap selanjutnya tanah harus diambil pada pada
bagian 1 - 3 juga.
6. Tanah yang diambil tadi diletakkan pada wadah ember.
7. Ambil lagi tanah sebanyak 5 kg, tambah dan dicampur bersama
tanah sisa yang ada di atas plastik.
8. Lakukan pekerjaan quartering seperti pada langakah 3 - 6 sampai
tanah 90 kg habis. Tanah yang tersisa di bagian 2 - 4 dijadikan sampel
siap test yang pertama, dimasukkan ke dalam kantong plastik
transparan dan diberi label.
9. Untuk sampel kedua dan seterusnya dilakukan prosedur yang sama
sampai mendapatkan 18 sampel siap test.

2
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

PERCOBAAN II
BORING
(D 4528 / D5092)

A. MAKSUD PERCOBAAN
1. Untuk mendapatkan gambaran dari profil tanah berdasarkan
warna visual tanah
2. Untuk menyelidiki dan mengetahui lapisan - lapisan tanah yang
diteliti
3. Pengambilan contoh tanah dan batuan pada kedalaman tertentu
untuk penyelidikan laboratorium
4. Untuk meyakinkan hasil pemeriksaan sondir.

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Kepala Bor
2. Alat pengambil contoh tanah
3. Minyak hidrolik dan lain lain
4. ATM / spidol water proof
5. Batang - batang bor sebagai penghantar sepanjang 1 meter

C. BENDA UJI
Langsung dilakukan di lapangan

D. PELAKSANAAN :
1. Tentukan titik pengeboran
2. Bersihkan lokasi dari rumput dan akar - akar pohon.
3. Mata bor dipasang pada batang drill, alat pemutar pada ujung
lainnya.
4. Mata bor diputar searah dengan jarum jam, dengan sedikit
tekanan ke dalam tanah. Putaran harus sesuai dengan putaran
sekrup.
5. Setiap masuk 20 cm, dapat dilihat pada batang drill yang ditekan
dan sesudahnya diberi ukuran, barulah mata bor diangkat.

3
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

6. Tiap kali pengambilan dengan mata bor, tanah yang masuk ke


dalam mata bor dikeluarkan dan dicatat mengenai kedalaman,
jenis tanah, sifat tanah, dan warnanya.
7. Hasil pengeboran disusun sedemikian rupa dari kedalaman
terdangkal sampai dengan yang terdalam agar identifikasi tanah
dipermudah.
8. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman tertentu.

E. KESIMPULAN
Dari percobaan boring dapat diketahui bahwa jenis tanah adalah
lempung bersifat kenyal dengan warna dominan adalah coklat.

4
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

PERCOBAAN III
BERAT JENIS TANAH
(D854-92)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Yaitu perbandingan
antara berat butir butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume
yang sama dan pada temperatur tertentu. Biasanya 25° C.

B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Piknometer, botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup
(dari gelas) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau
lebih. Dilengkapi garis kalibrasi.
2. Timbangan dengan akurasi 0.001 gram
3. Air destilasi bebas udara
4. Oven dengan suhu 105° - 110° C
5. Termometer
6. Cawan porselen dengan penumbuk berkepala karet (pestel) untuk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak
butir-butirnya sendiri
7. Alat vacum atau kompor.
8. Tempat air/ ember
9. Es batu
10. Kain lap
11. Pipet dan gelas ukur air
12. Saringan no.40
13. Corong
14. ATM / spidol water proof

C. BENDA UJI
Contoh tanah yang lolos saringan #40 dengan berat sekitar 100 gram
yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara duplo (2 percobaan terpisah)

5
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

D. PELAKSANAAN
1. Timbang piknometer (=W1)
2. Sediakan air 25° C pada ember, suhu diatur dengan mencampur air
dengan es.
3. Setelah suhu dicapai, masukan air ke dalam flash sesuai suhu yang
diinginkan sampai batas garis kalibrasi kemudian tutup flash,
keringkan permukaan flash lalu ditimbang. (=Wbw)
4. Buat grafik hubungan antara pertambahan temperatur dengan berat
air pada flash pada temperatur yang ada.
5. Bersihkan flash, keringkan lalu ditimbang (2 sampel), catat berat
kering masing masing flash tersebut (Wb1 dan Wb2)
6. Masukan tanah kedalam flash kemudian timbang (=Wbs = berat flash =
tanah)
7. Masukan air kedalam flash yang berisi tanah sampai batas garis
kalibrasi. Tutup flash, setelah itu kocok dalam 6 arah kemudian kita
biarkan. Lihat apabila air berkurang atau tidak (tambah bila
berkurang). Seterusnya sampai air tidak turun atau tanah sudah jenuh
air.
8. Setelah stabil, botol (flash) yang berisi air dan tanah tersebut
dibersihkan kemudian ditimbang (=Wbsw= berat botol + tanah + air)
9. Ukur Suhu (=Tbsw)

E. PERHITUNGAN
Ws
G. s= X k
AWs + Wbw - Wbs k = Faktor kohesi

F. KESIMPULAN
Berat jenis tanah yang diperoleh dari percobaan ini adalah 2.221
karena itu tanah ini dapat dikategorikan sbg tanah lempung organik

6
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

PERCOBAAN IV
BATAS CAIR TANAH
(D 4318-93)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Jadikan sampel siap test. Menentukan batas cair tanah. Yaitu kadar
tanah tersebut pada keadaan atas peralihan antara cair dan keadaan plastis.
Tanah pada keadaan batas cair diperiksa dengan alat Casagrande, kedua
bagian tanah yang terpisah oleh alur selebar 2,5 mm menutup sepanjang
1cm pada 25 pukulan.

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Alat batas cair Casagrande
2. Alat pemotong (grooving tool)
3. Cawan porselin (mortar)
4. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
5. Spatel
6. Saringan #40
7. Air destilasi dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat alat pecobaan kadar air
9. ATM / spidol water proof

C. BENDA UJI
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak
100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibereskan dari butir -
butir yang lebih besar dari 0.525 mm (tertahan pada saringan #40). Untuk
contoh yang memang tidak mengandung butir-butir kasar yang lebih besar
dari 0.425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula dikeringkan
dalam suhu udara (dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60° C)
secukupnya sampai dapat disaring melalui saringan.

7
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar


dengan pastel dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak
rusak. Kemudian saring dengan saringan #40. bagian yang tertahan
disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.

D. PERSIAPAN ALAT
1. Periksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam
keadaan baik, baut - baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat
aus sehingga mangkok goyang, dan mangkok tidak terlalu aus pada
bagian alurnya. Juga periksa alat pembarut pada ukuran - ukuran
yang benar.
2. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat 1 cm.
Gunakan alat pembarut sebagai pengukur.

