Anda di halaman 1dari 12

Ê Ê

   

 Ê  
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia, terutama
untuk memasak dan minum. Dengan pesatnya perkembangan penduduk maka
kebutuhan khususnya air bersih untuk masyarakat juga semakin bertambah
besar. Air adalah kehidupan. Kalimat itu begitu dalam maknanya, tapi sebagian
besar orang/pengambil keputusan (pemerintah) tidak menyadarinya. Buktinya,
air minum belum termasuk kedalam daftar kebutuhan pokok manusia. Yang
umum disebut sebagai kebutuhan pokok adalah makanan, pakaian, dan
perumahan. Lebih spesifik lagi, khalayak sering menyebut sembako (Sembilan
bahan pokok) sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Padahal bila
dipikirkan sejenak, peranan air minum/ bersih tidak bisa tergantikan. Bila kita
tidak memiliki beras, kita masih bisa menggantikannya dengan singkong atau
jagung. Tapi apabila tidak ada air, bahan sembako akan menjadi barang
teronggok yang tak berguna. Memang saat ini air dapat dijumpai di mana-
mana. Tetapi belum tantu air itu memenuhi syarat secara kualitas untuk
diminum/dimasak.
Pencemaran terhadap sumber air minum telah sering menyebabkan
penyakit-penyakit dengan perantara air (0    
yang telah
membinasakan penduduk di sejumlah kota. Banyak persediaan air perkotaan
masih mempunyai bakteri pathogen dengan konsentrasi tinggi terutama di
pemukiman penduduk yang sangat padat dan kumuh serta pemukiman yang
dekat dengan bantaran sungai. Dr. John Snow, epidemologis, pada tahun 1855
menemukan bahwa penyakit kolera menyebar bersama air yang rusak. Studi
Bank Dunia (1992) mengungkapkan bahwa penyakit diare yang berasal dari air
yang tidak layak minum telah menyebabkan kematian lebih dari 3 juta
penduduk per tahun, jumlah terbesarnya anak-anak. Ini semua menunjukkan
betapa pentingnya air bagi kesehatan dan kehidupan. Air adalah kebutuhan
dasar manusia.
Pasokan air bersih untuk masyarakat di daerah Kalimantan Barat sebagian
besar berasal dari air sungai Kapuas. Sungai Kapuas merupakan sungai

c
terpanjang di Indonesia, dengan panjang sekitar 1.143 km , memiliki luas total
10.040.646 hektare atau setara 100.406,46 kilometer persegi, Sungai Kapuas
menjadi rumah lebih dari 300 jenis ikan air tawar.
Belakangan ini diketahui bahwa sungai kapuas tercemar berat, akibat aktivitas
penambangan emas. Walaupun telah mengalami pencemaran Sungai Kapuas
tetap menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat di sepanjang aliran sungai
ini. Air sungai Kapuas ada yang digunakan langsung oleh masyarakat un tuk
kebutuhan sehari-hari, namun ada pula yang diproses terlebih dahulu oleh
Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) barulah di distribusikan ke masyarakat,
baik kerumah-rumah, maupun indutri, perkantoran, hotel dan tempat umum
lainnya. Kota Pontianak menduduki peringkat 338 dari 341 pada tahun 2002
dalam hal layanan air minum per kabupaten atau kota (Percik, 2004, hal.12).
Hal ini menimbulkan pertanyaan, ³layakkah air yang kita minum?´. Oleh
sebab itu, di dalam makalah ini akan membahas pencemaran dan kelayak an
konsumsi air sungai Kapuas.


      
Permasalahan yang akan dibahas di dalam makalah ini antara lain:
1. Pencemaran yang terjadi di sungai Kapuas .
2. Kelayakan dari pengkonsumsian air sungai Kapuas.

Ê
  
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Agar mahasiswa mengetahui pencemaran yang terjadi di sungai Kapuas
2. Agar mahasiswa mengetahui kelayakan dari pengkonsumsian air sungai
Kapuas.


