Anda di halaman 1dari 28

Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan komponen lingkunagn yang penting bagi


kehidupan.Makhlukhidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan
air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga
tidak ada kehidupan seandainya dibumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat
menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar baik
kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif yang bersih sangat didambakan
oleh banyak manusia, baik untuk kehidupan sehari-hari, untuk keperluan industri,
untuk kebersihan sanitasi kota, maupun keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Sekarang ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius.
Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi
barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas,
sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang
sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat.
Dari hari ke hari bila diperhatikan, makin banyak berita-berita mengenai
pencemaran air. Pencemaran air ini terjadi dimana-mana. Di Teluk Jakarta terjadi
pencemaran yang sangat merugikan bagi petambak. Tidak saja udang dan
bandeng yang mati, tapi kerang hijau pun turut mati pula, beberapa jenis spesies
ikan telah hilang. Secara kimiawi,pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta
tersebut telah sangat parah. Indikasinya populasi kerang hijau berkembang lebih
cepat dan semakin banyak, padahal sekarang ini merupakan indicator pencemar.
Kadar logam antara lain seng, tembaga, timbale telah mencapai ambang atas
normal.Kondisi ini sangat berbahaya, karena logam berat dapat diserap oleh
manusia atau hewan yang memakannya dan akn terjadi akumulasi
(Republika,17/02/03). Di Waduk Saguling juga terjadi pencemaran logam berat

1
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

(merkuri) dan kadar H2SO4 yang tinggi pencemaran ini sangat mempengaruhi
ekonomi masyarakat sekitar, ribuan petani ikan mas jaring terapung di kawasan
ini terancam gulung tikar karena produksi ikan turun terus Pikiran
Rakyat(08/06/03). Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan
berlangsung lama,juga akan mengakibatkan pencemaran air.Sebagai contoh, hal
ini terjadi di NTB yang terjadi pencemaran karena dampak pestisida dan limbah
bakteri e-coli.Petani menggunakan pestisida di sekitar mata air Lingsar dan
Ranget(Bali Post, 14/8/03).
Pencemaran air di banyak wilayah di Indonesia,seperti beberapa contoh
diatas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan
pemerintah sertakeengganannya untuk melakukan penegakan hukum secara benar
menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama
makin parah.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas
mengenai pencemaran air. Secara khusus, akan dibahas sumber, dampak dan
penganggulangan pencemaran air yang tidak lepas dari pengertian dan persfektif
hukum dari pencemaran air serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan
dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta
penanggulangannya, maka akan timbul kesadaran dari kita semua. Yang pada
akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman.

1.3.Landasan Teori

Metode yang digunakan adalah:


• Mengumpulkan informasi
• Menganalisis data-data yang sudah ada.

2
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hidosfer

Hidrosfer merupakan lapisan yang terdapat di bagian luar bumi, yang


terdiri dari air laut (samudra), air sungai, air danau, air dalam tanah, dan resapan-
resapan. Prosentasi air di bumi paling banyak berada di lautan yakni sekitar
97,5%; kemudian dalam bentuk es sekitar 1,75%; berada di daratan sebagai air
sungai, air danau, air tanah sekitar 0,73%; dan hanya 0,001% dalam bentuk uap di
udara. Air di bumi mengulangi terus menerus sirkulasi: penguapan, presipitasi,
dan keluar dari tanah. Sirkulasi ini sering disebut dengan siklus hidrologi. Air
berubah dalam tiga wujud menurut waktu dan tempat, yakni dalam bentuk padat,
airsebagaicairan,airsebagaiuapsepertigas.
Umumnya volume benda mengecil (mengkerut bila suhunya rendah, tetapi
air mempunyai volume yang minimum pada sushu 4oC, lebih rendah dari 4oC
volumenya agak membesar lagi. Pada proses pembekuan, volume es bertambah
menjadi 1/11 kali lebih besar dari volume air semula. Karena itulah es mempunyai
densitas yang lebih rendah dari pada air, dan mengapung di permukaan air.
Air mudah mengembang dan mengkerut karena perubahan suhu. Tetapi
volumenya hanya berubah 5-10 kali tekanan 1 atmosfer. Air mempunyai kapasitas
menahan panas yang sangat besar, artinya kalor cair dan kalor uapnya cukup
besar. Sifat ini mengurangi variasi temperatur. Demikian pula air mudah
melarutkan banyak bahan, sehingga air sungai banyak menandung bahan-bahan
yang menumpuk daerah yang dialirinya.