E. PELAKSANAAN
1. Taruhlah contoh tanah (100 gram) dalam mangkok porselen, campur
rata dengan air destilasi sebanyak 15–20 cc. Aduk, tekan-tekan dan
tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahkan air secara bertahap,
tambah sekitar 1–3 cc. Aduk, tahan dan tusuk-tusuk, tambah air lagi
dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar - benar
merata.
2. Apabila adukan tanah telah merata, dan kebasahannya telah
menghasilkan sekitar 15-35 pukulan pada percobaan, taruhlah
sebagian adukan tanah pada mangkok Casagrande. Gunakan spatel,
sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung
udara dalam tanah. Ratakan permukaan dan buat mendatar dengan
ujung terdepan rapat pada ujung terbawah mangkok. Sehingga tanah
bagian terdalam akan terdapat 1 cm.
3. Dengan pemotong, buat alur lurus pada garis tengah mangkok searah
sumbu alat, Potong tanah sebanyak 5 kali sampai mengenai alat
casagrande sehingga tanah terpisah menjadi 2 bagian simetris.

8
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

a. Gerakkan pemutar sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada


alasnya dengan kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua
bagian bertemu sepanjang + 1 cm. Catat jumlah pukulan yang
diperlukan
4. Pada percobaan pertama, pukulan diperlukan harus antara 15 – 35 x.
Bila lebih berarti tanah kurang basah. Tambahkan sedikit air baru
diaduk sampai merata.
5. Cuci mangkok Casagrande dengan air kemudian keringkan dengan kain
kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti diatas
6. Ambilah segera dari mangkok sebagian tanah dengan spatel secara
melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling
bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut
7. Ambil sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke
cawan porselen, tambahkan lagi dengan air secara merata. Cuci dan
keringkan mangkok.
8. Ulangi pekerjaan sehingga diperoleh 3 atau 4 data hubungan antara
kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 sampai 30 pukulan dengan
masing-masing selisihnya hampir sama. Percobaan ini harus
dilaksanakan keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.

F. PERHITUNGAN
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan
merupakan satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai basis (skala log)
dan kadar air sebagai ordinat (persen biasa).
Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik - titik yang diperoleh.
Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis
penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas cair dilaporkan
sebagai bilangan bulat terdekat.

9
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

PERCOBAAN V
BATAS PLASTIS DAN INDEX PLASTIS
(D 4318-93)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan batas plastis suatu tanah. Yaitu kadar air minimum
(dalam persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis.
Tanah ada pada keadaan plastis apabila yang tanah digiling menjadi batang-
batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak. Index plastisitas suatu
tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas
cair dan batas plastisnya.

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Cawan porselen
2. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
3. Spatel
4. Pelat kaca
5. Saringan #40
6. Batang kawat berdiameter 3 mm untuk ukuran pembanding
7. Alat-alat pemeriksaan kadar air
8. ATM / spidol water proof

C. BENDA UJI
Contoh tanah sebanyak 10-20 gram yang sudah melewati saringan
#40. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, keringkan dahulu
dalam suhu udara atau pengering dengan suhuu 60° C, sampai gumpalan -
gumpalan mudah remuk untuk kemudian disaring. Pecahan gumpalan-
gumpalan digerus dalam mortar dengan pastel. Bagian yang tertahan
saringan #40 disingkirkan. Persiapan benda uji ini sama dengan pada
penyiapan untuk pemeriksaan batas cair, sehingga memungkinkan kedua
percobaan dapat dilakukan dalam waktu bersamaan.

10
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

D. PELAKSANAAN
1. Jadikan tanah sampel siap test. Taruh contoh tanah pada cawan
porselen, campur air sedikit demi sedikit, aduk sampai benar benar
merata. Kadar air yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup
plastis dan dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak melekat
pada jari bila ditekan.
2. Remas dan bentuklah menjadi bola atau ellipsoida tanah tersebut
dengan berat + 8 gram. Giling benda uji di atas pelat kaca sehingga
terbentuk batangan-batangan yang diameternya rata.
3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi + 3mm,
bandingkan dengan batang kawat pembanding dan ternyata tidak ada
retak pada tanah, potong - potong menjadi 6 atau 8 bagian, kemudian
remas seluruhnya menjadi bola dan giling kembali, seterusnya sampai
pada tanah tampak retak - retak dan tidak dapat digiling menjadi
tanah yang kebih kecil
4. Kumpulan tanah yang retak atau terputus - putus tersebut segera
dicari kadar airnya

E. PERHITUNGAN
1. Batas Plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan diatas
yang dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut
berupa bilangan bulat terdekat
2. Hitung Index Plastisitas tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas
plastisnya
IP=LL−PL

3. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis tidak dapat
diperoleh, laporkan bahwa Index Plastisistasnya = Non Plastic (NP)
4. Jika tanahnya mengandung banyak pasir, kerjakan pemeriksaan batas
plastis lebih dahulu dari pada batas cairnya. Jika batas plastisnya
tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa tanahnya NP
5. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari
batas cairnya, juga laporkan bahwa Index Plastisitasnya NP

11
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

F. KESIMPULAN
Batas plastik yang diperoleh adalah 39.048 sedangkan plastik index
yang diperoleh adalah 6.131.

12
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

PERCOBAAN IV
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH
(E 100-93)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan distribusi ukuran butir butir dari tanah. Untuk tanah yang
butirannya lebih besar dari 0.075 mm atau tertahan pada #200, pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan saringan-saringan, sedangkan untuk tanah
dengan ukuran yang lebih kecil dari 0.075 mm atau melewati #200,
pemeriksaan dilakukan dengan cara sedimentasi yang dapat menggunakan
cara hidrometer atau dengan pipet

B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Saringan.
 Untuk butir kasar diperlukan susunan saringan seperti berikut
75 mm 3“
60 mm 2“
37.5 mm 1½“
25 mm 1“
19 mm ¾“
9.5 mm ⅜“
#. 4 4.75 mm

 Untuk butir halus, yaitu yang lebih kecil dari 4.75 mm dan
lebih besar dari 0.075 mm digunakan susunan saringan dengan
nomor (standar ASTM).
#. 8
#. 12
#. 16
#. 18  Mesin penggerak saringan
#. 30
#. 40 0.425
#. 50
#.80 3. Timbangan
#.100
#. 200 0.075 mm
Pan

13
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

a Untuk menimbang butir butir yang lebih kecil dari 2


mm gunakan timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
b Untuk menimbang tanah yang butirnya lebih besar dari
2 mm, digunakan timbangan sengan ketelitian 0.1 persen dari
besar beban yang ditimbang
4. Cawan porselen (mortar) dan pestel
5. Alat pengaduk larutan tanah dalam air
6. Gelas silinder kapasitas 1000 cc dengna diameter 6.35 cm atau
2 ½ “.
7. Hidrometer untuk membaca berat jenis larutan. (untuk tipe
ASTM 151 H atau 152 H) atau pipet untuk mengambil larutan pada
kedalaman tertentu
8. Stop watch

C. PERSIAPAN BENDA UJI


1. Tanah yang dipakai adalah contoh tanah yang telah
diquartering (2000 gr)
2. Tanah tersebut ditimbang, lalu catat berat tanah + cawan
3. Masukan dan keringkan dalam oven suhu 105° - 110° C
4. Cuci tanah kemudian masukkan lagi di oven sampai berat
konstan 1 x 24 jam.