   
Dalam penulisan makalah yang berjudul ³Pencemaran dan
Kelayakan Konsumsi Air Sungai Kapuas´ ini Penulis menggunakan metode
kepustakaan, karena Penulis menggunakan buku-buku serta media lainnya
dalam mencari sumber-sumber materi yang digunakan di makalah ini.

£
Ê Ê
Ê   

      !  
Pencemaran adalah perubahan yang tidak diinginkan pada lingkungan
yang meliputi udara, daratan dan air, baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Makhluk hidup, zat, energy, atau komponen penyebab pencemaran disebut
polutan. Pencemaran sungai dapat disebabkan 3 polutan dibawah ini, yaitu:
a. Polutan makhluk hidup atau polutan biologi, air sungai dapat tercemar
oleh bakteri yang ada disampah dan kotoran
b. Polutan zat disebut juga polutan kimia. Air sungai dapat tercemar oleh
limbah kimia, seperti logam merkuri.
c. Polutan energy, disebut juga polutan fisik. Sungai dapat terkena polutan
fisik, seperti panas dan radiasi.

Definisi pencemaran air, menurut Surat Keputusan Menteri Negara


Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor :KEP -02/MENKLH/I/1988
Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain kedalam
air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyeba bkan
air, menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(pasal 1).
Banyak hal yang menyebabkan pencemaran di daerah aliran sungai (DAS)
Kapuas antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan pertambangan
Aktivitas penambangan tanpa izin (PETI) merupakan penyebab terbesar
terjadinya pencemaran di sungai Kapuas , karena merkuri merupakan
bahan kimia yang biasa digunakan untuk memurnikan butiran emas pada
penambangan emas tanpa izin . Hasil penelitian di Sekadau, dit emukan
kandungan merkuri (Hg) mencapai 0,2 ppb (parts per billion) dua kali lipat
di atas ambang batas normal. Penelitian di Kabupaten Sintang
menemukan kandungan Hg hingga 0,4 ppb. Pencemaran di hulu akan

º
berdampak pula di hilir sungai. Mudahnya merkuri dijual di pasaran Kalbar,
baik dalam kemasan kantung maupun botol plastik, turut mendukung
kegiatan PETI. Harga senyawa yang dipakai untuk aktivitas Penambangan
Emas Tanpa Izin ini pun amat terjangkau bila dibandingkan de ngan harga
emas yang melangit. Selain Hg, kegiatan pertambangan juga
menghasilkan cadmium dan timbal sebagai hasil dari limbah
pertambangan.
2. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dapat berdampak buruk
pada sungai, karena pada saat hujan, tidak ada lagi pohon yang menahan
aliran air tanah, sehingga air aka n mengalir kembali ke sungai bersama-
sama tanah atau lumpur sehingga dapat mengakibatkan pendangkalan
dan kekeruhan air sungai. Perlu adanya kerja sama dengan pemerintah,
karena pembukaan lahan untuk perkebunan harus memperhatikan tata
ruang wilayah agar terhindar dari dampak lingkungan yang merugikan
masyarakat.
3. Limbah rumah tangga dan industry
Salah satu limbah yang berasal dari rumah tangga adalah deterjen (air
cucian atau mandi) yang dibuang langsung ke sungai sedangkan limbah
yang berasal dari industr y contohnya adalah industry rumahan ({ 
 
pembuatan tempe, tahu atau kecap. Limbah ini dapat membunuh
makhluk hidup yang ada di sungai sehingga mengganggu ekosistem biota
di sungai, karena limbah mempengaruhi pH, dan ketersediaan oksigen di
air.
4. Membuang sampah di sungai
Sungai yang tercemar kotoran dan sampah yang mengandung bakteri dan
virus, dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat yang
menggunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari -hari. Sampah dan
kotoran juga memerlukan oksig en untuk porses penguraiannya, sehingga
kadar oksigen di dalam air berkurang dan kadar CO 2 meningkat. Jika kadar
oksigen suatu perairan turun sampai kurang dari 5mg per liter, air tersebut
rawan bagi kehidupan biota air seperti ikan. Selain itu sampah juga
menyebabkan pendangkalan sungai , ditambah lagi terjadi abrasi di sisi

Ñ
kanan dan kiri sungai, sehingga dapat mengakibatkan meluapnya air
sungai ketika turun hujan.
5. Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran terutama karena
penggunaan pupuk buatan, pestisida dan herbisida yang terbawa air hujan
dan akhirnya masuk ke aliran sungai. Pencemaran tersebut dapat
meracuni organisme air dan manusia yang menggunakannya untuk
kebutuhan sehari-hari.