3
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

Daur Hidosfer
Peranan air di alam dan dalam kegiatan manusia sangat kompleks, perlu
pendekatan menyeluruh yang melihat interaksi manusia dengan air dalam konteks
ekonomi, sosial dan lingkungan.Pengelola air tawar yang terbatas di bumi
merupakan isu penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan.

2.2 Ketersediaan Air di Bumi

70% dari permukaan bumi adalah air, namun <1% dari air tersebut adalah
air tawar yang tersedia secara berkelanjutan untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Air yang dapat dimanfaatkan adalah air sungai, danau, cadangan (mis.
waduk) dan sebagian air bawah tanah yang dapat diambil dengan biaya yang
relatif murah.
Dari air yang dievaporasi dari lautan, 90% jatuh kembali ke laut dan 10%
terbawa angin dan jatuh kedaratan menjadi:
• Air bawah tanah (akifer).

• Air tanah (infiltrasi sampai kedalam akar tanaman).

• Air permukaan (tidak masuk kedalam tanah).

• Air larian (mengalir di permukaan menuju daerah lebih rendah).

Manusia berinteraksi dengan daur air melalui berbagai kegiatanya, antara


lain dengan:

4
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

• Menggunakan air permukaan dan air bawah tanah.

• Melepaskan limbah atau pencemaran dari berbagai sumber


(perumahan, perkotaan, pertanian, industri) ke dalam lingkungan
perairan, bahkan mempengaruhi uap air di atmosfer.

• Mengubah bentang alam sehingga mempengaruhi air aliran serta


kualitas air permukaan dan air bawah tanah.

a. Permasalahan Air Global

• Peningkatan jumlah penduduk (peningkatan kebutuhan air).

• Penurunan kualitas lingkungan perairan.

• Penurunan kuantitas dan kualitas air tawar akibat pencemaran oleh


manusia.

• Penyebaran air yang tidak merata secara ruang dan waktu (terlalu banyak
banjir dan terlalu sedikit kekeringan).

• Penggunaan bersama sumber daya air oleh negara atau wilayah


bertetangga, dapat mengakibatkan perebutan bahkan peperangan.

b. Pencemaran Air (mencangkup pencemaran kimiawi, fisis dan biologis)

• Limbah rumah tangga (sabun, kotoran manusia).

• Sedimen (tanah erosi).

• Senyawa anorganik (minyak, pestisida).

• Bahan radioaktif (limbah pertambangan bahan radioakrif).

• Virus dan bakteri.

• Pencemar biologis (spesies tumbuhan/hewan asing yang tidak diinginkan).

5
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

• Pencemaran suhu (limbah industri).

c. Lautan

Laut merupakan reservoir air terbesar di bumi yang berfungsi sebagai:


• Pengatur iklim.

• Kompartemen penting dalam daur materi dan aliran energy.

• Habitat makhluk hidup dan sumber pangan bagi manusia.

• Sumber mineral dan energi (minyak bumi, gelombang pasang surut).

• Media transportasi.

• Pengencer limbah.

Tetapi air laut tidak dapat digunakan untuk keperluan domestik, industri
atau pertanian yang menggunakan air tawar, kecuali bila dilakukan proses
desalinasi yang sangat mahal.
Permasalahan utama pada lautan:
• Perusakan ekosistem (perusakan terumbu karang dan hutan bakau,
pengambilan pasir).

• Menjadi tempat pembuangan terakhir bagi segala pencemaran air, udara


dan tanah, termasuk senyawa beracun dan tumpukan minyak yang dapat
membahayakan sumber daya hayati, membahayakan kesehatan manusia,
menghambat aktifitas laut dan mengurangi kenyamanan.

• Penangkapan ikan atau pengambilan sumber daya yang berlebihan.

• Peningkatan permukaan laut dan perubahan iklim.

d. Air Tawar (air bawah tanah)

6
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

• Air bawah tanah (ground water) atau akifer adalah air yang terdapat pada
pori-pori tanah, pasir, kerikil, batuan yang telah jenuh terisi air.

• Akifer tak tertekan mendapatkan air dari infiltrasi.

