BAB I
PENDAHULUAN
1
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
(merkuri) dan kadar H2SO4 yang tinggi pencemaran ini sangat mempengaruhi
ekonomi masyarakat sekitar, ribuan petani ikan mas jaring terapung di kawasan
ini terancam gulung tikar karena produksi ikan turun terus Pikiran
Rakyat(08/06/03). Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan
berlangsung lama,juga akan mengakibatkan pencemaran air.Sebagai contoh, hal
ini terjadi di NTB yang terjadi pencemaran karena dampak pestisida dan limbah
bakteri e-coli.Petani menggunakan pestisida di sekitar mata air Lingsar dan
Ranget(Bali Post, 14/8/03).
Pencemaran air di banyak wilayah di Indonesia,seperti beberapa contoh
diatas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan
pemerintah sertakeengganannya untuk melakukan penegakan hukum secara benar
menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama
makin parah.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas
mengenai pencemaran air. Secara khusus, akan dibahas sumber, dampak dan
penganggulangan pencemaran air yang tidak lepas dari pengertian dan persfektif
hukum dari pencemaran air serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan
dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta
penanggulangannya, maka akan timbul kesadaran dari kita semua. Yang pada
akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman.
1.3.Landasan Teori
2
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
BAB II
PEMBAHASAN
3
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Daur Hidosfer
Peranan air di alam dan dalam kegiatan manusia sangat kompleks, perlu
pendekatan menyeluruh yang melihat interaksi manusia dengan air dalam konteks
ekonomi, sosial dan lingkungan.Pengelola air tawar yang terbatas di bumi
merupakan isu penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan.
70% dari permukaan bumi adalah air, namun <1% dari air tersebut adalah
air tawar yang tersedia secara berkelanjutan untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Air yang dapat dimanfaatkan adalah air sungai, danau, cadangan (mis.
waduk) dan sebagian air bawah tanah yang dapat diambil dengan biaya yang
relatif murah.
Dari air yang dievaporasi dari lautan, 90% jatuh kembali ke laut dan 10%
terbawa angin dan jatuh kedaratan menjadi:
• Air bawah tanah (akifer).
4
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
• Penyebaran air yang tidak merata secara ruang dan waktu (terlalu banyak
banjir dan terlalu sedikit kekeringan).
5
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
c. Lautan
• Media transportasi.
• Pengencer limbah.
Tetapi air laut tidak dapat digunakan untuk keperluan domestik, industri
atau pertanian yang menggunakan air tawar, kecuali bila dilakukan proses
desalinasi yang sangat mahal.
Permasalahan utama pada lautan:
• Perusakan ekosistem (perusakan terumbu karang dan hutan bakau,
pengambilan pasir).
6
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
• Air bawah tanah (ground water) atau akifer adalah air yang terdapat pada
pori-pori tanah, pasir, kerikil, batuan yang telah jenuh terisi air.
• Muka air tanah adalah garis batas antara air tanah dengan air bawah tanah
yang jenuh. Muka air tanah ini naik pada musim hujan dan turun pada
musim kemarau.
• Jumlah air bawah tanah 40x lebih banyak daripada air permukaan air,
tetapi penyebarannya tidak merata.
• Pencemaran pertambangan.
• Pembuangan sampah.
2. Penurunan Kuantitas
Intrusi air laut (pergeseran batas air laut dan air tawar
kearah daratan).
Kerucut depresi.
7
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
2. Pencemaran.
Pencemaran air terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik di
laut, sungai, danau bahkan parit di depan rumah kita. Air yang berwarna
kecoklatan bahkan hitam seolah sudah menjadi pemandangan yang biasa dan
dapat kita lihat sehari hari. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi,
8
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap
kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia.
Pencemaran air juga dapat didefenisikan sebagai masuknya atau di masukannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya.
Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat
mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tsb. Pencemaran air ini terjadi
di sungai,lautan,danau dan air bawah tanah.
9
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
10
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
• Limbah industri
Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang ke
sungai dan juga tumpahan minyak dilautan. Pencemaran di sungai dan dilautan ini
telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk
11
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
12
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik,
mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun
demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan bijaksana.
Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-
limbah industri, pertanian dan bahanpencemar lainnya. Limbah rumah tangga
akan mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya.
Semakin besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.
Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll.) maupun cairan
(air cucian, minyak gorengbekas, dll.). Di antara limbah tersebut ada yang mudah
terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai. Limbah rumah
tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, baterai
bekas, air aki. Limbah-limbah tersebut tergolong bahan berbahaya
danberacun(B3).Tinja, air cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit-
bibit penyakit atau pencemar biologis (seperti bakteri, jamur, virus, dan
sebagainya) yang akan mengikuti aliran air.
• Limbah lalu lintas
Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari
kapal tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak
dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga
sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
• Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan
misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan.
Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak
terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar
sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-
organisme yang hidup di dalamnya.
Pada pemakaian pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan eutrofikasi
pada badan air/perairan terbuka.
13
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Limbah pertanian
14
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida padaa tanaman untuk membunuh
serangga.
e. Minyak dan Hidrokarbon
Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal
pengangkut minyak.
f. Radio Nuklida
Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan
limbah radioaktif.
g. Logam-logam Berat
Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.
h. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan
ternak.
i. Kotoran manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.
15
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
16
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air,
sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika
tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen.
Bibit-bibit penyakit
berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia.
Berbagai polutan memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2 kurang ,
pengurainya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau
busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah,
air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat
merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan kanker. Sejumlah besar
limbah dari sungai akan masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak
kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan
yang berbahaya masuk kelaut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang
yang belum diketahui. Banyak jenis kerang-kerangan yang mungkin mengandung
zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tecemar oleh minyak yang
asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai atau dari kapal tanker
yang rusak. Minyak dapat mematikan, burung dan hewan laut lainnya, sebagai
contoh, efek keracunan hingga dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang
sebuah industri plastik keteluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan
masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan mennggal.
17
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
18
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
1.Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan
sepeda motor
3.Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan
sebagai tempat kakus
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu
5.Pembuatan kolam pengolah limbah cair .Saat ini mulai digalakkan pembuatan
WC umum yang dilengkapi septic tank di daerah/lingkungan yang rata-rata
penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC
umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah dan sehat
karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air tanah.Selain itu, sudah
saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air cucian, air
kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung
dialirkan ke selokan atau sungai. Untuk limbah industri dilakukan dengan
mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan,
baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun
biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam
terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah
air yang tidak tercemar.
Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut:
a) Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan
padatan yang mengendap atau
mengapung.
b) Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan
secara biologis
19
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
20
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Kesimpulan:
Meskipun 70% permukaan bumi tertutup air, namun sesungguhnya hanya sekitar
2.5% saja yang berupa air tawar, yang lainnya merupakan air asin. Itu pun tidak
sampai 1% yang bisa dikonsumsi, sedangkan sisanya merupakan air tanah yang
dalam atau berupa es di kutub. Tidaklah pada tempatnya kalau orang
mengeksploitasi air secara berlebih. Mereka memanfaatkan air seolah-olah air
berlimpah dan merupakan ‘barang bebas’. Padahal semakin terbatas jumlahnya
akan berlaku hukum ekonomi, dimana air merupakan benda ekonomis. Sebagai
bukti, masyarakat pedesaan harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk
mendapatkan air di musim kemarau. Orang rela bersusah payah dan berani
membayar mahal untuk membeli air ketika terjadi krisis air.
Adanya permasalahan air yang sedang dialami dunia ini telah mendorong dan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian perlunya upaya bersama dari seluruh
komponen bangsa dan bahkan dunia untuk dengan kebersamaan memanfaatkan
dan melestarikan sumberdaya air (SDA) secara berkelanjutan. Pengelolaan SDA
seperti cara lama yang dilakukan sendiri-sendiri atau secara terbatas oleh instansi-
instansi pemerintah dan para ahli bidang air sudah tidak dapat secara efektif
21
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
22
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Kedua, bila menggosok gigi, mencuci piring, atau mencuci mobil, janganlah
menggunakan air keran yang mengalir secara terus-menerus, tetapi tampunglah
terlebih dahulu dengan memakai gayung atau ember. Ketiga, gunakanlah air parit
untuk menyiram tanaman. Keempat, biasakan sebelum tidur malam, pastikan
semua keran air tidak ada yang meneteskan air. Kelima, apabila ada kebocoran,
laporkan secepatnya ke PAM terdekat agar membenahi pipa air yang bocor.
Saran:
Saran yang penulis akan sampaikan :
Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
Sebaiknya kita berhati-hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang
terpolusidan tidak terpolusi.
Jagalah agar air di lingkungan rumah dan sekitarnya agar tetap bersih dan
terhindar dari pencemaran air.