 ! "  #       ! 
1. Adanya bahan pencemar merkuri di sungai Kapuas dapat menyebabkan
tumor, kerusakan syaraf, paralysis, kebutaan, gangguan jiwa, kerusakan
kromosom dan gangguan janin. Gejala-gejala ringan akibar keracunan
merkuri adalah depresi dan suka marah -marah yang merupakan sifat dari
penyakit kejiwaan. Merkuri anorganik bersifat toksik pada ginjal,
sedangkan merkuri organic seperti metil merkuri dapat menyebabkan
gangguan pada system saraf. Pemanasan logam merkuri membentuk
uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit ,selaput mukosa,mulut
dan saluran pernafasan. Merkuri dengan konsentrasi tinggi kadang kala di
dapatkan di perairan dan jaringan ikan yang berasal dari pemb entukan
ion monoetil merkuri yang larut CH 3Hg+ dan (CH3)2Hg, oleh bakteri
anaerobic didalam sedimen, merkuri dari senyawa-senyawa ini menjadi
pekat di dalam lemak jaringan ikan (penguatan biologis) dapat mencapai
103
2. Bahan pencemar cadmium sangat mirip den gan seng, dan kedua metal
tersebut sering terlibat bersama -sama dalam siklus biogeokimia, karena
kemiripan sifat kimianya dengan seng, cadmium dapat menggantikan
seng dalam kegiatan enzimatis. Kedua logam tersebut berada di dalam
air dengan biloks 2 +. Cadmium dapat berefek pada manusia, yaitu
tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, dan kerusakan dari sel -sel darah
merah .

u
3. Timbale selain berasal dari limbah pertambangan juga dapat berasal dari
bahan bakar yang mengandung timbale. Daya racun timbale yang akut
pada perairan menyebabkan kerusakan hebat pada ginjal, system
reproduksi, hati dan otak, serta system syaraf sentral dan bisa
menyebabkan kematian.
4. CO2 terdapat di dalam air, karena adanya pembusukan bahan -bahan
organic. Kandungan CO2 yang cukup tinggi, a ir akan lebih bersifat korosif
(bersifat asam/pH menurun) dan dapat membahayakan kehidupan
akuatik.
5. Unsure hara yang berasal dari pupuk dapat menyebabkan eutrofikasi
pada perairan. Istilah eutrofikasi berasal dari bahasa Yunani berarti nutrisi
/ hara baik, yang menjelaskan suatu kondisi dari suatu danau atau
penampungan / sumber air yang menyebabkan kemerosotan dari kualitas
airnya. Langkah pertama eutrofikasi dari badan air adalah adanya
masukan dari hara-hara tanaman yang berasal dari air buangan hara ata u
nutrient mencapai badan air yang kemudian menghasilkan sejumlah
besar biomas tanaman melalui fotosintesis. Salah satu tanaman yang
dapat tumbuh adalah ganggang. Pertumbuhan ganggang yang cepat dan
kemudian mati membutuhkan banyak oksigen untuk menguraika nnya,
sehingga sungai menjadi kekurangan oksigen dan mendorong
pertumbuhan organism anaerob.
6. Residu pestisida seperti DDT (dikloro difenil trikloroetana) yang
terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam
rangkai makanan ke tingkat trofik yang lebih tinggi, yaitu manusia,
sehingga dapat menyebabkan keracunan pada manusia.
7. Penggunaan sabun dan dampak penggunaan detergen. Sabun yang
masuk dalam system akuatik biasanya langsung terendap sebagai
garam-garam kalsium dan magnesium, dengan biodegridasi, sabun
secara sempurna dapat dihilangkan dari lingkungan sehingga sabun tidak
menyebabkan masalah pencemaran yang penting. Detergen yang masih
menggunakan surfaktan ABS, sangat lambat diurai oleh bakteri pengurai,
sehingga perairan akan dipenuhi oleh busa. Selain itu dapa