D. PELAKSANAAN
Untuk bagian yang tertahan saringan #. 10. dilaksanakan analisa
saringan:

1. Saringlah benda uji yang tertahan yang telah dicuci (hasil dari
pekerjaan tersebut pada persiapan benda uji) dengan menggunakan
satu susunan saringan (kering oven). Sebelumnya masing masing
saringan ditimbang untuk memudahkan menimbang jumlah butiran
yang tertahan

14
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

2. Timbang dan catat berat butiran yang tertahan pada tiap saringan.
Periksa bahwa jumlah berat total sesudah saringan harus sama atau
mendekati jumlah sebelum disaring.

E. KESIMPULAN
Tanah yang di coba memiliki ukuran butiran paling banyak adalah
2.38 atau yang tertahan di saringan no 8 sedangkan yang paling sedikit
adalah 0.149 atau yang tertahan pada saringan pada no. 100.

PERCOBAAN VII
PEMADATAN TANAH
(D 698-91)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan (berat
volume kering) tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu
Cara pemadatan :
 Cara untuk pemadatan dipakai cara standart

15
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

 Dalam percobaan ini dilakukan pemadatan dengan menggunakan


silinder pemadatan kecil dengan material lewat saringan No. 4

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Silinder pemadatan ini terdiri dari silinder-silinder utama, silinder
sambungan yang dapat dilepaskan juga. Ukuran dan toleransi yang
masih digunakan adalah sebagai berikut :
 Slinder kecil :
o diameter 10.1 cm
o tinggi 11.8 cm
o volume 944.918 cm2
2. Penumbuk yang digunakan yaitu dilakukan dengan tangan (sesuai
dengan penumbuk standar), dengan ukuran dan toleransi sebagai
berikut :
 Penumbuk standart
o diameter bidang jatuh 2” =- 0,005”
o berat 10 -= 0,02 lb
o tinggi jatuh 18“ =- 1/16”
3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder (extruder)
4. Timbangan dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan
timbangan kapasitas 12 kg dengan ketelitian 5 gram
5. Pisau perta (straight edge)
6. Saringan # 4
7. Oven
8. Alat pencampur tanah (talam, sendok, dll)
9. Gelas ukuran air
10.Cawan
11.Kain Lap
12.ATM (alat tulis menulis)

C. BENDA UJI

16
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

1. Jadikan sampel siap test. Bila contoh tanah yang diperiksa


keadaannya basah, keringkan tanah tersebut diudara atau dengan
alat pengering dilakukan secukupnya sampai gumpalan-gumpalan
dapat mudah hancur. Hancurkan gumpalan menjadi butir-butiran
dengan alat yang terbuat dari karet, sedemikian rupa sehingga butir -
butir tanah tidak rusak.
2. Butiran-butiran yang diperoleh disaring pada saringan No. 4. Butiran
yang tertahan diatas saringan dibuang, yang lolos saringan akan
digunakan sebagai benda uji (banyaknya 2 kg)
3. Campur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata
sedemikian rupa sehingga benda uji yang kadar air tanah diperoleh
kira-kira 6% dibawah kadar air optimum.
4. Seteleah dicampur merata dengan air, simpanlah tanah tersebut
dalam tempat yang tertutup (dapat dimasukkan dalam kantong
plastik), selang waktu sekurang-kurangnya 24 jam sebelum melakukan
pemadatan.
5. Benda uji ini dibuat 5 bagian yang beratnya masing-masing dicampur
merata dengan air, sehingga kadar air yang diperoleh berbeda-beda
masing 1 – 3 %.
6. Cara diremas dan di jatuhkan secara bebas dari ketinggian 1 m.

D. PERSIAPAN PERALATAN
1. Bersihkan silinder pemadatan yang akan digunakan , kemudian
ditimbang dan catat beratnya (W 1). Gunakan timbangan dengan
ketelitian 5 gram
2. Pasang klem plat alas dan silinder sambungan. Pada saat pelaksanaan
penumbukan silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh (tidak
boleh diatas tanah atau lantai yang dapat bergetar karena tenaga
yang diperoleh akan berkurang). Bila perlu harus disediakan blok
beton yang beratnya sekitar 91 gram.

E. PELAKSANAAN

17
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

Dalam pelaksanaan ini dilakukan dengan pemadatan standart yaitu


dengan menggunakan penumbuk standar dan pemadatan dilakukan dalam 5
lapisan. Jumlah tumbukan tiap lapisan adalah 25 kali.

F. PEMADATAN
1. Sejumlah tanah lembab yang sudah disediakan dipadatkan dalam
silinder dengan lapisan-lapisan yang sama tebal. Setiap lapis
ditumbuk dengan jumlah tumbukan (56 kali, 25 kali, 10 kali) untuk
masing-masing sampel yang berbeda. Tiap sampel 5 lapis
2. Lepaskan silinder sambungan (silinder bagian atas). Kemudian
potonglah tanah dengan pisau baja sehingga tanah rata dengan
permukaan silinder dan bila perlu lobang-lobang kecil yang terjadi
ditambal sehingga permukaan menjadi halus. Lepaskan plat dasar
kemudian timbanglah silinder bersama tanah dan catat beratnya (W2).
3. Keluarkan tanah tersebut, kemudian ambil contoh dari bagian atas
dan bawah secukupnya untuk menjadi bahan uji pemeriksaan kadar
air.
4. Pekerjaan yang sama dengan sampel tanah yang lainnya telah
disediakan dengan penambahan kadar air yang berbeda.

G. PERHITUNGAN
1. Setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung :
 kadar air tanah
 berat volume tanah

W 2−W 1
m= gram/cm³
v
dimana :
W1 = berat silinder kosong (gram)
W2 = berat silinder + tanah basah (gram)
v = volume silinder (cm3)

18
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

2. Gambarkan hubungan antara berat volume ering dengan kadar air


pada grafik dengan absis = kadar air, ordinat = berat volume kering.
Grafik itu diperoleh :
 Kadar air optimum (wopt) dari tanah yang diperiksa yaitu
kadar air pada puncak garis lengkung
 Kepadatan maksimal (dmax) yaitu berat volume kering yang
diperoleh pada pemadatan pada kadar air optimum.

H. KESIMPULAN
Percobaan pemadatan yang dilakukan untuk 25 tumbukan
memperoleh γdry =1.343 dan W optimum = 27.9 %.

PERCOBAAN VIII
CBR LABORATORIUM
(D 1883-92)

A. MAKSUD PERCOBAAN
1. Untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) dari suatu
tanah.

19
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

2. Nilai CBR adalah bilangan perbandingan (persen) antara tekanan yang


diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang
bulat seluas 3 inch2 dengan kecepatan penetrasi 0,05 inch per menit
terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus sesuatu bahan
standart tertentu
3. Penentuan nilai CBR dapat dilakasanakan terhadap :
 contoh tanah tanpa direndam terlebih dahulu
 contoh tanah setelah direndam selama 4 hari
Disamping itu nilai CBR dapat dilakukan terhadap ;
 Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan
standart
 Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan berat /
modified
 Contoh tanah yang telah dipadatkan dengan kepadatan
tertentu
 Contoh tanah asli yang diambil dari lapangan