• Aktifer tertekan terdapat di antara lapisan yang kurang permeable,artinya


berasal dari daerah pengisian atau resapan air di perbukitan.

• Muka air tanah adalah garis batas antara air tanah dengan air bawah tanah
yang jenuh. Muka air tanah ini naik pada musim hujan dan turun pada
musim kemarau.

• Jumlah air bawah tanah 40x lebih banyak daripada air permukaan air,
tetapi penyebarannya tidak merata.

• Pergerakan airbawah tanah sangat lambat .

Permasalahan Utama Air Bawah Tanah


1. Penurunan Kualitas

• Pencemaran pertambangan.

• Pembuangan sampah.

• Penimbunan senyawa berbahaya/radioaktif.

2. Penurunan Kuantitas

• Perusakan daerah resapan.

• Pengambilan air berlebihan yang dapat mengakibatkan


turunya muka air tanah dan terjadinya:

 Intrusi air laut (pergeseran batas air laut dan air tawar
kearah daratan).

 Kerucut depresi.

7
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

 Penurunan muka tanah.

3. Air Tawar (air permukaan)

• Perairan di permukaan dapat membentuk suatu ekosistem, misalnya


ekosistem danau dan sungai.

• Factor yang paling mempengaruhi pada ekosistem perairan adalah


O2 terlarut (fotosintesis, respirasi, penguraian) dan cahaya matahari
(suhu, fotosintesis).

Permasalahan Utama Air Permukaan


1. Pengeringan atau gangguan terhadap kondisi alami (dampak
pembuatan waduk, irigasi, pengeringan lahan basah).

2. Pencemaran.

3.3 Pencemaran Air

Pencemaran air terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik di
laut, sungai, danau bahkan parit di depan rumah kita. Air yang berwarna
kecoklatan bahkan hitam seolah sudah menjadi pemandangan yang biasa dan
dapat kita lihat sehari hari. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi,

8
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap
kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia.
Pencemaran air juga dapat didefenisikan sebagai masuknya atau di masukannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya.
Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat
mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tsb. Pencemaran air ini terjadi
di sungai,lautan,danau dan air bawah tanah.

3.3.1 Pencemaran air dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu:


Sumber Langsung Sumber Tidak Langsung
1. Sumber Langsung
Sumber – sumber langsung adalah buangan (effluent) yang berasal dari sumber
pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik
berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah.
Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air,
(system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan ..
2. Sumber Tidak Langsung
Sumber – sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air tanah
akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun
dari limbah domestik..

9
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

Pencemaran Air di Sungai


Limbah Pemukiman | Limbah Pertanian | Limbah Industri | Limbah
Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara
biasanya tercemar asam sulfat dan
senyawa besi, yang dapat mengalir ke
luar daerah pertambangan. Air yang
mengandung kedua senyawa ini dapat
berubah menjadi asam. Bila air yang
bersifat asam ini melewati daerah batuan
karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.
Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan memberi efek
terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci karena sabun
tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan memboroskan sabun, karena sabun tidak
akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah pertambangan
yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam
sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan
akuatik.
Selain pertambangan batubara, pertambangan lain
yang menghasilkan limbah berbahaya adalah
pertambangan emas. Pertambangan emas
menghasilkan limbah yang mengandung merkuri,
yang banyak digunakan penambang emas tradisional
atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Para penambang
ini umumnya kurang mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri

10
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Biasanya mereka membuang dan


mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan ke selokan, parit, kolam
atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena
proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh
manusiamelalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami
para korban Tragedi Minamata.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda.
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

3.3.2 Sumber-sumber Pencemaran Air Meliputi:

• Limbah industri

Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang ke
sungai dan juga tumpahan minyak dilautan. Pencemaran di sungai dan dilautan ini
telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk

11
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

sungai, pembuangan limbah industri / pabrik telah merusak habitat


sungaisepanjangpuluhankilometer.
Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak dan zat
lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen
dalamair.