ÿ
menyebabkan penurunan tegangan permukaan air,pemecahan kembali
dari gumpalan (flock) koloid, pengemulsian gemuk dan minyak dan
pemusnahan bakteri yang berg una. Saat ini ABS diganti dengan LAS.

Ê
  $       !  

Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Nomor :KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan
Pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/ peruntukannya digolongkan
menjadi :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk
diolah sebagai air minum, dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry
dan listrik Negara.

Penentuan kelayakan konsumsi air sungai Kapuas, dapat melaui pengukuran


dengan parameter kualitas limbah.
Beberapa parameter kimia kualitas air antara lain sebagai berikut.
’ BOD (Ê {   

BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh


mikroorganisme di dalam air untuk menguraikan bahan organic yang ada
didalam air. Apabila kandungan oksigen dalam air menurun, maka
kemampuan mikroorganisme aerob untuk menguraikan bahan bua ngan
organic akan menurun pula. Nilai BOD diperoleh dari selisih oksigen
terlarut awal dengan oksigen terlarut akhir. BOD merupakan ukuran utama
kekuatan limbah cair.

*
’ COD (·{   )
COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan b uangan
yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Indicator ini
umumnya berguna pada limbah industry.
’ DO ( )
DO adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin kecil nilai DO dalam
air, maka tingkat pencemarannya semakin tinggi.
’ pH
nilai pH limbah cair adalah ukuran keasaman atau kebasaan limbah. Air
yang tidak tercemar memiliki pH antara 6,5-7,5. Air yang mempunyai pH
lebih kecil atau lebih besar dari pH normal tidak cocok untuk kehidupan
mikroorganisme.
Beberapa parameter fisika antara lain :
’  (½     ) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic
maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan.
TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam      
(PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya
berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air
(larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer
(2×10 -6 meter).
’  (p  ·   ) atau konduktansi adalah ukuran kemampuan
suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik
’  adalah residu tersuspensi

A. Berdasarkan parameter fisika menunjukan konsentrasi rata -rata TDS


sebesar muara Jungkat r 1.223mg/I dan TSS ( residu tersuspensi)
sebesar 250mg/L, dan daya hantar listrik (konduktivitas) sebesar 62,9
mikron/m.
B. Berdasarkan pengukuran menggunakan parameter kimia yang
dilakukan tim Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
(BaPelDaDa) dan supplier peralatan, kadar oksigen terlarut di sungai
Kapuas sebesar 4,98 mg/l,dengan pH 4,68,kepadatan terlarut 24,6

^
mg/l,kecepatan 1,6 m/s,tingkat kekeruhan air 22,1 KTU,saturasi 65,3
%,kadar polutan terlarut 29,6 mg/l, dan salinitas 0,0%
C. Parameter biologi menunjukkan ada atau tidaknya mikroorganisme. Di
sungai Kapuas banyak terkandung mikroorganisme bakteri E.coli, yang
disebabkan oleh MCK yang tidak higienis.