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang kurangnya 4.45 ton yang
mempunyai kepala atau dasar yang dapat bergerak teratur dengan
kecepatan 1.27 mm per menit (0.05 inch per menit).
2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya
3. Silinder pemadatan CBR
4. Plat ganjal (spacer disk)
5. Penumbuk standart atau penumbuk berat
6. Pengukur pengembangan tanah, terdiri atas pelat berlubang-lubang
dengan batang pengatur, tripod, dan arloji pengukur pengembangan
7. Plat - plat beban berlubang ditengah yang utuh atau belah, berat @ 5
lb atau 2.27 kg
8. Piston penetrasi penampang bulat luas 3 inch 2, panjang sekurang-
kurangnya 4 “
9. Macam-macam alat seperti talam, timbangan, oven, bak perendam,
kertas filter dan sebagainya. Gelas ukuran air

20
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

C. BENDA UJI
1. Untuk pemeriksaan terhadap contoh tanah yang dipadatkan maka
contoh tanah dipersiapkan seperti pada percobaan pemadatan
2. Benda uji ini akan diperiksa pada kepadatan maksimal, sehingga
contoh tanah dipersiapkan dengan dicampur air secukupnya sehingga
kelembaban yang diperoleh adalah kadar air optimum yang diketahui
berdasarkan cara pemadatan standart

D. PELAKSANAAN
1. Pemadatan tanah :
 Sebelum dilaksanakan pemadatan, periksa dan catat kadar air
tanah
 Pasang dan klep alas pada silinder dan pasang juga silinder
sambungnya. Taruhlah plat ganjal dalam silinder diatas plat
ganjal
 Padatkan tanah lembab yang sudah dipersiapkan dalam silinder
pemadatan sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal
dengan kadar air optimum
 Lepaskan silinder sambungan, potong dan ratakan tanah padat
dengan permukaan silinder pemadatan. Lepaskan plat alas dan
ambil plat ganjal, timbang dan catat berat silinder dan tanah
didalamnya untuk menentukan berat volume tanah

2. Pelaksanaan penetrasi :
 Contoh tanah yang dipadatkan dalam silinder dipasang pada
mesin penetrasi
 Kerjakan pembebanan mesin sehingga piston mempunyai
kecepatan penetrasi sebesar 0.64 mm, 1.27 mm, 1.91 mm,
2.95 mm, 3.18 mm, 4.45 mm, 5.08 mm, 10.16 mm, 12.7 mm
 Keluarkan benda uji dari silinder kemudian periksa kadar air

E. PERHITUNGAN

21
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

1. Grafik penetrasi dan tekanan penetrasi. Gambar grafik hubungan


antara penetrasi (absis) dan tekanan penetrasi (ordinat).
2. Rumus – rumus yang digunakan
 Beban (lbs) = (pembacaan arloji) x 5.7871….. (lbs)
P1
 CBR= x 100
Tekanan Pentrasi Standar

PERCOBAAN IX
KONSOLIDASI
(D 5333)
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besarnya penurunan
tanah apabila tanah diberi beban, keadaan tanah samping tertahan dan
diberi drainase pada arah vertikal

22
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Konsolidometer yang terdiri dari :
 Tempat tanah
 Batu pori atas dan bawah
 Arloji pengukuran perubahan tebal tanah
2. Perlengkapan pembebanan
3. Alat potong dan bubut tanah
4. Stop watch
5. Perlengkapan untuk pemeriksaan kadar air dan perlengkapan umum
lainnya
6. Grease
7. ATM

C. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji :
 Apabila tanah cukup lunak, masukkan tanah dalam cincin cetak
dengan menekan cincin kedalam tanah yang telah didorong
tabung contoh secukupnya atau doronglah contoh masuk ke cincin
cetak. Cincin cetak dapat sekaligus merupakan tempat contoh
tanah/ benda uji dalam konsolidometer. Apabila contoh tanah
agak keras, contoh tanah dapat dipotong dan dibubut sehingga
ukurannya sesuai dengan cincin tempat benda uji. Masukkan
tanah dalam cincin konsolidometer dan potonglah rata atas
bawah dengan cincin. Permukaan benda uji harus halus, bila
perlu tambal lubang lubang yang ada. Pelaksanaan tersebut harus
dilaksanakan secara hati hati dan dikerjakan dengan cepat agar
kadar air tanah tidak terkurang karena penguapan, dan hindarkan
gangguan sehingga dapat terjadi perubahan kepadatan tanah
 Kerjakan pemeriksaan berikut untuk perlengkapan data
perhitungan :
 Timbang dan catat berat benda uji bersama cincinnya untuk
mengetahui berat volume basah dan berat volume kering tanah
 Periksalah kadar air tanah

23
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

 Periksalah berat jenis butiran tanah


 Ukurlah dengan tepat dengan menggunakan mistar biasa diameter
dan tinggi benda uji/ukuran dalam cincin
 Untuk mengidentifikasi jenis tanah dan mengecek hasil
pemeriksaan konsolidasi, dapat pula diadakan pemeriksaan batas
cair dan plastis tanah
2. Persiapan alat dan penempatan benda uji dalam
konsolidometer :
 Periksalah bahwa alat-alat dalam keadaan bersih dan bekerja
dengan baik. juga periksa bahwa lengan beban seimbang.
Periksa bahwa batu-batu pori dalam keadaan bersih dan tidak
tersumbat
 Untuk memudahkan pemasangan dan menjamin rapat air pori,
olesi tipis dengan pelumas karet seal, basahkan batu-batu pori,
tempatkan berturut-turut pada konsolidometer yaitu;
1. Batu pori basah
2. Cincin yang telah berisi benda uji
3. Batu pori atas
4. Plat perata beban
 Tempatkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada
tempatnya pada rangka pembebanan, aturlah dengan sekrup
pengatur/penahan lengan beban sehingga lengan terangkat
keatas, tetapi bagian atas jangan sampai mati untuk memberi
kesempatan seandainya tanah mengembang, aturlah alat
penekanan diatas benda uji dan aturlah arloji pengukur
penurunan pada pembacaan nol
 Pasangkan beban sehingga tekanan pada benda uji sebesar
0.25 kg/cm2
 Turunkan sekrup pengatur lengan beban, sehingga beban
mulai bekerja diatas tanah, jalankan stop watch
 Baca dan catat arloji pengukur penurunan pada waktu waktu
tertentu yang dapat diakarkan. Mis 0 detik, 9.6 detik, 21.6 detik
sampai 1440 menit

24
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

 Pengamatan dapat kurang dari 24 jam (1441 menit) untuk


tanah yang konsolidasinya cepat, dapat dihentikan setelah
tampak grafik hubungan antara penurunan dengan waktu (dalam
logaritma) menjadi lurus, yang berarti telah terjadi konsolidasi
sekunder. Sebaliknya tanah yang konsolidasinya sangat lambat,
pembacaan dapat berlangsung lebih dari 24 jam
 Isilah sel konsolidasi dengan air, setelah beban bekerja,
tetapi tidak mengganggu pembacaan. Isilah setelah pengamatan
1 menit atau sebelum pengamatan 4 menit. Jagalah agar selama
percobaan benda uji selalu terendam air, dengan muka air kira
kira setinggi dengan permukaan atas benda uji
 Setelah 24 jam, tambahkan beban sehingga tekanan menjadi
0.5 kg/cm2. biarkan beban bekerja 24 jam dan amati penurunan
arloji pengukur pada waktu - waktu seperti diatas, lanjutkan
setiap kali penambahan beban sehingga tekanan atas tanah
berturut-turut menjadi 1, 2, 4, dan 8 kg/cm 2. Masing - masing
tahap dibiarkan selama 24 jam dan tiap tahap dilakukan
pembacaan seperti diatas. Untuk menghindari goncangan, setiap
penambahan beban, putarlah sekrup penahan lengan beban
sampai menyentuh lengan yang dapat terlihat melalui gerakan
pada arloji ukur.
 Apabila dikehendaki, diketahui sikap pengembangan tanah
akibat pengurangan beban, maka setelah beban 8 kg/cm 2, secara
bertahap kurangi beban berturut-turut dengan urutan kebalikan
penambahan beban
 Setelah pelaksanaan pembebanan selesai, keluarkan contoh
tanah dari konsolidometer. Timbang dan catat berat benda uji,
keringkan dalam oven, dan setelah kering timbang lagi untuk
mengetahui berat butir butir tanah.

