BAB I
PENDAHULUAN
I.III. Tujuan
Tujuan saya membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Panitia pesmaba, sebagai syarat untuk mengikuti pesmaba. Serta untuk dapat
diambil manfaat bagi pembuat dan pembacanya, terutama dalam mendalami
tentang penyakit DHF.
2
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001).
Demam dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan dewasa dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua
hari pertama terinfeksi virus ( Arif Mansjur : 2001).
ETIOLOGI
Penyebab utama : – virus dengue tergolong albovirus
Vektor utama : – Aedes aegypti.
– Aedes albopictus.
Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
a. kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
b. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
c. Penyedaiaan air bersih yang langka.
Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena.
a. Antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak
terbang aedes aegypti 40-100 m.
b. Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple
biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat,
(Noer, 1999).
PATOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-
antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi
C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
3
KOMPLIKASI
a. DHF mengakibatkan pendarahan pada semua organ tubuh, seperti pendarahan
ginjal, otak, jantung, paru paru, limpa dan hati. Sehingga tubuh kehabisan darah
dan cairan serta menyebabkan kematian.
5
b. Ensepalopati.
c. Gangguan kesadaran yang disertai kejang.
d. Disorientasi, prognosa buruk.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah
- Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui )
- Hemokonsentrasi ( N pria : 40-48 Nol % )
- Mas pembekuan normal ( 10-15 )
- Masa pendarahan memanjang ( N = 1-3 )
- Kimia darah : – Hiponatremia.
– Hipoproteinemia
– Hipokalemia
- SGOT, SGPT meningkat ( N < 12 u / i )
- Ureum meningkat.
b. Urine
- Albuminurial ringan
c. Sumsum tulang
Awal hiposelular kemudian menjadi hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan
maturasi. Hari ke-10 biasanya kembali normal.
d. Pemeriksaan serologi
Dilakukan pengukuran titer antibodi pasien dengan cara haema glutination
inhibition tes (HI test) atau dengan uji pengikatan komplemen (complement
fixation test/CFT) diambil darah vena 2-5 ml)
e. Foto thorak
Mungkin dijumpai pleural Efusion
f. USG
Hematomegali – Splenomegali
( Noer, 1999)
a. Darah
1) Trombosit menurun.
2) HB meningkat lebih 20 %
6
3) HT meningkat lebih 20 %
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
5) Protein darah rendah
6) Ureum PH bisa meningkat
7) NA dan CL rendah
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+)
PENATALAKSANAAN MEDIK
DHF tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 Liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak 1th 75 mg Im.
Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB (
anak 1th diberikan 5 mg/ kg BB.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
DHF dengan Renjatan
- Pasang infus RL
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/
kg BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
- Observasi intik output
- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam
, periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri
kompres
- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah
7
PENGKAJIAN
A. Wawancara
a. Biodata klien
Meliputi identitas pasien dan keluarga.
b. Riwayat kesehatan
– Riwayat kesehatan sekarang.
Biasanya klien demam, lemah, sakit kepala, anemia, nyeri ulu hati dan nyeri otot.
– Riwayat kesehatan keluarga.
Sebelumnya apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
- Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama.
B. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis, samnolen, koma (tergantung derajat DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan
2) Kepala
- Wajah : Kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis
- Mulut : Perdarahan gusi, muosa bibir kering dan kadang-kadang lidah kotor dan
8
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Subjektif
Pada pasien DHF data subjektif yang sering ditemukan timbul antara lain :
Breath: sesak napas
Blood: penurunan trombosit, perdarahan
Brain: sakit kepala
Blandder: urine menurun
Bowel: konstipasi
Bone: nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh tubuh, lemah
Anoreksia (tak nafsu makan), mual, haus, sakit saat menelan
Demam atau panas
B. Data Objektif
Data objektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain :
§ Suhu tubuh tinggi: menggigil; wajah tampak kemerahan (flushimg)
§ Mukosa mulut kering; perdarahan gusi; lidah kotor (kadang-kadang)
§ Tampak bintik merah pada kulit (petekie)
§ kulit, bibir dan lidah menjadi kering; tampak kehausan, sudah lama tidak buang
air kecil dan kelenturan kulit menurun
9
C. Diagnosis Keperawatan
a.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
b.Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
c.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
d.Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
e.Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
f.Resiko terjadi syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan
tubuh.
g.Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (pemasangan infus).
h.Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.
i.Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan
D. Intervensi
a.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Tujuan :
Suhu tubuh normal (36 – 370C).
Pasien bebas dari demam.
Intervensi :
1.Kaji saat timbulnya demam.
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.
Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
7)Anjurkan pasien untuk± 2,5 liter/24 jam. banyak minum
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
3. Berikan kompres hangat.
Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang
mempercepat penurunan suhu tubuh.
4. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.
10
makanan .
4)Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari mual.
5)Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.
6)Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.
Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan
diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.
7)Ukur berat badan pasien setiap minggu.
Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien
E. Evaluasi
a.Suhu tubuh pasien normal (36- 370C), pasien bebas dari demam.
b.Pasien akan mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
c.Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai
dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan.
d.Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien
terpenuhi.
e.Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi.
15
BAB III
PENUTUP
III.I KESIMPULAN
DHF adalah suatu penyakit yang harus segera di obati dan harus segera di
diagnose, apabila terlambat mengobati penderita, maka bisa
mengakibatkan kematian.
17
DAFTAR PUSTAKA