Penelitian menggunakan parameter fisika , kimia dan biologi menunjukkan


sungai Kapuas mengandung polutan yang tinggi. Status sungai kapuas dapat
dikatakan sudah tidak memenuhi sayarat untuk digunakan bagi keperluan air
baku air minum. Kualitas air sungai kapuas hanya memenuhi syarat untuk
digunakan bagi keperluan irigasi dan keperluan lain yang persyaratannya
serupa. Berdasarkan pasal 2 diatas, maka sungai Kapuas masuk dalam
 

Beberapa yang dapat dilakukan untuk menekan pencemaran di sungai Kapuas


antara lain sebagai berikut :
1. Peningkatan pengendalian terhadap eksploitasi ser ta rehabilitasi hutan
dan lahan.
2. Konsistensi terhadap tata ruang.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelola an sumber daya
air yang lestari.
4. Peningkatan kedisiplinan .
5. Pemenuhan ketentuan penambangan p asir yang ramah lingkungan.
6. Penegakan hukum terhadap penambangan emas tanpa izin .
7. Menertibkan pengelolaan daerah sempadan sungai termasuk penertiban
bangunan liar.
8. Pemberian penghargaan maupun hukuman terhadap lembaga usaha
atau pemerintah dalam upaya menjaga mutu air.
9. Peningkatan SDM baik internal maupun eksternal, koordinasi seluru h
pemangku kepentingan.
10. Menyamakan persepsi tentang konservasi sumber daya air.
11. Penguatan kelembagaan forum daerah aliran sungai.
12. Penambahan program muatan lokal tentang lingkungan hidup pada
kurikulum sekolah.

Œ
Ê Ê


 ! 

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia, terutama untuk
memasak dan minum. Dengan pesatnya perkembangan penduduk maka
kebutuhan khususnya air bersih untuk masyarakat juga semakin bertambah
besar. Kebutuhan air untuk masyarakat di kota Pontianak, di pero leh dari
sungai Kapuas. Namun adanya kegiatan pertambangan di daerah
hulu,pembuangan sampah dan limbah rumah tangga di sungai menyebabakan
pencemaran di sungai Kapuas, berdasarkan pengukuran melalui parameter
fisika,kimia dan biologi menunjukkan bahwa air sungai Kapuas sudah tidak
layak lagi untuk dikonsumsi dan hanya layak digunakan untuk keperluan irigasi
dan keperluan lain yang persyaratannya serupa. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor :KEP -
02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan pasal 2 , maka
sungai Kapuas masuk dalam  


Ê
  
Sungai Kapuas merupakan urat nadi masyarakat di Kalimantan Barat, oleh
karena itu dihimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa menjaga dan
memelihara kebersihan serta kelestarian sungai sehingga sungai dapat
digunakan sesuai fungsinya.










c
 % & 

Achmad, Rukaesih. 2004.    Penerbit Andi:Jakarta.
Anonym. 2011.           Ê  {
http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=85375
[diakses tanggal 6 April 2011] Pontianak
  Parameter Fisika. {!""    # 0  " $
"%diakses tanggal 26 April 2011] Pontianak
Luthfi, Achmad. 2009. Penanggulangan terhadap Terjadinya Pencemaran Air
dan Pengolahan Limbah. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/
penanggulangan-terhadap-terjadinya-pencemaran-air-dan-
pengolahan-limbah/ [diakses tanggal 6 April 2011] Pontianak Rayuni,
Safitri. 2008. &          Ê 0 {    Ê  
http://Safitrirayuni.Blogspot.Com/2008/01/Air -Sungai-Kapuas-Di-
Bawah-Standar-Baku.Html [diakses tanggal 6 April 2011] Pontianak
Mukhtar. 2008.            '   {   '  
http://www.kapuashulukab.go.id/geografis_kualitas_air_daerah.html
[diakses tanggal 6 April 2011] Pontianak
Percik. 2004. Sekilas kondisi air minum dan sanitasi Indonesia. Kelompok kerja
air minum dan penyehatan lingkungan :bogor (hal 7 -12)

Rani, Syahrul. 2011. &0     ( 0  ½ 


http://Www.Rripontianak.Com/2011/03/Awas -Sungai-Jawi-Tercemar/
[diakses tanggal 6 April 2011] Pontianak
Walhi. 2011. ) {      { ½  &       
http://limbah.org/walhi -perlu-langkah-tegas-atasi-pencemaran-
kapuas.html [diakses tanggal 6 April 2011] Pontianak

cc

Anda mungkin juga menyukai