D. PERHITUNGAN
a Rumus untuk menghitung koefisien konsolidasi (Cv) ;

25
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

C v = 0 .848 d ²
t 90
b Rumus Index kompresi (Cc)

C c= e = e 1−e 2
log t T2
log ( )
T1
c Angka pori tanah tiap akhir beban
H 1−H 2
e=
H2

H s= W d
G .d
dimana :

Wd = berat benda uji setelah dikeringkan


G = berat jenis butir tanah
A = Luas penampang benda uji
d =2H
H = 2 (H1-H2)
H1 = tebal pada awal beban
H2 = tebal pada akhir beban

E. PEMBUATAN GRAFIK

a. Plot koordinat-koordinat pada grafik konsolidasi berdasarkan


hasil percobaan sesuai dengan besarnya pembebanan dan urutan
waktu yang telah ditentukan sebelumnya
b. Hubungkan koordinat-koordinat sehingga diperoleh grafik
konsolidasi yang melengkung terbuka
c. Tarik garis lurus menyinggung koordinat yang diperoleh pada
9.6 detik, 21.6 detik, 38.4 detik, dan 1 menit (minimal 2 titik yang
bisa dilalui oleh garis tersebut, sehingga diperoleh jarak pada absis
waktu)

26
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

d. Tarik garis lurus yang besar absis waktunya sebesar 1.15 dari
absis waktu diatas
e. Perpotongan pada garis diatas dengan lengkung konsolidasi
diplot arah vertikal sehingga diperoleh t 90, yang merupakan lamanya
kecepatan konsolidasi yang dicapai

PERCOBAAN X
TRIAKSIAL PADA KONDISI “UNCONSOLIDATED UNDRAINED”
TANPA PEMBACAAN TEKANAN PORI
(D 4767 / D 2664 / D 5311)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat Triaksial pada
kondisi “Unconsolidated Undrained” tanpa pembacaan tekanan pori

27
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Sel triaksial dengan dinding transparan pada perlengkapannya
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel
dengan ketelitian 0.1 atau 0.005 kg/cm
3. Alat kompresi untuk menekan benda uji secara axial sengan
kecepatan yang dapat diukur antara 0.5 – 0.75 mm/menit. Untuk
Drained harus lebih lambat
4. Arloji untuk mengukur pemendekan benda uji
5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat perenggang
membran dan gelang karet pengikat
6. Cetakan tanah
7. Alat pemeriksa kadar air tanah

C. BENDA UJI
1. Benda uji yang perlu dipersiapkan sekurang-kurangnya 3 buah. Berupa
silinder tanah dengan perbandingan tinggi-diameter ; 2 : 1 dan 3 : 1.
Diameter minimum 3.30 cm
2. Apabila diameter benda uji 7.1 cm, butir tanah terbesar yang
diijinkan ada dalam benda uji adalah 1/10 kali diameter pada benda
uji, sedangkan bila diameter benda uji lebih dari 7,10 cm, butir tanah
terbesar yang diijinkan adalah 1/6 kali diameter benda uji

D. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji
 Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari
tabung yang sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka
keluarkan contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat
pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian atas dan
bawahnya, kemudian keluarkan dari tabung cetak belah.
 Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji
yang diinginkan, bentuk/potong sehingga diperoleh ukuran
yang diinginkan.

28
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

 Bila contoh tanah padat buatan, maka dapat berupa :


o Contoh tanah yang rusak dapat dibentuk kembali
dengan memasukan dalam kantong plastik. Hindarkan
tambahnya udara dalam pori tanah. Kemudian bentuk
kembali dan padatkan dalam cetakan
o Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan
memadatkan contoh tanah dengan menumbuk tanah
pada silinder pemadatan kemudian didorong keluar
denan alat pengeluar contoh tanah
o Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijemur sebelum
percobaan
 Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter, tinggi
dari benda uji. Juga timbanglah benda uji untuk menghitung
berat volume benda uji.

2. Pemasangan benda uji


 Taruh benda uji diatas tutup atas specimen cap,
kemudian letakan tutup atas diatas benda uji. Pada percobaan
“UU” gunakan tutup yang tidak berlubang. Gunakan
perenggang membran (di vakum), selubungkan membran pada
benda uji. Matikan pipa vakum, kemudian selubungkan
membran pada benda uji dan ikat membran pada tutup atas
maupun bawah dengan gelang karet pengikat. Untuk menjamin
rapat air dapat dioleskan pelumas perekat (silicon grease) pada
tepi tutup benda uji
 Pasanglah benda uji yang sudah dibungkus membran
pada tumpuan pada dasar sel triaksial. Aturlah agar
kedudukannya benar-benar simetris. Pasang dinding sel
triaksial dan tutup atasnya, dengan mula-mula piston beban
dibuat bebas terhadap benda uji, aturlah arloji. Ukur beban
pada pembacaan nol

29
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

 Isilah sel triaksial dengan air, berikan tekanan air


(tekanan sel) sampai harga yang diinginkan. Jalankan/atur
dengan pemutar tangan agar piston beban hampir menempel
pada benda uji. Atur arloji beban dan arloji
regangan/pemendekan benda uji pada pembacaan nol.
Selanjutnya atur arloji tekanan pori pada pembacaan nol, jika
ada gelembung-gelembung udara yang harus dikeluarkan.

3. Pembebanan
 Jalankan mesin beban dengan keceepatan 0.5-2 persen/menit.
Baca dan catat pembacaan arloji ukur cincin beban dan
tekanan air pori dan arloji ukur pemendekan benda uji pada
kedudukan kedudukan pemendekan : 0.1; 0.2; 0.3; 0.4; 0.5 %
(jika tanah belum pecah) dapat dibaca setiap 2 %. Lanjutkan
sampai pemendekan 15 % (meski tanah sudah pecah), atau
pemendekan 20 %. Pembacaan yang lebih perlu dilakukan pada
saat tanah mendekati pecah.
 Selama pembebanan selalu amati manometer tekanan sel dan
aturlah agar tekanan hampir konstan terkecuali bila memang
digunakan alat dengan tekanan konstan.
 Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan
air dalam sel, kemudian buka sel dan keluarkan benda uji.
 Bukalah membran karet dan buat sketsa bentuk pecahnya
tanah
 Timbang dan catat berat benda uji
 Laksanakan pemeriksaan kadar air

4. Kerjakan dengan cara yang sama benda uji kedua dan ketiga dengan
tekanan sel yang berbeda besarnya

E. PERHITUNGAN
Hitung regangan axial tanah, untuk setiap beban yang dibaca, yaitu :

30
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

L
γ=
Lo dimana : L = pemendekan benda uji
Lo = panjang benda uji semula

Hitung rata-rata penampang tanah (A) pada setiap beban :

Ao
A=
1−γ dimana : Ao = Luas penampang benda uji semula

Hitung tegangan deviator pada setiap beban (σ3 – σ1)

σ 3 −σ 1= P
A dimana : P = beban yang bekerja
A = Luas rata-rata penampang

Gambar grafik hubungan antara tegangan deviator dan regangan


sebagai absis. Cari dari grafik tegangan deviator maksimum atau regangan
20%, mana yang lebih dulu terjadi pada pemeriksaan.