• Limbah rumah tangga

Selain limbah industri, penyebab pencemaran diakibatkan oleh


pembuangan sampah ke dalam sungai, limbah laundry dan limbah rumah tangga
Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan
bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman
air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai
akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun. Dalam keseharian kita,
kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara mengurangi jumlah sampah
yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur ulang (recycle), mendaur
pakai (reuse). Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari
rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi "masyarakat kimia", yang
menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci,
memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya .Teknologi
dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air

12
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik,
mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun
demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan bijaksana.
Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-
limbah industri, pertanian dan bahanpencemar lainnya. Limbah rumah tangga
akan mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya.
Semakin besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.
Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll.) maupun cairan
(air cucian, minyak gorengbekas, dll.). Di antara limbah tersebut ada yang mudah
terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai. Limbah rumah
tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, baterai
bekas, air aki. Limbah-limbah tersebut tergolong bahan berbahaya
danberacun(B3).Tinja, air cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit-
bibit penyakit atau pencemar biologis (seperti bakteri, jamur, virus, dan
sebagainya) yang akan mengikuti aliran air.
• Limbah lalu lintas
Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari
kapal tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak
dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga
sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
• Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan
misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan.
Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak
terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar
sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-
organisme yang hidup di dalamnya.
Pada pemakaian pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan eutrofikasi
pada badan air/perairan terbuka.

13
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

Limbah pertanian

3.3.3 Jenis jenis Polutan pada pencemaran air


Sesuatu benda dapat dikatakan polutan bila:
• Kadarya melebihi batas normal
• Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat
Polutan dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk
hidup, zat-zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan
dalam jumlah yang berlebihan menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan
pembersihan sendiri (regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan
perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera dan terpadu. Polusi Air adalah
peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya kedalam air
sehingga kualitas air terganggu. Kualitas air terganggu ditandai dengan perubahan
bau, rasa dan warna.

Beberapa contoh polutannya sebagai berikut :


a. Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen.
b. Nitrat dan Nitrit
Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan
proses pembusukan materi organic.
c. Poliklorin Bifenil (PCB)
Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas, plastik dan alat
listrik.
d. Residu Pestisida Organiklorin

14
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida padaa tanaman untuk membunuh
serangga.
e. Minyak dan Hidrokarbon
Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal
pengangkut minyak.
f. Radio Nuklida
Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan
limbah radioaktif.
g. Logam-logam Berat
Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.
h. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan
ternak.
i. Kotoran manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.

3.3.4. Macam-macam sumber polusi air


Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian dan rumah tangga.
Ada beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang
mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen
untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah pupuk
pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan yang
mengandung mengandung radioaktif dan panas.
Penggunaan insektisida seperti DDT (Dichloro Diphenil Trichonethan)
oleh para petani, untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar
penyakit lain secara berlabihan dapat mengakibatkan pencemaran air. Terjadinya
pembusukan yang berlebihan diperairan dapat pula menyebabkan pencemeran.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin
berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk.
Pembuangan sampah organic maupun yang anorganic yang dibuang kesungai

15
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

terus-menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan ini akan


menimbulkan banjir.
Belakangan ini musibah karena polusi air datang seakan tidak terbendung
lagi disetip musim hujan. Sebenarnya air hujan adalah rahmat. Akan tetapi rahmat
dapat menjadi ujian apabila kita tidak mengelolanyadengan benar.
Jika kita amati, air adalah unsur alam yang penting bagi manusia dengan sifat
mengalir dan meresapnya. Apabila jalur-jalur alirannya terganggu dan lahan
resapannya terbatas, air akan mengalir kesegala penjuru mengisi ruang-ruang
yang paling rendah. Akhirnya terjadilah banjir. Karena itu yang disebut polusi air
karena banyak kita yang kurang disiplin, misalnya dalam kebersihan lingkungan
dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir dapat terbagi dua akibat polusi air antara lain :
01. Banjir bandang (banjir besar), terjadi akibat air meluap dari jalur-jalur aliran
(sungai) dengan volume air yang besar.
02. Banjir genangan yaitu banjir local (setempat) akibat tergenangnya/
terkonsentrasinya air hujan disuatu daerah yang saluran air (arainase) dan lahan
resapannya terbatas. Akibatnya dalam waktu tertentu (temporer) air akan mengalir
disekitar lingkungan rumah kita.