Jangan membuang sampah kesungai, dan jika terjadi penimbunan sampah di
sungai akan mengakibatkan banjir
23
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Studi kasus
Kota Bandung
Berdasarkan data Pemerintah Kota Bandung, saat ini Kota Bandung menghasilkan
sampah sekitar 6.000 m3/hari. Data BPS tahun 1999 menyatakan bahwa baru
11,25% sampah di daerah perkotaan yang diangkut oleh petugas, 63,35% sampah
ditimbun atau dibakar, 6,35% sampah dibuat kompos, dan 19,05% sampah
dibuang ke kali atau dibuang sembarangan. Besarnya volume sampah yang
dibuang ke kali atau dibuang sembarangan berpotensi pada terjadinya pencemaran
sungai. Jumlah sampah yang dibuang ke kali atau dibuang sembarangan tersebut
24
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
25
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Sesampainya di TPA pun permasalahan sampah ini bukan berarti selesai, karena
pada kenyataannya TPA hampir selalu bermasalah. Prof. Enri Damanhuri, peneliti
dari Teknik Lingkungan ITB, dalam sebuah kesempatan diskusi bersama media
yang diselenggarakan oleh K3A bersama ESP-USAID, menyebutkan bahwa
pemahaman semua pihak tentang TPA masih salah kaprah. Di mana fasilitas TPA
ini hanya dianggap sebagai tempat membuang sampah. Padahal dalam
menentukan sebuah TPA perlu dicari lokasi yang cocok dan baik, perlu dirancang
dan dibangun dengan baik dan benar, dan perlu dioperasikan dan dimonitor secara
sungguh-sungguh. Sehingga dibutuhkan dana anggaran yang memadai, sarana dan
prasarana yang memadai, dan SDM yang terampil dan terlatih. Tanpa prasyarat itu
semua, dapat dipastikan TPA akan selalu bermasalah dan masyarakat sekitar TPA
tetap enggan untuk menerima sampah orang kota.
Sampai dengan akhir Pelita V, baru 1,33% dari seluruh TPA yang ada di perkotaan
di Indonesia yang menggunakan metoda pembuangan akhir sampah Sanitary
Landfill (Adipura 1997) dan hingga saat ini, pengoperasiannya telah berubah
menjadi metoda Open Dumping akibat keterbatasan dana operasi dan
pemeliharaannya. Begitu pula yang terjadi di TPA Leuwigajah sebagai tempat
pembuangan akhir dari sampah yang dihasilkan Kota Bandung yang beroperasi
sejak tahun 1987 hingga tahun 2005. Menurut Prof. Enri Damanhuri, persoalan
utama dalam pengelolaan sampah di TPA Leuwigajah adalah kurangnya persiapan
lahan. Akibatnya infrastruktur berupa pipanisasi, tempat pengolahan, serta kolam
26
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Warga sekitar TPA Leuwigajah menuturkan bahwa semenjak TPA ini mulai
berfungsi, mata air yang semula digunakan untuk mandi, memasak, dan mengairi
sawah, sama sekali tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ini karena mata air itu telah tertimbun oleh sampah. Setelah ada sampah, mata air
itu bercampur air hitam seperti air kopi dari rembesan sampah.
Pengelolaan sampah skala kota merupakan sebuah sistem yang kompleks, namun
harus menjadi satu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi. Jika sampai saat ini
bentuk pengelolaan persampahan seperti di atas dipandang belum dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada, maka perlu segera dicari bentuk
pengelolaan baru atau perbaikan dari sistem yang telah ada. Pemerintah harus
terus membenahi sistem pengelolaan persampahan kota dengan memperhatikan
dampak lingkungan yang mungkin timbul dari sistem yang akan diterapkan. Saat
ini banyak bermunculan inisiatif-inisiatif pengelolaan sampah berbasis
masyarakat. Hasilnya pun cukup membanggakan, di mana masyarakat mampu
mengurangi volume sampah yang dihasilkannya. Misalnya seperti yang dilakukan
oleh warga RW 15 dan RW 20 Kelurahan Tamansari yang telah mampu mengolah
sampah organik menjadi kompos dan sampah plastik menjadi barang-barang yang
mempunyai nilai ekonomis. Perlu dukungan dari pemerintah menanggapi
munculnya inisiatif tersebut, sehingga akan mendorong inisiatif baru dari
masyarakat lainnya. Sehingga pada akhirnya volume sampah yang dihasilkan
Kota Bandung akan berkurang dan tingkat pencemaran yang disebabkan oleh
sampah pun akan berkurang pula.
27
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)
28