Hitung tegangan utama major dan minor pada saat pecah yaitu :
Tegangan utama major = σ1=tekanan sel
Tegangan utama minor = σ3=tekanan deviator + sel
Gambarkan lingkaran Mohr dari tegangan pada saat pecah pada salib
sumbu dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai
absis. Buat setengah lingkaran dengan pusat terletak pada sumbu tegangan

(σ 1 +σ 3 ) σ 1 −σ 3
normal dan absis sama dengan 2 dan jari jari 2 .
Gambarkan lingkaran Mohr dengan cara yang sama bagi benda uji
lainnya yang telah diperiksa.

31
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

PERCOBAAN XI
TEKAN BEBAS
(D 4767 / D 2664 / D 5311)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif. Pemeriksaan kuat
tekan bebas dapat dilakukan pada tanah asli contoh tanah padat buatan
kuat tekan bebas (qu) adalah axial (kg/cm2) yang diperlukan untuk menekan

32
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan yang memberikan
perpendekan tanah sebesar 20 %, apabila sampai dengan perpendekan 20 %
tersebut tidak pecah.

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Alat/mesin penekan tanah
2. Alat pengatur contoh tanah dari tabung contoh
3. Pengatur regangan
4. Tabung cetak belah
5. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram
6. Stop watch
7. Alat bubut tanah
8. Alat-alat pemeriksa kadar air, pengukur diameter dan tinggi
9. ATM

C. BENDA UJI
Benda uji berupa tanah kohesif berbentuk silinder harus antara 2-3
kali diameter. Diameter minimum benda uji 3,30 cm. Apabila benda uji 7,1
cm, butir tanah terbesar dijinkan 1/6 kali diameter

D. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji :
 Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari
tabung yang sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka
keluarkan contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat
pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian atas dan
bawahnya, kemudian keluarkan dari tabung cetak belah.
 Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji
yang diinginkan, bentuk/potong sehingga diperoleh ukuran
yang diinginkan.
 Bila contoh tanah padat buatan, dapat berupa contoh yang
rusak (gagal pada pelaksanaan/persiapan percobaan), masukan
ke dalam kantong plastik dan remas dengan jari sampai rata

33
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

seluruhnya. Hindarkan bertambahnya udara pada pori tanah.


Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan
sehingga kepadatannya sama dengan tanah asli
 Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan
memadatkan contoh tanah dengan kadar air dan kepadatan
yang diinginkan. Pemadatan dapat dilaksanakan pada silinder
pemadatan dan dapat ditumbuk, kemudian didorong dan
dibubut. Pemadatan dapat dilaksanakan langsung pada cetakan
sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, maka bila perlu
sebelum pelaksanaan percobaan, contoh tanah dapat diuji
terlebih dahulu. Bila demikian catat dan cantumkan dalam
laporan
 Ukur dan catat ukuran diameter dan tinggi benda uji

5. Pembebanan :
 Tempatkan benda uji pada alat tekan berdiri vertikal dan
sentris pada plat alat dasar.
 Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji
 Atur arloji ukur pada cincin beban dan arloji pengukur
regangan pada pembacaan nol
 Kerjakan alat pembebanan dengan kecepatan 0.5 – 2 %
terhadap tinggi benda uji/menit. Kecepatan ini diperkirakan
sedemikian, sehingga pecahnya benda uji tidak melampaui 10
menit. Catat pembacaan arloji pengukur beban dan arloji
pengukur regangan setiap 30 detik
 Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja
telah mengalami penurunan. Jika benda yang bekerja tidak
pernah turun, kerjakan pembebanan sampai
regangan/pemendekan benda uji mencapai 20 % dari tinggi
benda uji
 Periksa kadar air tanah benda uji
 Buatlah sketsa dan catatlah perubahan benda uji, bila dapat
ukurlah sudut kemiringan bidang pecahnya benda uji.

34
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

Pelaksanaan pemeriksaan ini (persiapan + pembebanan) harus


dilakukan secepatnya, agar kadar air tanah tidak berubah
karena penguapan

E. PERHITUNGAN
1. Hitunglah regangan axial pada pembacaan yang dibaca
L
R=
L0
dimana : L = pemendekan tinggi benda uji (cm)
L0 = tinggi benda uji semula (cm)

2. Hitung luas rata-rata penampang benda uji dengan koreksi akibat


pemendekan
A0
A=
1−R
dimana : A0 = luas penampang benda uji mula-mula (cm2)
R = regangan

3. Hitung tekanan axial yang bekerja pada benda uji setiap pembebanan
P
s= ( kg/ cm 2 )
A
dimana : P = gaya beban yang bekerja, dihitung pada pembacaan
arloji ukur

4. Gambarkan grafik antara regangan (absis) dan tekanan yang bekerja


(ordinat). Tentukan harga maksimum axial yang terjadi dari grafik
tersebut. Tentukan harga maksimum axial yang terjadi dari grafik
tersebut. Tekanan maksimum ini dilaporkan sebagai “kuat tekan
bebas” tanah yang diperiksa = qu. bila benda uji tidak mengalami
pecah, kuat tekan bebas adalah tekanan pada regangan 20 %

5. Catat dan cantumkan dalam laporan hal-hal sebagai berikut :


a. benda uji berupa contoh asli atau padat batuan

35
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

b. jenis tanah secara visual


c. ukuran diameter dan tinggi benda uji
d. kepadatan (berat volume kering), kadar air, derajat
kekenyalan benda uji mula-mula

PERCOBAAN XII
SONDIR

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat
tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung
yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Hambatan lekat adalah
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan
panjang.