Banjir akibat pencemaran air

3.3.5 Dampak Pencemaran Air


Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air
minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan

16
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air,
sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika
tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen.
Bibit-bibit penyakit
berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia.
Berbagai polutan memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2 kurang ,
pengurainya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau
busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah,
air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat
merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan kanker. Sejumlah besar
limbah dari sungai akan masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak
kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan
yang berbahaya masuk kelaut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang
yang belum diketahui. Banyak jenis kerang-kerangan yang mungkin mengandung
zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tecemar oleh minyak yang
asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai atau dari kapal tanker
yang rusak. Minyak dapat mematikan, burung dan hewan laut lainnya, sebagai
contoh, efek keracunan hingga dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang
sebuah industri plastik keteluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan
masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan mennggal.

Dampak Pencemaran Air Terhadap Rantai Makanan.


Rantai makanan dalam air akan terganggu akibat adanya pencemaran air. Dengan
banyaknya zat pencemaran yang ada di dalam air, menyebabkan menurunnya
kadar oksigen di dalam air tersebut. Beberapa jenis ikan maupun tumbuh-
tumbuhan yang ada dalam air akan mati karena kekurangan oksigen. Demikian
pula apabila zat pencemar tersebut beracun dan berbahaya, maupun terjadinya
kenaikan suhu iar, beberapa jenis biota akan mati, sehingga keseimbangan rantai

17
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

makanan terganggu. Disisi lain akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses


pembersihan diri secara alamiah yang seharusnya dapat terjadi menjadi terhambat,
atau dengan kata lain daya pembersih diri sungai sangat kecil..

3.3.6 Mencegah atau mengurangi dampak pencemaran air:

Limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktifitas


kehidupan manusia, baik dari setiap rumah tangga, kegiatan pertanian, industri
serta pertambangan tidak bisa kita hindari. Namun kita masih bisa mencegah atau
paling tidak mengurangi dampak dari limbah tersebut, agar tidak merusak
lingkungan yang pada akhirnya juga akan merugikan manusia.
Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan
oleh limbah berbahaya; setiap rumah tangga sebaiknya menggunakan deterjen
secukupnya dan memilah sampah organik dari sampah anorganik. Sampah
organik bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang.
Pemerintah bekerjasama dengan World Bank, pada saat ini tengah
mempersiapkan pemberian insentif berupa subsidi bagi masyarakat yang
melakukan pengomposan sampah kota.

Tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat:

18
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

1.Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan
sepeda motor

3.Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan
sebagai tempat kakus

4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu

5.Pembuatan kolam pengolah limbah cair .Saat ini mulai digalakkan pembuatan
WC umum yang dilengkapi septic tank di daerah/lingkungan yang rata-rata
penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC
umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah dan sehat
karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air tanah.Selain itu, sudah
saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air cucian, air
kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung
dialirkan ke selokan atau sungai. Untuk limbah industri dilakukan dengan
mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan,
baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun
biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam
terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.

Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah
air yang tidak tercemar.
Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut:
a) Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan
padatan yang mengendap atau
mengapung.
b) Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan
secara biologis

19
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

c) Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor


dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa
menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang
ingindihilangkan.
- Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida
untmengendapkanfosfor.
- Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau
bau.
- Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan
menggunakan tenaga
listrik
- Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral
dariair
- Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas,
tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak
tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan lumpur yang siap dikelola lebih
lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
Usaha-usaha lainnya untuk mencegah pencemaran air:
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya
tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah
yang tercemar akan tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau
tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga
agar tanah tetap bersih, misalnya;
01.Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh daridaerah perumahan atau
pemukiman
02. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari
lingkungan/ekosistem
03. Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia
lain yang dapat menimbulkan pencemaran

20
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

04. Memperluas gerakan penghijauan


05. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
06. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
07. Melakukan intensifikasi pertanian
08.Menghemat air.
09. Menjaga keberadaan dan kondisi daerah resapan/pengisian air (mis. hutan di
perbukitan).
10. Mengembangkan teknologi (mis. teknologi dalam pengolahan air minum dan
air limbah, atau dalam perancangan alat-alat yg hemat air)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Meskipun 70% permukaan bumi tertutup air, namun sesungguhnya hanya sekitar
2.5% saja yang berupa air tawar, yang lainnya merupakan air asin. Itu pun tidak
sampai 1% yang bisa dikonsumsi, sedangkan sisanya merupakan air tanah yang
dalam atau berupa es di kutub. Tidaklah pada tempatnya kalau orang
mengeksploitasi air secara berlebih. Mereka memanfaatkan air seolah-olah air
berlimpah dan merupakan ‘barang bebas’. Padahal semakin terbatas jumlahnya
akan berlaku hukum ekonomi, dimana air merupakan benda ekonomis. Sebagai
bukti, masyarakat pedesaan harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk
mendapatkan air di musim kemarau. Orang rela bersusah payah dan berani
membayar mahal untuk membeli air ketika terjadi krisis air.

