Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, alat transportasi merupakan kebutuhan mutlak bagi
penduduk di seluruh dunia. Dari anak-anak hingga manula sangat bergantung pada
alat-alat transportasi. Alat-alat transportasi yang digunakan saat sekarang ini adalah
kendaraan pribadi (mobil, motor, sepeda, dll ) dan kendaraan umum ( Angkutan Kota,
Metromini, Busway, Kereta Listrik, dll) yang disediakan oleh pemerintah.

Berkendara yang paling diminati di Ibukota adalah menggunakan sepeda


motor. Pengendara dapat mengefisiensikan waktu yang ada tanpa harus menghadapi
macet. Namun berkendara dengan sepeda motor memiliki beberapa kendala, kendala
yang paling sering dihadapi oleh pengendara adalah kebocoran ban yang disebabkan
oleh benda-benda tajam seperti paku-paku liar ataupun pecahan kaca yang tersebar
dijalan baik yang tidak disengaja maupun ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dengan adanya kendala kebocoran ban ini maka efisiensi waktu yang diharapkan bisa
berdampak negatif bagi pengendara. Peluang ini dimanfaatkan oleh sebagian orang
untuk membuka jasa tambal ban. Namun alat yang digunakan oleh pemilik jasa
tambal ban masih konvensional yakni dengan menggunakan alat press berulir yang
terhubung dengan tungku pembakaran. Proses ini memakan waktu sekitar 20-30
menit, Hasil penambalannya pun terkadang kurang baik dikarenakan suhu pemanasan
yang tidak stabil. Jika suhu penambalan terlalu berlebihan, maka dapat merusak ban
dalam. Begitu juga sebaliknya, jika suhu penambalan kurang, maka karet penambal
tidak dapat menahan beban karena tidak merekat sempurna yang mengakibatkan
karet penambal terkelupas.
Akibat pesatnya perkembangan teknologi, maka para pemilik jasa penambal
ban juga membutuhkan alat penambal ban dalam yang lebih baik untuk
memaksimalkan pekerjaannya. Oleh sebab itu, perlu dibuat alat penambal ban dalam
menggunakan energi panas yang lebih baik. Sumber energi panas tersebut dapat
diperoleh dari heater, gas LPG atau api spirtus dengan konstruksi pemanas yang lebih
terfokus. Berikut adalah data keunggulan dan kelemahan dari masing – masing
sumber energi panas :

No. Energi Panas Keunggulan Kelemahan

 Mudah penggunaanya  Membutuhkan pasokan


1. Heater  Tidak perlu isi ulang listrik yang cukup
 Suhu mudah diatur  Harga relatif mahal

 Sulit menerapkan
sistem penambalan
 Waktu penambalan dengan bahan bakar
singkat karena suhu gas
2. Gas LPG
cepat tercapai  Harga relatif lebih
mahal
 Membutuhkan isi
ulang
 Suhu sulit dikontrol
 Waktu penambalan
 Mudah penggunaanya
3. Api spirtus relatif lama
 Relatif lebih murah
 Membutuhkan isi
ulang
Tabel 1.1 Keuntungan dan kerugian beberapa sumber energi panas
Untuk memudahkan pengembangan produk alat penambal ban dalam ini maka
dipilih sumber energi panas dari heater, dengan harapan suatu saat listrik di Negara
kita akan menjadi hal yang mudah diakses di manapun dan dapat dijangkau oleh
siapapun.

1.2 Perumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, maka perumusan
masalah yang diangkat adalah :

1. Bagaimana cara meminimalkan waktu penambalan ban dalam, jika alat


penambal ban dalam konvensional membutuhkan waktu paling cepat 20
menit ?

Penyelesaian : Dalam mengatasi masalah yang timbul dari penambalan


dengan alat konvensional tersebut maka harus dibuat energi pemanas yang
lebih baik dan lebih cepat seperti menggunakan heater dengan sumber
energi listrik.

2. Bagaimana cara menstabilkan suhu untuk hasil penambalan ban dalam


yang baik, jika alat penambal ban dalam konvensional tidak memiliki suhu
yang stabil ?

Penyelesaian : Memasang termocontrol pada rangkaian elemen pemanas


sebagai pengatur kestabilan suhu sesuai dengan kebutuhan.
3. Bagaimana membuat sistem penekanan yang tepat agar kerapatan pada
pengepressan dapat dimaksimalkan ?

Penyelesaian : Menggunakan pegas helix tekan pada pengepress sehingga


tingkat kerapatan dapat dimaksimalkan dengan memperhitungkan defleksi
pegas serta beban maksimum yang diberikan.

4. Bagaimana merancang bangun alat penambal ban dalam yang ekonomis


dan ramah lingkungan ?

Penyelesaian :

a. Ekonomis : Mengganti sumber energi panas berbahan bakar


dengan sumber energi panas yang tidak memerlukan pengisian
ulang bahan bakar sehingga mengurangi biaya untuk pembelian
bahan bakar.

b. Ramah lingkungan : Mengganti spirtus dengan tenaga lain sebagai


sumber energi panas yang tidak menyebabkan polusi.

1.3 Tujuan

Tujuan yang diharapkan dalam rancang bangun alat ini adalah dapat membuat
alat penambal ban dalam dengan suhu yang stabil dan waktu penambalan seminimal
mungkin. Selain itu alat ini juga ramah lingkungan serta ekonomis.
Sesuai dengan prinsip penambalan, alat ini bertujuan untuk menambal lubang
kebocoran pada ban dalam dengan kekuatan rekat tertentu pada karet penambal.
Karena dengan kekuatan lubang kebocoran yang tepat, karet penambal tidak mudah
untuk mengelupas sehingga ban dalam dapat digunakan lebih lama.

1.4 Luaran yang Diharapkan

1.5 Kegunaan Program

Kegunaan dari proses rancang bangun alat penambal ban dalam dengan
pemanas listrik ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain meliputi :

1. Aspek ekonomi
• Dapat membuka peluang usaha bagi wiraswatawan bermodal kecil
yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
• Dengan aplikasi teknologi ini diharapkan akan mengoptimalkan
waktu kerja dan meningkatkan pelayanan bagi konsumen.

2. Aspek teknologi
Inovasi penerapan teknologi tepat guna dengan menggunakan
teknologi pemanfaatan listrik sebegai pengganti bahan bakar ( spirtus, minyak
tanah, bensin dll ) yang sederhana dengan biaya rendah dan hasil semaksimal
mungkin.

3. Aspek lingkungan
Mengurangi dampak polusi udara dari sisa pembakaran penambalan
ban terhadap lingkungan sekitar dan mengurangi resiko kebakaran yang
sangat mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai