Anda di halaman 1dari 6

INDUSTRI PERTANIAN

A. Definisi Industri Pertanian


Industri pertanian merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi
berbagai macam produk hasil olahan yang bermanfaat. Dalam industri pertanian
terdapat serangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan berinteraksi
membentuk suatu sistem yang biasa disebut sistem industri pertanian. Sistem
industri pertanian meliputi sub-sistem produksi bahan baku (produksi budidaya
tanaman), proses pengolahan sampai pemasaran dan distribusi. Sub-sistem
produksi budidaya tanaman merupakan kediatan mengkonversi atau
memanfaatkan sumber daya alam untuk dihasilkan bahan mentah hasil pertanian.
Bahan mentah yang digunakan dalam industri pertanian adalah komoditi
pertanian yang meliputi sumberdaya alam dan produk pertanian, antara lain:
tanaman, ternak, perikanan, hortikultura, mikrobiologi, dan sebagainya. Sub-
sistem pengolahan merupakan kegiatan untuk mempreservasi dan
mentransformasi hasil pertanian dari sub-sistem produksi menjadi produk hasil
olahan yang direncanakan. Sub-sistem pemasaran atau distribusi merupakan
kegiatan membawa produk hasil ke pasar, masyarakat, atau konsumen.
Tujuan dari indutri pertanian adalah menciptakan produk olahan hasil
pertanian yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan nilai jual bahan mentah. Dengan demikian dalam industri pertanian
diperlukan faktor pendukung agar industri pertanian dapat dipandang sebagai
kegiatan ekonomi yang berorientasi profit. Faktor yang dapat mendukung industri
pertanian antara lain adalah pemanfaatan keahlian (skills), teknologi dan
manajemen.
Contoh industri pertanian adalah perkebunan rosella, perkebunan teh,
perkebunan karet, perkebunan kopi, pabrik gula, perkebunan kelapa sawit, dan
lain-lain.
B. Perkebunan Rosella
1. Sub-sistem produksi budidaya tanaman
a. Persiapan lahan
Rosella dapat tumbuh pada tanah regosol, aluvial, dan latosol dengan
tekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan pH 6-7.
Tanaman rosella dapat tumbuh secara optimal pada ketinggian 0-900
meter di atas permukaan laut. Dengan lahan terbuka yang memiliki
curah hujan cukup dan dengan kelembaban 60-75%. Kebutuhan air
pada tanaman muda cukup tinggi, sedangkan pada tanaman dewasa
yang berbunga, kebutuhan airnya relatif sedikit. Umumnya, bunga
rosella ditanam secara monokultur.
b. Pembibitan
Benih yang diperlukan untuk lahan 1 hektar berkisar kira-kira 400 gr.
Tanaman rosella dapat dikembangbiakkan secara dengan benih yang
diperoleh dari tanaman yang sudah tua dan sehat, dengan ciri-ciri, kulit
buah berwarna cokelat. Buah yang sudah dipisahkan dari kelopaknya
dijemur di bawah sinar matahari selama tiga hingga lima hari. Bila
buah sudah kering, buah akan pecah dan biji-biji dalam buah akan
keluar. Siap ditanam kembali. Benih bunga rosella yang baik dapat
langsung ditanam di lahan atau disemaikan terlebih dulu dalam
polybag. Jika penanaman dengan bibit, terlebih dahulu dilakukan
perendaman. Perendaman benih rosella dengan air dan pupuk timpuh
selama satu malam. Setelah proses perendaman selanjutnya adalah
dilakukan persemaian. Persemaian benih rosella dengan kotak
persemaian selama 4-5 hari. Setelah satu Minggu menggunakan pupuk
timpuh, bibit dari kotak persemaian dipindahkan ke polybag untuk
ditanam langsung atau untuk penyulaman.
c. Penanaman
Pemindahan bibit dari polybag ke lahan penanaman dilakukan setelah
bibit berumur 6 Minggu. Penanaman bibit sebaiknya pada awal musim
hujan. Jarak tanam diatur 1×1,2 m., atau 1,5 m. x 1,5 m. Lubang tanam
dibuat dengan ukuran 20 cm. x 20 cm. x 20 cm. Prosesnya, bibit dalam
polybag diletakkan dalam lubang tanam dengan permukaan polybag
rata dengan tanah bagian atas. Kemudian barisan polybag diluruskan
dengan barisan tanaman yang lain. Alas atau dasar polybag dilepas
dengan cara mengiris horizontal melingkar dan sisi atau dinding
polybag diiris kanan-kiri dengan arah vertikal. Pengisian lubang tanam
dengan tanah dilakukan secara berangsur-angsur sambil mengeluarkan
polybag dari lubang tanam. Tanah di luar kolom polybag dipadatkan
secara hati-hati, sedangkan tanah dalam kolom polybag tidak boleh
pecah, diinjak atau dipadatkan, karena dapat merusak akar. Lahan
diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 kg. di setiap lubang
tanam. Apabila setelah bibit ditanam, tetapi tidak turun hujan, maka
perlu dilakukan penyiraman dan pengurangan jumlah daun hingga 2-3
helai untuk mengurangi proses penguapan.
d. Perawatan tanaman
Bibit yang telah ditanam harus dirawat secara intensif, sekurang-
kurangnya selama satu bulan. Jika ada bibit yang mati, kerdil atau
terserang penyakit akar, harus segera diganti. Guna menopang
pertumbuhan tanaman agar tidak roboh pada saat berbunga, setiap
pohon dipasang tongkat yang cukup kuat.
e. Pemanenan
Tanaman rosella mulai dipanen setelah berumur empat bulan. Panen
berkelanjutan setiap satu kali per minggu, selama 3-4 bulan
berikutnya. Dalam memanen, kelopak yang dipetik adalah kelopak
yang telah terbuka. Alat pemetikan yang digunakan adalah gunting
anti karat yang steril. Panen dilakukan secara bertahap, mulai dari
jenis kelopak yang telah merekah hingga mahkotanya yang sudah
rontok.
2. Sub-sistem pengolahan
a. Memisahkan Biji dari Kelopak
Setelah dipetik dan sebelum dikeringkan, biji di dalam kelopak harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Jika tidak, maka buah biji akan merusak
dan menghancurkan kelopak. Buah biji dikeluarkan dengan cara
disodok.
Penyodokan dilakukan dari pangkal tangkai sehingga buah biji keluar
melalui mahkota.
b. Pengeringan Kelopak
Setelah dipisahkan dari buah-biji, maka harus lakukan pengeringan
secepatnya. Baik langsung di bawah sinar matahari atau proses oven
agar terhindar dari pembusukan. Pengeringan berlangsung selama 3-4
hari berturut-turut atau tergantung pada cuaca hingga kelopak menjadi
kering.
c. Pengemasan kelopak rosella kering
Kelopak bunga rosella kering dapat bertahan dalam hingga beberapa
lama (mungkin bisa di atas 1 tahun) apabila cara pengemasannya tepat.
Kelopak rosella yang sudah benar-benar kering dikemas dalam
kantong plastik tebal dan kedap udara agar aroma dan kualitasnya
terpelihara.
3. Sub-sistem pemasaran dan distribusi
a. Penyimpanan
Setelah dikemas, rosella kering yang siap dipasarkan disimpan
ditempat yang kering. Kemasan rosella diletakkan di atas papan atau
bambu, dengan jarak minimal 30 cm dari atas lantai. Selain itu juga
rutin dilakukan pengecekan terhadap kemasan rosella apabila disimpan
dalam waktu yang lama. Agar bila terjadi kerusakan pada salah satu
kemasan, kerusakan tersebut tidak merambat.
b. Pemasaran
Pemasan produk rosella kering dapat dilakukan melalui bantuan media
massa, media cetak maupun elektronik. Dapat pula dipasarkan secara
langsung melalui pasar, pameran, swalayan, toko, dan lain-lain.
c. Distribusi
Sistem distribusi produk rosella dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan yang dipilih oleh pengelola industri pertanian. Distribusi
dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui
distributor).
TUGAS MATAKULIAH
SISTEM INDUSTRI PERTANIAN

Disusun oleh :
Nama : Fadila Suryandika
NIM : 07/254728/TP/8960

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009

Anda mungkin juga menyukai