Adanya permasalahan air yang sedang dialami dunia ini telah mendorong dan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian perlunya upaya bersama dari seluruh
komponen bangsa dan bahkan dunia untuk dengan kebersamaan memanfaatkan
dan melestarikan sumberdaya air (SDA) secara berkelanjutan. Pengelolaan SDA
seperti cara lama yang dilakukan sendiri-sendiri atau secara terbatas oleh instansi-
instansi pemerintah dan para ahli bidang air sudah tidak dapat secara efektif

21
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

mengatasi permasalahan. Pengalaman menunjukkan pengelolaan SDA yang


berkelanjutan tidak dapat diselesaikan sendirian oleh pemerintah dan karena itu
perlu melibatkan banyak pihak diluar instansi pemerintah. Dengan kesadaran akan
pentingnya air sebagai sumber kehidupan baik masa kini maupun masa datang
yang dibutuhkan oleh berbagai sektor, maka air merupakan urusan semua orang.
Ungkapan ‘Water is everybody business’ yang telah mendunia menjadi pedoman
bagi seluruh pihak dalam pengelolaan SDA.

Air merupakan barang ultra-esensial bagi kelangsungan hidup manusia, bahkan


para ahli memprediksi bahwa air akan menjadi sumber konflik di abad ke-21 ini.
Bocoran laporan terkini dari Pentagon yang dikutip The Observer menyebutkan
bahwa akan terjadi ‘catastrophic shortage’ (kekurangan air yang dahsyat) terhadap
air di masa mendatang yang akan mengarah pada menyebarnya perang di sekitar
tahun 2020. Di sisi lain kita juga sering bersikap ‘take it for granted’ terhadap air.
Bahkan dalam ilmu ekonomi dikenal adanya ‘water-diamond paradox’, di mana
air yang begitu esensial dinilai begitu murah, sementara mutiara yang hanya
sebatas perhiasan dinilai begitu mahal.

Masyarakat di perkotaan harus memiliki kesadaran membuat sumur resapan


sekaligus penampung air hujan. Dengan meresapnya air hujan ke tanah, akan
menambah cadangan air tanah sebagai sumber air bersih. Hal ini akan dapat
mengatasi sebagian masalah kekurangan air di musim kemarau serta mencegah
banjir di saat musim hujan. Mengingat repotnya memenuhi kebutuhan air bersih
di perkotaan -yang mengandalkan air tanah dan air permukaan- sudah saatnya
dilakukan revitalisasi gerakan hemat air dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
merupakan tindakan penyelamatan lingkungan hidup dan menghemat pengeluaran
rumah tangga. Jika setiap orang di Yogyakarta dapat menghemat satu liter air
setiap hari, ini berarti lebih dari 2 juta liter air yang bisa diselamatkan. Mengapa
tidak menghemat air dimulai dari sekarang? Hal-hal berikut meski sederhana,
namun sangat membantu sesama untuk menanggulangi kelangkaan air. Pertama,
usahakanlah menggunakan air mandi sehemat mungkin, jika memungkinkan
gunakanlah pancuran (shower) yang bisa diatur aliran airnya secara lambat.

22
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

Kedua, bila menggosok gigi, mencuci piring, atau mencuci mobil, janganlah
menggunakan air keran yang mengalir secara terus-menerus, tetapi tampunglah
terlebih dahulu dengan memakai gayung atau ember. Ketiga, gunakanlah air parit
untuk menyiram tanaman. Keempat, biasakan sebelum tidur malam, pastikan
semua keran air tidak ada yang meneteskan air. Kelima, apabila ada kebocoran,
laporkan secepatnya ke PAM terdekat agar membenahi pipa air yang bocor.

Saran:
Saran yang penulis akan sampaikan :
Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
Sebaiknya kita berhati-hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang
terpolusidan tidak terpolusi.
Jagalah agar air di lingkungan rumah dan sekitarnya agar tetap bersih dan
terhindar dari pencemaran air.
Jangan membuang sampah kesungai, dan jika terjadi penimbunan sampah di
sungai akan mengakibatkan banjir

Terakhir MARILAH KITA SELALU MENJAGA, MELESTARIKAN, DAN


MENGHEMAT AIR agar kita bisa menggunakan air sampai kapanpun.

23
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

Studi kasus

Kota Bandung

Berdasarkan data Pemerintah Kota Bandung, saat ini Kota Bandung menghasilkan
sampah sekitar 6.000 m3/hari. Data BPS tahun 1999 menyatakan bahwa baru
11,25% sampah di daerah perkotaan yang diangkut oleh petugas, 63,35% sampah
ditimbun atau dibakar, 6,35% sampah dibuat kompos, dan 19,05% sampah
dibuang ke kali atau dibuang sembarangan. Besarnya volume sampah yang
dibuang ke kali atau dibuang sembarangan berpotensi pada terjadinya pencemaran
sungai. Jumlah sampah yang dibuang ke kali atau dibuang sembarangan tersebut

24
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

berkontribusi terhadap pencemaran sungai sebanyak 60-70% dari semua jenis


polutan sungai (Draft Naskah Akademik RUU Pengelolaan Persampahan).
Sampah baik berupa sampah organik maupun anorganik di dalam sungai akan
mengalami pembusukan dan akan menurunkan kualias air, sehingga akhirnya
sumberdaya air sungai tersebut sudah tidak memenuhi syarat baku mutu sebagai
sumber air bersih bagi masyarakat. Bahkan PDAM Kota Bandung menjadikan
Sungai Cikapundung sebagai salah satu sumber air bakunya dengan jumlah debit
600 liter/detik. Sementara kondisi kualitas air sungai ini sebetulnya semakin hari
semakin menurun. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh Kelompok Kerja
Komunikasi Air bersama Environmental Services Program – USAID, pada bulan
Mei 2007 kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) di titik pantau Dago
Bengkok menunjukkan angka 5,8 mg/liter dan pada bulan Juni 2007 turun
menjadi 1,3 mg/liter. Sedangkan di titik pantau Banceuy pada bulan Mei kadar
oksigen terlarut menunjukkan angka 5,7 mg/liter dan pada bulan Juni 2007 turun
menjadi 2,8 mg/liter. Padahal menurut PP No. 8 tahun 2001, syarat kadar oksigen
terlarut untuk air baku minimal 6 mg/liter. Hal ini cukup mengindikasikan betapa
tercemarnya Sungai Cikapundung saat ini, yang salah satunya disebabkan oleh
sampah yang dibuang ke sungai baik secara langsung maupun tidak langsung.

Harus diakui bahwa tercemarnya Sungai Cikapundung merupakan dosa kita


bersama. Sebenarnya aturan hukum yang mengatur masalah persampahan di Kota
Bandung sudah ada berupa Peraturan Daerah Kota Bandung No. 27 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kebersihan Di Kota Bandung. Dalam perda ini diatur bahwa
pengelolaan sampah di Kota Bandung menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Begitu pula dalam Perda K3 No. 11 tahun 2005 pasal
49 ayat 1 n mengatur sanksi terhadap masyarakat yang membuang sampah
sembarangan. Namun di satu sisi sosialisasi peraturan ini masih dirasa kurang,
mengingat masih banyak masyarakat yang belum mengetahui peraturan ini.
Sarana untuk pembuangan sampah pun masih dirasakan jauh dari cukup. Di sisi
lain, tidak dapat dipungkiri masih banyak pula masyarakat yang kurang sadar
untuk membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat belum memiliki budaya
takut dan malu dalam membuang sampah. Selain itu, pemerintah pun masih

25
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

kurang tegas dalam menerapkan sanksi terhadap pelanggar peraturan. Sehingga


implementasi peraturan-peraturan yang ada tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya.Sampai dengan saat ini pengelolaan persampahan oleh pemerintah
masih menitikberatkan pada pengelolaan ketika sampah telah dihasilkan. Kegiatan
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sampah menjadi hal yang menonjol dilakukan oleh pemerintah.
Meskipun dalam Perda No. 27 tahun 2001 disinggung pula bentuk pengelolaan
sampah berupa pengurangan sampah sejak dari sumbernya, pemanfaatan atau
penggunaan kembali, daur ulang dan pengomposan sampah secara maksimal.

Sesampainya di TPA pun permasalahan sampah ini bukan berarti selesai, karena
pada kenyataannya TPA hampir selalu bermasalah. Prof. Enri Damanhuri, peneliti
dari Teknik Lingkungan ITB, dalam sebuah kesempatan diskusi bersama media
yang diselenggarakan oleh K3A bersama ESP-USAID, menyebutkan bahwa
pemahaman semua pihak tentang TPA masih salah kaprah. Di mana fasilitas TPA
ini hanya dianggap sebagai tempat membuang sampah. Padahal dalam
menentukan sebuah TPA perlu dicari lokasi yang cocok dan baik, perlu dirancang
dan dibangun dengan baik dan benar, dan perlu dioperasikan dan dimonitor secara
sungguh-sungguh. Sehingga dibutuhkan dana anggaran yang memadai, sarana dan
prasarana yang memadai, dan SDM yang terampil dan terlatih. Tanpa prasyarat itu
semua, dapat dipastikan TPA akan selalu bermasalah dan masyarakat sekitar TPA
tetap enggan untuk menerima sampah orang kota.

Sampai dengan akhir Pelita V, baru 1,33% dari seluruh TPA yang ada di perkotaan
di Indonesia yang menggunakan metoda pembuangan akhir sampah Sanitary
Landfill (Adipura 1997) dan hingga saat ini, pengoperasiannya telah berubah
menjadi metoda Open Dumping akibat keterbatasan dana operasi dan
pemeliharaannya. Begitu pula yang terjadi di TPA Leuwigajah sebagai tempat
pembuangan akhir dari sampah yang dihasilkan Kota Bandung yang beroperasi
sejak tahun 1987 hingga tahun 2005. Menurut Prof. Enri Damanhuri, persoalan
utama dalam pengelolaan sampah di TPA Leuwigajah adalah kurangnya persiapan
lahan. Akibatnya infrastruktur berupa pipanisasi, tempat pengolahan, serta kolam

26
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

penetralisir air sampah (lindi) belum dibangun. (Kompas, Teropong – 14 Maret


2005). Karena sanitary landfill tidak berlangsung dengan baik, tidak heran sekitar
satu tahun setelah TPA beroperasi, pencemaran air sampah terhadap sumber air
masyarakat sudah tinggi. Pencemaran air tanah oleh lindi karena tidak adanya
lapisan dasar dan tanah penutup yang akan menyebabkan lindi semakin banyak
dan dapat mencemari air tanah.

Warga sekitar TPA Leuwigajah menuturkan bahwa semenjak TPA ini mulai
berfungsi, mata air yang semula digunakan untuk mandi, memasak, dan mengairi
sawah, sama sekali tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ini karena mata air itu telah tertimbun oleh sampah. Setelah ada sampah, mata air
itu bercampur air hitam seperti air kopi dari rembesan sampah.

Pengelolaan sampah skala kota merupakan sebuah sistem yang kompleks, namun
harus menjadi satu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi. Jika sampai saat ini
bentuk pengelolaan persampahan seperti di atas dipandang belum dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada, maka perlu segera dicari bentuk
pengelolaan baru atau perbaikan dari sistem yang telah ada. Pemerintah harus
terus membenahi sistem pengelolaan persampahan kota dengan memperhatikan
dampak lingkungan yang mungkin timbul dari sistem yang akan diterapkan. Saat
ini banyak bermunculan inisiatif-inisiatif pengelolaan sampah berbasis
masyarakat. Hasilnya pun cukup membanggakan, di mana masyarakat mampu
mengurangi volume sampah yang dihasilkannya. Misalnya seperti yang dilakukan
oleh warga RW 15 dan RW 20 Kelurahan Tamansari yang telah mampu mengolah
sampah organik menjadi kompos dan sampah plastik menjadi barang-barang yang
mempunyai nilai ekonomis. Perlu dukungan dari pemerintah menanggapi
munculnya inisiatif tersebut, sehingga akan mendorong inisiatif baru dari
masyarakat lainnya. Sehingga pada akhirnya volume sampah yang dihasilkan
Kota Bandung akan berkurang dan tingkat pencemaran yang disebabkan oleh
sampah pun akan berkurang pula.

27
Analisis dampak lingkungan (AMDAL)

28

Anda mungkin juga menyukai