36
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Alat sondir ringan 2 ton
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan
kebutuhan serta panjang masing-masing 1 meter
3. Manometer, pembacaan sampai 350 kg/cm2
4. Konus dan bikonus
5. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik (kastrolik
SAE 10)

C. PELAKSANAAN
1. Kita tentukan titik dimana akan dilaksanakan penyondiran dan jarak
kurang lebih 0,5 meter sekeliling titik dipasang kedua ujung jangkar
untuk mengikat besi ambang. (angker 4 buah)
2. Alat sondir dipasang di atas titik yang akan disondir dan diusahakan
letak sumbu ditengah-tengah vertikal diatas titik tersebut
3. Dua pasang besi ambang penahan dipasang pada jangkar dengan
sekrup
4. Kedua manometer 50 kg dipasang pada pipa. Kamar instalasi diteliti
apakah sudah berisi penuh dengan minyak kastrolik dan udara
didalamnya dikeluarkan secara perlahan-lahan
a. caranya pluyer ditarik pada pemegangnya dan ditekan dulu
keatas, agar udara didalam kamar dibuang
b. bersamaan dengan itu kastroli kita isi melalui pipa tempat
mengisi sehingga kita rasa kamar instalasi tertekan karena
terisi oleh kastroli
c. sesudah itu lubang tempat mengisi kastroli ditutup (perhatikan
pada waktu sondir, kastroli tidak boleh terbuang dari lubang
tersebut)
5. Manometer kita buka krannya
6. Alat pengukur dikeataskan dengan memutar katrol melalui batang
pemutar penghantar

37
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

7. Pasang konus dan bikonus, sesuai dengan kebutuhan pada ujung pipa
pertama
8. Pasang rangkaian pipa untuk memasukan konus tersebut pada mesin
sondir
9. Setelah alat sondir siap, pipa ditekan kebawah sampai menekan tanah
asli dengan kecepatan konstan. Pipa penyelubung menekan kerucut
yang masuk kedalam tanah sampai kedalaman tertentu
10.Sampai pada jarak 20 cm (ditentukan dari pipa) dari permukaan
tanah, tekanan diatur terhadap penurunan tersebut, dengan cara
menaikan kembali poros gigi penahan. Kemudian penggeser ditarik
keluar sehingga tekanan sekarang beralih pada bikonus melalui
batang sondir ke alat pengukur. Instalasi tertekan kebawah mengenai
bagian atas dari batang sondir, konus merosot + 4 cm dalam tanah
11.Diwaktu menahan untuk mengukur, manometer harus dibaca setelah
pembacaan selesai katrol diputar lagi untuk memindahkan tekanan
pada pipa penyelubung.
12.Pembacaan pertama kita baca pada manometer yang hanya
menunjukan tekanan pada ujung konus tanpa koreksi. Kemudian
bikonus ditekan secara perlahan-lahan setinggi + 4 cm dimana pada
saat ini pembacaan kedua dilakukan. Pembacaan pertama
menunjukan tegangan pada ujung bikonus, dan pembacaan kedua
menunjukan tegangan ujung bikonus ditambah dengan tegangan lekat
dari selubung bikonus. Poros gigi tekan diputar kebawah sampai pipa
dan konus turun lagi 20 cm dan harga-harga penyondirandilakukan
lagi. Bilamana konus telah mencapai kedalaman 1 m berarti batang
sondir masih berada 20 cm diatas tanah, pipa disambungkan dan
tekanan diberikan segera setelah penyambungan dilakukan
13.Pekerjaan ini dilakukan sampai pada lapisan tanah tertentu/keras
14.Setelah selesai penyondiran, pipa dicabut perlahan-lahan dengan
memutar katrol dan diusahakan supaya pipa tidak lepas
15.Setelah kegiatan sondir selesai, alat-alat dibesihkan

D. PERHITUNGAN

38
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

Pekerjaan dihentikan pada keadaan :


 Untuk sondir ringan, pada waktu tekanan manometer tiga
kali berturut-turut telah melebihi 350 kg/cm 2, atau kedalaman
maksimum 30 m.

 Hambatan lekat dihitung dengan rumus :


A
HL=(JH−HK )
B
dimana : A =Tahap pembacaan 20 cm
B = Faktor alat

 Jumlah hambatan lekat :

JHLI=HL

dimana : I = Kedalaman yang dicapai konus

E. KESIMPULAN
Tanah yang dilakukan percobaan sondir adalah tanah timbunan. Hal
ini dapat dilihat dari data penyondiran, bahwa hambatan konus dan jumlah
hambatan yang memenuhi syarat berada pada kedalaman 5 m.

PERCOBAAN XIII
KADAR AIR TANAH ASLI
(D 2216-92)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk memeriksa kadar air dari suatu cotoh tanah. Kadar air tanah
adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dan berat kering
tanah dalam persen.

39
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

B. ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan pada 105° – 110° C.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
- 0,01 gram, untuk berat kurang dari 100 gram

- 0,10 gram untuk berat antara 100 gram – 1000 gram

- 1 gram, untuk berat lebih dari 1000 gram/.


3. Desikator
4. Cawan timbangan tertutup dari gelas atau logam tahan karat.

C. BENDA UJI
Contoh tanah (basah) yang dipergunakan yang lolos saringan #.4
dengan berat minimum 50 – 100 gram.

D. PELAKSANAAN
1. Semua cawan yang akan digunakan, dibersihkan dan kemudian cawan
ditimbang dan dicatat
2. Cawan diisi dengan tanah masing-masing cawan A dan B ditimbang
berat cawan dan tanah (W2)
3. Masukkan tanah yang telah ditimbang tadi ke dalam oven selama 24
jam.
4. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan didinginkan, kemudian
ditimbang berat cawan + tanah kering (W3). Hitung kadar airnya.

PERCOBAAN XIV
KEPADATAN LAPANGAN
(SAND CONE)
(D 1556)

A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui/menentukan kepadatan dari suatu tempat pada
lapisan atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat ini digunakan untuk

40
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

menguraikan secara terbatas, pada tanah yang mengandung butir kasar,


yang lebih kecil dari 5 cm.

B. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Botol transparan untuk pasir
2. Corong kerucut ukuran 16.51 cm
3. Plat dasar/landas ukuran 30.48 x 30.48 cm, berlobang ditengah
ukuran 16.51 cm
4. Timbang kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 kg dan kapasitas 500
gram dengan ketelitian 0.1 kg
5. Pasir bersih, keras, kering dan bisa mengalir bebas (pasir ottawa)
6. Container, cawan
7. Parang
8. Oven
9. Kantong plastik
10.ATM

C. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1. Persiapan di laboratorium
 Menentukan berat isi kering pasir dalam gram/cm3
a Isi botol transparan dengan pasir secukupnya
b Timbang kontainer (=W1)
c Pasang corong pada botol transparan
d Balikan botol dan letakan diatas kontainer, sehingga
corong kontak dengan bagian atas kontainer
e Buka kran pelan-pelan hingga pasir dalam botol
mengalir mengisi kontainer
f Setelah kontainer penuh dengan pasir, kran ditutup
dan botol diangkat dengan hati-hati
g Ratakan permukaan pasir dalam kontainer, kemudian
timbang beratnya (=W2)
h Hitung volume kontainer (=V1 cm3)

41
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

i Berat isi kering pasir adalah :


(W 2 −W 1 )
D ps = (gram/cm ³ )
V1

 Menentukan berat pasir dalam corong


a Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian
pasang corong pada mulut botol, dan timbang beratnya (=W3)
b Letakan botol terbalik diatas plat landas
sedemikian rupa sehingga corong kontak dengan lubang
c Buka keran corong perlahan-lahan sehingga pasir
memenuhi corong
d Setelah corong penuh dengan pasir, aliran pasir
akan terhenti. Kran ditutup dan botol diangkat
e Timbang botol, corong dan sisa pasir dalam botol
(=W4)
f Hitung berat pasir dalam corong (=W3-W4)

2. Persiapan di lapangan
 Menentukan volume lubang pemeriksaan
a Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian ditimbang
beratnya bersama dengan corong
b Gali tanah dengan kedalaman maksimum 12 cm.
Kemudian ratakan bagian atas tanah yang akan diperiksa
c Letakan plat landas diatasnya, tepat diatas lubang dan
usahakan dinding dasar dari lubang tersebut serata mungkin
d Seluruh tanah dari hasil galian tersebut dimasukan ke
dalam kantong plastik, kemudian ditimbang. Didapat berat isi
tanah dan kadar air dari tanah tersebut
e Letakan botol beserta corong terbalik di atas pelat
landas sehingga pasir memenuhi lubang dan corong. Setelah
penuh, angkat dan timbang botol, corong, dan sisa pasir

42
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

f Kemudian pasir yang ada didalam lubang diangkat


dengan hati-hati. Bersihkan dari tanah yang terbawa ke dalam
pasir, kemudian di timbang

D. PERHITUNGAN
1. Hitung pasir yang akan keluar
= berat (botol + pasir mula-mula) – berat (botol + pasir sisa)
2. Hitung berat pasir dalam lubang
= berat pasir yang akan keluar – berat pasir dalam corong
3. Volume lubang pemeriksaan
berat pasir dalam lubang
= (cm3 )
b erat isi kering pas ir
4. Berat isi tanah basah
berat tanah basah
= (gram/cm3 )
volume lubang
5. Berat isi tanah kering
berat isi tanah basah
= ×100 %
100+kadar air
6. Derajat kepadatan lapangan
berat isi kering lapangan
= ×100 %
berat isi kering laboratorium
catatan :
- digunakan pasir ottawa karena pasir ini memiliki butir-butir yang
seragam atau homogen
- sewaktu mengisi kontainer dengan pasir, jangan sampai ada
getaran, sebab akan mempengaruhi kepadatan dari pasir
- untuk mencari ketelitian, maka percobaan ini perlu dilakukan 3
kali

43
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

PERCOBAAN XV
CONE PENOTROMETER
(D 3441-86)

A. MAKSUD PERCOBAAN

44
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

Untuk menentukan CBR di tempat pada kedalaman tertentu, tapi untuk


mendesain perkerasan jalan CBR ini tidak dipergunakan karena hasil yang
didapat terlalu besar.

B. ALAT YANG DIPERGUNAKAN


1. Pegangan
2. Propinring.
3. Arloji pembacaan (dial).
4. Dua batang yang dapat disambung satu sama lainya.
5. Dua macam konus dengan luas 0,2 inch2 dan 0,5 inch2.
6. Perlengkapan lainnya :
- cangkul untuk mengeruk tanah

- sendok tembok untuk meratakan tanah, dll.

C. BENDA UJI
Langsung dilakukan di lapangan

D, PELAKSANAAN
1. Gali lubang sampai tanah dasar kemudian ratakan.
2. Periksa alat cone penetrometer (sambungan-sambungan batang, arloji
menunjukan angka nol).
3. Ujung konus cone penetrometer ditempatkan di tanah dasar tadi,
cone berposisi vertikal dan tangan simetris pada pegangan.
4. Tekan cone ke bawah dengan gerakan konstan kira-kira 25 cm/det.
5. Arloji dibaca ketika cone (konus) masuk ke tanah, seperti apa yang
telah ditentukan (dalam percobaan ini batang telah ada garis kalibrasi
untuk setiap pembacaan).
6. Sebaiknya dalam satu lubang pemeriksaan dilakukan 3 kali dengan
posisi segitiga sama sisi, jarak 30 cm dengan kedalaman yang sama.
Ini dibuat agar pemeriksaan lebih teliti.

45
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

E. PERHITUNGAN
Diambil dari hasil percobaan, terlampir bersama formulir
Hasil dari titik pemeriksaan
Pembacaan pada kedalaman nol, Titik ke 1 = ………….
Titik ke 2 = ………….
Titik ke 3 = ………….
Jumlah = ………….
Kemudian dirata-ratakan hasilnya, sesudah itu dicari nilai
ekuivalen nilai CBR dengan menggunakan grafik 1, maka didapat nilai CBR
=………….. %, demikian untuk seterusnya.
Cara menetukan nilai CBR. Nilai penentuan CBR tanah dasar
diperoleh dengan dasar menentukan tebal perkerasan diatasnya. Oleh
karena kedalaman tanah itu berlainan, maka nilai CBR berlainan pula.
Maka untuk itu dipakai cara sebagai berikut :
Misalkan : kita mengambil dari hasil pembacaan kedalaman :
H = 2,5 cm (data terlampir)
H = 2,5 cm, hasilnya dirata-ratakan = …………. ,
Nilai CBRnya =…………. %
Tebal teoritis didapat = …………. cm
Tebal lapisan penutup (Tt - H) = …………. cm
Jadi CBR yang diperlukan = ……….… cm
Demikian untuk selanjutnya (H = 5 cm, dll)
Setelah diketahui seluruhnya (CBR yang diperlukan) maka untuk
menentukan CBR nya diambil niali CB yang terkecil dan dari hasil
praktikum di lapangan didapat CBR = ………….%

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


1. Waktu mengangkat alat (cone), tangan harus berada dibawah
propinring
2. Setiap akan memulai atau sesudah pemeriksaan, konus dan batang
cone harus dibersihkan.

46
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

3. Dikerjakan minimum 2 orang, untuk menekan alat dan untuk


membaca dial.
4. Bila ada hal-hal yang diaragukan misalnya konus kena batu,
pemeriksaan perlu diulang
5. Batas pembacaan :
Arloji pembacaan mempunyai batas satuan pembacaan yaitu dari 0 –
300. Pada waktu pemeriksaan pembacaan mendekati nol, ini bisa
terjadi pada tanah yang lembek atau basah dan sebaliknya
pembacaan mendekati 300 terjadi pada tanah lempung yang kering
serta padat atau pada lanau dan pasir yang padat. Jadi pembacaan
mendekati nol tersebut adalah pembacaan kecil/rendah dan
sebaliknya yaitu pembacaan tinggi.
Pada tanah biasanya mempunyai daya dukung yang bertambah kalau
semakin dalam, tetapi ada hal-hal yang perlu diketahui pada tanah
yang lunak ialah :
- mempunyai lapisan padat yang tipis

- mempunyai lapisan yang tipis dari bahan yang lunak.


dengan adanya tanah tersebut diatas maka disarankan agar setiap
penetrasi harus mencapai kedalaman 45 cm, sedang jarum
pembacaan 250 (maksimum).
Seandainya jarum pembacaan mencapai angka 250 sedang
kedalaman belum 45 cm maka lubang tersebut harus digali lagi
untuk mengetahui dengan pasti di bawah tanah lapisan padat tidak
terdapat lapisan lunak. Tetapi sebaliknya di jalan raya yang sudah
lama mempuyai tanah dasar bagian atas lebih pada dibandingkan
tanah dasar bagian dalam, hal ini disebabkan oleh :
- pengaruh lalu lintas

- pengaruh stabilisasi tanah mekanis dengan masuknya pasir


yang halus dari sub base.

47
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

48
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 6

49
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Anda mungkin juga menyukai